A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu berasal penelitian dari Diah Retnaningtyas
2000 yang berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada C.V. Palapa Lumajang”. Penelitian ini merupakan studi kelayakan atas
penambahan mesin produksi untuk perluasan Expansi. Adapun rencana mesin produksi yang akan ditambah yaitu mesin Multi Bor sebanyak 2 buah
dan mesin Ossilating. Berdasarkan dari analisis data yang digunakan, penelitian ini diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini
layak untuk dilakukan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah
terletak pada alat analisis data dan lama peramalan selama 5 tahun. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu
penelitian sekarang merupakan analisis penggantian aktiva tetap, sedangkan penelitian terdahulu adalah analisis penambahan aktiva tetap. Perbedaan yang
lain terletak pada obyek penelitian, yaitu penelitian terdahulu dilakukan pada CV. Palapa Lumajang, sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan pada
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.
2. Tinjauan Pustaka 1. Investasi
Dana yang ada dalam perusahaan harus dipergunakan atau diinvestasikan, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah,
melakukan kegiatan promosi, membeli mesin baru, dan lain sebagainya., sedangkan investasi menurut Nasehatun 2000:64 adalah pembelian alat-
alat produksi termasuk didalamnya barang-barang untuk dijual dengan modal berupa uang.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi antara lain, peningkatan output yang dihasilkan, penyerapan tenaga kerja,
penghematan devisa, dan sebagainya. Apabila kegiatan investasi yang sehat meningkat, maka kegiatan ekonomi pun akan terpacu pula.
Berdasarkan hal tersebut, maka tugas manajer keuangan selain kegiatannya untuk memperoleh dana, manajer keuangan juga perlu
mengambil berbagai keputusan yang menyangkut tentang untuk apa dana yang ada akan dipergunakan.
Penggunaan uang atau dana bermacam-macam dalam kaitannya dengan investasi. Penggunaan dana dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Husnan dan Suwarsono, 2000: 93-99:
1 Penggunaan jangka pendek investasi pada modal kerja 7
Investasi yang mempunyai jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Misalnya membeli bahan baku, membayar upah buruh,
memberi kredit kepada para pembeli dan sebagainya. 2 Penggunaan jangka panjang disebut juga sebagai investasi modal atau
capital investasi Investasi yang diharapkan mempunyai jangka waktu pengembalian
dana yang cukup lama lebih dari satu tahun. Misalnya membeli mesin baru, mendirikan proyek baru, membuat produk baru, dan sebagainya.
Perbedaan antara pengguna jangka pendek dengan pengguna jangka panjang adalah terletak dalam soal “waktu” dan “cara perputaran”dana
yang tertanam didalamnya. Perusahaan dalam melakukan investasi mempunyai tujuan untuk
memperkuat posisi perusahaan dalam usaha memperoleh profit dimasa yang akan datang agar perusahaan tetap hidup survival dalam
menghadapi tantangan dari berbagai sektor, baik sektor intern maupun dari sektor ekstern perusahaan.
a. Penggolongan Investasi Bentuk usulan proyek investasi selalu berbeda satu sama lain,
namun cara atau teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama. Penggolongan usulan proyek investasi menurut Weston dan Copeland
2000:144 adalah sebagai berikut: 1. Investasi penggantian Replacement Investment.
Investasi penggantian aktiva adalah yang paling sederhana, misalnya penggantian aktiva karena sudah aus atau usang dan
harus diganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Aktiva tetap yang digunakan dalam proses produksi lama kelamaan akan
mengalami keausan atau rusak. Apabila aktiva tersebut tetap digunakan maka perusahaan akan menanggung biaya pemeliharaan
yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan penggantian selain dengan tujuan untuk menghemat biaya
pemeliharaan, juga untuk meningkatkan mutu output yang dihasilkan sehingga kepercayaan konsumen terhadap perusahaan
semakin meningkat dan hasil akhirnya perusahaan akan mendapatkan kenaikan keuntungan atau laba dari tahun ke tahun.
Hasil keputusan dari penggantian dapat diramalkan dengan cukup pasti.
2. Investasi Perluasan Expansion Investment Prospek yang cerah dari suatu usaha yang telah ada
menimbulkan gagasan-gagasan untuk mengembangkan lebih jauh, sehingga perlu dilakukan investasi baru, investasi untuk
menambah kapasitas pada lini. Produk yang sudah ada, misalnya usulan untuk menambah
lebih banyak lagi mesin dari jenis yang sekarang dipakai atau pembukaan cabang baru di tempat lain agar output yang dihasilkan
oleh perusahaan lebih dikenal oleh konsumen. Investasi ini mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari pada
investasi penggantian. 3. Investasi Pertumbuhan Growth Investment
Investasi pertumbuhan merupakan investasi untuk menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk
lama. Investasi usaha dibidang yang baru memerlukan pemecahan yang tepat, terutama yang menyangkut proyeksi dari keuntungan
yang akan diperoleh, yang dapat menjamin pengembalian modal. Investasi jenis ini mempunyai tingkat ketidakpastian lebih besar
dibanding dengan kedua investasi tersebut diatas. b. Sumber Dana Investasi
Setelah penilaian kelayakan suatu proyek investasi dilakukan untuk memperoleh apakah suatu proyek layak dijalankan, kemudian
menentukan cara pembiayaan yang terbaik. Sumber dana secara sederhana dapat diartikan dimana dana diperoleh untuk mendanai
suatu investasi. Sumber dana yang baik adalah sumber dana yang mempunyai
biaya modal yang minimum dan resiko yang minimum. Menurut Gitosudarmo dan Basri 2002:42, sumber dana dapat dibedakan
menjadi: 1. Sumber dana intern
Modal yang berasal dari sumber dana intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan.
Sumber dana intern berasal dari: a. Laba ditahan
Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama
periode tertentu dan juga tergantung pada kebijakan deviden devidend policy dan kebijakan penanaman kembali plowing-
back policy yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Makin besar laba atau cadangan yang disediakan
perusahaan berarti makin besar pula sumber dana intern yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
b. Depresiasi Besarnya akumulasi depresiasi yang dibentuk dari depresiasi
setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan. Makin besar jumlah akumulasi
depresiasi berarti makin besar pula sumber intern dari dana yang dihasilkan didalam perusahaan yang bersangkutan.
2. Sumber dana ekstern Sumber dana ekstern yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan,
yang termasuk dalam sumber dana ekstern meliputi: a. Pinjaman
Dana yang berasal dari pinjaman yang diusahakan yaitu dari para kreditur, yang mana dana ini berasal dari badan atau
organisasi diluar perusahaan, misalnya: I. Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit. Supplier sering
menjual mesin atau barang hasil produksinya kepada perusahaan yang menggunakan mesin atau barang tersebut
dalam jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya.
II. Bank Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama
memberikan kredit disamping pemberian jasa-jasa lain dibidang keuangan
III. Pasar modal Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara
efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan saving suplus unit kepada unit ekonomi
yang mempunyai defisit tabungan saving dificit unit.
2. Studi Kelayakan Proyek 12
Masalah penentuan besar kecilnya investasi mesin merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kesalahan dalam
investasi mempengaruhi operasi dalam perusahaan. Mengingat operasi dalam mesin menyangkut atas hasil di masa mendatang dari investasi ini
memerlukan dana yang besar, maka studi kelayakan berperan sangat penting bagi suatu perusahaan.
Perusahaan dalam melakukan investasi harus memiliki perencanaan yang matang disertai analisis yang memadai untuk mendukung usulan
investasi tersebut. Biasanya bagi perusahaan, perencanaan tersebut dinamakan studi kelayakan proyek. Husnan dan Suwarsono 2000:4
menyatakan bahwa studi kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek biasanya merupakan investasi dilaksanakan
dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-
beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, juga ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-proyek yang diteliti bisa
berbentuk proyek raksasa maupun sederhana. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi, baik
dampak ekonomis maupun dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu peranan studi kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek
investasi. a. Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan Proyek
Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu
perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar,
ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan. Banyak hal yang menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian tidak menguntungkan.
Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan
kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, kesalahan dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendali akibatnya
biaya pembangunan proyek menjadi bengkak dan sebagainya. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya
studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata
tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibangdingkan resiko
kegagalan yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek
Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu diperhatikan terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek investasi, walaupun
belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek apa saja yang harus dianalisis. Menurut Husnan dan Suwarsono 2000:17, terdapat lima
aspek yang harus diperhatikan apabila akan mengadakan suatu proyek investasi, kelima aspek tersebut adalah:
1. Aspek Pasar dan Pemasaran Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya
persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang demikian, menurut Husnan 2000: 30 bahwa aspek pemasaran
menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan
konsumen mendasarkan diri pada “Integrated Marketing Concept”. Integrated Marketing Concept menurut Kotler 2000: 17
lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan. Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya
adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai macam strategi pemasaran yang dimulai dengan analisa
kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya.
a. Peluang pasar Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam
mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari peluang- peluang yang terbuka bagi diadakannya kegiatan pemasaran.
Pengertian peluang pasar atau kesempatan pemasaran menurut Kotler 2000: 151 adalah suatu kebutuhan dimana
perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang
dapat dicatat dan dipilih menurut daya tariknya, dan kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan perusahaan akan
sukses apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan kebutuhan sukses utama dalam pasar sasaran tersebut, namun
juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan
tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang. b. Peramalan permintaan
Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai permintaan pada saat ini
maupun pada masa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh pula gambaran mengenai peluang bagi perusahaan untuk
memasuki pasar. Selain itu peramalan permintaan penting sebagai dasar dalam penetapan strategi pemasaran perusahaan.
Menurut Husnan dan Suwarsono 2000: 40 yang dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk
mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa kegiatan melakukan peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai
kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari
dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan
ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.
Besarnya permintaan dimasa yang akan datang dapat diketahui dengan beberapa metode peramalan, diantaranya
adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan harga,
penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan datang.
Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk jangka waktu menengah dan panjang. Sedangkan kelemahan
metode ini penggunaannya harus didukung oleh data yang memadai, apabila menginginkan hasil peramalan yang optimal.
Dalam metode trend terdapat tiga teknik peramalan, yaitu: 17
I. Metode Trend Linier, digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis
lurus, fungsi persamaan metode ini adalah:
Y = a + bx
Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan: a =
n Y
b =
2
x xy
Jika
x
= 0 Keterangan:
Y = variabel permintaan x = variabel permintaan
n = jumlah data a = jumlah permintaan
b = kecenderungan perubahan permintaan II. Metode Trend Kuadratik, digunakan jika scatter diagram
dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:
Y = a + bx + cx
2
Koefisien a, b, c dapat diperoleh dengan: 18
a =
n x
c y
2
b =
2
x xy
c =
2 2
4 2
2
x x
n Y
x Y
x n
Jika
x
= 0 III. Metode Trend Simple Exponential, digunakan jika data yang
tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.
Fungsi persamaan dari metode ini adalah:
Y = ab
x
Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma: Log Y
1
= log a + log b x Jika
x
= 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:
Log a =
n Y
log
Log b =
2
log x
Y x
Ketiga metode trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data
dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format sebagai berikut:
Tabel 2
Analisis Kuadrat Terkecil Tahun
Metode Trend Linier
Y
t
– Y
t 1
2
Metode Trend Kuadratik
Y
t
– Y
t 1
2
Metode Trend Exponential
Y
t
– Y
t 1
2
Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat
Selisih Kuadrat 1
2 3
4 5
N Y
t
– Y
1 1
2
Y
t
– Y
2 1
2
Y
t
– Y
3 1
2
- -
Y
t
– Y
n 1
2
Y
t
– Y
1 1
2
Y
t
– Y
2 1
2
Y
t
– Y
3 1
2
- -
Y
t
– Y
n 1
2
Y
t
– Y
1 1
2
Y
t
– Y
2 1
2
Y
t
– Y
3 1
2
- -
Y
t
– Y
n 1
2
X
LC
X
k
X
E
Sumber: Rumus metode trend 2. Aspek Sosial Ekonomi
a. Analisa aspek sosial ekonomi Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya serta pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi secara
keseluruhan. b. Manfaat sosial ekonomi
Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang
diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat diukur dengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder dan
manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan moneter Husnan Suwarsono,2000: 323
Pengukuran manfaat ekonomi utama primer yang berupa output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan dengan
penghasilan devisa. Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang
sulit diukur dalam satuan moneter adalah: 1
Menaikkan tingkat konsumsi 2
Membantu proses pemerataan pendapatan 3
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 4
Mengurangi ketergantungan menambah swadaya negara 5
Mengurangi pengangguran menambah kesempatan kerja
6 Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu
lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan listrik 3. Aspek Teknis
Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek
teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas produksi, dan layout pabrik.
a. Penentuan lokasi pabrik Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban
biaya, baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi. Pada sektor bisnis jasa, perbankan, pusat-pusat pelayanan
masyarakat, lokasi pabrik merupakan persoalan yang lebih kompleks.
Menurut Husnan dan Suwarsono 2000: 120, beberapa variabel utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam
penentuan lokasi pabrik adalah: 1 Ketersediaan bahan mentah
2 Letak pasar yang dituju 3 Tenaga listrik dan air
4 Suplai tenaga kerja 5 Fasilitas transportasi
b. Penentuan luas produksi Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh
kemungkinan Market Share
yang diraih dengan mempertimbangkan kapasitas teknik dari peralatan yang
dimiliki. 22
c. Layout pabrik Penentuan layout pabrik dan proses produksi meliputi
pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin- mesin, personalia, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi,
penanganan bahan Material Handling, dan semua peralatan serta fasilitas-fasilitas untuk terlaksananya proses produksi
dengan lancar dan efisien 4. Aspek Manajemen
Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi 2002: 4 bahwa manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas
kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.
Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat aktivitas khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam
setiap pendekatan atau penyelesaian masalah. 23
a. Struktur organisasi Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas
pembagian tugas dan wewenang antar atasan dan bawahan. Menurut Amirullah dan Hanafi 2002: 108 bentuk-bentuk
struktur organisasi adalah sebagai berikut: 1 Organisasi garis line organization
Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari keseluruhan dan tanggung jawab bercabang yang terbawah.
Setiap atasan yang mempunyai sejumlah bawahan tertentu masing-masing memberi pertanggung jawaban tugasnya
kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh
karena itu, setaip atasan dituntut berpengetahuan yang serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli.
2 Organisasi garis dan staff line-staff organization Organisasi staff ini banyak dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang luas daerah kerjanya serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Disini
kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah
dari seseorang atasan saja dan kepada atasan tersebut 24
bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaannya.
3 Organisasi Fungsional Functional Organization Struktur organisasi ini merupakan bentuk yang
susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan,
administrasi, dan lain-lain. Disini seiring karyawan tidak bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan
berwewenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam garis pekerjaan tertentu.
5. Aspek Keuangan Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal
asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya
dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta
tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan
laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila
dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan
bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak layak untuk dilakukan.
Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam penentuan
diterima atau ditolaknya proyek investasi. a. Arus kas Cash flow
Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas
penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk
membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan
arus kas. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut. 26
Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal
Capital Expediture selalu mengandung dua macam aliran kas Cash flow Sutojo, 2002: 113 yaitu:
1 Arus kas masuk Cash inflow Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan
selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal
ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila
investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap,
penjualan saham. 2 Arus kas keluar Cash outflow
Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan,
penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga dan deviden.
Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu
saat. 27
Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.
b. Laba Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas
dari tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba menurut Sutojo 2002: 106 adalah selisih antara penjualan
bersih produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu misalnya satu tahun, dengan jumlah seluruh biaya yang
ditanggung proyek tersebut selama waktu yang sama. c. Pajak
Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus
berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak menjadi masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan
yang berdiri di negara tersebut. Pajak menurut Mardiasmo 2003: 1 adalah iuran rakyat
kepada kas negara peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah berdasarkan undang-undang dapat
dipaksakan dengan tiada mendapat timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum. 28
Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap setiap kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh
seseorang atau badan sebagai konsekuensi kehidupan bernegara. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan
kenaikan kemampuan ekonomik perusahaan, maka sudah selayaknya kalau laba tersebut dikenai pajak. Pajak yang
dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak penghasilan. Tarif pajak atas keuntungan penjualan aktiva menurut
Undang-Undang Perpajakan pasal 7, tahun 2000 adalah sebesar 10.
Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 17 tahun 2000 halaman 112 tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak
badan adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Biaya Penghasilan Kena Pajak
Besarnya Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00 Diatas Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00
Diatas Rp 100.000.000,00 10
15 30
Sumber: Undang-undang Perpajakan Tahun 2000
d. Biaya modal Cost of capital 29
Biaya modal menurut Sartono 2001: 31 adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan
modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi
perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu
khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada aktiva tetap.
Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi
sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas. Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount
rate yang memperhitungkan nilai sekarang present value bila menggunakan metode NPV atau PI.
Biaya modal dalam pembiayaan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Biaya modal untuk perusahaan Go Public Perusahaan yang sudah Go Public tentu saja sudah
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut
: a. Perusahaan berbadan hukum PT.
b. Bertempat kedudukan Indonesia. c. Mempunyai modal di sektor penuh Rp 200.000.000,00
d. Laporan keuangan dua tahun terakhir harus diperiksa oleh akuntan publik dengan unqualified opinion.
e. Khusus bank, selama tiga tahun terakhir harus memenuhi ketentuan: dua tahun pertama harus
tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir tergolong sehat.
Biaya modal dari masing-masing sumber dana adalah sebagai berikut Husnan Suwarsono, 2000: 249:
a. Biaya utang Cost of debt Biaya utang ini merupakan biaya yang ditanggung
karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman.
Rumus:
k
d
= k
d
1-t Keterangan:
k
d
= biaya utang setelah pajak
k
d
= biaya utang sebelum pajak
t = tarif pajak
b. Biaya saham preferen 31
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan required rate of return
oleh investor saham preferen pemegang saham preferen.
Rumus:
Biaya saham preferen =
n p
P D
Keterangan: D
P
= deviden perlembar saham P
n
= harga netto yang diperoleh dari penjualan selembar saham preferen baru
c. Biaya saham biasa Biaya modal sendiri ini bisa didefinisikan sebagai
tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri agar
harga saham perusahan tersebut tidak turun. Rumus:
k
e
=
D
P D
1
+ g
Keterangan: 32
k
e
= Biaya modal sendiri dari saham biasa D
1
= Deviden pada tahun ke-1 P
D
= Harga saham saat ini g
= pertumbuhan deviden dan juga laba pertahun d. Biaya laba ditahan
Biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan Cost of retained earning adalah sebesar tingkat
pendapatan investasi rate of return dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata
lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa.
Rumus:
k
r
= k
e
1-t 1-b Keterangan:
t = Tingkat rata-rata pajak atas deviden income dari semua pemegang saham avarage rate of
stockholder b = Biaya rata-rata makelar avarage broke rage cost
2. Biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public 33
Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka
nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan
yang lebih rendah dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan menurun.
Seperti yang telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh
keuntungan bebas resiko risk free rate, dan resiko premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat
pada surat berharga itu. Dengan demikian maka Sartono, 2001: 218:
Rumus:
R
P
= R
f
+ Risk Premium
Keterangan: 34
Rp = tingkat keuntungan yang diminta
R
f
= tingkat bunga berdasarkan standar sertifikat Bank Indonesia
Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko tarif sebesar 5 sampai dengan 7
Peneliti dalam hal ini menggunakan biaya modal point II karena perusahaan yang sedang diteliti saat ini belum Go
Public. e. Kriteria penilaian investasi
Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya suatu proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan
investasi antara lain Riyanto, 2001: 113: I. Metode Payback Period PP
PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Penelitian ini menggunakan Payback period yang arus kasnya
didiskontokan dengan k biaya modal agar jumlah arus kas 35
yang telah didiskontokan tersebut nilainya sama dengan nilai sekarang investasi.
Rumus:
arus kas yang di diskontokan =
n
k 1
Kas Arus
Rumus Payback Period adalah:
PP =
Tahunan Proceeds
Outlays Capital
X I Tahun Kriteria:
Bila PP
umur ekonomis waktu pengembalian yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.
Bila PP umur ekonomis waktu pengembalian yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak.
Kelebihan PP adalah: a Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup
kembali resiko proyek b Perhitungannya digunakan Cash inflow dan bukunya
Accounting income
Kelemahan PP adalah: 36
a Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu uang b Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk setelah
Payback. II. Metode Avarage Rate of Return ARR
ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat
investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini dinyatakan dengan prosentase.
Rumus ARR adalah sebagai berikut:
ARR =
Investment Avarage
EAT Avarage
X 100 Kriteria:
Bila ARR
tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.
Bila ARR tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak.
Kelebihan ARR adalah: a
Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran tunggal b Dapat dihubungkan dengan bidang modal
c Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi
Kelemahan ARR adalah: a Mengabaikan nilai waktu uang
b Digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan bukan kas
Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena metode
depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan
III. Metode Net Present Value NPV NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih
antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan
satu tingkat biaya modal yang digunakan. Sedangkan biaya modal adalah menghitung besarnya ongkos riil yang harus
dikeluarkan untuk menerima suatu usul proyek investasi yang berfungsi sebagai tingkat pembatas.
Urutan-urutan dalam metode NPV: a. Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi
yang akan dilaksanakan. 38
b. Mencari nilai sekarang present value dari cash flow dengan melibatkan tingkat doskonto discount rate
tertentu yang ditetapkan. c. Kemudian jumlah nilai sekarang PV dari cash flow
selama umur investasi dikurangi dengan nilai investasi awal initial investment akan menghasilkan NPV.
Rumus metode NPV adalah: Present value dari proceeds
= xxx Present value dari outlays
= xxx NPV
= xxx Kriteria:
NPV
, maka usul investasi diterima NPV 0, maka usul investasi ditolak
Secara matematis rumus NPV adalah Warsono, 2002:175:
NPV =
n
t 1
t t
k CF
1 1
- I
o
Keterangan: 39
CF
t
= Cash flow pada periode t I
= Investasi awal k
= Discount rate yang digunakan dari biaya modal n
= Umur proyek t
= 1,2,3,…..,n Kelebihan NPV adalah:
a Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit
memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki b Merupakan metode laba investasi majemuk
c Langsung mengaikan biaya modal dengan
nilainvestasinya Kelemahan NPV adalah:
a Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa menyesatkan
b Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi dari tahun ke tahun
IV. Metode Internal Rate of Return IRR 40
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas
pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada
keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara NPV dengan IRR adalah konsep NPV mencari NPV pada discount rate
tertentu. Sedangkan konsep IRR justru mencari discount rate yang diinginkan. Untuk menentukan discount rate
yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut Alwi, 2002: 170:
Outlays =
n n
r A
r A
r A
1 ..........
1 1
2 2
1
Guna mencari besarnya ”r” dapat dilakukan dengan metode trial and error coba-coba. Pertama kita menghitung PV
proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih sekehendak kita. Kemudian hasil
perhitungan dibandingkan dengan PV outlays-nya, kalau PV proceeds lebih besar dari PV outlays-nya, maka harus
mengunakan tingkat bunga yangh lebih rendah. Cara demikian dilakukan sampai menemukan tingkat bunga
yang dapat menjadikan PV proceeds sama dengan PV 41
outlays. Pada tingkat bunga inilah NPV sama dengan nol atau mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut
menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi tersebut. Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR = i
1
+
2 1
1
NPV NPV
NPV
i
2
– i
1
Keterangan: i
1
= tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV
1
i
2
= tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV
2
NPV
1
= positif NPV
2
= negatif Kriteria:
Bila IRR
COC, maka usulan investasi diterima Bila IRR COC, maka usulan investasi ditolak
Kelebihan IRR adalah: a
Memperhitungkan nilai waktu dari uang 42
b Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bunga yang sebenarnya
Kelemahan IRR adalah: a Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan dengan
NPV karena adanya cara coba-coba Timbul perhitungan untuk interpolasi
V. Metode Profitability Index PI PI adalah perbandingan antara nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi. PI yang digunakan untuk memilih beberapa
alternatif investasi, maka tentunya yang akan dipilih adalah investasi yang memberikan keuntungan riil yang lebih
besar. Rumus PI adalah sebagai berikut:
PI =
Outlays of
PV Proceeds
of PV
\
Kriteria: Bila PI
1, maka usul investasi diterima. Bila PI 1, maka usul investasi ditolak.
Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari, tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertaman
pada investasi atau proyek tersebut, maka banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi
tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar, semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam,
tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak semua aspek perlu diteliti. Dalam hal ini peneliti akan
menggunakan aspek pasar atau pemasaran dan aspek keuangan, sedangkan aspek-aspek lainnya dianggap tidak
masalah. VI. Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi
MIRR MIRR merupakan modifikasi atau perbaikan dari
metode IRR. Asumsi yang digunakan pada metode IRR adalah bahwa tingkat pengembalian dari penginvestasian
kembali sebesar IRR-nya, bukan sebesar biaya modalnya COC. Hal inilah yang dianggap merupakan salah satu
kelemahan dari metode IRR, jika dibandingkan dengan metode NPV. Untuk memperbaiki kelemahan inilah muncul
metode MIRR, yang dianggap lebih baik, karena menggabungkan antara metode IRR dengan NPV.
MIRR dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari
terminal terminal value dengan investasi awalnya. Definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk formula sebagai
berikut Warsono, 2002: 179:
1
1 1
I MIRR
K CF
n n
t t
n a
t
Keterangan: MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi
CF
t
= Arus kas pada tahun ke-t K
a
= Biaya modal proyek t
= 1,2,3,…..,n n
= Umur ekonomis I
= Investasi awal. Tolak ukur penerimaan suatu proyek investasi dengan
menggunakan metode MIRR adalah sebagai berikut: Jika MIRR
COC, maka proyek diterima. Jika MIRR COC, maka proyek ditolak.
Jika dalam evaluasi proyek dilakukan dengan pemilihan salah satu atas beberapa alternatif proyek, maka yang
dipilih adalah proyek yang menghasilkan MIRR terbesar. 45
3. Aktiva Tetap Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan aktiva tetap,
yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap sering diartikan sebagai salah satu benda yang bermanfaat dan memberikan faedah sangat besar
dimasa yang akan datang. Pada dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang
paling besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan investasi jangka panjang.
Aktiva tetap menurut SAK, dalam PSAK 2002: No. 16.2 adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva dapat disebut sebagai aktiva
tetap apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Bersifat relatif permanen.
b. Digunakan dalam operasi perusahaan. c. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: a. Aktiva tetap tak berwujud
Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud merupakan hal-hal yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan lebih dari 10 tahun.
Contoh: hak paten, hak cipta, goodwill, dan trend mark. b. Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang mempunyai bentuk fisik yang sifatnya permanen dan digunakan dalam perusahaan secara
normal. 1. Pengakuan Aktiva Tetap
Suatu benda berwujud yang memiliki kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva
tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan suatu aktiva menurut SAK dalam PSAK
2002: No.16.5 terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN masukan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga beli.
2. Metode Penyusutan 47
Penyusutan atau depresiasi menurut SAK, dalam PSAK 2002: No.17.1 adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Aktiva yang dapat disusutkan adalah:
a. Aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi
b. Aktiva yang memiliki masa manfaat yang terbatas. c. Aktiva yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam
suatu produksi atau memasok barang-barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain Weston Copeland, 2000:102:
a. Metode Garis Lurus The Straight Line Method Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti
dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam
menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi, sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah
sama.
Rumus: 48
Biaya penyusutan =
ekonomis Umur
sisa Nilai
- perolehan
Harga
Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan
metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.
b. Metode Jumlah Angka Tahun Sum of Years Digit Method Metode ini bila digunakan maka biaya penyusutannya
akan semakin menurun setiap tahunnya, sehingga wajar jika biaya penyusutan pada awal periode dimulai besar dan
kemudian menurun pada periode berikutnya. Rumus:
Jumlah angka tahun = n
2
1 n
Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari besarnya biaya penyusutan dengan cara mengalikannya dengan
depreciable value harga perolehan dikurangi nilai sisa atau sama dengan metode garis lurus.
c. Metode Unit Produksi Production Unit Method Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap yang
diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari aktiva tetap itu sendiri, sehingga agar alokasi kas menjadi biaya bersifat
rasional layak maka jumlah hasil produksi yang akan diserap oleh pemakaian aktiva tetap dipertimbangkan secara seksama.
Rumus:
Biaya penyusutan =
produksi satuan
Estimasi sisa
Nilai -
perolehan Harga
Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya.
Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun untuk menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian menghitung
biaya penyusutannya. d. Metode Saldo Menurun Declining Balance Method
Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya menurun menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang digunakan
adalah: a. depresiasi dengan cara garis lurus.
b. ini dikalikan 2. c. Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.
Rumus:
Biaya penyusutan =
ekonomis Umur
periode tiap
sisa Nilai
Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus karena sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
4. Pengawasan Peramalan Tidak selamanya teknik peramalan yang dilakukan akan selalu tepat,
adakalanya hasil dari teknik peramalan tersebut menyimpang dari batas- batas yang dapat “ditolerir”, untuk itu perlu diadakan pengawasan
peramalan forecast control. Hal yang perlu dicatat adalah seberapa besar penyimpangan itu telah
terjadi tergantung pada yang melakukan peramalan dan si pemakai hasil peramalan tersebut, namun demikian beberapa patokan berikut ini dapat
digunakan untuk melakukan pengawasan peramalan, yakni Husnan Suwarsono, 2000:69:
a. Kesalahan Absolut Rata-rata Average Absolute Error Yakni rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai
senyatanya. Dicari dengan cara menjumlahkan selisih antara nilai peramalan dengan nilai riil tanpa memperhatikan tanda positif atau
negatif dari selisih tersebut dibagi dengan banyaknya waktu data peramalan.
Secara formula adalah sebagai berikut:
AAE =
n Y
Y
1
Keterangan: AAE = Average absolute error
Y = Data riil
Y
1
= Data peramalan n
= Banyaknya waktu data peramalan = Harga mutlak
b. Kesalahan Kuadrat Mean Akar Root Mean Squared Error Dihitung dengan jalan menjumlahkan kuadrat kesalahan atau silisih
antara nilai riil dan nilai peramalan, kemudian membagi jumlah tersebut dengan banyaknya waktu data peramalan dan kemudian
menarik akarnya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
RMSE =
n Y
Y
2 1
RMSE = Root mean squared error Y
= Data riil Y
1
= Data peramalan n
= Banyaknya waktu data peramalan c. Dapat juga digunakan test korelasi dengan rumus sebagai berikut:
r =
2 2
1
1 Y
Y Y
Y
Keterangan : r
= Koefisien korelasi Y
= Data riil 52
Y
1
= Data peramalan
Y
= Means data riil d. Kontrol limit
Sering juga digunakan pengawasan teknik peramalan dengan cara kontrol limit, yakni ditentukan batas atas upper control limits dan
juga batas bawah lower control limit. Jika selisih antara nilai riil dan nilai peramalan pada masing-masing waktutahun berada dalam range
upper dan lower control limits, maka teknik peramalan yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
Pedoman di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:
D of F R =
1 arg
1
n Y
Y inal
m
Keterangan: D of F R
= Degree fo freedom
marginal Y-Y
1
=
jarak bergerak Y
= Nilai riil Y
1
= Nilai peramalan n
= Banyaknya waktu data peramalan Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi, maka:
Upper control limits = 2,66 X D of F R Lower control limits = -2,66 X D of F R
Range + 2,66 D of F R sampai –2,66 D of F R 53
C. Kerangka Pikir