Replacemant Study Terhadap Mesin Press Pada PT. Serba Indah Aneka Pangan

(1)

REPLACEMENT STUDY TERHADAP MESIN PRESS

PADA PT. SERBA INDAH ANEKA PANGAN

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Penulisan Karya Akhir

Disusun Oleh :

LEA ROSA SEMBIRING NIM : 025204017

PRO G RAM S T UDI T EK NIK MANAJ E ME N PABRI K

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2007


(2)

REPLACEMENT STUDY TERHADAP MESIN P RESS

PADA PT. SERBA INDAH ANEKA PANGAN

M E D A N

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Penulisan Karya Akhir

Disusun Oleh :

LEA ROSA SEMBIRING NIM : 025204017

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Nimpan S. Depari) (Ir.Anizar. M, Kes)

P RO G RAM S T UDI T EK NIK MANAJ E ME N PABRI K

P R O G R A M D I P L O M A I V

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena kebaikan dan karunia-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Manajemen Pabrik, Program Diploma IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan dengan waktu dan fasilitas yang ada. Penulis mendapat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis berterima kasih akan hal tersebut.

Semoga dengan dibuatnya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf jika ada kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Medan, Agustus 2007 Penulis


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyelesaian dan penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan serta bimbingan yang sangat baik dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan yang sangat berharga ini, penulis mengucapkan banyak beterima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada :

1. Orangtua terkasih Ayahanda Alm. B. Sembiring dan Ibunda M. Gurusinga serta saudara-saudara saya abang, kakak dan adik tercinta yang banyak memberikan doa dan dukungan baik moril maupun material sehingga penulisan laporan ini dapat selesai.

2. Bapak Ir. Nimpan S. Depari, beserta Ibu Ir. Anizar M, Kes selaku dosen pembimbing I dan II yang telah banyak membantu dan membimbing penulis baik dari segi moril, waktu dan pikiran demi terselesainya laporan ini.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf pengajar pada Departemen Teknik Manajemen Pabrik FTI-USU yang telah banyak berjasa menambah wawasan dan cara berpikir serta sumber inspirasi yang tak ternilai dan para pegawai di Departemen Teknik Industri (Bang Bowo, Bang Mijok, Namboru, Kak Upik)

5. Seluruh pimpinan staf dan karyawan PT. Serba Indah Aneka Pangan yang telah memberikan waktu kepada penulis dalam mengumpulkan data yang


(5)

6. Riza Aditia yang selalu memberi motifasi, dorongan serta bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.

7. Cut Yunita, Dina Is Anggraini, Friska Ellita, Fadlan Aris F. ST, Anita Christne, Rizky Zeinia dan Novrizal (Angkatan 2001) dan seluruh teman-teman stambuk 2002 Teknik Manajemen Pabrik yang telah memberikan motivasi, dukungan, semangat dan doa dalam mengerjakan Karya Akhir ini.

Medan, Agustus 2007


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

RINGKASAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Batasan Masalah ... I-4 1.6. Asumsi yang Digunakan ... I-4 1.7. Sistematika Laporan ... I-5

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3


(7)

2.5. Standar Mutu Bahan/Produk ... II-4 2.5.1. Pengawas Mutu Produk Jadi ... II-4 2.5.2. Standar Mutu Pengemasa ... II-5 2.5.3. Analisa Laboratorium ... II-6 2.6. Bahan yang Digunakan ... II-6 2.7. Uraian Proses Produksi ... II-10 2.8. Mesin dan Peralatan... II-12 2.8.1. Mesin ... II-12 2.8.1.1. Mesin pada Produksi ... II-12 2.8.1.2. Mesin Pada Work Shop ... II-18 2.8.2. Peralatan ... II-19 2.8.3. Utilitas ... II-19 2.8.4. Safety Fire dan Protection ... II-22 2.8.5. Pengolahan Limbah ... II-22 2.9. Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama ... II-24 2.9.1. Pembagian Tugas dan Wewenang ... II-26 2.9.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-28 2.9.2.1. Jumlah Tenaga Kerja... II-28 2.9.2.2. Jam Kerja ... II-31 2.9.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lain ... II-32 2.9.3.1. Sistem Pengupahan ... II-32 2.9.3.2. Fasilitas Pendukung ... II-33


(8)

BAB III. LANDASAN TEORI

3.1. Penentuan Mesin Replacement ... III-1 3.1.2. Kesulitan yang Dihadapi Dalam Penggantian Mesin ... III-3 3.2. Evaluasi Ekonomi ... III-5 3.2.1. Metode Present Worth ... III-5 3.1.1. Metode Annual Worth ... III-6 3.3. Replacement Cycle Evaluation ... III-6 3.4. Pemilihan Metode Pemecahan Masalah ... III-7 3.5. Langkah-langkah Pemecahan Masalah ... III-8 3.5.1. Pengelompokan Biaya ... III-8 3.5.2. Peramalan ... III-12 3.5.3. Perhitungan Total Biaya Tahunan Rata-rata ... III-16 3.5.4. Penentuan Umur Ekonomis Mesin ... III-18

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-2 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Jenis Penelitian ... IV-3 4.6. Metode Pengumpulan Data ... IV-3 4.7. Instrumen Penelitian ... IV-3 4.8. Pengumpulan Data ... IV-3


(9)

4.10. Analisa dan Evalusi ... IV-4 4.10. Kesimpulan dan saran ... IV-4 4.11. Langkah Penelitian ... IV-5

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Spesifikasi dan Harga Awal Pembelian ... V-1 5.1.3. Lama Reperasi Mesin Press ... V-4

5.1.4. Waktu Operasi Mesin ... V-6 5.1.5. Upah Tenaga Kerja Operasi ... V-7 5.1.6. Biaya Pemakaian Pelumas ... V-8 5.1.7. Daya Energi Listrik ... V-9 5.1.8. Upah Tenaga Kerja Untuk Perawatan Mesin ... V-10 5.2. Pengolahan Data ... V-11 5.2.1. Perhitungan Depresiasi Tahunan Mesin Press ... V-11 5.2.2. Perhitungan Biaya Operasi ... V-14 5.2.3. Perhitungan Biaya Down Time ... V-15

BAB VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Perhitungan Biaya Tahunan Rata-rata ... VI-1 6.2. Peramalan ... VI-3

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1


(10)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN 2.1. Mesin Screw Conveyor ... II-13 2.2. Mesin Mixer ... II-13 2.3. Mesin Feeder ... II-14 2.4. Mesin Press (Roller) ... II-15 2.5. Mesin Steam Box ... II-16 2.6. Mesin Cutter ... II-16 2.7. Mesin Fryer ... II-17 2.8. Struktur Organisasi PT. Serba Indah Aneka Pangan ... II-25 3.1. Pola Horizontal ... III-13 3.2. Pola Musiman ... III-13 3.3. Pola Siklus ... III-14 3.4. Pola Trend ... III-14 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-7


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN 2.1. Standar Mutu Mie Bihun Instan ... II-5 2.2. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instant... II-6 2.3. Daftar Karyawan PT. Serba Inadah Aneka Pangan ... II-28 5.1. Spesifikasi Mesin Press ... V-1 5.2. Biaya Penggantian Suku Cadang Mesin Pengepresan ... V-2 5.3. Biaya Penggantian Suku Cadang Mesin Roller ... V-2 5.4. Biaya Penggantian Suku Cadang Mesin Press ... V-3 5.5. Lama Reperasi Mesin Pengepresan ... V-4 5.6. Lama Reperasi Mesin Roller... V-5 5.7. Lama Reperasi Mesin Press ... V-6 5.8. Waktu Operasi Mesin Press ... V-7 5.9. Upah 3 Orang Operasi Mesin Press ... V-8 5.10. Biaya Pemakaian Pelumas ... V-8 5.11. Daya Energi Listrik ... V-9 5.12. Upah 2 Orang Tenaga Kerja Perawatan Mesin Press ... V-10 5.13. Perhitungan Harga Akhir Mesin Press ... V-12 5.14. Perhitungan Depresi Tahunan Mesin Press ... V-13 5.15. Perhitungan Biaya Operasi Mesin Press ... V-14 5.16. Perhitungan Biaya Down Time Mesin Press ... V-15


(12)

6.2. Perhitungan Biaya Down Time tahunan Raaata-rata Mesin Press ... VI-2 6.3. Perhitungan Biaya Tahunan Rata-rata Mesin Press ... VI-3 6.4. Peramalan Biaya Operasi Mesin Press... VI-4 6.5. Peramalan Biaya Down Time Mesin Press ... VI-6 6.6. Perhitungan Biaya Operasi Tahunan Rata-rata Mesin Press ... VI-7 6.7. Perhitungan Biaya Down Time Tahunan Rata-rata Mesin Press ... VI-8 6.8 Perhitungan Biaya Tahunan Rata-rata Mesin Press ... VI-9


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Asistensi

2. Surat Permohonan Tugas Akhir

3. Surat Formulir Penetapan Tugas Akhir 4. Surat Penjajakan Pabrik

5. Surat Balasan Pabrik


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Suatu sistem kerja pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama yaitu manusia, bahan, mesin/peralatan, dan lingkungan kerja. Komponen-komponen sistem kerja tersebut diatur secara bersama-sama sehingga berada dalam suatu komposisi yang baik sehingga dapat memberikan efisiensi dan produktifitas yang tinggi.

Mesin merupakan salah satu sentral dalam sistem produksi, keadaan mesin sangat berpengaruh akan hasil produksi pada sebuah perusahaan. Mesin yang digunakan tidak selamanya dapat dipakai karena memiliki batasan umur tertentu dalam pengoperasiannya. Batasan umur mesin tidak bisa dijadikan sebuah acuan bahwa mesin dapat terus dipakai selama batas umur yang telah ditentukan belum habis. Secara teknis mesin-mesin tersebut masih dapat dipergunakan, namun secara ekonomis belum dapat dipastikan bahwa pengoperasiannya masih menguntungkan.

Replacemen Study adalah suatu cara pengambilan keputusan/ kebijakan untuk mengganti suatu mesin agar lebih ekonomis. Semua mesin akan mengalami penyusutan seiring umur pakainya. Penyusutan tersebut akibat memburuknya mesin tersebut secara fisik, maupun mesin tersebut sudah ketinggalan zaman sehingga perlu diadakan pergantian.


(15)

Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Anita Christine mahasiswi Ekstension Fakultas Teknik,yang melakukan penelitian di perusahaan PT.Growth Sumatera Industri, Ltd. Penelitian dilakukan pada mesin Tanur Busur Listrik, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui umur ekonomis suatu mesin apakah mesin tersebut masih layak untuk dipakai atau lebih menguntungkan bila diganti, dengan mesin yang baru dengan merek dan harga yang lebih murah namun hasil produksi meningkat, dibandingkan dengan harga perawatan yang kontiniu dengan biaya yang besar akibat penggantian suku cadang. Pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah bagian produksi dan perbengkelan. Data yang diambil untuk penelitian tersebut dimulai dari tahun awal pembelian mesin tersebut yaitu tahun 1995 sampai pemakaian 2003 tahun pengamatan, data yang diamati yaitu biaya penggantian suku cadang, lama reperasi mesin, waktu operasi mesin, upah tenaga kerja, biaya pemakaian pelumas, daya energi listrik dan biaya upah perawatan. Data-data yang diambil kemudian dihitung dengan menggunakan metode tahun rata-rata sehingga didapat biaya depresiasi dan capital recovery sehingga dapat diketahu biaya perhitungan biaya rata-rata mesin tersebut.

Penelitian diatas didapat analisa dan kesimpulan dari penelitian di PT. Growt Sumatera Industry, Ltd terhadap umur ekonomis mesin Tanur yaitu dapat diketahui perkiraan biaya operasi, biaya depresiasi dan biaya capital recoveri sampai tahun 2025, sehingga perusahaan dapat menentukan biaya tahun rata-rata yang harus disediakan oleh perusahaan. Perusahaan juga harus memperhatikan perawatan mesin dilantai produksi untuk mempertahankan kondisi mesin.


(16)

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, penulis melakukan penelitian Replacement Study dengan memilih mesin Press sebagai mesin yang akan diamati karena telah memiliki umur kurang lebih 8 tahun sejak pembelian awal hingga sekarang. Pengamatan. di dilakukan pada PT. Serba Indah Aneka Pangan yang merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang mie bihun instan yang menggunakan tepung terigu, tepung tapioka sebagai bahan bakunya, salah satu hasil produksinya adalah mie bihun instan Aroma. Penggunaan Replacement Study tersebut untuk mengetahui kebijaksanaan apa yang harus diambil oleh perusahaan untuk memutuskan apakah mesin yang dimiliki saat ini masih dapat dipakai secara ekonomis atau mengganti mesin tersebut dengan mesin yang baru sehingga akan lebih ekonomis dalam hal biaya tahunan, yaitu biaya operasional dan depresiasinya. Metode yang akan dipakai penulis adalah metode biaya tahunana rata-rata.

1.2. Pokok Permasalahan

Memperhatikan latar belakang permasalahan yang ada, maka pokok permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah menentukan umur ekonomis mesin sehingga dapat diketahui jadwal pergantian mesin dan peralatan, agar pabrik dapat berproduksi secara ekonomis.

1.3. Tujuan Penelitian


(17)

b. Menghitung biaya tahunan rata-rata

c. Mengetahui biaya depresiasi (penyusutan) mesin berdasarkan data pembelian mesin atau peralatan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari pelaksanaan penelitian adalah, perusahaan dapat mengetahui umur ekonomis mesin dan kapan mesin tersebut harus diganti agar proses produksi dapat terus berjalan sehingga dapat meningkatkan kualitas produk tersebut.

1.5. Batasan Masalah

Pembatasan masalah meliputi :

1. Penelitian dilakukan khusus pada mesin Press.

2. Data yang dianalisa adalah data biaya untuk tahun 1998-2006.

3. Metode perhitungan umur ekonomis mesin yaitu dengan metode biaya tahunan rata-rata.

4. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah bunga deposito rata-rata tahun 2006 bersumber dari Bank Indonesia sebesar 8,5 %.

1.6. Asumsi yang Digunakan

Asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :


(18)

2. Mesin yang beroperasi ditangani oleh tenaga operator yang mahir dan berpengalaman dalam bidangnya sehingga kerusakan mesin disebabkan keadaan mesin itu sendiri.

3. Kondisi perekonomian berjalan normal.

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi yang digunakan untuk menganalisa data yang ada. BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menjelaskan secara singkat produk dan spesifikasi, bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan serta organisasi dan manajemen.

BAB III : LANDASAN TEORI

Menyajikan secara lengkap dasar teori yang dipakai dalam analisis dan pemecahan masalah yang dirumuskan untuk mencapai tujuan dan sasaran studi. Adapun teori yang dikemukakan disini berasal dari literatur yang ada dan yang relevan dengan permasalahan dan pemecahan masalah.


(19)

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Mengemukakan langkah-langkah dalam melakukan penelitian meliputi metode pendekatan yang digunakan serta teori-teori yang dijadikan landasan dalam pemecahan masalah.

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasi data yang diperlukan dan metode pengumpulan data yang digunakan. Selanjutnya data tersebut diolah sehingga dapat dipakai dalam perhitungan selanjutnya.

Data yang telah dikumpulkan tersebut disusun dalam bentuk tabel, sehingga mudah untuk dihitung dan dianalisa.

BAB VI : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Menganalisis dan membahas hasil-hasil dari pemecahan masalah, sehingga dari perhitungan terdahulu dapat diketahui bagaimana hasil tersebut dikaitkan dengan fakta-fakta dilapangan.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Memuat hasil penelitian secara keseluruhan dan hasil analisa dari pengolahan data. Disini juga diuraikan saran dan usulan mengenai berbagai hal kemungkinan aplikasi hasil studi ini dalam dunia nyata.


(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Serba Indah Aneka Pangan adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang usaha industri mie bihun instant. Perusahan ini berdiri pada tanggal 19 April 1993 dengan nama produk mie Karomah dengan Akta no. 43 yang dibuat dihadapan Notaris H. Makmur Ritonga, SH. Karena begitu banyak mie bihun instant yang ada dipasaran, hasil produksi mie bihun instant Karomah tidak dapat mengikuti persaingan dipasaran. Tepatnya pada tanggal 11 September 1995 perusahaan mengubah hasil produksinya dari mie instant Karomah menjadi mie bihun biasa dan mie bihun Aroma. Perusahaan sudah memproduksi bihun sejak tahun 1995 dan bihun instant pada tahun 1998. Sejak awal tahun 2005 perusahaan telah menambah produk yang dihasilkan, yaitu produksi minuman segar dalam kemasan. Dengan permintaan pasar cukup baik pada akhir-akhir ini, baik produksi mie bihun biasa, mie bihun instant maupun minuman segar dalam kemasan, maka perusahaan merencanakan untuk melakukan pengembangan usaha. Pengembangan usaha ini dilakukan dengan peningkatan jumlah penjualan, yang pada akhirnya menumbuhkan penambahan investasi mesin dan juga modal kerja.

Tujuan utama proyek adalah untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam hal pendanaan proyek pengembangan usaha bihun biasa cap jamur, bihun instant


(21)

merek Aroma dan minuman dalam kemasan. Untuk peningkatan penjualan ini, perusahaan juga membutuhkan perluasan jaringan kerja distribusi produk tersebut diatas. Selain itu, tujuan lainnya adalah membantu pemerintah daerah dalam peningkatan struktur ekonomi diwilayahnya, serta membantu meningkatkan derajat kehidupan sosial masyarakat, baik yang terlibat langsung dalam perusahaan maupun yang tidak langsung.

Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat data-data perusahaan yaitu : a. Nama Perusahaan : PT. Serba Indah Aneka Pangan

b. Surat Persetujuan : No. C-2590 HT.01.01.TH.2001 Tanggal 19 Maret 1993 c. Bidang Usaha : Industri Bihun Biasa dan Bihun Instant

d. Alamat Pabrik : Jl. K.L. Yos Sudarso No. 398 Cengkeh Turi Binjai e. Perizinan : - Izin Tempat Usaha : No. 503.974-737/SK/1992

- Izin Usaha tetap Industri : No. 13/12/T/Industri/1992 -Sertifikat Halal : No. 09120000580705 Tanggal

06/07/1993 f. Daerah Pemasaran : Dalam Negeri

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Serba Indah Aneka Pangan merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang usaha bihun biasa dengan merek unggulan Cap Jamur dan beberapa puluh merek lainnya, bihun instant merek AROMA dalam beberapa rasa. Selain itu juga produk minuman segar dalam kemasan dalam merek SEGAR VIT dan OKE DRINK


(22)

dalam berbagai rasa. Adapun jenis-jenis produk mie instant yang dipasarkan di PT. Serba Indah Aneka Pangan sampai saat ini adalah sebagai berikut :

A. Bihun Biasa

1. Jamur Kualitas Biasa dan Jamur Kualitas Super

2. Rumah Adat Kualitas Biasa dan Rumah Adat Kualitas Super

3. Bihun 5 Kg merek : Mahkota, Anggur, Bintang Lima (Aceh), Marmut, Leo, Ikan Mas, Apel, Sayur Kol, Kapal Layar, Bison

B. Bihun Instant Merek Aroma

C. Minuman JellY “ Segar Vit “ (Kemasan Odol Persegi) D. Minuman Segar “OKE” (Kemasan Odol Persegi)

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Serba Indah Aneka Pangan berlokasi di jalan K.L. Yos Sudarso no. 398 Cengkeh Turi, Binjai Utara dan dibangun di atas areal tanah 123.705 m2

2.4. Daerah Pemasaran

. Dalam areal ini terdapat bangunan kantor, bangunan pabrik, laboratorium, gudang, areal parkir, tempat perawatan mesin, dan bengkel, serta ruang kesejahteraan karyawan ( kantin, ruang ganti karyawan, tempat pembuangan limbah dan kamar mandi )

Produk PT. Serba Indah Aneka Pangan ditujukan untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang meliputi daerah Sumatera Utara, Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau.


(23)

Selain memasarkan hasil produksinya di Sumatera, perusahaan ini juga memasarkan ke Pulau Jawa.

2.5. Standar Mutu Bahan/Produk 2.5.1. Pengawasan Mutu Produk Jadi

Mie yang sudah kering yang keluar dari colling fan kemudian didistribusikan keruang packing. Pada tahap ini terdapat beberapa proses yaitu :

a Pengaturan letak mie b Pengisian bumbu dan cabe c Pengecekan kelengkapan isi d Pengemasan mie

e Pengemasan karton f Pengisolasian karton

Sebelum pengemasan produk dilakukan beberapa pengecekan yaitu : 1. Pengontrolan Berat Mie

Pemeriksaan berat mie dilakukan setiap 10-15 menit setiap jalur. Untuk mie instant regular berat mie kering 55 gr dan mie instant 100 berat mie kering 89 gr. Keutuhan dari kepingan mie juga diperhatikan yaitu minimal 96 %. Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka mie tersebut tidak dapat dibungkus/dikemas.

2. Pemeriksaan Kandungan Mie

Analisisnya dilakukan di dalam laboratorium. Standar mutu mie kering dapat dilihat pada Tabel 2.1.


(24)

Tabel 2.1. Standar Mutu Mie Bihun Instant

Jenis Pemeriksaan Standar

Tekstur Normal dan dapat diterima

Kadar Free Fatty Acid (FFA) mie Maksimal 0,25 %

Kadar Peroksida Maksimal 3,00 mg/100 gr

Kadar Air Mie Maximum 17-19%

Kadar Lemak Maksimal 17-19%

Sumber : PT. Serba Indah Aneka Pangan

Bila hasil pemeriksaan tidak sesuai standar maka dilakukan proses pengolahan.

2.5.2. Standar Mutu Pengemasan

Mie yang akan dikemas harus berbentuk rapi, tidak panas,tidak pecah juga tidak ada kontaminasi. Kemasan yang digunakan harus bersih. Etiket yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Kondisi bagian belakang dan daerah penutup

Kondisi yang masih diterima pada bagian ini adalah bagian penutup harus kuat, berwarna kontras dan berwarna dasar sebagai latar belakang.

2. Latar belakang

Bagian latar belakang yang tidak berwarna berukuran lebih tebal berbentuk garis. Bagian yang berwarna berukuran lebih tipis.

3. Kondisi tulisan

Tulisan harus jelas dan dapat dibaca. 4. Pengkodean

Etiket harus dilengkapi dengan kode produksi dan batas pemakaiannya (batas kadaluarsa)


(25)

Standar Pengemasan Kepingan Mie Instant dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instant

No Jenis Pemeriksaan Standar

1 Berat netto kepingan mie 65 gr, 75gr (Mie regular) 100 gr (mie bihun instant)

2 Kode

- etiket - karton

- ada dan sesuai - ada dan sesuai

3 Mutu sealing Tidak bocor dan tidak berlipat

4 Mutu etiket Baik dan gambarnya jelas

5 Kelengapan bumbu Ada dan sesuai

6 Isi tiap karton 40 pcs

Sumber : PT. Serba Indah Aneka Pangan

2.5.3. Analisa Laboratorium

Sebelum mie siap dikomsumsi oleh konsumen dilakukan beberapa tes laboratorium. Beberapa tes yang dilakukan adalah :

1. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid /FFA) 2. Analisa Kadar Gluten Basah dan Kering

3. Analisa Kadar Lemak

4. Analisa Bilangan Peroksida (POV) 5. Analisa Kadar Air Dengan Metode Oven

2.6. Bahan yang digunakan

Produk yang dihasilkan oleh P.T. Serba Indah Aneka Pangan adalah mie instant. Produk ini diproduksi dengan berbagai rasa. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mie instant adalah sebagai berikut :


(26)

1. Bahan baku

Bahan baku adalah bahan yang paling penting digunakan dalam pembuatan suatu produk dimana keberadaan bahan tersebut mempengaruhi nilai produk. Dengan kata lain, bahan baku adalah bahan utama dalam pembuatan produk.

Bahan baku yang digunakan yang digunakan untuk pembuatan mie instant adalah : a. Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan mie instant. Untuk pembuatan 1 adonan atau 1 adukan diperlukan 250 kg tepung terigu dimana 1 adonan ini dapat menghasilkan sekitar 4000 bungkus mie instant. Tepung terigu ini didatangkan dari lokal dan impor dengan frekwensi kedatangan 1 minggu sekali sebanyak 800 sak dimana 1 sak beratnya 25 kg.

b. Tepung tapioka

Tepung tapioka adalah campuran adonan yang membentuk bubuk dan dicampurkan dengan bahan baku utama dengan perbandingan 1 : 8 kg. Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan baku yang ditambahkan pada tepung terigu yang dapat membuat adonan menjadi kenyal pada setiap keping mie blok. Tepung tapioka didatangkan dari P.T. Telaga Sari Tebing Tinggi.

c. Bumbu penyedap dan sauce

Bumbu penyedap dan sauce tidak diproduksi sendiri oleh pabrik tetapi didatangkan dari Ciawi yang menangani bumbu pada grup yang sama. Jadi bumbu sudah dalam bentuk kemasan. Pemberian bumbu pada setiap kemasan berbeda-beda menurut jenisnya dan rasa mie. Bumbu dan mie disatukan pada waktu pembungkusan.


(27)

Bumbu ini terdiri dari lada, pala, monosodium glutamate, rasa daging ayam, garam, hidrolisa protein sayur, bumbu seledri, kecap, bumbu bawang putih dan daun bawang.

2. Bahan tambahan

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya sebagai bahan pelengkap dan merupakan bagian dari produk akhir. Dengan kata lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk sama-sama membentuk barang jadi, dimana komponen bahan tambahan ini biasanya tidak dapat dibedakan secara jelas pada barang jadi tersebut.

Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie instant adalah sebagai berikut :

a. Etiket atau pembungkus

Etiket atau pembungkus terbuat dari plastik yang telah diberi merek berbagai jenis dan rasa mie yang hendak dibungkus. Etiket ini dibuat berbentuk roll gulungan yang telah disesuaikan dengan keadaan mesin pembungkus.

b. Kotak karton

Kotak karton digunakan untuk mengepak mie yang telah dibungkus pada masing-masing etiket yang memuat 40 bungkus. Kotak karton ini juga telah diberi label berdasarkan jenis dan rasa mie yang akan dikemas.


(28)

c. Selotif

Selotif digunakan untuk merekatkan tutup kotak karton satu sama lain. Solatif diperoleh dari supplier yang ada di daerah Medan.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong ini tidak tampak pada barang jadi.

Bahan penolong yang digunakan adalah : a. Natrium polipospat (NaH2PO4

Natrium polipospat (NaH )

2PO4

b. Natrium Karbonat (Na

) berfungsi untuk membuat adonan menjadi kenyal dan bersatu.

2CO3

Natrium Karbonat (Na )

2CO3

c. Potassium Karbonat

) berfungsi untuk membuat adonan menjadi kenyal dan bersatu.

Potassium Karbonat berfungsi untuk membuat adonan menjadi kenyal dan bersatu. d. Karboksimetil Selulosa

Karboksimetil Selulosa berfungsi untuk membuat adonan menjadi kenyal dan bersatu.


(29)

e. Tetrazine (CL 19140)

Tetrazine (CL 19140) berfungsi sebagai bahan pewarna untuk pembuatan mie instant, agar mie tersebut tampak menarik.

f. Garam (NaCl)

Garam digunakan untuk memberikan rasa asin terhadap mie. g. Air

Dalam proses pembuatan mie, air berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang digunakan serta menjadikan adonan dapat bercampur secara homogen. Air berasal dari sumur pompa yang ditampung dalam tangki penyaring atau filter yang akan menyaring kotoran-kotoran sehingga dihasilkan air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

2.7. Uraian Proses Produksi 1. Pembuatan Larutan Konsui

Larutan Konsui digunakan sebagai campuran dalam pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka menjadi adonan mie. Pembuatan larutan konsui adalah dengan mencampurkan larutan Sodium poliphosphat + sodium karbonat + garam + karboksimeti + selulosa + tetrazine dan air. Lamanya penyiraman konsui kedalam mixer adalah 100 detik yang diatur oleh kran dan diawasi oleh operator.

2. Pengadukan Tepung Terigu dan Tepung Tapioka (Mixing Process)

Proses ini bertujuan untuk membuat adonan tepung yang elastis dan homogen. Pengadukan ±14-15 menit dengan suhu 35-370C dan kadar air berkisar 30-33%. Pada


(30)

proses pengadukan tepung terigu + tepung tapioka + larutan konsui. Pada proses pengadukan terdapat 6 lini dimana disetiap lininya diawasi oleh 1 operator.

3. Pengepresan (Pressing Process)

Setelah adonan homogen, campuran tersebut dimasukkan ke dalam mesin pengepressan (Roll Press). Dimana proses pengepressan ini bertujuan untuk menekan/memadatkan adonan. Pengepresan terdiri dari 1 lini dimana waktu yang dibutuhkan pada proses pengepresan adalah 2 menit = 120 detik.

4. Penyisiran (Slittering Process)

Proses penyisiran dari lembaran adonan dilakukan dengan menggunakan alat slitter yang berfungsi untuk membuat untaian mie yang bergelombang. Pada tahap ini yang harus diperhatikan adalah jumlah untaian mie setiap lajur, bentuk dan keadaan mie. Masalah yang sering dijumpai pada gelombang mie yang terlalu jarang atau terlalu rapat dan ditemukan untaian mie yang bergerigi.

5. Pengukusan (Steaming Process)

Prinsip dari pengukusan tujuannya adalah untuk mendapatkan mie basah. Untaian mie diangkut perlahan-lahan melalui terowongan yang penuh dengan uap.

6. Pemotongan (Cutting Process)

Sebelum dilakukan pemotongan untaian mie basah yang keluar dari steam box didinginkan dahulu dengan melewati 2 (dua) unit kipas. Hal ini bertujuan untuk menurunkan suhu mie basah dan tidak lengket sehingga dapat dipotong dan dilipat dengan baik.


(31)

7. Penggorengan (Frying Process)

Mie basah yang telah dipotong dan dilipat dibawa oleh conveyor dan distribusikan menjadi 10 jalur, kumudian ditampung didalam suatu conveyor yang berbentuk mangkok. Pada proses penggorengan suhu awal adalah 1300C, suhu tengah 140-1450 Cdan suhu akhir 1550

8. Pengeringan dan Pendinginan (Colling Fan Process) C.

Mie yang telah keluar dari penggorengan dilewatkan ke blower yang menghembuskan angin sehingga minyak yang terbawa akan tiris dan dilewatkan pada conveyor yang bergetar. Tujuannya untuk mengurangi kadar minyak yang terbawa oleh mie. Pengeringan terdiri atas 6 lini. Masing-masing lini terdiri atas 1 operator.

9. Packing

Mie yang telah kering kemudian dipacking. Pada proses packing terdapat 10 lini. Setiap lininya diawasi oleh 1 operator.

Waktu Total saat ini yang dibutuhkan untuk proses pembuatan mie instant adalah 29.61 menit

2.8. Mesin dan Peralatan 2.8.1. Mesin

2.8.1.1.Mesin Pada Produksi

Mesin untuk proses produksi yang digunakan dalam pembuatan mie instant adalah sebagai berikut :


(32)

1. Mesin Screw Conveyor Induction motor : 3 Unit

Type : 90-LG

Putaran : 910 rpm

Daya : 10 kW

Tegangan : 220/380 Volt

Fungsi : Untuk mengisap tepung terigu dan tepung tapioka dari bak. Mesin screw conveyor dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1.Mesin Screw Conveyor

2. Mixer

Induction motor : Super line

Type : SF-JR

Putaran : 1420 rpm

Daya : 11 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Mencampur dan mengaduk tepung terigu bersama tepung tapioka dengan laritan konsui sampai menjadi adonan.


(33)

Mesin mixer dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Mixer

3. Mesin Feeder

Type : SF-JH

Putaran : 1420 rpm

Daya : 2.2 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Menampung dan memecahkan gumpalan adonan ke mesin press.

Mesin feeder dapat dilihat pada Gambar 2.3.


(34)

4. Mesin Press (Roller)

Putaran : 1440 rpm

Daya : 5.5 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Merubah bentuk dari adonan menjadi lembaran Mesin press (roller) dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Mesin Press (Roller)

5. Mesin Rolling Motor

Model : CM-6-800

Daya : 5.5 kW

Tegangan : 380 Volt Putaran : 1440 rpm


(35)

6. Mesin Slitter

Asal : Jepang dan local

Fungsi : Merubah bentuk lembaran menjadi untaian dengan cara menyisir.

7. Mesin Steam Box

Pressure gauge : 0-5 kg/cm2

Asal : Jepang dengan merek tokyo menki

Fungsi : Membasahi, mematangkan dan mengeringkan mie. Mesin steam box dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Mesin Steam Box

8. Mesin Cutter

Putaran : 1410 rpm

Daya : 0.4 kW

Tegangan : 380 Volt


(36)

Mesin cutter dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6. Mesin Cutter

9. Mesin Fryer

Putaran : 1410 rpm

Daya : 2.2 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Menggoreng mie, memberi aroma agar ketahanan mie terjaga. Mesin fryer dapat dilihat pada Gambar 2.7


(37)

10. Mesin Cooling Conveyor/fan

Fan : 10 Unit

: FA 10 x 0.4 kW : CCV 800 X 120 Cooling conveyor : 1 Unit

Putaran : 1420 rpm

Daya : 10.75 kW

Tegangan : 380 Volt

Fungsi : Mendinginkan mie yang telah digoreng dan mengeringkan

11. Mesin Unit Packing

Mesin ini berfungsi untuk membungkus mie. Dengan panjang etiket atau bungkus ini adalah 170 mm. Mesin ini dilengkapi dengan alat sensor yang dapat mengatur pemotongan mie agar mie dan pembungkusnya tidak terpotong sehingga mie terbungkus dengan baik. Mesin ini juga memberi nomor produksi dan tanggal penggunaan yang diperbolehkan. Mesin ini berasal dari Jepang dengan merek Tokiwa.

2.8.1.2.Mesin Pada Work Shop

Selain mesin pada produksi, juga terdapat mesin pada work shop yang mendukung kelancaran pada saat proses produksi. Mesin tersebut antara lain :

1. Mesin bubut. 2. Mesin bor


(38)

3. Mesin gerinda 4. Mesin las listrik

2.8.2. Peralatan

Untuk mendukung proses produksi diperlukan berbagai peralatan. Adapun jenis peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Forklift

Fungsi : Membawa/mengangkut bahan baku mie yang telah dikemas dari gudang penyimpana dan menangkat packingan mie menuju truk pengangkut. Jumlah : 2 Unit

2. Timbangan

Fungsi : Menimbang bahan-bahan mie bihun yang diperlukan untuk proses pencetakan.

Jumlah : 4 Unit 3. Kereta Sorong

Fungsi : Membawa untaian mie menuju tempat pengeringan Jumlah : 5 Unit

4. Kereta Sorong

Kereta sorong berfungsi untuk mengangkut karton yang telah berisi mie ke gudang bahan jadi.


(39)

2.8.3. Utilitas 1. Uap (Steam)

Uap merupakan salah satu unit pendukung di bagian produksi. Uap yang digunakan di pabrik dihasilkan oleh boiler. Uap adalah bentuk gas dari zat (air) yang dalam kondisi normal tidak berbentuk gas. Yang dimaksud dengan uap jenuh (saturated steam) adalah uap yang suhunya sama dengan titik didih air. Uap yang terbentuk pada saat air mendidih. Unsaturated adalah uap yang suhunya masih dibawah titik didih air. Steam boiler di PT. Serba Indah Aneka Pangan cabang Medan menggunakan uap Saturated. Uap yang dihasilkan seluruhnya digunakan di bagian produksi yakni untuk:

- Proses pengukusan pada steam box, yang digunakan untuk memasak mie.

- Proses penggorengan pada fryer, yang digunakan untuk memanaskan minyak goring.

2. Air

Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi. Kegunaan air di perusahaan ini adalah :

- Untuk proses produksi

- Untuk keperluan boiler sebagai penghasil uap - Untuk keperluan laboratorium

- Untuk kebutuhan karyawan


(40)

Air yang digunakan di perusahaan adalah air yang berasal dari sumur bor yang kemudian diolah sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan. Pengolahan air ini disebut dengan water treatment.

Pengolahan air ini dibagi menjadi dua tahap yaitu :

• Tahap pertama adalah eksternal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk pabrik, kantor dan keperluan lainnya.

• Tahap kedua adalah Internal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk boiler.

3. Listrik

Sumber Listrik dari PLN

Sumber tenaga utama yang digunakan berasal dari PLN. Daya listrik yang digunakan dibagi atas dua bagian besar yang dikontrol pada 2 (dua) panel kontrol. Yang pertama daya listrik yang digunakan untuk bagian produksi dan yang kedua daya lisrik digunakan untuk bagian utilitas, kantor dan lain-lain. Daya yang dibutuhkan dari PLN adalah 555 KVA

Mesin Listrik Tenaga Disel

Mesin ini dipersiapkan sebagai tenaga cadangan apabila pemutusan aliran listrik dari PLN secara tiba-tiba. Terdapat 1 generator yang mempunyai kapsitas 590 KVA, 472 kW dengan type Caterpilar seri 3412. Sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah solar.


(41)

4. Laboratorium

Pengadaan laboratorium di perusahaan ini merupakan suatu ketentuan yang dikeluarkan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan. Aktivitas di laboratorium ini meliputi pemeriksaan mutu standar yang dihasilkan dan pengadaan riset dalam menciptakan jenis produk baru dan modifikasi produk yang telah ada sebagai usaha diffrensiasi pasar dalam menghadapi persaingan.

Pemeriksaan standar mutu produk dilakukan dengan pemeriksaaan bahan baku yang digunakan, bahan setengah jadi dan bahan barang jadi. Pemeriksaan terhadp bahan-bahan baku dilakukan dengan menguji setiap jenis bahan yang digunakan seperti tepung dan bahan-bahan tambahan. Untuk produk jadi dilakukan pemeriksaan terhadap isi bungkus dari mie.

2.8.4. Safety dan Fire Protection

Dalam melaksanakan keselamatan karyawan dalam bekerja di PT. Serba Indah Aneka Pangan telah menyediakan beberapa fasilitas antara lain :

1. Regu pemadam kebakaran yang terdiri atas karyawan

2. Tabung Pemadam Kebakaranyang diletakkan disetiap ruangan 3. Menyediakan pakai kerja seperti masker, topi dan sarung tangan.

2.8.5. Pengolahan Limbah (Waste Treatment)


(42)

1. Limbah Gas

Limbah gas berupa asap yang keluar dari cerobong asap pabrik yang berasal dari steam box dan fryer.

2. Limbah Padat

Limbah padat berupa plastik, pecahan mie dan adonan. Limbah ini dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian dibakar pada waktu tertentu tergantung banyak tidaknya limbah, tetapi biasanya dilakukan setelah habis produksi.

3. Limbah Cair

Limbah cair berupa minyak dan air steam. Limbah ini melalui beberapa proses pembuangan. Dibawah setiap mesin terdapat air yang dialirkan dan berguna untuk membersihkan/mengalirkan adonan, minyak dan sebagainya yang jatuh dari mesin yang akan dibawa ke tempat saluran air yang berada dibawah setiap mesin sehingga sampai ke bak penampungan. Di dalam bak penampungan ini terjadi pemisahan antara lemak dan air. Air akan berada dibawah sedangkan lemak akan berada di atas. Untuk lemak setiap harinya diadakan pengambilan sedangkan air sedot melalui pipa-pipa di bak selanjutnya.

Pada bak terjadi beberapa proses pengolah limbah yaitu sebagai berikut : 1. Tahap I (Primary Treatment)

Pada fase ini dilakukan proses penambahan bahan kimia yaitu TCF dan TCN. TCP adalah suatu senyawa dengan melekul anionic polyelectrolyte yang berbentuk cairan putih dan tidak berbau. Sedangkan TCN adalah senyawa aluminium sulfat (Al2(SO4)3) yang berguna untuk membuat dispersi yang


(43)

selanjutnya air mengalami suatu pemisahan yaitu padatan dan cairan. Di dalam bak ini terdapat baling-baling yang terus berputar yang dapat mencampurkan TCN dan TCF serta limbah dengan konsentrasi 100 ml.

2. Tahap II (Second Treatment)

Tahap ini adalah proses kelanjutan dari tahap I. Dalam tahap ini terjadi proses kontak dengan udara yang dilakukan oleh kincir untuk proses penyegaran.

3. Tahap III (Third Treatment)

Tahap ini merupakan tahap akhir. Dalam bak ini ada yang menuju kesebuah kolam dan ada langsung ke saluran air yang akan menuju ke sungai. Sebagian air yang menuju kola mini terdapat ikan-ikan. Ikan-ikan ini merupakan patokan apakah air tersebut tercemar atau tidak. Apabila ikan yang berada dalam kolam mati berarti air tersebut sudah tercemar dan apabila ikan tersebut masih hidup berati airnya tidak tercemar.

2.9. Struktur Organisasi PT. Serba Indah Aneka Pangan

Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai struktur organsasi dalam bentuk organisasi garis dan fungsional. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 2.8.


(44)

(45)

2.9.1. Pembagian Tugas dan Wewenang

Setiap organisasi baik organisasi pemerintah atau swasta selalu berusaha agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik, sehat dan efisien. Salah satu sarana dan upaya untuk itu adalah pembagian tugas dan penyusunan uraian jabatan di dalam organisasi. Uraian jabatan yang mencakup tugas, wewenang dan tanggung jawab di lingkungan perusahaan adalah sebagai berikut :

Adapun tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap bagian atau departemen sesuai dengan struktur organisasi pada gambar 2.8. adalah sebagai berikut :

Direktur

- Sebagai pimpinan tertinggi di perusahaan yang menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan dan sasaran perusahaan.

- Menyetujui dan menandatangani surat-surat penting yang berkenaan dengan perusahaan.

Wakil Direktur

- Merencanakan, mengorganisir, mengendalikan semua kegiatan yang ada diperusahaan dengan izin Direktur.

- Bertanggung jawab kepada Direktur tentang kegiatan yang ada di perusahaan. Berikut tugas dan tanggung jawab yang melaksanakan kegiatan di lapangan :

1. Asisten Kepala

- Mengevaluasi hasil kerja setiap asisten.

- Mengkoordinir asisten baik asisten lapanngan maupun asisten pabrik. 2. Kepala Laboratorium


(46)

3. Asisten Teknik

- Menangani masalah teknik, listrik, motor, dan mesin produksi mie bihun. - Memberi pengarahan tentang penggunaan peralatan pabrik sebaik-baiknya. 4. Asisten Produksi

- Menangani masalah produksi dan bahan kimia, dan quality control. - Mengkoordinir karyawan yang bekerja dibagian produksi.

5. Kepala Tata Usaha (KTU)

- Melaksanakan administrasi kepegawaian, seperti izin cuti, perlengkapan kerja dan surat menyurat kepegawaian.

- Menyampaikan segala pesan dari dalam dan luar perusahaan. 6. Supervisor

- Menganalisis kegiatan buruh dan mesin-mesin yang ada dipabrik demi kelancaran proses produksi di perusahaan.

- Melakukan penelitian dalam rangka pengembangan produk dan perusahaan.

- Memeriksa dan melakukan pengujian terhadap produk dan bahan-bahan kimia yang digunakan dalam produksi.

7. Krani Kantor

- Membuat permintaan barang-barang kekantor yang ada di Binjai - Menerima permintaan barang-barang dari kantor yang ada di Binjai - Mengumpulkan data.


(47)

2.9.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.9.2.1. Jumlah Tenaga Kerja

PT. Serba Indah Aneka Pangan Binjai memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.. Tenaga kerja langsung adalah pekerja pada bagian produksi/pengolahan di pabrik. Sedangkan menurut penggajiannya tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja tetap yang menerima gaji bulanan dan tenaga kerja harian. Jumlah tenaga Kerja pada PT. Serba Indah Aneka Pangan 2002 dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.3. Daftar Karyawan PT. Serba Indah Aneka Pangan

No Bagian Pria Wanita

1 A. Langsung Group A

- Operator mie bihun - Cetak bihun

- Packing bihun - Oven bihun - Operator boiler

- - - 3 orang 2 orang

16 orang 23 orang 18 orang

- -

Group B

- Operator mie bihun - Cetak bihun

- -

16 orang 23 orang


(48)

Tabel 2.3. Daftar Karyawan PT. Serba Indah Aneka Pangan (Lanjutan)

No Bagian Pria Wanita

- Packing bihun - Oven bihun - Operator boiler

- 3 orang 2 orang 18 orang - - Group C

- Operator mie bihun - Cuci bihun

- Operator boiler

- 2 orang 4 orang 16 orang 13 orang 2 orang 2 Bihun Instant Aroma

- Cetak bihun - Packing bumbu - Packing bihun instant - Laboratorium/bumbu 1 orang - - 3 orang 42 orang 8 orang 26 orang 4 orang 3 B. Tidak Langsung

- Manajer Produksi - Wakil Manager - Kepala Mekanik - Kepala Gudang - Kepala Laboratorium

1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang - - - - 1 orang


(49)

Tabel 2.3. Daftar Karyawan PT. Serba Indah Aneka Pangan (Lanjutan)

No Bagian Pria Wanita

- Mandor bihun instant - Mekanik/Bengkel - Staf Produksi

- 5 orang 4 orang - - - 4 C. Penjualan

1. Divisi bihun biasa - Manager

- Supervisor - Sales

- Office/Adm sales - Driver/helper - Driver/helper 2. Divisi bihun biasa - Sales Manager - Ass. Sales manager - Sales

- Office/adm sales - Driver/helper 1 orang 1 orang 2 orang - 4 orang 18 orang 1 orang 1 orang 4 orang - 10 orang - - - 2 orang - - - - 1 orang 1 orang -


(50)

Tabel 2.3. Daftar Karyawan PT. Serba Indah Aneka Pangan (Lanjutan)

No Bagian Pria Wanita

5 Direksi, Adm & Umum - Direktur

- General Manager - Manager Keuangan - Kasir

- Adm piutang/hutang - Adm Stock

- Satpam

1 orang 1 orang

- - - - 3 orang

- - 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang

-

Jumlah 82 orang 237 orang

Total Jumlah Karyawan Secara Keseluruhan

319 orang

2.9.2.2. Jam Kerja

Sistem kerja karyawan bagian produksi PT. Serba Indah Aneka Pangan dibagi dalam 2 (dua) shift, yaitu shift 1 (pertama) dan shift 2 (dua) dengan jam kerja 8 (tujuh) jam/shift.

Pembagian shift ditetapkan sebagai berikut : a Shift 1 : jam 08.00 – 16.00 WIB


(51)

- Pukul 08.00-12.00 WIB (kerja aktif) - Pukul 12.00-13.00 WIB (istirahat) - Pukul 13.00-16.00 WIB (kerja aktif) Untuk hari Sabtu

- Pukul 08.00-12.00 WIB (kerja aktif) b Shift 2 : jam 16.00 – 24.00 WIB

Shift 2 dengan perincian sebagai berikut : - Pukul 15.00-18.00 WIB (kerja aktif) - Pukul 18.00-19.00 WIB (istirahat) - Pukul 19.00-23.00 WIB (kerja aktif)

Waktu jam kerja ini dapat berubah tergantung dari permintaan pasar akan mie instant. Khusus untuk karyawan keamanan pabrik setiap shift terdiri dari 3 orang dimana dilakukan pergantian setiap 12 jam sekali.

2.9.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya 2.9.3.1. Sistem Pengupahan

Besarnya gaji/upah untuk setiap karyawan ditentukan menurut tingat golongannya. Perusahaan menerapkan ketentuan pemerintah tentang upah minimum regional (UMR) yang berlaku bagi setiap karyawan.

Pembayaran upah di PT. Serba Indah Aneka Pangan dilakukan sekali setiap bulan. Besar upah/gaji karyawan dibayarkan perusahaan sesuai dengan ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja setiap bulannya dan tentunya didasarkan pada data


(52)

masing-masing pekerja apakah ada kerja lembur atau tidak. Disamping upah tersebut perusahaan juga memberi makan karyawannya satu kali setiap hari kerja untuk masing-masing shift.

2.9.3.2. Fasilitas Pendukung

Perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas yang apat mendukung efektifitas karyawan seperti :

1. Poliklinik

Untuk perawatan dan pengobatan darurat bagi karyawan yang dijag oleh seorang dokter dan seorang perawat.

2. Koperasi dan Toko koperasi 3. Mushallah/sarana Ibadah 4. Transportasi

Perusahaan menyediakan bus antar jemput pekerja dan mobil untuk karyawan kantor.

5. Kamar mandi dan Kamar ganti pakaian

6. Fasilitas kerja seperti sarung tangan, topi serta masker. 7. Kantin


(53)

(54)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Penentuan Mesin Replacement

Mesin produksi akan mengalami penyusutan seiring umur pakainya. Penyusutan tersebut akibat memburuknya mesin tersebut secara fisik, ataupun mesin tersebut sudah ketinggalan zaman sehingga perlu diadakan pergantian (Replacement). Replacement sangat dibutuhkan dalam hal ini untuk memperhitungkan apakah diperlukan pergantian tersebut.

Pengambilan keputusan merupakan masalah yang harus dihadapi oleh setiap pimpinan perusahaan. Dalam pengambilan keputusan ini, banyak faktor yang harus dipertimbangkan, agar didapatkan hasil yang optimal.

Penggantian mesin merupakan salah satu kebijaksanaan yang harus diambil sesuai pertimbangan faktor-faktor tersebut. Apakah mesin yang dimiliki saat ini masih dapat dipakai dengan berbagai cara perbaikan, atau mesin baru akan lebih ekonomis bila segera dimiliki. Oleh karena itu, untuk mendapatkan keputusan yang tepat, perlu diadakan penentuan umur ekonomis pada mesin tersebut. Studi terhadap penggantian mesin/peralatan ini disebut “Replacement Study”.1


(55)

Penggantian mesin/peralatan tidak selamanya dilakukan semata-mata disebabkan kerena mesin/peralatan yang ada sudah benar-benar usang, tetapi biasa juga karena faktor-faktor lainnya. Adapun alasan-alasan suatu mesin/peralatan perlu diganti antara lain:

1. Adanya keuntungan potensial dari penggunaan mesin baru. Misalnya penggunaan bahan dan tenaga kerja yang lebih efektif, sehingga harga pokok produk menjadi lebih rendah atau memberikan penghematan yang terbesar. 2. Oleh karena mesin yang dipergunakan sudah rusak sehingga tidak dapat

bekerja sebagaimana mestinya. Mesin/peralatan yang rusak ini perlu diganti, karena apabila mesin ini tidak diganti dan terus dipergunakan maka akan menimbulkan kerugian-kerugian seperti:

a. Waktu pengerjaan (Operation Time) dari produk di mesin tersebut bertambah.

b. Produksi perusahaan menurun, karena waktu produksi per satuan bertambah.

c. Kualitas produk menurun.

d. Biaya tenaga kerja akan bertambah besar. e. Biaya maintenance juga akan bertambah besar.

3. Karena mesin/peralatan yang digunakan telah kuno/tua atau ketinggalan zaman. Walaupun mesin/peralatan yang kuno ini masih dapat berfungsi, tetapi tidak memenuhi tuntutan kemajuan teknologi yang modern (dalam arti konomis), sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing dengan


(56)

4. Karena mesin peralatan yang lama tidak dapat lagi berproduksi sesuai dengan kapasitas yang direncanakan. Pergantian dapat saja terjadi walaupun mesin/peralatan lama dalam keadaan baik. Apabila semangat kerja dari para pekerja telah menurun dan kondisi kerja yang menjadi jelek, karena keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan para pekerja yang ditimbulkan oleh mesin/peralatan yang dipergunakan. Dalam hal ini mesin/peralatan yang ditimbulkan keadaan-keadaan tersebut seperti suara mesin/peralatan yang ribut/keras, asapnya banyak dan sering menimbulkan kecelakaan, haruslah diganti dengan mesin baru agar semangat kerja dapat bertambah baik dan kondisi kerja dapat ditingkatkan. Jika keadaan ini dibiarkan, maka jumlah produksi menurun, atau kualitas hasil yang menurun.

5. Kemungkinan penyewaan (Rental or Lease Possibilities), atas dasar beberapa pertimbangan misalnya produk yang relatif kecil, untuk menghindari biaya tetap yang tinggi maka alternatif terbaik adalah menyewa mesin/peralatan.

Dalam studi ekonomi, estimasi umur mesin/peralatan merupakan keharusan, karena usia mesin/peralatan mempunyai arti spesifikasi sebagai fungsi dari waktu atau lamanya pemakaian.

3.1.2. Kesulitan yang Dihadapi dalam Penggantian Mesin

Di dalam masalah penggantian mesin, dimana mesin yang diganti adalah mesin yang telah lama dipergunakan, dan mesin yang baru membutuhkan sesuatu yang baru sama sekali seperti suasana kerja, modal dan keahlian, maka selalu


(57)

terdapat kesulitan-kesulitan. Adapun kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam penggantian mesin ini adalah sebagai berikut :

1. Adanya sifat atau bahavior bahwa orang tidak mau mengganti mesin/peralatan yang dimilikinya sebelum mesin tersebut rusak sama sekali atau secara teknis tidak dapat dipergunakan lagi. Jadi walaupun mesinnya telah tua dan tidak efisien lagi masih tetap dipergunakan.

2. Terdapat keadaan mesin yang walaupun secara teknis belum tua atau aus, tetapi secara ekonomis telah tua dan ketinggalan zaman (obsolescent). Timbulnya obsolescent ini karena terdapatnya mesin baru di pasar yang menggunakan tenaga kerja yang lebih sedikit, dan lebih menjamin keselamatan kerja serta dengan menggunakan peralatan (tools) yang serba otomatis.

3. Adanya kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan untuk mengadakan pembelian mesin baru, oleh karena mesin baru ini membutuhkan sejumlah dana yang cukup besar. Jika uang sejumlah itu ada, maka harus diadakan pinjaman, sedangkan untuk mengadakan pinjaman ini diperlukan syarat-syarat yang kadang-kadang sukar dipenuhi.

4. Dibutuhkan tenaga kerja yang cakap dan dalam jumlah yang cukup besar, terutama apabila dibeli mesin-mesin yang mekanisasinya tinggi. Dalam hal ini manager harus memperhatikan perawatan mesin/peralatan tersebut dimana dibutuhkan tenaga-tenaga yang mampu dan tepat. Kalau tenaga ini tidak ada harus diusahakan untuk mendidik dan melatihnya terlebih dahulu.2


(58)

3.2. Evaluasi Ekonomis

Sebagai dasar dalam melakukan penggantian mesin perlu dilakukan evaluasi ekonomis dengan mengikuti perkembangan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mesin yang digunakan.

Dalam melakukan evaluasi ekonomi teknik, secara teoritis ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai pedoman atau petunjuk dalam penggantian mesin:

Metode-metode yang dapat digunakan adalah:

− Metode Present Worth

− Metode Annual Worth

− Metode Internal Rate of Return

3.2.1. Metode Present Worth

Metode Present Worth adalah suatu metode yang memproyeksikan seluruh penerimaan dan pengeluaran tahun n ke tahun 0 (tahun awal). Persamaannya adalah:

=

= = n x n x x

x P F i x Q P F i x

R PW 1 1 ) %, , / ( ) %, , / (

dimana: (P/F, i%, x) = Faktor Present Worth R = Penerimaan

Q = Pengeluaran x = Tahun ke-x


(59)

3.2.2. Metode Annual Worth

Dengan metode Annual Worth, maka semua biaya diproyeksikan merata setiap tahunnya. Persamaannya adalah:3

Siklus penggantian mesin/peralatan dengan tipe yang sama disebut peremajaan, mempunyai cara pembahasan tersendiri dari sudut evaluasi ekonomi. Total dari pengembalian modal dan biaya operasi merupakan penelitian dasar dalam pembahasan ini. Dimana biaya pengembalian modal cendrung menurun,

AW = G – ( O + M + CR ) CR = D = ( P – L ) ( A/P, i%, n) + Li Dimana:

( A/P, i%, n ) = Capital Recovery Factor ( O + M + CR ) = Annual Cost

G = Penerimaan kotor CR = Capital Recovery O = Ongkos-ongkos operasi P = Harga awal mesin

M = Ongkos maintenance dan sejenisnya L = Harga akhir mesin

n = Tahun

i = suku bunga uang


(60)

sementara biaya operasi dan perawatan naik sejalan dengan pertambahan umur mesin/peralatan tersebut.

Tujuan pembahasan siklus peremajaan ini adalah untuk mendapatkan usia pergantian saat biaya tahunannya minimum, dimana disebut sebagai umur ekonomis mesin/peralatan. Dengan demikian umur ekonomis dapat diartikan sebagai jangka waktu penggunaan ekonomis, dimana jangka waktu yang dicapai pada biaya rata-rata per satuan waktu mempunyai harga rendah. Apabila pembahasannya dilakukan dengan menggunakan metode biaya tahunan rata-rata maka saat peremajaan yang tepat secara matematis dirumuskan sebagai berikut:4

AC

(N - 1)

dan AC

(N)

> AC

(N + 1)

Dari uraian di atas, maka untuk pemecahan masalah penentuan umur ekonomis ini dipilih metode evaluasi umur ekonomis mesin/peralatan yang pemecahannya berdasarkan kepada metode total biaya tahunan rata-rata.

dimana :

AC = Annual Cost N = Waktu Peremajaan

3.4. Pemilihan Metode Pemecahan Masalah


(61)

3.5. Langkah-langkah Pemecahaan Masalah

Untuk pemecahan masalah, maka disusun langkah-langkah sebagai berikut:

3.5.1. Pengelompokan biaya

Untuk mendapatkan saat yang terbaik dalam mengganti peralatan, diharapkan adanya pencatatan biaya yang telah dikeluarkan selama penggunaan peralatan tersebut. Untuk pemecahan masalah tersebut di atas, biaya dikelompokkan atas:

a. Depresiasi

Depresiasi adalah nilai modal suatu investasi yang terjadi akibat bertambahnya umur benda tersebut, kecuali tanah tempat bangunan. Depresiasi umumnya digunakan untuk keperluan pajak, dimana depresiasi merupakan sejumlah penerimaan yang tidak dikenakan pajak.

Untuk menentukan besar biaya deperesiasi ada beberapa metode yang antara lain adalah:

1) Metode garis lurus (Straight Line)

Pada metode ini deperesiasi yang dihitung berbanding langsung dengan umur peralatan. Besar depresiasi dihitung dengan cara:

n L P

D= −


(62)

L = Harga akhir mesin n = Umur pakai mesin

2) Metode Persentase Tetap (Declining Balance Method)

Dalam metode persentase tetap, diasumsikan bahwa depresiasi biaya tahunan merupakan persentase tetap dari Book Value (BV) pada permulaan tahun.

Rasio depresiasi dalam setiap satu tahun terhadap BV pada permulaan tahun adalah tetap diseluruh umur aset ditandai dengan R (0 < R <

N R= 2 1).

Dalam metode ini R yang digunakan adalah:

Dimana :

R = Rasio depresiasi N = Umur depresiasi aset

Untuk perhitungan depresiasi dan nilai BV digunakan rumus. dk = B[1 – (1 – R)k]

BVk = B(1-R)k

Dimana :

BV = Nilai buku pada akhir tahun k B = Harga beli dari aset.

R = Rasio Depresiasi k = Tahun


(63)

3) Metode Jumlah Digit (Sum of Years Digit)

Pada metode ini depresiasi dibebankan lebih besar pada tahun-tahun pertama dan berangsur turun pada tahun ke-n dengan persamaan:

) 1 ( ) 1 ( 2 ) ( ++ − − = n N n N x L P DN Dimana: DN

4) Metode Capital Recovery

= Depresiasi tahun ke-n P = Harga awal mesin L = Harga akhir mesin

N = Akhir tahun perhitungan depresiasi n = Umur pakai mesin

Capital Recovery merupakan dana yang disisihkan untuk mengganti modal ditambah dengan profit yang diharapkan. Dengan demikian metode ini juga merupakan metode depresiasi yang paling cocok untuk perusahaan, dan biasanya digunakan sebagai cara depresiasi untuk intern perusahaan sebagai kontrol. Besar Capital Recovery dihitung dengan rumus sebagai berikut:

CR = (P-L) (A/P, i%, n) + Li Dimana:

CR = Capital Recovery Cost P = Harga awal


(64)

b. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya pengadaan mesin yaitu harga pembelian mesin.

c. Biaya listrik

Biaya pemakaian listrik dihitung berdasarkan harga dari PLN dan dari pembangkit sendiri.

d. Biaya perawatan dan perbaikan

Biaya perawatan dan perbaikan meliputi biaya yang dikeluarkan untuk:

− Pemakaian pelumas

− Spare parts

− Tenaga kerja perawatan mesin e. Biaya down time

Down time adalah sejumlah waktu dimana suatu mesin tidak dapat dipergunakan, karena mesin tersebut dalam perawatan maupun perbaikan.

Down time mempunyai kecendrungan naik dari tahun ke tahun, karena menurunnya kondisi mesin sebagai akibat dari pertambahan masa pakai.

Biaya down time adalah biaya kerugian kerena suatu mesin tidak dapat dipergunakan.6

f. Replacement Model

Replacement model memiliki 2 model yaitu model Dynamic Policy dan MAPI Replacement Manual. Kedua model ini memperluas masalah


(65)

menjadi suatu evaluasi dari setiap usulan investasi di bangunan dan peralatan. Namun banyak sifat dari model terdahulu tetap dipertahankan.

3.5.2. Peramalan

Peramalan digunakan untuk mendapatkan perkiraan data dimasa yang akan datang. Adapun metode peramalan yang ada yaitu:

1) Metode Peramalan Kualitatif

Pada peramalan kualitatif tidak dibutuhkan identifikasi yang jelas terhadap pola dasar. Hal ini karena hasil dari peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat dan pengetahuan si peramal.

2) Peramalan kuantitatif

Pada peramalan ini dibutuhkan identifikasi yang jelas tentang tipe dari pola dasar. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang digunakan. Peramalan kuantitatif dapat digunakan bila terdapat tiga kondisi sebagai berikut:

a. Adanya informasi masa lalu yang dapat digunakan.

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan ke dalam bentuk angka.

c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek dan pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

Peramalan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data masa yang akan datang. Model yang digunakan disini adalah model deret berkala, yaitu


(66)

serangkaian data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu kejadian. Model berkala ada empat jenis yaitu:

a. Pola Horizontal

Pola data ini terjadi bila harga data berfluktuasi sekitar harga rata-rata. Dan dapat digambarkan seperti Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Pola Horizontal

b. Pola Musiman

Pola data ini terjadi bila data sangat dipengaruhi oleh musim tertentu. Dan dapat digambarkan seperti Gambar 2.3.


(67)

c. Pola Siklus

Pola data ini terjadi bila data mempunyai gerak naik turun dalam jangka waktu yang lama, dimana pada waktu tertentu pola akan berulang.

Gambar 2.4. Pola Siklus

d. Pola Trend

Pola trend terjadi apabila data menaik ataupun menurun dalam jangka waktu yang panjang.

Gambar 2.5. Pola Trend

Pemilihan teknik peramalan ini didasarkan atas betuk pola data. Pada analisa repalcement study di sini digunakan peramalan dengan pola trend, karena biaya-biaya yang ada memiliki kecendrungan naik dari tahun ke tahun.


(68)

Pada studi ini peramalan dengan pola trend ada dua jenis yang dipakai yaitu:

1. Trend Linier

Bentuk persamaannya adalah:

Yi’= a + b.Xi

Dimana:

Yi’ = Nilai peramalan

Xi 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 . . . .     −             −     −     =     −                 −         =

= = = = = = = = = = = n i i n i i n i i n i i n i i i n i i n i i n i i i n i i n i i n i i X X n Y X Y X b X X n Y X X X Y a = Waktu

a dan b = Konstanta

Harga a dan b dapat diperoleh dengan persamaan:

2. Trend Kuadratis

Bentuk persamaanya adalah:

Yi’= a + b.Xi + c. Xi2

Dimana:

Yi’ = Nilai peramalan


(69)

Harga a, b dan c dapat diperoleh dengan persamaan:     +     +     =     +     +     =     +     + =

= = = = = = = = = = = n i i n i i n i i n i i i n i i n i i n i i n i i i n i i n i i n i i X c X b X a Y X X c X b X a Y X X c X b a n Y 1 4 1 3 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 . . . . . . . . .

Dari kedua trend peramalan diatas dapat dipilih trend peramalan yang sesuai, berdasarkan jumlah kesalahan kuadrat rata-rata terkecil (Mean Square Error = MSE) dan koefisien korelasi yang terbesar atau paling dekat dengan 1. MSE dihitung dengan persamaan sebagai berikut:7

n Y Y MSE n i i i

= − = 1 ' ) ( Dimana:

MSE = Jumlah kesalahan kuadrat rata-rata Yi’ = Nilai dari persamaan

Yi = Nilai data sebenarnya

n = Banyak data

3.5.3. Perhitungan Total Biaya Tahunan Rata-rata

Untuk biaya yang berfluktuasi setiap tahun, biaya-biaya tersebut dihitung dengan cara:


(70)

a. Menentukan Capital Recovery (CR)

− Hitung harga akhir mesin tiap tahun (Book Value)

− Hitung CR dengan persamaan:

CR = ( P – L ) ( A/P, i%, n ) + Li Dimana :

P = Harga awal mesin L = Harga akhir mesin n = Tahun

i = Suku bunga uang

b. Menentukan biaya down time

Hitung biaya down time dengan persamaan: Bd = jr / jk x BO

Dimana:

Bd = Biaya down time jr = Jam reperasi

jk = Jam kerja normal per tahun BO = Biaya operator.

− Hitung biaya down time mesin untuk yang akan datang dengan peramalan yang dipilih.

c. Menentukan biaya operasi tahunan rata-rata


(71)

− Hitung biaya operasi tahunan yang akan datang dengan peramalan yang dipilih.

− Tentukan present value dari total biaya tiap tahun ke tahun nol yaitu dengan cara mengalikan biaya dengan faktor Present Worth (P/F, i%, n).

− Hitung kumulatif biaya dari present value di atas.

− Untuk mendapatkan biaya tahunan rata-rata kalikan kumulatif biaya tiap tahun dengan faktor Capital Recovery (A/P, i%, n).

− Hasil yang diperoleh merupakan ekivalensi dari biaya operasi tahunan rata-rata tahunnya.

d. Menentukan total biaya tahunan rata-rata

- Jumlahkan semua elemen biaya di atas (Capital Recovery), Biaya down time dan biaya operasi tahunan rata-rata).

3.5.4. Penentuan Umur Ekonomis Mesin

Umur ekonomis mesin ditentukan dari total biaya tahunan rata-rata. Penentuannya yaitu pada saat total biaya tahunan rata-rata terkecil untuk selanjutnya dilakukan replacement (penggantian) terhadap mesin.8


(72)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan kepada latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori-teori yang mendukung dalam memecahkan permasalahan yang diteliti.

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di departemen produksi pada mesin produksi di PT. Serba Indah Aneka Pangan yang berlokasi di Jalan K. L. Yos Sudarso Cengkeh Turi Binjai. Penelitian ini dilakukan lebih kurang I (satu) bulan yaitu 4 Juli 2007 sampai 2 Agustus 2007 dimulai pada jam 09.00 wib sampai 14.00 wib.

4.2. Rancangan Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, hendaknya dilakukan perancangan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Adapun rancangan yang dilakukan adalah :

1. Melakukan pengamatan langsung terhadap mesin-mesin produksi sebelum menentukan mesin yang akan diteliti.

2. Melihat laporan harian beakdown mesin di bagian produksi dan laporan bulanan di bagian Maintenance Engineering.


(73)

3. Melakukan diskusi/wawancara terhadap beberapa narasumber yang berkompeten.

4. Menentukan objek mesin yang akan diteliti.

5. Melakukan pengamatan langsung selama waktu penelitian.

6. Mengambil data-data yang dibutuhkan diluar waktu penelitian pada bagian Maintenance Engineering.

4.3. Objek Penelitian

PT. Serba Indah Aneka Pangan mempunyai banyak mesin produksi yang digunakan, namun yang menjadi objek penelitian adalah mesin Press. Alasaan utama yang mendasar pemilihan objek penelitian ini adalah :

1. Mempunyai biaya kerusakan yang semakin lama semakin tinggi 2. Fungsi dan keberadaan mesin sangat penting

3. Mesin yang diamati berada pada lokasi yang mudah untuk diadakan penelitian.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Penentuan Variabel bertujuan untuk merumuskan asumsi awal, menyusun instrument, mengumpulkan data dan langkah-langkah penelitian selanjutnya. Suatu perlakuan yang diberikan terhadap sesuatu dan dapat mempengaruhi kondisi yang lain disebut variable penyebab/variabel bebas dan


(74)

variabel bebas adalah biaya operasi, depresiasi, dan capital recovery. Variabel terikat adalah dengan menggunakan metode biaya tahunan rata-rata.

4.5. Jenis Penelitian

Jenis metode yang digunakan adalah metode Korelatianal yaitu penelitian yang menunjukkan hubungan dua variabel dengan menggunakan variabel. yang meneliti unit-unit utama proses produksi yang dikerjakan oleh mesin yang terdapat pada lintasan produksi.

4.6. Metode Pengumpulan Data

Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan data dan informasi dari laporan-laporan perusahaan yang ada. Data sekunder yang diambil adalah jumlah penjualan mie instant tahun 2006.

4.7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah buku tulis, pulpen, dan kamera digital.

4.8. Pengumpulan Data

Untuk memudahkan kelancaran penulisan tugas sarjana, maka diperlukan suatu metode pengumpulan data. Data yang diperoleh dari perusahaan ini dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :


(75)

1 Melakukan pengamatan secara langsung.

2 Mencatat data dan informasi yang ada diperusahaan.

3 Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang memberi informasi yang diperlukan.

4 Membaca buku-buku yang dapat membantu pemecahan masalah.

4.9. Pengolahan Data

Setelah data didapat maka dilakukan pengolahan data dengan mencari perhitungan pengembalian modal, perhitungan suku cadang, biaya energi, down time dan upah tenaga kerja.

4.10. Analisaa dan Evaluasi

Biaya-biaya yang diperoleh dari pengolahan data adalah biaya operasi, biaya depresiasi dan biaya lain lain (down time). Biaya operasi dan biaya down time dikonstankan ke tahun 2006, selanjutnya tiap biaya ini dihitung rata-ratanya sehingga diperoleh biaya operasi tahunan rata-rata dan biaya down time tahunan rata-rata, sedangkan biaya depresiasi tidak perlu dirata-ratakan lagi karena biaya ini sudah merupakan biaya rata-rata.

411. Kesimpulan dan Saran


(76)

akan berguna untuk lebih meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu menganggur pada mesin produksi. Dari kesimpulan yang diambil, penulis mencoba memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi PT. Jakarana Tama Medan.

4.12. Langkah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dan sistematis. Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis untuk menyusun laporan penelitian ini dapat dilihat pada Block Diagram prosedur penelitian seperti pada gambar 4.1. sebagai berikut :


(77)

Studi Pendahuluan

- Studi Literatur

- Melakukan pengamatan langsung di PT. Jakarana Tama Medan

Indentifikasi Masalah dan Penetapan Tujuan

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

1. Melakukan Peramalan untuk tahun mendatang 2. Menghitung nilai makespan minimum

3.Menghitung Flow time dan utilitas mesin

Analisa hasil Perhitungan

1. Menganalisa hasil peramalan makespan, flow time dan utilitas mesinberdasarkan kondisi saat ini. 2. Pemecahan masalah setelah dilakukan

penjadwalan

Kesimpulan dan Saran Data Primer

- Waktu siklus masing-masing operator - Jumlah Produk dalam 1 kali pengadukan - Jumlah Mesin dan dan pekerja pada masing-masing stasiun kerja

- Waktu baku sudah meliputi waktu setup mesin/peralatan pada masing-masing stasiun kerja

-Waktu Menunggu masin-masing mesin

Data Skunder

Mengumpulkan data berdasarkan dokumen perusahaan


(78)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data berguna dalam mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan sebagai bahan pemecahan masalah.

5.1.1. Spesifikasi dan Harga Awal Pembelian

Harga mesin Press yang dipakai adalah harga pembelian tahun 1998 senilai Rp. 37.750.000,- dan umur pakai mesin diperkirakan selama 20 tahun. Spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1. Spesifikasi Mesin Press

Sumber: PT. Serba Indah Aneka Pangan

5.1.2. Penggantian Suku Cadang

Data mengenai biaya penggantian suku cadang tahunan mesin Press pada PT. Serba Indah Aneka Pangan di bagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut :

Spesifikasi Mesin Press Fungsi Mesin Press

Model CM-6-800 Merubah bentuk adonan

menjadi lembaran dan menghindari terjadinya rongga-rongga pada lembaran.

Tegangan 380 Volt

Putaran Mesin 1440 rpm

Daya 5.5 kW

Buatan Jerman

Jumlah 2 (Dua) Unit

Taksiran Umur Pakai 20 Tahun Harga Awal Rp.37.750.000,-


(79)

1. Biaya penggantian suku cadang mesin pada mesin pengepresan. Suku cadang yang biasanya sering diganti meliputi : Sheel untuk compresor, Belt, Bearing pada puli compresor, selang elektromotor. Data biaya penggantian mesin pengepresan dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Biaya Penggantian Suku Cadang Mesin Pengepresan

Tahun Biaya Pertahun

(Rp)

1998 317.334

1999 452.000

2000 565.500

2001 1.149.300

2002 1.206.500

2003 3.201.900

2004 4.008.500

2005 4.514.153

2006 5.197.800

2. Biaya suku cadang mesin pada bagian Roller, penggantian pada bagian mesin ini meliputi : Bearing, Sheel, Rantai, Elektromotor. Data biaya penggantian mesin Roller dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Biaya Penggantian Suku Cadang Mesin Roller

Tahun Biaya Pertahun

(Rp)


(80)

Tabel 5.3. Biaya Penggantian Suku Cadang Mesin Roller (Lanjutan)

Tahun Biaya Pertahun

(Rp)

2000 387.500

2001 632.700

2002 917.500

2003 2.579.100

2004 3110.500

2005 4.210.547

2006 4.918.200

Dari data penggantian suku cadang kedua mesin diatas, dapat ditotalkan perhitungan penggantian suku cadang pertahun dari kedua mesin, dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Biaya Penggantian Suku Cadang Mesin Press

Tahun Biaya Pertahun

(Rp)

1998 476.000

1999 678.000

2000 953.000

2001 1.782.000

2002 2.124.000

2003 5.781.000


(81)

Tabel 5.4. Biaya Penggantian Suku Cadang Mesin Press (Lanjutan)

Tahun Biaya Pertahun

(Rp)

2005 8.724.700

2006 10.116.000

Sumber: PT. Serba Indah Aneka Pangan

5.1.3. Lama Reperasi Mesin Press

Reperasi mesin pada PT. Serba Indah Aneka Pangan dilakukan jika mesin mengalami kerusakan dan memerlukan perbaikan langsung. Waktu reperasi mesin merupakan lamanya mesin berhenti, baik untuk perawatan maupun perbaikan. Jumlah waktu perbaikan mesin bervariasi dari tahun ke tahun.

1. Lama reparasi mesin pengepresan dapat dilihat pada table 5.5. Tabel 5.5. Lama Reparasi Mesin Pengepresan

Tahun Lama Reparasi (Jam/Bulan)

Lama Reparasi (Jam/Tahun)

1998 0,5 6

1999 2,5 30

2000 4 48

2001 3,5 42

2002 5 60

2003 7 84


(82)

Tabel 5.5. Lama Reparasi Mesin Pengepresan (Lanjutan)

Tahun Lama Reparasi (Jam/Bulan)

Lama Reparasi (Jam/Tahun)

2005 12 144

2006 10 120

2. Lama reparasi mesin Roller dapat dilihat pada table 5.6

Tabel 5.6. Lama Reparasi Mesin Roller

Tahun Lama Reparasi (Jam/Bulan)

Lama Reparasi (Jam/Tahun)

1998 1 12

1999 1,5 18

2000 2 24

2001 2,5 30

2002 5,5 66

2003 8 96

2004 7 84

2005 8 96

2006 13 156

Dari tabel lama reparasi kedua mesin diatas dapat diketahui jumlah total perbaikan mesin pertahun pada mesin press. Data total lama reparasi mesin press dapat dilihat pada tabel 5.7


(83)

Tabel 5.7. Lama Reparasi Mesin Press

Tahun Lama Reparasi (Jam/Bulan)

Lama Reparasi (Jam/Tahun)

1998 1,5 18

1999 4 48

2000 6,5 60

2001 9 78

2002 13 108

2003 15 156

2004 18 180

2005 15 216

2006 23 276

Sumber: PT. Serba Indah Aneka Pangan

5.1.4. Waktu Operasi Mesin

Mesin Press pada PT. Serba Indah Aneka Pangan beroperasi setiap hari dengan jam kerja normal 16 jam per hari. Oleh karena itu, kerja mesin per tahun yaitu 5072 jam dimana satu tahun 317 hari.

Waktu operasi mesin tahunan adalah jam kerja per tahun dikurangi lamanya mesin berhenti disebabkan kerusakan. Data mengenai waktu operasi mesin dapat dilihat pada Tabel 5.8


(84)

Tabel 5.8. Waktu Operasi Mesin Press

Tahun

Jam Kerja/ Tahun

(Jam)

Jam Perbaikan Mesin (Jam)

Jam Operasi Mesin (Jam)

1998 5072 18 5054

1999 5072 48 5024

2000 5072 60 5012

2001 5072 78

4994

2002 5072 108

4964

2003 5072 156

4916

2004 5072 180

4892

2005 5072 216

4856

2006 5072 276 4796

Sumber: PT. Serba Indah Aneka Pangan

5.1.5. Upah Tenaga kerja Operator

Dalam pengoperasian dan perawatan mesin terdapat 3 (tiga) orang tenaga kerja. Ketentuan dalam pemberian upah adalah berdasarkan jam kerja mereka ketika melaksanakan perawatan mesin. Upah tenaga kerja bagian perawatan dan perbaikan mesin dihitung dari awal pembelian mesin, dapat kita lihat pada Tabel 5.9


(1)

Tabel L-1.7. Perhitungan MSE Biaya Operasi Metode Linier

Tahun Y”

(Rp) Y (Rp) (Y’-Y) (Rp) (Y’-Y) (Rp) 2

1998 50.270.342 31.978.437 18.291.905 3.345.937.885 1999 54.273.171 34.790.434 19.482.737 3.795.770.410 2000 58.276.000 37.714.528 20.561.472 4.227.741.308 2001 62.278.829 41.135.862 21.142.967 4.470.250.536 2002 66.281.658 44.042.126 22.239.532 4.945.967.836 2003 70.284.487 50.340.892 19.943.597 3.977.470.613 2004 74.287.316 54.148.703 20.138.613 4.055.637.336 2005 78.290.145 58.545.102 19.745.043 3.898.667.231 2006 82.292.974 63.661.537 8.631.437 3.471.304.447

MSE = 4.020.971.956

9 600 . 747 . 188 . 36 =

Tabel L-1.8. Perhitungan MSE Biaya Operasi Metode Kwadratis

Tahun Y”

(Rp) Y (Rp) (Y’-Y) (Rp) (Y’-Y) (Rp) 2

1998 451.886 34.069 417.817 174.571.045.489 1999 551.617 98.422 453.195 205.385.708.025


(2)

2002 850.810 272.555 578.255 33.378.845.025 2003 950.541 418.296 532.245 23.284740.025

Tabel L-1.8. Perhitungan MSE Biaya Operasi Metode Kwadratis (Lanjutan)

Tahun Y”

(Rp)

Y (Rp)

(Y’-Y) (Rp)

(Y’-Y)2

(Rp)

2004 1.050.272 511.041 539.231 290.770.071.361 2005 1.150.003 647.318 502.685 25.27.7515.225 2006 1.249.734 870.662 379.072 13.695.581.184

MSE = 91.726.580.826

9

439 . 227 . 539 . 825

=

Setelah diperoleh perhitungan MSE, lalu MSE dari kedua metode dibandingkan maka dapat diketahui :


(3)

Lampiran 2 Perhitungan Capital Recovery Mesin Press

Langkah-langkah perhitungan Capital Recovery yang dilakukan sama dengan tahun-tahun sebelumnya.


(4)

Tabel L-2.1. Perhitungan Harga Akhir Mesin Press (Lanjutan)

Tahun P

(Rp)

l l-k L

(Rp)

1998 37.750.000 0.9 0,9 33.975.000

1999 37.750.000 0.9 0,81 30.577.500

2000 37.750.000 0.9 0,729 27.519.750

2001 37.750.000 0.9 0,6561 24.767.775

2002 37.750.000 0.9 0,59049 22.290.997

2003 37.750.000 0.9 0,531441 20.061.897

2004 37.750.000 0.9 0,4782969 18.055.707

2005 37.750.000 0.9 0,43046721 16.250.137 2006 37.750.000 0.9 0,387420489 14.625.123 2007 37.750.000 0.9 0,34867844 13.162.611 2008 37.750.000 0.9 0,313810596 11.846.350 2009 37.750.000 0.9 0,282429536 10.661.715 2010 37.750.000 0.9 0,254186583 9.595.543 2011 37.750.000 0.9 0,228767925 8.635.989 2012 37.750.000 0.9 0,205891132 7.772.390 2013 37.750.000 0.9 0,185302019 6.995.151 2014 37.750.000 0.9 0,166771817 6.295.636


(5)

Tabel L-2.2. Perhitungan Depresiasi Tahunan Mesin Press

Tahun P

(Rp)

L (Rp)

p-l (Rp)

a/p,I,n i (p-l)(a/p,I,n) (Rp)

Li (Rp)

CR (Rp)

1998 37.750.000 33.975.000 3.775.000 1,085 0.085 4.095.875 2.887.875 6.983.750 1999 37.750.000 30.577.500 7.172.500 0,5646 0.085 17.264.056 2.599.087 19.863.143 2000 37.750.000 27.519.750 10.230.250 0,3915 0.085 10.773.982 2.339.178 13.113.160 2001 37.750.000 24.767.775 12.982.225 0,3053 0.085 7.561.601 2.105.260 9.666.861 2002 37.750.000 22.290.997 15.459.003 0,2538 0.085 5.657.455 1.894.734 7.552.189 2003 37.750.000 20.061.897 17.688.103 0,2196 0.085 4.405.592 1.705.261 6.110.853 2004 37.750.000 18.055.707 19.694.293 0,1954 0.085 3.528.085 1.534.735 5.062.820 2005 37.750.000 16.250.137 21.499.863 0,1773 0.085 2.881.149 1.381.261 4.262.410 2006 37.750.000 14.625.123 23.124.877 0,1634 0.085 2.389.745 1.243.135 3.632.880 2007 37.750.000 13.162.611 24.587.389 0,1524 0.085 2.005.981 1.118.821 3.124.802 2008 37.750.000 11.846.350 25.903.650 0,1435 0.085 1.699.951 1.006.939 2.706.890

Tahun P

(Rp)

l l-k

(Rp)

L (Rp)

2015 37.750.000 0.9 0,150094635 5.666.072 2016 37.750.000 0.9 0,135085172 5.099.465 2017 37.750.000 0.9 0,121576655 4.589.518 2018 37.750.000 0.9 0,109418989 4.130.566


(6)

Tahun P (Rp)

L (Rp)

p-l (Rp)

a/p,I,n i (p-l)(a/p,I,n) (Rp)

Li (Rp)

CR (Rp)

2011 37.750.000 8.635.989 29.114.011 0,1248 0.085 1.077.771 734.059 1.811.830 2012 37.750.000 7.772.390 29.977.610 0,1204 0.085 935.795 660.653 1.596.448 2013 37.750.000 6.995.151 30.754.849 0,1166 0.085 815.634 594.587 1.410221 2014 37.750.000 6.295.636 31.454.364 0,1133 0.085 713.295 535.129 1.248.424 2015 37.750.000 5.666.072 32.083.928 0,1104 0.085 256.534 481.616 738.150 2016 37.750.000 5.099.465 32.650.535 0,1079 0.085 550.232 433.454 983.686 2017 37.750.000 4.589.518 33.160.482 0.1057 0.085 485.112 390.109 875.221 2018 37.750.000 4.130.566 33.619.434 0.1037 0.085 428.339 351.098 779.437