Akibat Rasa Takut Terhadap Perawatan Gigi Perkembangan Anak Usia 6-11 Tahun

dalam masalah kecemasan terhadap perawatan gigi. Penyebab rasa takut dapat juga akibat ucapan yang disampaikan dokter gigi pada pasiennya. Komunikasi dengan anak dan orang tua yang baik sebelum dilakukannya perawatan juga dapat mengurangi rasa takut terhadap perawatan gigi. Dokter gigi dapat menjelaskan secara sederhana prosedur perawatan yang akan dilakukan, hal ini agar anak tidak mengira- ngira apa yang akan terjadi padanya selama perawatan dan tentunya dapat mengurangi rasa takut anak. 24 Hal lain yang juga dapat menyebabkan rasa takut terhadap perawatan gigi adalah situasi dalam perawatan gigi. Anak sering merasa takut terhadap hal-hal yang membuat mereka merasa tidak nyaman dalam perawatan. Sebagai contoh karena adanya perasaan asing selama perawatan gigi, seperti karena penggunaan sarung tangan, masker dan pelindung mata oleh dokter gigi. Hal ini sering terjadi pada prosedur restoratif yang memiliki potensi menimbulkan rasa takut karena melihat dokter gigi mengebur atau mendengar suara bur dokter gigi. Selain itu rasa takut juga diakibatkan karena melihat jarum suntik dan adanya bau-bauan yang tidak enak dari bahan-bahan kedokteran gigi. 24

2.4 Akibat Rasa Takut Terhadap Perawatan Gigi

Rasa takut terhadap perawatan gigi sering dihubungkan dengan terjadinya peningkatan karies dan masalah dalam menangani tingkah laku anak. Anak yang memiliki rasa takut terhadap perawatan gigi, kebersihan rongga mulutnya cenderung buruk. Oleh karena itu, rasa takut terhadap perawatan gigi merupakan masalah umum yang perlu diperhatikan. 4 Rasa takut dan sikap menghindari perawatan gigi akan berakibat semakin buruknya keadaan rongga mulut dan kesehatan gigi anak. Dalam hal ini rasa takut terhadap perawatan gigi dapat memprediksikan insiden terjadinya karies. Anak-anak menjadikan rasa takut terhadap perawatan gigi sebagai alasan untuk mengabaikan kesehatan giginya dan menunda untuk melakukan perawatan gigi. Hal ini merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan oleh dokter gigi. Rasa takut ini juga menimbulkan masalah lain dalam kehidupan sehari-hari anak seperti gangguan psikososial pada anak. 18 Universitas Sumatera Utara Rasa takut terhadap perawatan gigi juga akan mengakibatkan masalah tingkah laku dalam perawatan. Sikap pasien yang tidak kooperatif dalam perawatan akan menyulitkan dokter gigi dalam melakukan prosedur perawatan. 18 Dalam hal ini perlu hubungan komunikasi yang baik antara dokter dan anak. Apabila dalam komunikasi menunjukkan sikap yang baik maka anak akan dapat mempercayai kita dan sebaliknya jika sikap dalam berkomunikasi kurang baik akan menyebabkan berkurangnya rasa percaya anak terhadap dokter. Kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien disebabkan oleh karena dokter gigi tidak secara aktif mendengarkan pasien dan tidak menjelaskan prosedur perawatan dengan ungkapan yang sederhana. Akibatnya pasien akan merasa takut dan bertingkah tidak kooperatif dalam perawatan. 25

2.5 Perkembangan Anak Usia 6-11 Tahun

Perkembangan komunikasi pada anak dapat dimulai dengan kemampuan anak untuk mencetak, menggambar, membuat huruf dan apa yang dilaksanakan anak akan mencerminkan pikiran anak, hal ini biasanya dimulai pada saat anak usia 6-7 tahun. Pada usia kedelapan anak sudah mampu membaca dan mulai berfikir tentang kehidupan. Komunikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak. Dalam berkomunikasi gunakan bahasa yang sederhana. 25 Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, usia 6-7 tahun masuk dalam tahap praoperasional. Pada tahap ini anak belum mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan. Perkembangan anak bersifat egosentrik dan pikiran anak masih bersifat transduktif atau menganggap semuanya sama. Usia 7-11 tahun anak masuk dalam tahapan kongkret. Pada tahap ini perkembangan kemampuan anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggapan yang sama dengan orang lain, sifat egosentrik sudah mulai hilang. Pada usia ini anak memiliki dua pandangan dalam berfikir atau disebut juga reversibilitas. 25 Pada usia sekolah dasar masa pertumbuhan dan perkembangan cukup cepat. Biasanya pada usia 6-11 tahun keingintahuan anak terhadap aspek fungsional dan Universitas Sumatera Utara prosedural dari suatu objek sangatlah tinggi. Anak juga memulai untuk berinteraksi secara luas dengan lingkungan sosialnya. Kemampuan kemandirian anak akan semakin dirasakan ketika anak berada di luar rumah seperti lingkungan sekolahnya. Anak sudah mampu mengatasi beberapa masalahnya sendiri dan mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada, rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam tugas mulai terwujud. Menuju 10-12 tahun anak semakin bersikap mandiri. Dalam menghadapi kegagalan, maka anak sering kali menunjukan reaksi kemarahan atau kegelisahan. Pada masa ini perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral dan spiritual sudah mulai menunjukkan kematangan ketika menuju usia 12 tahun. Secara khusus anak banyak mengembangkan interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan keluarganya. Semakin bertambahnya usia, anak makin dapat bertanggung jawab dan dapat menyesuaikan dirinya pada lingkungan. 25

2.6 Alat Ukur Rasa Takut dan Cemas Terhadap Perawatan Gigi