3. Kematian maternal karena akibat kejadian-kejadian yang tidak berhubungan
dengan proses reproduksi dan penanganannya pada ibu hamil, bersalin, dan masa nifas. Contohnya, kecelakaan, kebakaran, tenggelam, bunuh diri, dan
sebagainya. 4.
Kematian maternal yang tidak dapat digolongkan, yang disebut sebab tak jelas Mochtar, 1998.
Menurut laporan KIA Provinsi tahun 2011, jumlah kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 5.118 jiwa. Penyebab kematian ibu yang terbanyak masih
didominasi perdarahan 32, disusul hipertensi dalam kehamilan 25, Infeksi 5, Partus lama 5, dan Abortus 1. Penyebab lain-lain 32 cukup
besar, termasuk didalamnya penyebab penyakit non obstetrik kemenkes, 2013.
2.8. Faktor-faktor Resiko yang Mempengaruhi Kematian Maternal
Menurut Mochtar 1998, di Indonesia faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian maternal antara lain :
1. Faktor umum, yaitu karena masih banyaknya perkawinan, kehamilan dan
persalinan yang diluar kurun waktu reproduksi yang sehat, terutama pada usia muda.
2. Faktor paritas, yaitu ibu dengan jumlah kehamilan dan persalinan yang lebih
dari 6 kali masih banyak terjadi. 3.
Faktor perawatan antenatal, yaitu rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya.
4. Faktor penolong, yaitu tingginya angka dimana persalinan ditolong oleh
seorang dukun beranak, baru dikirim jika persalinan tidak maju atau terjadi komplikasi.
5. Faktor sarana dan fasilitas, seperti darah, obat-obatan yang murah dan
terjangkau, fasilitas anastesi, dan sebagainya. 6.
Faktor lainnya, yaitu faktor sosial ekonomi, kepercayaan dan budaya masyarakat, pendidikan dan ketidaktahuan, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
7. Faktor sistem rujukan, dimana belum seluruh kabupatan dapat diisi seorang
ahli kebidanan.
Menurut Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013, tingginya angka kematian ibu terkait dua faktor, yaitu :
1. Faktor penyebab langsung, yang ada di Indonesia masih didominasi oleh
perdarahan, hipertensieklampsia, dan infeksi. 2.
Faktor penyebab tidak langsung, karena masih banyaknya kasus 3 terlambat dan 4 terlalu, yaitu:
a. 3 Terlambat :
a Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan.
b Terlambat dirujuk ke fasilitas kesehatan
c Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
b. 4 Terlalu :
a Terlalu tua untuk hamil diatas usia 35 tahun
b Terlalu muda untuk hamil dibawah usia 20 tahun
c Terlalu banyak anak jumlah anak lebih dari 4
d Terlalu dekat jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun
2.9. Pencegahan Kematian maternal
Beberapa hal penting yang harus dicapai untuk menurunkan angka maternal mortality dalam buku Blackwell Lecturer Note 2004, yaitu :
1. Meningkatkan akses kesehatan antenatal.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemeriksaan
antenatal. 3.
Meningkatkan keterlibatan antara ahli kebidanan dan anastesi untuk saling berkonsultasi saat persalinan.
4. Mengunakan pedoman atas dasar bukti dalam semua area pemeriksaan
kesehatan maternal. 5.
Pelatihan secara berkala untuk semua staf, termasuk saat kasus darurat untuk kasus perdarahan dan distosia bahu.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu dalam buku rencana aksi percepatan penurunan angka kematian ibu di Indonesia Kemenkes, 2013, dikatakan seharusnya sebagian
besar kematian ibu dapat dicegah karena sebagian besar komplikasi kebidanan dapat ditangani.
Komplikasi dapat dicegah apabila : 1.
Ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan 2.
Tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain menggunakan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan
pelaksanaan manajemen aktif kala III MAK III untuk mencegah perdarahan pasca-salin
3. Tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi
4. Apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan
pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan 5.
Proses rujukan efektif 6.
Pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna
Selain itu, juga terdapat 3 kondisi yang perlu dicermati dalam menyelamatkan ibu, yaitu :
1. Sifat komplikasi obstetrik yang tidak dapat diprediksi, yang kemudian
menempatkan ibu hamil mempunyai resiko mengalami komplikasi kebidanan yang dapat mengancam jiwanya.
2. Karena setiap kehamilan beresiko, maka seharusnya setiap ibu mempunyai
akses terhadap pelayanan yang adekuat yang dibutuhkannya saat komplikasi terjadi. Sebagian komplikasi mungkin dapat mengancam jiwa sehingga harus
segera mendapat pertolongan di Rumah sakit yang mampu memberikan pertolongan kegawat-daruratan kebidanan dan bayi baru lahir.
3. Sebagian besar kematian ibu terjadi pada masa persalinan dan dalam 24 jam
pertama pasca persalinan, suatu periode singkat sehingga akses terhadap dan kualitas pelayanan pada periode ini perlu mendapatkan prioritas agar
mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam menurunkan kematian ibu.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Upaya Penurunan Kematian Maternal di Indonesia dalam mencapai MDG