68
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 Perhitungan Unjuk Kerja Kompor
Data-data pengujian yang sudah diperoleh dari pengujian metode Water Boiling Test WBT pada tiap tempat pembakaran burner
,
kemudian digunakan untuk menghitung parameter-parameter unjuk kompor bioetanol gel berikut:
4.1.1 Bahan bakar yang dikonsumsi f
cm
Bahan bakar yang dikonsumsi
f
cm
,
dapat dihitung dengan persamaan 3.1 berikut:
f
cm
= f
ci
- f
cf
gram
Dimana : f
cm
= Bahan bakar yang dikonsumsi gram f
ci
= Berat bahan bakar sebelum digunakan gram f
cf
= Berat bahan bakar setelah digunakansisa gram
Pada pengujian tempat pembakaran burner variasi pertama, diperoleh: f
ci
= 50 gr f
cf
= 25 gr , maka :
f
cm v1
= f
ci
- f
cf
gram
= 50 – 25 gram = 25 gram
Kemudian lanjutkan perhitungan bahan bakar yang dikonsumsi
f
cm
,
dari pengujian
variasi
pertama V1 higga ke variasi kelima V5. Untuk data keseluruhan hasil perhitungan bahan bakar yang dikonsumsi kompor bioetanol
gel dapat dilihat di table 4.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.1 Data perhitungan bahan bakar yang dikonsumsi
f
cm
Variasi Tempat pembakaran burner V1
V2 V3
V4 V5
f
cm
25 gram 21 gram
18 gram 17 gram
19 gram Perbandingan nilai bahan bakar yang dikonsumsi f
cm
dari masing-masing buner yang diuji dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik bahan bakar yang dikonsumsi f
cm
Dari gambar 4.1 dapat terlihat nilai konsumsi bahan bakar terbesar terdapat pada tempat pembakaran burner variasi kedua V1 dan kemudian
dibawahnya pada variasi kedua V2, sedangkan konsumsi bahan bakar terendah atau terkecil terdapat pada tempat pembakaran burner variasi pertama V4. Hal
ini membuktikan bahwa semakin banyak dan besar diameter lubang udara airwall semakin tinggi konsumsi bahan bakar bioetonol gelnya. Sedangkan
konsumsi bahan bakar pada tempat pembakaran burner variasi kelima V5 lebih tinggi dari V3 dan V4, yaitu 19 gram diakibatkan karena lubang udara yang
terlalu kecil juga tidak mempengaruhi konsumsi bahan bakar bioetanol gel pada tempat pembakaran burnerlama dan apinya kecil. Jadi batas minimum lubang
udaranya adalah 2,5 mm terlihat pada variasi keempat V4.
Universitas Sumatera Utara
70
4.2.2 Perubahan dalam tempat pembakaran burner atau sisa
pembakaran selama tahap uji ∆ c
c
Perubahan dalam tempat pembakaran burner atau sisa pembakaran selama tahap uji
∆ c
c
, dapat dihitung dengan persamaan 3.2 berikut :
∆ c
c
= c
c
– k
Dimana : ∆ c
c
=Perubahan dalam tempat pembakaran burner atau sisa pembakaran selama tahap uji gram
c
c
= Berat sisa pembakaranbahan bakar gram k
=Berat tempat pembakaran burner gram
Pada pengujian tempat pembakaran burner variasi pertama, diperoleh : c
c
= 14 gram K
= 12 gram, maka:
∆ c
c V1
= 13 – 12 gram
= 1 gram
Kemudian lanjutkan perhitungan perubahan dalam tempat pembakaran burner sisa pembakaran selama tahap pengujian
∆ c
c
, dari pengujian
variasi
pertama V1 higga ke variasi kelima V5, untuk data keseluruhan hasil perhitungan perubahan dalam tempat pembakaran burner sisa pembakaran
selama tahap pengujian kompor bioetanol gel dapat dilihat di table 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Data perhitungan perubahan dalam tempat pembakaran burner atau sisa pembakaran selama tahap pengujian
∆ c
c
Variasi Tempat Pembakaran burner V1
V2 V3
V4 V5
Nilai ∆ c
c
1 gram 2 gram
2 gram 3 gram
3 gram
Universitas Sumatera Utara
71
Perbandingan nilai perubahan dalam tempat pembakaran burner atau sisa pembakaran selama tahap pengujian
∆ c
c
, pada masing-masing tempat pembakara burneryang diuji dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik perubahan dalam tempat pembakaran burnerselama tahap pengujian
∆c
c
. Dari gambar 4.2 diatas menunjukan perubahan dalam tempat pembakaran
burner atausisa pembakaran terkecil terjadi padavariasi pertama V1 sebesar 1 gram. Sedangkan yang terbesar terjadi pada variasi keempat V4 dan kelima V5
sebesar 3 gram. Jadi, semakin kecil lubang udarab semakin besar juga sisa pembakaranya, begitu juga sebaliknya.
4.1.3 Bahan bakar setara yang dikonsumsi f