Berdasarkan tabel diatas, didapatkan angka kematian terbanyak terjadi pada kasus komplikasi non-obstetrik pada pasien yang dirawat inap lebih dari 48
jam, 5 orang.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Jumlah Kematian
Hasil penelitian dari pengumpulan data di ruang rekam medis, didapatkan angka kematian maternal pada tahun 2013 adalah sebanyak 24 orang.
Tingginya angka kematian maternal dapat disebabkan oleh meningkatnya kasus rujukan, dimana sebelumnya komplikasi obtetrik meninggal tanpa dirujuk,
sehingga tidak terdapat data yang dapat dianalisa.
5.2.2. Penyebab Kematian
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa angka kematian maternal akibat PEB merupakan penyebab kematian utama dengan 11 kematian 45,8. Kasus
komplikasi Non-Obsetrik merupakan penyebab kematian terbanyak yang kedua yaitu 7 kematian 29,2, diikuti oleh kasus Syok Sepsis sebanyak 4 kematian
16,7, dan terakhir kasus perdarahan sebanyak 2 kematian 8,3. Hasil yang didapatkan menunjukkan sedikit perbedaan dengan hasil dari
Kemenkes 2013, dimana dikatakan penyebab kematian ibu yang terbanyak masih didominasi perdarahan 32, disusul hipertensi dalam kehamilan 25,
infeksi 5, partus lama 5, dan abortus 1. Penyebab lain-lain 32 cukup besar, termasuk didalamnya penyebab penyakit non obstetrik. Namun,
dalam penelitian yang dilakukan oleh Kirana 2012, menunjukan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini, penyebab utama kematian adalah preeklamsia berat
sebesar 50.
5.2.3. Jenis Pasien
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil penelitian, angka kematian yang tinggi pada kelompok pasien yang berasal dari rujukan bidan yaitu 19 kematian
79,2 dari 24 kematian, dan sisanya adalah rujukan specialist yaitu 5 kematian.
Universitas Sumatera Utara
Penyebab kematian dari 5 kasus kematian yang dirujuk oleh dokter specialist adalah 4 kasus PEB dan 1 kasus komplikasi non obstetrik.
Menurut Mochtar 1998, faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian maternal di Indonesia, salah satunya adalah faktor sistem rujukan,
dimana ahli kebidanan belum terdistribusi secara merata keseluruh kabupaten. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan tingginya kasus
rujukan dari seorang bidan, banyak pasien yang masih mempercayakan proses persalinan dan antenatalcare ke bidan mereka.
5.2.4. Jumlah Kehamilan
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan hasil penelitian kejadian kematian maternal yang terbanyak berada pada kelompok ibu multigravida, yaitu sebanyak
15 kematian 62,5, dan sisanya 9 kematian 37,5 pada kelompok ibu primigravida.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Bukar et al 2013, yaitu multigravida merupakan penyebab kematian paling banyak. Hasil ini turut
didukung Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013, yang menyatakan salah satu faktor penyebab tingginya angka
kematian maternal adalah terlalu banyak anak. Menurut Mochtar 1998, salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya
angka kematian maternal di Indonesai adalah jumlah paritas.
5.2.5. Asal