Uraian tentang manfaat sistem HKI ini juga dapat menepis pandangan pesimis tentang kehadiran HKI di Indonesia. Banyak pihak
yang berpendapat bahwa Indonesia belum saatnya menerapkan HKI karena tingkat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi tidak
semaju negara-negara lain yang sudah terlebih dahulu lepas landas menuju masyarakat industri. Untuk menguatkan pendapat mereka, para pengamat
juga menyodorkan beberapa kasus yang menunjukkan bahwa HKI lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan kepada Indonesia.
30
D. Pengertian Ekspresi Budaya Tradisional
Istilah traditional knowledge adalah istilah umum yang mencakup ekspresi kreatif, informasi, dan know how yang secara khusus mempunyai
ciri-ciri sendiri dan dapat mengidentifikasi unit sosial. Dalam banyak cara, bentuk knowledge tidak seperti yang ada dalam istilah bahasa Inggris
sehari-hari. Bentuk khusus dari knowledge merujuk kepada lingkungan pengetahuan tradisional traditional environment knowledge.
Traditional knowledge mulai menjadi berkembang dari tahun ke
tahun seiring dengan pembaruan hukum dan kebijakan, seperti kebijakan pengembangan pertanian, keanekaragaman hayati biological diversity,
dan kekayaan intelektual intellectual property. Masalah ini banyak
30
Ibid, h. 82.
menjadi diskursus di lingkungan organisasi internasional, seperti UNDP, UNESCO, dan World Bank.
31
Menurut UUHC, yang dimaksud dengan ekspresi budaya tradisional mencakup salah satu atau kombinasi bentuk ekspresi sebagai
berikut: 1.
verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun puisi, dalam berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang
dapat berupa karya sastra ataupun narasi informatif; 2.
musik, mencakup antara lain, vokal, instrumental, atau kombinasinya; 3.
gerak, mencakup antara lain, tarian; 4.
teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat;
5. seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang
terbuat dari berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil, dan lain-1ain atau kombinasinya; dan
6. upacara adat.
Ekspresi budaya tradisional termasuk juga pengetahuan tradisional yang secara lingkup internasional, mengandung pengertian atas
pengetahuan tradisional traditional knowledge dapat dilihat secara
31
Budi Agus Riswandi, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, h. 26-27.
lengkap dalam Article 8 J Traditional Knowledge, Innovations, and Practices Introduction
yang menyatakan:
32
Traditional knowledge refers to the knowledge, innovation and practice of indogenous and local communities around the world.
Developed from experience gained over the centuries and adapted to the local culture and environment, traditional knowledge is
transmitted orally from generation to generation. It tends to be collectively owned and takes the form of stories, songs, folklore,
proverbs, cultural values, beliefs, rituals, community laws, local language, and agricultural practices, including the development of
plant species and animal breeds. Traditional knowledge is mainly of a practical nature, particulary in such field as agriculture,
fisheris, health, horticulture, and foresty.
Pengetahuan tradisional merujuk pada pengetahuan, inovasi, dan praktik dari masyarakat
asli dan lokal di seluruh dunia. Dikembangkan dari pengalaman melalui negara-negara dan diadaptasi ke budaya lokal dan
lingkungan, pengetahuan tradisional ditransmisikan secara lisan dari generasi ke generasi. Hal itu menjadi kepemilikan secara
kolektif dan mengambil bentuk cerita, lagu, foklore, peribahasa, nilai-nilai budaya, keyakinan, ritual, hukum masyarakat, bahasa
daerah dan praktik pertanian, mencakup pengembangan spesies tumbuhan dan keturunan binatang. Pengetahuan tradisional
utamanya merupakan praktik alamiah, secara khusus seperti dalam wilayah pertanian, perikanan, kesehatan, hortikultura dan
kehutanan.
Sementrara itu masyarakat asli sendiri memiliki pemahaman sendiri yang dimaksud dengan traditional knowledge. Menurut mereka
traditional knowledge adalah:
33
1. Traditional knowledge merupakan hasil pemikiran praktis yang
didasarkan atas pengajaran dan pengalaman dari generasi ke generasi.
32
Convention on Biological Diversity, Traditional Knowledge, diakses pada 17 Maret 2015 dari
http:www.cbd.inttraditionalintro.shtml
33
Budi Agus Riswandi, Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya Hukum,Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2005, h. 29.
2. Traditional knowledge merupakan pengetahuan di daerah
perkampungan. 3.
Traditional knowledge tidak dapat dipisahkan dari masyarakat pemegangnya, meliputi kesehatan, spiritual, budaya, dan bahasa dari
masyarakat pemegang. Hal ini merupakan way of life. Traditional knowledge
lahir dari semangat untuk bertahan survive 4.
Traditional knowledge memberikan kredibilitas pada masyarakat pemegangnya.
Dari pemahaman ini, traditional knowledge dapat diartikan sebagai pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat daerah atau tradisi
yang sifatnya turun-menurun. Pengetahuan tradisional itu sendiri ruang lingkupnya sangat luas, dapat meliputi bidang seni, tumbuhan, arsitektur,
dan lain sebagainya.
34
Menurut Douglas Nakashima, traditional knowledge adalah ilmu pengetahuan yang menjadi bagian dari sistem keilmuan yang menjangkau
budaya dan cara hidup masyarakat dan merupakan warisan intelektual.
35
Dari berbagai pengertian mengenai pengetahuan tradisional atau traditional knowledge
, menurut penulis pengetahuan tradisional adalah ilmu pengetahuan, ekspresi kreatif, dan praktik yang dimiliki oleh
masyarakat asli yang menjangkau budaya dengan sifatnya turun menurun dan merupakan warisan intelektual.
34
Ibid.
35
Henry Soelistyo, Hak Kekayaan Intelektual: Konsepsi, Opini, dan Aktualisasi, Jakarta: Penaku, 2014 h. 82.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari adanya perlindungan terhadap pengetahuan tradisioanal. Perlindungan tersebut dapat memberi
pencipta atau pemegangnya pengakuan yang berguna untuk kontribusi perkembangan pengetahuan tradisional itu sendiri, dan juga kuasa atas
pemanfaatannya. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari perlindungan terhadap pengetahuan tradisional antara lain:
36
1. Menghilangkan atau mengurangi ketidakadilan;
2. Mencegah penggunaan pengetahuan tersebut melalui cara-cara yang
tidak berkenan bagi pemilik aslinya; 3.
Pengakuan atas nilai-nilai yang terkandung dalam pengetahuan tradisional;
4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal;
5. Penyebaran manfaat pengetahuan tradisional ke seluruh dunia;
6. Melindungi atau memelihara lingkungan.
Bagi Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki keanekaragaman hayati dan budaya, perlindungan terhadap
pengetahuan tradisional memiliki nilai strategis. Nilai strategis tersebut dapat dilihat dari segi budaya, ekonomi, dan sosial. Dari segi budaya,
adanya perlindungan terhadap pengetahuan tradisional Indonesia maka kelestarian budaya Indonesia dapat tercapai. Dari segi sosial, dengan
perlindungan terhadap pengetahuan tradisional, maka pelestarian nilai-
36
Rizki Kusumastuti, ”tinjauan hukum internasional terhadap upaya perlindungan pengetahuan tradisional milik negara-negara berkembang, Skripsi S1 Fakultas Hukum,
Universitas Indonesia, 2006, h. 52.
nilai sosial akan terjaga dan terpelihara. Bagi segi ekonomi, dengan dilakukannya perlindungan terhadap pengetahuan tradisional, maka nilai
ekonomi yang akan dihasilkan dari pengetahuan tradisional akan memiliki nilai tambah dalam hal ini devisa negara dapat ditingkatkan. Dengan
melakukan perlindungan terhadap pengetahuan tradisional milik bangsa Indonesia, maka peluang untuk dapat melakukan persaingan global akan
dapat dilakukan.
37
“Indigenous Peoples” adalah istilah yang disepakati dalam hukum internasional untuk menyebut suatu entitas masyarakat yang mempunyai
karakteristik tersendiri karena latar belakang sejarah, ekonomi, sosial dan budayanya. Secara harfiah istilah tersebut diterjamahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi “masyarakat asli”. Sebagian penulis ada yang menggunakan istilah “masyarakat asli”, dan sebagian lainnya
menggunakan istilah “masyarakat adat”, “bumi putra”.
38
Sesuai dengan konteks historis dan sosio-politiknya, ada banyak istilah yang berbeda yang digunakan secara endemik dari satu wilayah ke
wilayah lain sebagai padanan kata “indigenous peoples”. Misalnya,
“aborigines”, “native peoples”, “ethnic minorities”, “first peoples” and “autochthonous”. Istilah masyarakat asli indigenous peoples digunakan
oleh organisasi buruh internasional International Labor Organization- ILO
untuk pertama kali. Konvensi-konvensi organisasi internasional ini,
37
Ibid, h 53-54.
38
Zainul Daulay, Pengetahuan Tradisional: Konsep, Dasar Hukum, dan Praktiknya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011, h. 39-40.
misalnya, menggunakan dua istilah sekaligus yakni „indigenous peoples‟
dan „tribal peoples‟. Pada mulanya, organisasi ini telah
merekomendasikan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB juga merujuk dan menggunakan kedua istilah tersebut, tapi dalam kenyataannya PBB
hanya menggunakan satu kata saja, yakni , “indigenous peoples”.
Selanjutnya, dalam praktiknya, istilah “indigenous peoples”
digunakan secara luas. Masyarakat internasional, baik pemerintahan negara-negara nasional, organisasi internasional termasuk LSM Non-
Governmental Organization-NGO sudah menggunakan istilah ini secara
umum.
39
39
Ibid, h. 40-41.
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP EKSPRESI BUDAYA
TRADISIONAL
A. Ekspresi Budaya Tradisional Dalam Undang-Undang Hak Cipta