secara benar sekelompok kematian maternal, terutama yang terjadi di awal masa kehamilan misalnya ektopik , terkait
aborsi dan penyebab tidak langsung kematian ibu misalnya malaria.
3. Akurasi dari perkiraan ini tergantung pada sejauh mana
pengetahuan anggota keluarga tentang peristiwa yang menyebabkan kematian, keterampilan pewawancara, dan
kompetensi dokter yang melakukan diagnosis dan pengkodean.
4. Pengunaan sistem surveilans demografi sangat mahal untuk
dipertahankan, dan temuan tidak dapat diekstrapolasi untuk mendapatkan MMRs nasional.
Sensus Sensus nasional, dengan tambahan jumlah pertanyaan yang
terbatas, dapat menghasilkan perkiraan kematian maternal; Pendekatan ini dapat menghilangkan kesalahan sampling
karena mencakupi keseluruh penduduk dan oleh karena itu memungkinkan perincian lebih rinci dari hasil yang didapat,
termasuk trend waktu, subdivisi geografis, dan strata sosial.
1. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi kematian dalam
rumah tangga dalam waktu yang referensi periode waktu yang singkat 1-2 tahun, sehingga memberikan estimasi
angka kematian ibu yang terbaru, tetapi dilakukan dalam interval waktu 10 tahun dan oleh karenanya membatasi
monitoring kematian maternal.
2. Pelatihan enumerator sangatlah penting, karena kegiatan
sensus mengumpulkan informasi mengenai berbagai topik lain yang tidak hanya berhubungan dengan kematian ibu.
3. Hasil yang didapat harus disesuaikan dengan kelengkapan
kelahiran dan kematian dinyatakan dalam sensus, dan dengan distorsi dalam struktur usia, dalam rangka
mendapatkan perkiraan yang handal.
Sumber : WHO, UNICEF, UNFPA, dan The World Bank 2010
2.6. Status Kematian Maternal Dunia dan Indonesia
Data statistik kematian maternal dunia dan Indonesia, berdasarkan PBB atau United Nation 2013 dan Kemenkes RI 2013 :
1. Statistik untuk kategori dunia menunjukan adanya penurunan maternal
mortality, yaitu dari 400 100.000 pada tahun 1990, menjadi 320 100.000 pada tahun 2000, dan 210 100.000 pada tahun 2010. Terjadi penurunan
sebesar 47 persen dari tahun 1990 menuju 2010.
Universitas Sumatera Utara
2. Statistik untuk kategori Negara-negara berkembang menunjukkan adanya
penurunan maternal mortality, yaitu 440 100.000 pada tahun 1990, menjadi 350 100.000 pada tahun 2000, dan 240 100.000 pada tahun 2010. Terjadi
penurunan sebesar 45 persen dari tahun 1990 menuju 2010. 3.
Statistika kategori asia tenggara menunjukkan adanya penurunan maternal mortality, yaitu 410 100.000 pada tahun 1990, menjadi 240 100.000 pada
tahun 2000, dan 150 100.000 pada tahun 2010. Terjadi penurunan sebesar 63 persen dari tahun 1990 menuju 2010.
4. Untuk Indonesia sendiri AKI menunjukkan penurunan dari 390 100.000 pada
tahun 1991 menjadi 228 100.000 pada tahun 2007. Namun berdasarkan data survei demografi kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012, menunjukkan
adanya peningkatan AKI, yaitu menjadi 359 100.000.
Target Sasaran Pembangunan Millenium untuk Indonesia sendiri adalah menjadi 102 100.000, dimana menurut estimasi yang dibuat oleh SDKI
menggunakan rumus eksponensial, AKI di Indonesia pada tahun 2015 baru mencapai 161 100.000. Sementara itu, kebijakan rencana pembangunan jangka
panjang nasional RPJMN tahun 2014 adalah menurunkan AKI menjadi 118 100.000 Kemenkes, 2013.
2.7. Penyebab Kematian Maternal
Penyebab kematian terbagi atas 4, yaitu : 1.
Kematian maternal karena akibat langsung penyakit penyulit kehamilan, persalinan, dan masa nifas, yang disebut sebab obsetrik langsung. Contohnya,
infeksi, eklamsi, perdarahan, emboli, air ketuban, trauma anastesi, trauma operasi, dan sebagainya.
2. Kematian maternal karena akibat penyakit yang timbul pada masa kehamilan,
persalinan, dan masa nifas, yang disebut sebab obsetrik tidak langsung. Contohnya, penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, hepatitis infeksiosa,
penyakit ginjal, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
3. Kematian maternal karena akibat kejadian-kejadian yang tidak berhubungan
dengan proses reproduksi dan penanganannya pada ibu hamil, bersalin, dan masa nifas. Contohnya, kecelakaan, kebakaran, tenggelam, bunuh diri, dan
sebagainya. 4.
Kematian maternal yang tidak dapat digolongkan, yang disebut sebab tak jelas Mochtar, 1998.
Menurut laporan KIA Provinsi tahun 2011, jumlah kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 5.118 jiwa. Penyebab kematian ibu yang terbanyak masih
didominasi perdarahan 32, disusul hipertensi dalam kehamilan 25, Infeksi 5, Partus lama 5, dan Abortus 1. Penyebab lain-lain 32 cukup
besar, termasuk didalamnya penyebab penyakit non obstetrik kemenkes, 2013.
2.8. Faktor-faktor Resiko yang Mempengaruhi Kematian Maternal