Pengolahan Nilai Utilitas Level Tiap Atribut

1 2 3 4 5 22. Kemasan botol 80 ml Mengurangi ketombe Aroma herbal Kuning 23. Kemasan sachet Mengatasi rambut rontok Aroma parfumsenyawa kimia Kuning 24. Kemasan botol 200 ml Mengurangi ketombe Aroma herbal Putih 25. Kemasan botol 120 ml Mengatasi rambut rontok Aroma herbal Hitam Selanjutnya konsumen diminta untuk memberikan ranking terhadap kombinasi sampo yang ada di tabel 3.2 dengan petunjuk 25 menyatakan sangat menyukai dan 1 menyatakan sangat tidak menyukai.

3.5 Pengolahan Nilai Utilitas Level Tiap Atribut

Analisis konjoin memiliki salah satu tujuan untuk mengetahui nilai gunautility dalam tiap-tiap level pada atribut yang akan diujikan. Untuk mengetahui nilai utilitas tersebut, harus diketahui preferensi responden, baik secara individu maupun agregat keseluruhan, dalam mengevaluasi ketertarikan responden terhadap produk sampo. Nilai utilitas individu bermanfaat untuk mendesain suatu produk sampo bersifat spesifik bagi masing-masing individu. Nilai utilitas agregat menunjukkan nilai utilitas secara keseluruhan dari responden penelitian ini. Terdapat nilai utilitas agregat dengan tanda negatif karena pengaruh efek coding dan proses penghitungannya. Dalam penafsiran angka utilitasnya perlu memperhatikan penyusunan rating yang dilakukan oleh responden. Karena dalam penelitian ini, responden melakukan Universitas Sumatera Utara penyusunan rating dari yang paling tidak disukai sampai yang paling disukai, maka tanda negatif yang terbaca sebagai nilai utilitas menunjukkan bahwa responden tidak menyukai level pada atribut tersebut. Untuk mengetahui perhitungan nilai utilitas setiap responden dan nilai utilitas agregatnya yaitu sampel respondennya sebanyak 94 orang mewakili mahasiswa S1 FMIPA USU dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Untuk atribut jenis kemasan, dengan level 5 sebagai kategori dasar maka dapat dikodekan sebagai berikut: Level 1 2 3 4 Level 1 1 Level 2 1 Level 3 1 Level 4 1 Level 5 Untuk atribut manfaat, dengan level 5 sebagai kategori dasar maka dapat dikodekan sebagai berikut: Level 5 6 7 8 Level 1 1 Level 2 1 Level 3 1 Level 4 1 Level 5 Universitas Sumatera Utara Untuk atribut aroma, dengan level 2 sebagai kategori dasar maka dapat dikodekan sebagai berikut: Level 9 Level 1 1 Level 2 Untuk atribut warna, dengan level 4 sebagai kategori dasar maka dapat dikodekan sebagai berikut: Level 10 11 12 Level 1 1 Level 2 1 Level 3 1 Level 4 Karena preferensi yang diperoleh dari responden masih berupa kata-kata, data tersebut perlu dikodekan menjadi variabel dummy, sebagaimana dilakukan pada regresi dengan variabel kuantitaif. Hasilnya adalah data pada tabel berikut: Tabel 3.4 Pengkodean Data untuk Regresi 1 2 3 4 5 6 No Jenis Kemasan Manfaat Aroma Warna Preferensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ranking Skor 1 1 1 1 8 1 Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 2 1 2 2 3 1 1 1 3 3 4 1 1 1 1 18 4 5 1 14 5 6 1 1 1 20 6 7 1 1 1 10 7 8 1 1 8 9 1 1 7 9 10 1 1 1 1 9 10 11 1 1 1 1 5 11 12 1 1 1 23 12 13 1 1 1 1 21 13 14 1 1 1 1 22 14 15 1 1 1 17 15 16 1 1 1 1 13 16 17 1 1 1 6 17 18 1 1 4 18 19 1 1 1 1 19 19 20 1 1 1 16 20 21 1 1 1 24 21 22 1 1 25 22 23 1 1 1 11 23 Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 24 1 12 24 25 1 1 1 15 25 Data yang sudah ditransformasi diubah bentuknya, sehingga data yang diperoleh dari hasil kuisioner dianalisis dengan persamaan regresi linear berganda dengan variabel bebas berupa dummy sebanyak 12 buah. Model yang diperkirakan mungkin bisa diwakili oleh persamaan regresi linear berganda berikut: � = + 1 1 + 2 2 + 3 3 + 4 4 + 5 5 + 6 6 + 7 7 + 8 8 + 9 9 + 10 10 + 11 11 + 12 12 dimana: � = utility atau kegunaan 1 , 2 , 3 , 4 = variabel dummy mewakili bagian Jenis Kemasan 5 , 6 , 7 , 8 = variabel dummy mewakili bagian Manfaat 9 = variabel dummy mewakili bagian Aroma 10 , 11 , 12 = variabel dummy mewakili bagian Warna Menentukan , 1 , … , 12 dapat menggunakan metode kuadrat terkecil dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.5 Coefficients a 1 2 3 4 5 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Universitas Sumatera Utara 1 Constant 4.422 4.178 1.058 .311 1 2 3 4 5 b1 12.297 4.244 .682 2.898 .013 b2 17.747 4.499 .984 3.945 .002 b3 4.633 3.756 .274 1.234 .241 b4 13.568 4.477 .690 3.030 .010 b5 -1.566 6.086 -.059 -.257 .801 b6 -5.917 4.290 -.301 -1.379 .193 b7 b8 4.337 -1.188 3.899 .221 1.112 .288 3.714 -.066 -.320 .754 b9 .276 2.627 .019 .105 .918 b10 -1.154 4.263 -.079 -.271 .791 b11 -.283 4.366 -.016 -.065 .949 b12 1.504 4.348 .083 .346 .735 Dengan diketahuinya kode variable dummy, dimana level 5 dan 4 sebagai kategori dasar. Setiap level perlu dilambangkan terlebih dahulu, untuk atribut kemasan utility masing-masing dilambangkan terlebih oleh � 11 kemasan 200 ml, � 12 kemasan 180 ml, � 13 kemasan 120 ml, � 14 kemasan 80 ml, � 15 kemasan sachet. Untuk setiap level dalam atribut manfaat dilambangkan � 21 menjadikan rambut lembut dan halus, � 22 mengatasi rambut rusak dan bercabang, � 23 mengatasi rambut rontok, � 24 menjadikan rambut tampak lebih hitam, � 25 mengurangi ketombe. Untuk setiap level dalam atribut aroma dilambangkan � 31 aroma parfumsenyawa kimia, � 32 aroma herbal. Untuk setiap level dalam atribut warna dilambangkan � 41 kuning, � 42 biru muda, � 43 hitam, � 44 putih. Universitas Sumatera Utara Hubungan setiap koefisien variable dummy, mewakili perbedaan dalam part-worth untuk level yang bersangkutan dikurangi part-worth dari level kategori dasar, misalnya untuk atribut kemasan, kita peroleh persamaan berikut: � 11 − � 15 = 1 � 12 − � 15 = 2 Untuk memecahkan parth-worth, suatu tambahan pembatasan diperlukan. Parth- worth diestimasi pada suatu skala interval, jadi titik asal origint sembarang arbitaary . Maka dari itu pembatasan tambahan mempunyai bentuk berikut: � 11 + � 12 + � 13 + � 14 + � 15 = 0 Persamaan untuk atribut pertama, yaitu kemasan, sebagai berikut: � 11 − � 15 = 1 1 � 12 − � 15 = 2 2 � 13 − � 15 = 3 3 � 14 − � 15 = 4 4 � 11 + � 12 + � 13 + � 14 + � 15 = 0 5 Dengan menggunakan nilai-nilai koefisien maka diperoleh persamaan: � 11 − � 15 = 12,297 6 � 12 − � 15 = 17,747 7 � 13 − � 15 = 4,633 8 � 14 − � 15 = 13,568 9 Universitas Sumatera Utara Dari persamaan 6 diperoleh persamaan: � 11 − � 15 = 12,297 � 11 = 12,297 + � 15 10 Dari persamaan 7 diperoleh persamaan: � 12 − � 15 = 17,747 � 12 = 17,747 + � 15 11 Dari persamaan 8 diperoleh persamaan: � 13 − � 15 = 4,633 � 13 = 4,633 + � 15 12 Dari persamaan 9 diperoleh persamaan: � 14 − � 15 = 13,568 � 14 = 13,568 + � 15 13 Dari persamaan 5 diperoleh persamaan: � 11 + � 12 + � 13 + � 14 + � 15 = 0 12,297 � 15 + 17,747 � 15 + 4,633 � 15 + 13,568 � 15 + � 15 = 0 5 � 15 = −48,245 � 15 = −9,649 14 Dari persamaan 10 diperoleh persamaan: � 11 = 12,297 + � 15 � 11 = 12,297 − 9,649 � 11 = 2,648 15 Universitas Sumatera Utara Dari persamaan 11 diperoleh persamaan: � 12 = 17,747 + � 15 � 12 = 17,747 − 9,649 � 12 = 8,098 16 Dari persamaan 12 diperoleh persamaan: � 13 = 4,633 + � 15 � 13 = 4,633 − 9,649 � 13 = −5,016 17 Dari persamaan 13 diperoleh persamaan: � 14 = 13,568 + � 15 � 14 = 13,568 − 9,649 � 14 = 3,919 18 Setelah diselesaikan diperoleh hasil sebagai berikut: � 11 = 2,648 � 12 = 8,098 � 13 = −5,016 � 14 = 3,919 � 15 = −9,649 Universitas Sumatera Utara Dengan cara yang sama dilakukan untuk semua atribut. Persamaan untuk atribut manfaat, yaitu: � 21 − � 25 = 5 � 22 − � 25 = 6 � 23 − � 25 = 7 � 24 − � 25 = 8 � 21 + � 22 + � 23 + � 24 + � 25 = 0 Setelah diselesaikan diperoleh hasil: � 21 = −0.699 � 22 = −5,05 � 23 = 5,204 � 24 = −0,321 � 25 = 0,867 Persamaan untuk atribut aroma, yaitu: � 31 − � 32 = 9 � 31 + � 32 = 0 Setelah diselesaikan diperoleh hasil: � 31 = 0,138 � 32 = −0,138 Universitas Sumatera Utara Persamaan untuk atribut warna, yaitu : � 41 − � 44 = 10 � 42 − � 44 = 11 � 43 − � 44 = 12 � 41 + � 42 + � 43 + � 44 = 0 Setelah diselesaikan diperoleh hasil: � 41 = −1,17 � 42 = −0,299 � 43 = 1,488 � 44 = −0,016 Dari hasil yang telah diperoleh, maka estimasi utilitas tiap levelnya yang disebut prediksi part-worth secara agregat yaitu sebagai berikut: � 11 = 2,648, � 12 = 8,098, � 13 = −5,016, � 14 = 3,919, � 15 = −9,649, � 21 = −0,699, � 22 = 5,05, � 23 = 5,204, � 24 = −0,321, � 25 = 0,867, � 31 = 0,138, � 32 = −0,138, � 41 = −1,17, � 42 = −0,29, � 43 = 1,488, � 44 = −0,016 Dan dari estimasi koefisien diatas maka dapat disubstitusi setiap estimasi utilitas kedalam persamaan dasar konjoin yaitu sebagai berikut: � = 2,648 11 + 8,098 12 − 5,016 13 + 3,919 14 − 9,649 15 − 0,699 2 1 +5,05 22 + 5,204 23 − 0,321 24 + 0,867 25 + 0,138 31 − 138 32 −1,17 41 − 0,29 42 + 0,1488 43 − 0,016 44 Universitas Sumatera Utara Nilai utilitas pada dasarnya adalah selisih antara rata-rata atribut tertentu dengan nilai konstantanya. Jika selisihnya bernilai negatif, maka responden kurang suka dengan stimuli produk tersebut. Sebaliknya, jika selisih adalah positif, maka responden suka dengan stimuli produk tersebut. Dari hasil perhitungan nilai utilitas maka dapat ditafsirkan analisis nilai utilitas setiap level pada atribut, yaitu: 1. Jenis kemasan. Karena utility untuk kemasan botol 180 ml positif dan bernilai paling besar, maka secara umum responden suka dengan sampo kemasan botol 180 ml. 2. Manfaat. Karena utility untuk manfaat mengatasi rambut rontok positif dan bernilai paling besar, maka secara umum responden suka dengan sampo yang bermanfaat mengatasi rambut rontok. 3. Aroma. Karena utility untuk aroma herbal bernilai positif, maka secara umum responden suka dengan sampo aroma herbal. 4. Warna. Karena utility untuk warna hitam postif dan bernilai paling besar, maka secara umum responden suka dengan sampo warna hitam. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsumen lebih tertarik pada produk sampo yang jenis kemasannya botol 180 ml, bermanfaat untuk mengatasi rambut rontok, dengan aroma herbal dan berwarna hitam. Tingkat kepentingan relatif suatu produk sangat perlu untuk melihat minat konsumen serta terhadap tenaga distributor untuk dapat mengkombinasikan atribut yang dianggap penting dan mengabaikan atribut yang relatif kurang menunjang minat konsumen. Berdasarkan utilitas level-level yang sudah dihitung maka dapat diketahui tingkat kepentingan setiap atribut, diketahui bahwa tingkat kepentingan atribut adalah selisih utilitas tertinggi dan terendah. Seperti dinyatakan pada persamaan berikut. Range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus: = � − min � Universitas Sumatera Utara Tingkat kepentingan setiap atribut adalah: Kemasan 1 = 8,098 − −9,649 = 17,747 Manfaat 2 = 5,204 − −5,05 = 10,254 Aroma 3 = 0,138 − −0,138 = 0,276 Warna 4 = 1,491 − −1,167 = 2,658 Dengan tingkat kepentingan atribut tersebut dapat diketahui urutan atribut berdasarkan tingkat kepentingan, tetapi jika diubah menjadi tingkat kepentingan relatif bobot dengan rumus: = =1 =1 = 1 Dengan rumus diatas maka bobot setiap atribut adalah: Kemasan 1 = 17,747 17,747+10,254+0,276+2,658 = 17,747 30,935 = 0,574 Manfaat 2 = 10,254 17,747+10,254+0,276+2,658 = 10,254 30,935 = 0,331 Aroma 3 = 0,276 17,747+10,254+0,276+2,658 = 0,276 30,935 = 0,009 Warna 4 = 2,658 17,747+10,254+0,276+2,658 = 2,658 30,935 = 0,086 Universitas Sumatera Utara Dari hasil nilai utilitas agregat level atribut dan tingkat kepentingan relatifnya akan digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut: Gambar 3.1 Tingkat Kepentingan Relatif 94 Mahasiswa FMIPA USU Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa atribut yang paling disukai mahasiswa FMIPA USU adalah kemasan sampo dengan bobot 57,4. Kemasan sampo yang paling disukai responden adalah kemasan 180 ml dengan nilai utilitas 8,098. Berikutnya adalah atribut manfaat dengan bobot 33,1, dimana manfaat sampo yang paling disukai responden adalah mengatasi rambut rontok dengan nilai utilitas 5,204. Berikutnya adalah atribut aroma dengan bobot 0,9, dimana aroma sampo yang paling disukai responden adalah aroma herbal. Berikutnya adalah atribut warna dengan bobot 8,6, dimana warna sampo yang paling disukai responden adalah warna hitam dengan nilai utility 1,488. 57,4 33,1 0,9 8,6 Kemasan Manfaat Aroma Warna Universitas Sumatera Utara

3.6 Interpretasi Hasil Analisis Konjoin