75
4.1.5 Air yang tersisa di akhir uji w
cr
Air yang tersisa di akhir uji w
cr
, dapat dihitung dengan persamaan 3.5 berikut :
Dimana : w
cr
= Air yang tersisa di akhir uji gram P
cf
= Berat bejana panci dengan air setelah uji gram P
= Berat kering Bejana kosong gram
Pada pengujian tempat pembakaran burner variasi pertama, diperoleh : P
cf
= 900 gram P
= 558 gram, maka : w
cr v1
= 900-558 gram = 342 gram
Kemudian lanjutkan perhitungan air yang tersisa di akhir uji w
cr
, dari pengujian
variasi
pertama V1 higga ke variasi kelima V5, untuk data keseluruhan hasil perhitungan air yang tersisa di akhir uji w
cr
selama tahap pengujian kompor bioetanol gel dapat dilihat di table 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Data perhitungan air yang tersisa di akhir uji w
cr
Variasi Tempat pembakaran burner V1
V2 V3
V4 V5
Nilai w
cr
gram 342
343 341
338 336
Perbandingan nilai yang tersisa di akhir uji w
cr
dari masing-masing tempat pembakaran burner yang diuji dapat dilihat pada gambar 4.5.
P P
w
cr
− =
cf
Universitas Sumatera Utara
76
Gambar 4.5 Grafik air yang tersisa di akhir uji w
cr
Dari Gambar 4.5 Menunjukkan grafik penurunan air yang tersisa diakhir uji w
cr
. Dari burner variasi pertama V1 hingga burner variasi kelima V5 nilai air yang tersisa setelah uji terus mengalami penurunan, hal ini diakibatkan oleh
diameter lubang udara pada burner terus mengecil dan apinya dominan biru dari V2 hingga V5. Berbeda dengan burner variasi pertama V1, walaupun diameter
lubang udara lebih besar dari burner V2, tapi nilai w
cr
lebih rendah dikarenakan api yang dihasilkan tidak full biru merah+biru. Jadi, bentuk api yang dihasilkan
juga sangat mempengaruhi nilai air yang tersisa diakhir uji w
cr
.
4.1.6 Durasi fase
∆ t
c
Durasi fase ∆ t
c
, dapat dihitung dengan persamaan 3.6 berikut :
∆ t
c
= t
cf
- t
ci
Dimana : ∆ t
c
= Durasi fase menit
t
cf
= Waktu di akhir tes menit
t
ci
= Waktu di awal tes menit
Universitas Sumatera Utara
77
Pada pengujian tempat pembakaran burner variasi pertama, diperoleh :
t
cf
= 0:05:31.2
t
ci
= 0:00:00.0, maka : ∆ t
c v1
= 0:05:31.2– 0:00:00.0 = 5 menit 31.2 detik
≈ 5,5 menit Kemudian lanjutkan perhitungan durasi fase
∆ t
c
dari pengujian
variasi
pertama V1 higga ke variasi kelima V5, untuk data keseluruhan hasil perhitungan durasi fase
∆ t
c
pengujian kompor bioetanol gel dapat dilihat di table 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Data perhitungan durasi fase ∆ t
c
Variasi Tempat Pembakaran burner V1
V2 V3
V4 V5
Nilai ∆ t
c
menit 5,5
6,5 10.5
13,5 17,5
Perbandingan nilai durasi fase ∆ t
c
, dari masing-masing tempat pembakaran burner yang diuji dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Grafik durasi fase ∆ t
c
Universitas Sumatera Utara
78
Dari Gambar 4.6 dapat memperlihat, semakin besar diameter lubang udara pada tempat pembakaran burner semakin rendah nilai durasi fase
∆ t
c
bahan bakar yang dihasilkan. Tempat pembakaran burner variasi pertama V1 durasi fase
∆ t
c
nya paling renndah karena diameter lubang udaranya paling besar, yaitu 5 mm, sedangkan durasi fase
∆ t
c
nya paling tinggi karena diameter lubang udaranya paling kecil yaitu 2 mm.
4.1.7 Efisiensi termal h