b. Infak
Infak berasal dari kata nafaqa, yang berarti sesuatu yang telah berlalu atau habis. Menurut terminologi syaraih, infak
berarti mengeluarkan sebagian dari harta pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperuntukkan ajaran Islam. Jika zakat
ada nishab-nya, Infak tidak mengenal nishab.
15
Berdasarkan pengertian di atas, dijelaskan bahwa infak adalah mendermakan rezeki berupa materi kepada orang lain
sebanyak yang dikehendakinya dengan rasa ikhlas.
c. Sedekah
Kata sedekah berasal dari bahasa Arab yakni shadaqah yang berarti tindakan yang besar.
16
Sedekah memiliki arti yang luas, tidak terbatas pada pemberian yang sifatnya materiil, tetapi
sedekah juga mencakup semua perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik maupun non-fisik.
17
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sedekah adalah keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan
setiap muslim untuk menciptakan kesejahteraan sesama umat manusia, baik berupa materi ataupun non-materi.
15
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf Jakarta: PT. Grasindo, 2007, h. 6.
16
Nasrun Harun, Fiqh Muamalah Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, h. 88.
17
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf Jakarta: PT. Grasindo, 2007, h. 5.
2. Dasar Hukum
a. Zakat
Zakat sangat ditekankan di dalam Surah At-Taubah 9: 103 yang berbunyi:
18
Artinya: ”Ambillah zakat dari harta mereka guna
membersihkan dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta dan menyucikan menyuburkan sifat-sifat
kebaikan di dalam hati mereka dan memperkembangkan harta mereka mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doamu itu menumbuhkan ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar dan Maha Mengetahui
.” Surah At-Taubah 9: 103
Ayat ini menyuruh kepada kepala negara penguasa untuk mengambil zakat untuk mensucikan harta mereka. Instinbath
dari surah At-Taubah ayat 103, bahwa zakat wajib hukumnya bagi seluruh umat muslim yang mampu Kaya. Jika seseorang
telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali untuk berinfak atau bersedekah.
19
Selain Al- Qur’an, ada juga hadist yang menganjurkan
berzakat, yakni hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi SAW bersabda,
18
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf Jakarta: PT. Grasindo, 2007, h. 13.
19
Abdurrachman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, h. 70.
A rtinya: “Sesungguhnya Allah menerima zakat dan
mengambilnya dengan
tangan kanan-Nya
lalu menambahkannya untuk salah seorang di antara kalian,
sebagaimana salah seorang di antara kalian menumbuh- kembangkan anak kudanya atau anak untanya. Bahkan, satu
suapan akan menjadi sebesar Gunung Uhud .”
20
Dasar hukum zakat juga terdapat di dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dijelaskan pada Bab I, Ketentuan Umum dalam Pasal 1 Ayat
2, bahwa zakat adalah harta yang wajib oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariah Islam.
b. Infak
Hukum infak adalah sunnah, karena infak tidak mengenal nishab, dan infak dikeluarkan setiap orang yang beriman baik
yang berpenghasilan tinggi ataupun rendah, apakah dia sedang lapang atau sempit dan infak tidak mengenal batas waktu kapan
pun bisa mengeluarkan infak. Di dalam Al-
Qur’an ayat yang menganjurkan agar berinfak, yakni Surah Al-Baqarah2: 261 yang berbunyi:
21
20
Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab Az-Zakah, Bab Ma Ja’a fi Fadhli ash-Shadaqah, Jilid II, h. 134; dan Ahmad di dalam Musnad
Ahmad, Jilid II, h. 268, 404, dan 471.
21
Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006, h. 44.