Sejarah dan Kurikulum SMP Islam Al-Hikmah Pondok Cabe Ilir Visi dan Misi SMP Islam Al-Hikmah Pondok Cabe Ilir
perhatian dengan kondisi siswanya sehingga siswa yang malaspun mendapat perhatian dari para gurunya.
Tabel 5 Guru menjelaskan pelajaran dengan melihat buku
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentasi
1. a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah 6
12 60
2 7,5
15 75
2,5
Jumlah N 80
100
Cara guru menyampaikan materi di kelas dapat dilihat dari tabel di atas, yaitu sebanyak 75 responden menyatakan bahwa sebagian besar guru kadang-kadang
menjelaskan materi pelajaran dengan melihat buku. 15 responden menyatakan bahwa guru sering melihat buku pegangan saat menjelaskan materi kepada para
siswanya. 7,5 responden menyatakan bahwa guru selalu melihat buku pegangan disaat menjelaskan materi. Dan 2,5 responden menyatakan bahwa guru tidak
pernah melihat buku pegangan saat menjelaskan materi pelajaran kepada para siswanya.
Tabel 6 Guru menjelaskan materi menggunakan alat bantu peraga
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentasi
1. a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah 3
9 60
8 3,75
11,25 75
10
Jumlah N 80
100
Dalam menjelaskan materi kepada para siswanya, sebagian besar guru kadang- kadang menggunakan alat bantu peraga. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan responden
sebanyak 75. Sering menggunakan alat bantu peraga 11,25, tidak pernah menggunakan alat peraga 10, dan hanya sebagian kecil guru yang selalu
menggunakan alat bantu peraga disaat menjelaskan materi pelajaran kepada para siswanya. Hal ini ditujukkan oleh pilihan responden sebanyak 3,75. Tabel 4 ini
mengindikasikan bahwa para guru masih kurang dalam mengunakan alat bantu peraga dalam menjelaskan materi kepada para siswanya.
Tabel 7 Guru menggunakan permainan dalam mengajar
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Presentasi
1. a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah -
5 55
20 -
6,25 68,75
25
Jumlah N 80
100
Berdasarkan data di atas dapat dipahami bahwa sebagian besar 68,75 guru kadang-kadang menggunakan permainan dalam mengajar, 25 responden
menyatakan guru tidak pernah menggunakan permainan, dan yang menyatakan guru sering memadukan permainan dalam mengajarnya hanya 6,25. Hal lainnya yang
dapat dipahami dari tabel di atas adalah tidak ada satupun guru yang selalu menggunakan permainan dalam proses mengajarnya. Padahal permainan itu cukup
penting, terutama ketika siswa mulai jenuh karena banyaknya materi yang telah dipelajari dikelas, hal ini bermanfaat untuk merileksasi otak dan menenangkan fikiran
agar kembali fresh dan segar, guru harus pandai memilih permainan yang menyenangkan dan cocok untuk siswa.