Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

54

2.1.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi. 1 Faktor Lingkungan. a Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya dihiasi dengan tanamanpepohonan yang dipelihara dengan baik. Apotik hidup mengelompokkan dengan baik dan rapi sebagai laboratorium alam bagi anak didik. Sejumlah kursi dan meja belajar teratur rapi yang ditempatkan di bawah pohon-pohon tertentu agar anak didik dapat belajar mandiri di luar kelas dan berinteraksi dengan lingkungan. Kesejukan lingkungan membuat anak didik betah tinggal berlama-lama di dalamnya. b Lingkungan Sosial Budaya. Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas. Pabrik- pabrik yang didirikan di sekitar sekolah dapat menimbulkan kebisingan di dalam kelas. 2 Faktor Instrumental. a Kurikulum. Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus 55 guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. b Program. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial dan saran prasarana. c Sarana dan Fasilitas. Sarana dan fasilitas mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah. Ini kebutuhan guru yang tak bisa dianggap ringan. Guru harus memiliki buku pegangan dan buku penunjang agar wawasan guru tidak sempit. Buku kependidikankeguruan perlu dibaca atau dimiliki oleh guru dalam rangka peningkatan kompetensi keguruan. d Guru. Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. 56 3 Faktor Fisiologis Faktor fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang dalam keadaan kelelahan. Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas. Pengajaran dengan pola klasikal perlu memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak didik. Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang anak didik yang bertubuh pendek. Hal ini dimaksudkan agar pandangan anak didik ke papan tulis tidak terhalang oleh anak didik yang bertubuh tinggi. Fisiologis adalah kebijakan yang pasti tak bisa diabaikan dalam penentuan besar kecilnya, tinggi rendahnya kursi dan meja sebagai perangkat tempat duduk anak didik dalam menerima pelajaran dari guru di kelas. 4 Faktor Psikologis a Minat Menurut Slameto 1991: 182 adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh ”. b Kecerdasan. Berkaitan erat antara IQ dengan hasil belajar di sekolah. c Bakat. Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan. d Motivasi. 57 Menurut Nasution motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. e Kemampuan kognitif Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir. Pendapat para ahli tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan tujuan dari suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa termasuk keberhasilan guru dalam mengajar. Prestasi belajar yang yang dikenal dalam bahasa Belanda dengan istilah prestatie, dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang artinya hasil usaha, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu. Thorndike dalam Djali 2001: 20 berpendapat bahwa “siswa akan belajar lebih giat apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program yang sedang ditempuh akan ada tes untuk mengetahui nilai da n prestasi belajar mereka”. Menurut Gagne dalam Herpratiwi 2009: 27 perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi lingkungan, interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam dri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil. 58

2.1.6.3 Kategori Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TORUNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI SISWA KELAS XI AP SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 11 240

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS 3 DI SMA NEGERI 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 12 68

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU MATARAM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 16 42

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI TSM SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 17

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI 3 SMK NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

13 180 286

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 KAYUAGUNG.

0 0 265

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 KAYUAGUNG.

0 0 2