Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

45 No Pernyataan Ya Tidak n n 14 Keluarga jarang membawa pasien untuk kontrol 40 41 ke dokter 49.4 50.6 15 Keluarga tidak melanjutkan pengobatan 35 46 43.2 56.8 Lingkungan Masyarakat 16 Masyarakat mengucilkan pasien 63 18 77.8 22.2 17 Masyarakat menghina pasien 61 20 75.3 24.7 18 Masyarakat menganggap pasien tidak berguna 67 14 82.7 17.3 19 Masyarakat menolak keberadaan pasien 43 38 53.1 46.9 20 Pasien tidak mendapatkan perlakuan yang baik 60 21 dari masyarakat 74.1 25.9 Berdasarkan tabel diatas bahwa faktor penyebab kekambuhan pasien skizofrenia menurut persepsi keluarga yaitu pada faktor klien, keluarga menjawab “ya” pasien minum obat tidak sesuai jadwal 88,9. Pada faktor penanggung jawab pasien, keluarga menjawab “ya” petugas kesehatan jarang melakukan kunjungan rumah 86,4. Pada faktor keluarga, keluarga menjawab “ya” bahwa keluarga tidak menjelaskan manfaat minum obat kepada pasein 80,2. Pada faktor lingkungan masyarakat, keluarga menjawab “ya” masyarakat menganggap pasien tidak berguna 82,7.

5.2. Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan didapatkan bahwa faktor penyebab kekambuhan pasien skizofrenia menurut persepsi keluarga berdasarkan faktor klien yaitu sebagian besar menunjukkan bahwa 72 keluarga Universitas Sumatera Utara 46 88,9 menjawab “ya” pasien minum obat tidak sesuai jadwal, 56 keluarga 68,1 menjawab “ya” pasien menolak minum obat. Hasil penelitian ini sesuai dengan Keliat 2009 dalam Fitra 2013, menyebutkan salah satu faktor penyebab kekambuhan pasien skizofrenia yaitu klien, sudah umum diketahui bahwa klien yang gagal meminum obat dengan teratur mempunyai kecenderungan untuk kambuh. Klien skizofrenia khusunya sukar mengikuti aturan minum obat karena adanya gangguan realitas dan ketidakmampuan membuat keputusan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Carla, dkk 2008 melaporkan bahwa 76 pasien di skizofrenia di RS Dr. Sarjito Yogyakarta mengalami kekambuhan. Faktor-faktor yang dominan terhadap kekambuhan pasien skizofrenia antara lain ekspresi keluarga dan kepatuhan mengkonsumsi obat . Bila dikaitkan dengan data demografi, sebagian besar 44 keluarga 54,3 memiliki hubungan dengan pasien sebagai saudara kandung tentunya dapat memberikan dukungan yang lebih pada kepatuhan pasien minum obat. Orang terdekat dengan pasien atau keluarga yang merawat terlebih dahulu mengetahui tanda-tanda terjadinya kekambuhan akibat tidak patuhnya pasien minum obat. Sehingga keluarga menerima rangsangan atau stimulus dari pengalaman munculnya tanda gejala kekambuhan pasien. Berdasarkan faktor Penanggung Jawab Pasien, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 69 keluarga 85,2 menjawab “ya” kurangnya perhatian dari petugas kesehatan, 70 keluarga 86,4 menjawab “ya” petugas kesehatan jarang melakukan kunjungan rumah. Hasil penelitian ini juga didukung penelitian oleh Aji 2011, mengenai peran pelayanan kesehatan dalam mencegah terjadinya kekambuhan pada skizofrenia, yang menyebutkan bahwa ketersediaan pelayanan Universitas Sumatera Utara 47 kesehatan berperan bermakna secara signifikan dalam mencegah kekambuhan pasien skizofrenia. Hal ini didukung penelitian oleh Novita 2012 menunjukkan bahwa bagi seorang perawat menjalin hubungan yang baik dengan pasien gangguan jiwa merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukannya. Keberadaan perawat dan dokter merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan, hal ini harus benar-benar diperhatikan dan dikelola secara profesional sehingga mampu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan pengobatan optimal bagi pasien baik dipelayanan kesehatan maupun diluar pelayanan kesehatan, mengingat kondisi pasien yang memerlukan penanganan yang khusus. Namun terbatasnya penanggung jawab pasien dari pihak rumah sakit untuk melakukan kunjungan rumah, kemungkinan keluarga merasa tidak diperhatikan sehingga keluarga menganggap hal ini salah satu penyebab kekambuhan pasien skizofrenia. Usaha kesehatan mental sebaiknya dan seharusnya dimulai dari keluarga. Karena itu perhatian utama dalam kesehatan mental adalah menggarap keluarga agar dapat memberikan iklim yang kondusif bagi anggota keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan mental Notosoedirdjo dan Latipun, 2005, dalam Kurniawan, 2014. Berdasarkan faktor keluarga, hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 keluarga 80, 2 menjawab “ya” keluarga tidak menjelaskan manfaat minum obat kepada pasein, 57 keluarga 70, 4 menjawab “ya” keluarga tidak mengawasi pasien minum obat. Penelitian ini sesuai dengan Keliat 2009 dalam Fitra 2013, menyebutkan salah satu faktor penyebab kekambuhan pasien skizofrenia yaitu keluarga, dukungan dan bantuan merupakan variabel yang Universitas Sumatera Utara 48 sangat penting dalam kepatuhan pengobatan pasien skizofrenia. Pasien yang ditinggal sendirian secara umum memiliki angka kepatuhan yang rendah dibandingkan mereka yang tinggal dalam lingkungan yang mendukung. Sebagai kemungkinan lain, sikap negatif dalam lingkungan sosial pasien terhadap pengobatan dapat mempengaruhi kepatuhan. Hasil penelitian ini juga didukung penelitian oleh Fitra 2013 yang menyimpulkan bahwa dukungan keluarga memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan kepatuhan mengkonsumi obat terhadap kekambuhan pasien skizofrenia. Peneliti berasumsi bahwa hal ini dikarenakan sebagian besar keluarga bekerja 48 keluarga 59,3 sehingga peran dan fungsi keluarga terhadap pengobatan pasien berkurang, karena pada umumnya klien gangguan jiwa belum mampu mengatur dan mengetahui jadwal dan jenis obat yang akan diminum sehingga kurangnya pengawasan pasien dalam minum obat. Yosep 2009, menjelaskan bahwa dukungan masyarakat merupakan sebagai faktor yang bermakna dalam menahan stress bagi pasien yang menderita gangguan jiwa berat maupun bagi keluarga penderita gangguan jiwa. Adanya dukungan masyarakat berkorelasi dengan penurunan perawatan ulang bagi penderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan faktor lingkungan masyarakat, hasil penelitian menunjukkan bahwa 67 keluarga 82,7 menjawab “ya” masyarakat menganggap pasien tidak berguna, 63 keluarga 77,8 menjawab “ya” masyarakat mengucilkan pasien. Hasil penelitian ini sesuai dengan Keliat 2009 dalam Fitra 2013, menyebutkan salah satu faktor penyebab kekambuhan pasien skizofrenia yaitu lingkungan Universitas Sumatera Utara 49 masyarakat, lingkungan masyarakat tempat tinggal klien yang tidak mendukung juga dapat meningkatkan frekuensi kekambuhan. Misalnya masyarakat menganggap klien sebagai individu yang tidak berguna, mengucilkan klien, mengejek klien dan seterusnya. Hasil penenlitian ini didukung oleh penelitian Angermeyer 2003 tentang The stigma of metal illness: effect of labeling on public attitudes towards people with metal disorder. Penelitian yang dilakukan di Jerman ini menyimpulkan bahwa stigma atau persepsi masyarakat terhadap pasien gangguan jiwa adalah negatif, yaitu pasien gangguan jiwa dianggap orang yang berbahaya dan harus dihindari. Universitas Sumatera Utara 50

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

13 77 79

Faktor Penyebab Kekambuhan Pasien Skizofrenia Menurut Persepsi Keluarga di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

0 0 10

Faktor Penyebab Kekambuhan Pasien Skizofrenia Menurut Persepsi Keluarga di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

0 0 2

Faktor Penyebab Kekambuhan Pasien Skizofrenia Menurut Persepsi Keluarga di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

0 0 6

Faktor Penyebab Kekambuhan Pasien Skizofrenia Menurut Persepsi Keluarga di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

0 1 25

Faktor Penyebab Kekambuhan Pasien Skizofrenia Menurut Persepsi Keluarga di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

0 1 3

Faktor Penyebab Kekambuhan Pasien Skizofrenia Menurut Persepsi Keluarga di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

0 0 20

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 1 9

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 0 2

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 0 6