Lama Rawatan Usia Pembahasan 1. Jumlah Kematian

dibenahi, faktor sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan, dan faktor 3 terlalu dan 4 terlambat yang harus lebih dicermati.

5.2.6. Jenis Persalinan

Berdasarkan tabel 5.5. didapatkan hasil penelitian untuk kejadian kematian maternal sebanyak 24 orang, 15 orang diantaranya 62,5 menjalani persalinan secara Seksio Caecarean, 6 orang 25 menjalani partus spontan pervaginam, dan 3 orang 12,5 tidak menjalani persalinan dan meninggal. Berdasarkan tabel 5.9, Penyebab kematian 6 pasien yang menjalin persalinan PSP adalah 3 kasus komplikasi non-obstetrik dan 3 kasus sepsis syok. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Kirana 2012, dimana 87,5 sampel yang mengalami kematian menjalani persalinan seksio caecarean. Tingginya kematian pada pasien yang menjalani persalinan seksio caecaream sejalan dengan tingginya kematian akibat PEB, dimana hampir seluruh pasien yang mengalami PEB, pada akhirnya harus menjalani persalinan seksio caecarean atas berbagai indikasi dan pertimbangan.

5.2.7. Waktu Kematian

Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil penelitian, kematian terbanyak terjadi pada masa nifas yaitu sebanyak 19 orang 79,2, diikuti oleh kematian pada masa kehamilan sebanyak 3 orang 12,5, dan terakhir kematian pada masa persalinan sebanyak 2 orang 8,3. Kematian terbanyak terjadi pada masa nifas juga didapatkan pada penelitian Rana, Shohreh, dan Nouzar 2013, kematian paling banyak 87,5 terjadi pada saat postpartum.

5.2.8. Lama Rawatan

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa untuk kejadian kematian maternal yang menyumbang kejadian kematian paling banyak adalah pasien- pasien yang telah dirawat inap 48 jam, yaitu 10 orang 41,7. Sementara itu kematian untuk pasien-pasien yang dirawat 24 jam, berjumlah 9 orang 37,5 Universitas Sumatera Utara dan yang terakhir pasien-pasien yang dirawat 24-48 jam, berjumlah 5 orang 20,8. Berdasarkan tabel 5.10, penyebab kematian 10 pasien yang dirawat dengan kurun waktu 48 jam didapatkan, 5 kematian disebabkan kasus komplikasi non- obstetrik, 4 kasus PEB dan 1 kasus sepsis syok. Kematian yang sedikit pada kasus rawatan 24 jam menunjukkan sudah semakin bagusnya penatalaksanaan pasien gawat darurat yang datang, sehingga kasus kematian ditempat dapat ditata laksana dengan komprehensif. Namun angka ini masih tergolong tinggi, sehingga butuh peningkatan yang lebih tepat tata laksana sehingga angka kematian dapat ditekan serendah-rendahnya.

5.2.9. Usia

Dari hasil penelitian, berdasarkan tabel 5.8 didapatkan kematian maternal yang paling banyak terjadi pada kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 16 orang 66,7, kelompok usia 35 tahun sebanyak 5 orang 20,8, dan terakhir kelompok usia 20 tahun sebanyak 3 orang 12,5. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Kirana 2012, dimana kematian paling banyak terjadi pada kelompok umur 20-34 tahun dengan persentase 62,5. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kematian yang paling tinggi terjadi pada usia reproduktif, dimana usia tersebut tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, hal ini diduga karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak mengandung pada usia terlalu muda maupun terlalu tua, sehingga sebagian besar kematian terjadi pada usia reproduktif. Namun tingginya angka kematian pada masa reproduktif menjadi sebuah peringatan bahwa kehamilan pada masa reproduktif juga bukanlah sebuah jaminan keamanan dari kematian. Universitas Sumatera Utara

Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Angka kematian maternal akibat PEB merupakan penyebab kematian paling banyak yaitu 11 kematian 45,8. 2. Angka kematian maternal pada tahun 2013 di RSUD dr. pirngadi Medan adalah sebesar 24 subjek . 3. Angka kematian yang tinggi pada kelompok pasien yang berasal dari rujukan bidan yaitu 19 kematian 79,2 . 4. Kematian maternal yang paling tinggi terjadi pada kelompok pasien multigravida, yaitu 13 subjek 54,2. 5. Kematian maternal yang paling banyak adalah pasien-pasien yang berasal dari daerah medan, dengan 16 kematian 66,7. 6. Kematian maternal yang paling tinggi terjadi pada kelompok pasien yang menjalani persalinan SC, yaitu 15 subjek 62,5. 7. Kematian terbanyak terjadi pada masa nifas yaitu sebanyak 19 subjek 79,2. 8. Kematian maternal paling banyak terjadi pada kelompok pasien yang dirawat inap 48 jam, yaitu 10 subjek 41,7. 9. Kematian maternal yang paling banyak terjadi pada kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 16 subjek 66,7.

6.2. Saran

Dari seluruh proses dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu: 1. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia untuk melakukan identifikasi dini faktor-faktor yang mengakibatkan tingginya angka kematian maternal. Universitas Sumatera Utara