strategi penghimpunan (Fundraising) dana zakat,infak dan sedekah (ZIS) pada lazis griya yatim dan dhuafa (GYD)

(1)

YATIM & DHUAFA (GYD)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

PUNGKY SEPTYANI HAPSARI NIM: 1111 0463 00010

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Pungky Septyani Hapsari. 1111046300010. Strategi Penghimpunan (Fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1436 H/ 2015 M, xiv + 75 halaman + 32 lampiran.

Penelitian ini untuk menganalisa bentuk penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dan dampaknya terhadap peningkatan dana ZIS dan donatur. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan strategi penghimpunan (fundraising) yang diterapkan oleh LAZIS GYD dalam menghimpun dana ZIS dan hasilnya terhadap peningkatan perolehan dana ZIS dan donatur.

Penulis melakukan penelitian di LAZIS GYD yang bertempat di Virgin Island NA-7 De-Latinos BSD, Serpong, Tangerang Selatan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang di analisa dan kemudian diambil sebuah kesimpulan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak LAZIS GYD , sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan, majalah dan internet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: Pertama, ada enam strategi penghimpunan (fundraising) dana ZIS yang diterapkan oleh LAZIS GYD, yaitu personal ZIS, advertising, interaktif marketing, direct marketing, public relation, dan event. Kedua, penerapan strategi fundraising yang dilakukan oleh LAZIS GYD telah berdampak signifikan terhadap jumlah penghimpunan dana ZIS. Faktanya, terjadi peningkatan pada tiap tahunnya. Yaitu, pada tahun 2013 mampu menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 16.506.242.212,- dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 19.406.910.258,-. Terjadi peningkatan penghimpunan dana ZIS sebesar Rp. 2.900.668.046,- (14,95%). Penerapan strategi fundraising yang dilakukan oleh LAZIS GYD juga telah berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah donatur. Faktanya, terjadi peningkatan pada tiap tahunnya. Yaitu, pada tahun 2013 ada sebanyak 6.868 orang dan pada tahun 2014 ada sebanyak 8.039 orang. Terjadi peningkatan jumlah donatur sebanyak 1.171 orang (14,57%).

Kata Kunci : Strategi Fundraising, Peningkatan Dana ZIS, Peningkatan Jumlah Donatur, LAZIS GYD. Pembimbing : Dr. Hendra Kholid, M.A.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, kasih dan sayangnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju terang benderang.

Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “STRATEGI PENGHIMPUNAN (FUNDRAISING) DANA ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (ZIS) PADA

LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD)” dapat diselesaikan penulis. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga penulis, almamater dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Prodi Muamalat dan Bapak Abdurrauf, Lc, M.A. selaku Sekretaris Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vii pengarahannya kepada penulis.

4. Bapak Mujiburrahman, S.Ag., M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Burhanuddin Yusuf, M.M. selaku penguji skripsi I dan Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A. selaku penguji skripsi II yang telah mengarahkan serta memberikan masukan yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ayahanda Joko Sriyanto dan Ibunda Sarijem tercinta yang senantiasa tidak pernah lelah setiap harinya memberikan semangat, motivasi dan doa serta dukungan materi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi. Serta adik tercinta Tiara Mulia Sari yang telah menemani, menyemangati dan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Pimpinan dan staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.

8. Segenap Bapak/ ibu dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Lembaga Amil Zakat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang bersedia memberikan kesempatan waktu, data dan informasi yang penting kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.


(8)

viii

10. Bapak Tarjuni S.Pd.I. selaku Direktur Administrasi di Lembaga Amil Zakat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang telah bersedia untuk meluangkan waktunya guna membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

11. Ananda Rostadhi Akbar S.Or yang telah dengan sabar dan ikhlas mau menjadi teman bertukar pikiran dan pendapat, cerita keluh kesah, tertawa menangis serta tidak pernah lelah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga Besar Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF) dan terutama keluarga ZISWAF angkatan 2011; Sahabat SMA N 90 Jakarta; Teman KKN DREAM; Teman HMPS Prodi Muamalat yang sedikit banyak telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Seluruh rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang juga

telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan hingga selesai di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akhir kata hanya kepada Allah SWT, penulis memanjatkan doa agar segala kebaikan berupa motivasi dan kontribusi yang telah diberikan mendapat balasan berupa amal yang berlipat kepada mereka. Amin...

Jakarta, 29 September 2015

Pungky Septyani Hapsari NIM. 1111 0463 00010


(9)

ix

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR LAMPIRAN xii

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D. Review Studi Terdahulu 7

E. Metode Penelitian 9

F. Kerangka Teori dan Konseptual 13


(10)

x

BAB II LANDASAN TEORITIS 16

A. Konsep Strategi

1. Pengertian 16

2. Tahapan 17

3. Manfaat 19

B. Konsep Fundraising

1. Pengertian 20

2. Metode 21

3. Manfaat 22

C. Konsep Zakat, Infak dan Sedekah

1. Pengertian 24

2. Dasar Hukum 26

3. Hikmah dan Manfaat 30

4. Perbedaan 32

BAB III PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA ZIS

PADA LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD) 33

A. Sejarah dan Perkembangan 33


(11)

xi

C. Struktur Organisasi 37

D. Lokasi Jejaring 39

E. Penghimpunan Dana ZIS 39

F. Penyaluran Dana ZIS 43

BAB IV PENERAPAN STRATEGI DAN PENINGKATAN

PENGHIMPUNAN DANA ZIS PADA LAZIS GRIYA

YATIM & DHUAFA (GYD) 49

A. Penerapan Strategi Fundraising Dana ZIS 49

B. Dampak Penerapan Strategi Fundraising 57

BAB V PENUTUP 69

A. Kesimpulan 69

B. Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 71


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Data/ Wawancara 1

2. Surat Jawaban Mohon Data/ Wawancara 2

3. Data Hasil Wawancara 3

4. Tabel Jumlah Penghimpunan Dana ZIS dan Donatur 17

5. Legalitas LAZIS Griya Yatim & Dhuafa 18

6. Daftar Alamat Jejaring dan Sekolah Binaan LAZIS Griya Yatim &

Dhuafa (GYD) 19

7. Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan (untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 & 2010) 20 8. Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan (untuk tahun

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 & 2011) 22 9. Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan (untuk tahun

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 & 2012) 24

10. Jumlah Penghimpunan dana ZIS untuk tahun 2014 26

11. Donasi Iklan di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa 26

12. Brosur “Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa 27 13. Gerakan Sedekah Seribu Sehari (GS3) di LAZIS Griya Yatim &

Dhuafa (GYD) 28


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Tinjauan (review) Studi Terdahulu 7

2. Tabel 2. Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah 32

3. Tabel 3. Jumlah Penghimpunan (Fundraising) Dana ZIS 58


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Kerangka Teori 13

2. Gambar 2. Jumlah Penghimpunan (Fundraising) Dana ZIS 63


(15)

1

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah terbesar yang cukup merisaukan di hampir semua negara, termasuk negara Indonesia. Kemiskinan dianggap sebagai musuh utama dalam program pembangunan ekonomi.

Ketidakstabilan perekonomian Indonesia saat ini, menyebabkan banyak di antara masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat belum tercapai maksimal, walaupun jumlah penduduk miskin mengalami penurunan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengatakan bahwa hasil survei penduduk miskin di Indonesia hingga bulan Maret 2014 sebesar 28,28 juta orang (11,25%) menurun dibandingkan bulan September 2013 lalu sebesar 28,60 juta orang (11,46%).1

Dampak krisis ekonomi ini turut dirasakan oleh anak-anak. Dimana kemiskinan yang melanda orang tua mereka akan membuat peran mereka dalam keluargapun bergeser, karena mereka harus ikut membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Pada umumnya, mereka

1VOA Indonesia, “

BPS: Tingkat Kemiskinan Indonesia Menurun”, artikel di akses pada tanggal 3 Maret 2015 dari http://www.voaindonesia.com/content/bps-tingkat-keliskinan-indonesia-menurun/1948483.html.


(16)

2

bekerja sebagai pengemis, pengamen, pengelap kaca mobil, pedagang asongan, joki 3 in 1, dan parkir liar.2

Fenomena anak yang bekerja di usia dini berpengaruh terhadap jumlah anak yang putus sekolah. Angka anak putus sekolah tahun 2014 jumlahnya mencapai 7,39 juta orang.3 Hal tersebut terlihat sangat memprihatinkan, mengingat mereka adalah aset jangka panjang negara sebagai penerus bangsa ini nantinya.

Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang dianggap mempunyai peran yang signifikan dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi. Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki keunikan tersendiri. Karena terdapat dua dimensi, yaitu dimensi kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT (hablum minallah) dan dimensi kepedulian terhadap sesama (hablum minannas).4 Adanya zakat diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan pendapatan antara orang kaya dan orang miskin sehingga terjadi pemerataan pedapatan serta meningkatkan perekonomian, baik pada level individu maupun pada level sosial masyarakat.5

Dana zakat memiliki potensi yang besar bagi kesejahteraan umat apabila dikelola secara tepat dan profesional. Namun, sangat disayangkan

2

Megapolitan Kompas News, “Jumlah Anak Jalanan Meningkat Signifikan”, artikel

diakses pada tanggal 28 November 2014 dari

http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/24/1641249/Jumlah.Anak.Jalanan.Meningkat .Signifikan.

3 Republika Online, “

Anak Putus Sekolah Capai 7,39 Juta”, artikel di akses pada tanggal 19 Maret 2015 dari http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/ 14/04/02/n3ea9b-anak-putus-sekolah-capai-7,39-juta.

4 Muhammad Syafe’ei El B

antanie, GAPTEK: Gampang Praktek Zakat Infak dan Sedekah (Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009), h. 6.

5

Nurdin Muhammad Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal


(17)

bahwa penghimpunan dana zakat di Indonesia saat ini masih jauh dari potensinya. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyebutkan bahwa dari Rp. 217 triliun potensi zakat di Indonesia baru terserap dan dikelola oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebesar Rp. 2,73 triliun (sekitar 1%).6

Seiring besarnya potensi dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) tersebut, banyak bermunculan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Banyaknya Lembaga Amil Zakat (LAZ) ini akan memicu persaingan antar-lembaga nirlaba dalam meraih simpati donatur. Ini tentunya merupakan hal yang positif, sebab agresifitas lembaga-lembaga ini dapat menolong distribusi kekayaan diantara masyarakat Indonesia.7

Salah satu lembaga pengelola zakat yang telah dipercaya oleh masyarakat untuk menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf ke berbagai program yang dikelola secara profesional dan transparan serta berupaya membantu mengurangi jumlah angka anak putus sekolah adalah LAZIS Griya Yatim & Dhuafa atau disingkat GYD.

LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berdiri pada bulan Juni 2009, bermula dari adanya rasa gelisah melihat kondisi anak-anak yang putus sekolah di Kampung Dadap, Bumi Serpong Damai (BSD).8 LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memberikan pelayanan dalam bidang sosial

6

Republika Online, “Potensi Zakat Rp 217 Triliun Terserap Satu Persen”, artikel

diakses pada tanggal 28 November 2014 dari

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/13/04/29/mm039y-potensi-zakat-rp-217-triliun-terserap-satu-persen.

7 Muhammad Fakhryrozi, ”

Strategi Pemasaran Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sodaqoh dan Wakaf (ZISWAF)”, artikel diakses pada tanggal 10 November 2014 dari https://fahrirozy.wordpress.com/category/ngo-management/

8

Griya Yatim & Dhuafa, “Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada tanggal 28 November 2014 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html.


(18)

4

keagamaan yang bertujuan untuk membantu meringankan beban orang tua anak yatim dan dhuafa dalam membiayai pendidikan, memberikan pembinaan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi, usia dan jenjang sekolahnya. Diharapkan mereka akan menjadi mandiri dengan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya dan berguna bagi agama dan bangsa.

Tantangan yang dihadapi oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) adalah strategi penghimpunan dana (fundraising). Dimana LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) harus mampu memaksimalkan penghimpunan dan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai zakat, infak dan sedekah secara terus-menerus dan berkesinambungan agar timbul kesadaran dan kepedulian masyarakat. Penghimpunan dana tersebut digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasionalnya sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Saat ini total dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang mampu dihimpun oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dari tahun 2010 sampai bulan Maret 2015 mencapai Rp. 54.454.617.153,- (lima puluh empat miliar empat ratus lima puluh empat juta enam ratus tujuh belas ribu seratus lima puluh tiga rupiah).

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang strategi penghimpunan dana (fundraising) Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang dilakukan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Strategi Penghimpunan (Fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya


(19)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan permasalahan yang dibahas tidak meluas, maka penyusun membatasi permasalahannya mengenai:

a. Fundraising dibatasi pada model penghimpunan dana.

b. Dana ZIS dibatasi pada jumlah dari dana Zakat, Infak dan Sedekah yang terhimpun.

c. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dibatasi pada Kantor Pusat yang beralamat di Virgin Island NA-7 De Latinos BSD, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

d. Data yang diperoleh dibatasi pada laporan keuangan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dari tahun 2010 - Maret 2015. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, agar penelitian yang dilakukan lebih spesifik, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)?

b. Bagaimana dampak dari penerapan strategi penghimpunan (fundraising) terhadap peningkatan penghimpunan jumlah dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan donatur yang dilakukan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD)?


(20)

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk:

a. Mengidentifikasi strategi penghimpunan dana (fundraising) yang diterapkan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) terhadap penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). b. Menjelaskan dampak dari penerapan strategi penghimpunan

dana (fundraising) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) terhadap peningkatan jumlah dana ZIS dan donaturnya.

2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan akan berguna: a. Bagi Akademisi

Menambah pengetahuan keilmuan ekonomi Islam dan memberikan informasi yang berguna mengenai penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). b. Bagi Praktisi

Dapat memberikan masukan positif yang membangun bagi semua pihak, khususnya LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) dalam upaya meningkatkan jumlah penerimaan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan dikelola secara lebih produktif guna membantu mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia.


(21)

c. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan tentang strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang diterapkan di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan kepada masyarakat agar dapat percaya untuk memberikan dananya kepada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).

D. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting dan prospektif, diantara penelitian-penelitian yang terdahulu antara lain:

Tabel 1. Review Studi Terdahulu

No. Aspek

Perbandingan Studi Terdahulu Rencana Skripsi

1. a. Judul Skripsi

b. Fokus

Strategi Fundraising yang Dilakukan BAZIS DKI Jakarta Untuk

Mencapai Target

Penerimaan Dana Zakat Infak dan Sedekah. Penulis Arif Khamdan (FSH/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

Skripsi ini membahas

tentang strategi

fundraising yang dilakukan dan upaya

Strategi Penghimpunan (fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya

Yatim dan Dhuafa

(GYD).

Skripsi ini membahas tentang model penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat,


(22)

8

c. Metode Penelitian

d. Waktu/ Tempat

BAZIS DKI Jakarta dalam memaksimalkan potensi dana zakat, infak, dan sedekah yang ada di wilayah DKI Jakarta untuk mencapai target penerimaan.

Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada tahun 2010 di BAZIS DKI Jakarta.

Infak dan Sedekah (ZIS) dan dampaknya terhadap jumlah dana dan donatur

yang terhimpun di

LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).

Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di LAZIS Griya Yatim &

Dhuafa (GYD), BSD

Tangerang, tahun 2015. 2. a. Judul

Skripsi b. Fokus c. Metode Penelitian d. Waktu/ Tempat

Strategi Fundraising Program Pemberdayaan

Ekonomi (Senyum

Mandiri) Pada Rumah

Zakat. Penulis

Nurlaelatul Afifah (FSH/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).

Skripsi ini membahas

tentang strategi

fundraising pada program pemberdayaan

ekonomi (Senyum

Mandiri) di Rumah Zakat serta melihat perkembangan jumlah

penerima manfaat

programnya.

Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 di

Strategi Penghimpunan (fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).

Skripsi ini membahas tentang model penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan dampaknya terhadap jumlah dana dan donatur

yang terhimpun di

LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).

Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di LAZIS Griya Yatim &


(23)

Rumah Zakat. Dhuafa (GYD), BSD Tangerang, tahun 2015. 3. a. Judul

Skripsi b. Fokus c. Metode Penelitian d. Waktu/ Tempat

Strategi Fundraising di BAZDA Kota Bekasi. Penulis Ayatulloh Humaini (FDK/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).

Skripsi ini membahas tentang model strategi fundraising yang dilakukan di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Bekasi.

Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 di BAZDA Kota Bekasi.

Strategi Penghimpunan (fundraising) Dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Skripsi ini membahas tentang model penerapan strategi penghimpunan (fundraising) dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan dampaknya terhadap jumlah dana dan donatur

yang terhimpun di

LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).

Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di LAZIS Griya Yatim &

Dhuafa (GYD), BSD

Tangerang, tahun 2015.

E. Metode Penelitian

Penelitian (research) adalah kegiatan mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.9 Adapun metode penelitian ini kemudian dibagi menjadi:

9


(24)

10

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang objek berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati guna mendapatkan data-data yang diperlukan.10 Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.11

Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitannya antara variabel-variabel yang diteliti. Variabel ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.12 2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu cara untuk menghimpun bahan, keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang

10

Sudarto, Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan Ke-tiga (Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 2002), h. 62.

11

Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), h. 6.

12

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 25.


(25)

sedang dijadikan sasaran pengamatan.13 Agar mendapatkan data yang konkret, maka penulis mengadakan kunjungan dan pengamatan terhadap LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). b. Dokumentasi, yaitu peneliti menelusuri berbagai macam

dokumen antara lain buku, majalah, koran, notulen rapat, peraturan-peraturan dan sumber informasi lain.14 Penulis melakukan pengumpulan data-data yang ada pada LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD), seperti laporan keuangan dan lain-lain. c. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide.15

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat (Head Office) LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Alamatnya berada di Virgin Island NA-7 De Latinos BSD, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Telp. 021 9355 5981. Adapun pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Januari 2015.

13

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), h. 76.

14

B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Cetakan Ke-enam (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 146.

15

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cetakan Ke-enam (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 193.


(26)

12

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisa, yaitu suatu teknik data dimana penulis lebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara teknis, kemudian mengklarifikasikan data-data tersebut secara sistematis untuk di analisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah berupa skripsi.

5. Kriteria Data

Pada penyusunan skripsi ini, penulis akan mengambil data yang akan dijadikan penelitian sebagai berikut:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek risetnya.16 Dalam hal ini, penulis mengambil data melalui wawancara, buku sejarah dan penelitian langsung kepada pihak yang terkait dengan judul guna memperoleh data mengenai strategi penghimpunan (fundraising) yang diterapkan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan.17 Data sekunder bisa juga disebut sebagai data tambahan. Penulis dapat memperoleh data atau informasi melalui jurnal, surat kabar, artikel media internet

16

H. M. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 69.

17

Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2008), h. 5.


(27)

dan bahan informasi lainnya yang memiliki keterkaitan dengan masalah sebagai penunjang penelitian.

6. Pedoman Penulisan Skripsi

Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2012”.

F. Kerangka Teori dan Konseptual

Gambar 1. Kerangka Teori

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai


(28)

14

melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.18 Fundraising merupakan suatu upaya atau proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana zakat, infak dan sedekah serta sumber dana lainnya dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi, dan perusahaan yang akan disalurkan dan di dayagunakan untuk mustahik.19

Adapun strategi fundraising dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) diantaranya: personal ZIS, advertising, interaktif marketing, direct marketing, public relation dan event. Dengan cara tersebut sangat memudahkan donatur jika berdonasi.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini, penulis menyusun 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub bagian yang pada garis besarnya yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian, kerangka teori dan konseptual, serta sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORITIS. Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai landasan teori yang mecakup tentang

18

Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan (Jakarta: Erlangga, 1998), h. 12.

19

Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 65.


(29)

konsep strategi fundraising dan konsep mengenai Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).

BAB III: LAZIS GRIYA YATIM & DHUAFA (GYD). Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, lokasi jejaring, penghimpunan dan penyaluran dana ZIS.

BAB IV: PENERAPAN STRATEGI DAN PENINGKATAN

PENGHIMPUNAN DANA ZIS DAN PADA LAZIS GRIYA

YATIM & DHUAFA (GYD). Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai penerapan strategi fundraising dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan dampak dari penerapannya.

BAB V: PENUTUP. Bab penutup ini, penulis memuat kesimpulan dan saran mengenai hasil analisa penerapan strategi fundraising dan dampak dari strategi fundraising tersebut.

Demikianlah, penjelasan diatas mengenai pendahuluan, yang meliputi: latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian, kerangka teori dan konseptual serta sistematika penulisan.


(30)

16

BAB II

LANDASAN TEORETIS

(TENTANG STRATEGI FUNDRAISING ZIS)

A. Konsep Strategi 1. Pengertian

Secara etimologis, strategi berasal dari kata majemuk bahasa Yunani; stratos (artinya pasukan) dan agein (artinya memimpin). Menurut istilah, strategi berarti hal-hal yang berkenaan dengan cara menguasai dan mendayagunakan sumber daya suatu masyarakat atau bangsa untuk mencapai tujuannya.1 Strategi adalah ilmu perencanaan dan pengerahan sumber daya untuk operasi besar-besaran, melansir kekuatan pada posisi siap yang paling menguntungkan sebelum melakukan penyerangan terhadap lawan.2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa kata strategi memiliki empat arti makna. Pertama, strategi merupakan ilmu dan seni yang menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai. Kedua, strategi merupakan ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang

1

Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: CSIS, 1978), h. 7.

2

Jemsley Hutabarat dan Martani Huseini, Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer: Strategik di Tengah Operasional (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 18.


(31)

menguntungkan. Ketiga, strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Keempat, strategi adalah tempat yang baik menurut siasat perang.3

Berdasarkan beberapa pengertian strategi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa strategi merupakan sebuah ilmu dan seni mengenai rencana atau siasat yang harus dikelola dengan cermat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun, terlebih dahulu memperhatikan segala kemungkinan yang akan terjadi dan mempersiapkan segala potensi yang ada secara efektif, karena strategi merupakan kunci dari terlaksananya sebuah rencana untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Tahapan

Dalam proses penerapannya, strategi menggunakan beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Analisis Lingkungan

Merupakan proses awal untuk mengidentifikasikan berbagai masalah yang mempengaruhi kinerja lingkungan organisasi. Terbagi dalam dua komponen kelompok, yaitu

3

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi Ke-Empat, h. 1340.


(32)

18

analisis lingkungan internal dan eksternal, dikenal dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats).4 b. Perumusan Strategi

Perumusan strategi dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategi dan keuangan perusahaan serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dalam rangka menyediakan customer value terbaik.5 c. Implementasi Strategi

Implementasi strategi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi sebuah tindakan. Implementasi yang sukses memerlukan dukungan, disiplin, motivasi dan kerja keras. Sangat dibutuhkan komitmen dan kerja sama dari unit, tingkat dan anggota organisasi.6

d. Evaluasi Strategi

Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dituju telah dicapai. Ada tiga macam aktivitas untuk melakukan evaluasi strategi, yaitu meninjau faktor-faktor eksternal dan internal; mengukur

4

Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Stratejik (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2002), h. 127.

5

Jurnal SDM, "Konsep Strategi, Definisi, Perumusan, Tingkatan, dan Jenis Strategi", artikel diakses pada 14 Januari 2015 dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html.

6

Kusnardi, Pengantar Manajemen Strategi, Cetakan Ke-Dua (Malang: Universitas Brawijaya, 2001), h. 215.


(33)

prestasi; mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana perusahaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa ada empat tahapan strategi, yakni: analisis lingkungan, perumusan, implementasi dan evaluasi. Tahapan strategi sangat penting untuk kelancaran sebuah program dan juga untuk menemukan cara terbaik menghasilkan bentuk strategi yang mampu diterima oleh masyarakat.

3. Manfaat Strategi

Adapun manfaat strategi bagi organisasi antara lain sebagai berikut: 7

a. Strategi mampu menunjang fungsi kontrol, sehingga seluruh proses pencapaian tujuan strategik berlangsung terkendali. b. Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreativitas,

dan informasi serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional, nasional dan global kepada semua pihak sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

c. Strategi yang disepakati dapat memperkecil bahkan meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan yang terarah pada pencapaian tujuan strategi.

7

Kusnardi, Pengantar Manajemen Strategi, Cetakan Ke-Dua (Malang: Universitas Brawijaya, 2001), h. 216.


(34)

20

d. Berfungsi untuk menyatukan sikap bahwa keberhasilan bukan sekedar untuk manajemen puncak, tetapi juga merupakan keberhasilan bersama keseluruhan organisasi dan masyarakat. Penulis berkesimpulan bahwa manfaat strategi adalah sebagai pengendali rencana dalam mempergunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh hasil pencapaian yang maksimal dan dapat memetakan tindakan yang tepat dalam persaingan dengan pesaingnya.

B. Konsep Fundraising 1. Pengertian

Fundraising dalam kamus Inggris-Indonesia diartikan sebagai pengumpulan dana, dan yang mengumpulkan dananya disebut fundraiser.8 Menurut istilah, fundraising diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, organisasi, perusahaan maupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut.9

Fundraising bagi lembaga pengelola zakat merupakan proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana ZIS serta sumber dana lainnya dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi dan

8

Peter Salim, Salim's Nith Collegiate English-Indonesian Dictionary

(Jakarta: Modern English Press, 2000), h. 607.

9

Hendra Sutisna, Fundraising Database (Depok: Piramedia, 2006), Cetakan Pertama, h. 11.


(35)

perusahaan yang akan disalurkan dan didayagunakan untuk mustahik.10

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa fundraising adalah kegiatan menghimpun atau mengumpulkan dana dan sumber daya lainnya dengan cara menjual ide dan daya kreativitas dari sebuah program agar mempengaruhi donatur dan mampu menyentuh rasa empatinya untuk tergerak berdonasi.

2. Metode

Metode fundraising harus mampu memberikan kepercayaan, kemudahan, kebanggaan dan manfaat lebih bagi masyarakat sebagai donatur. Dalam melaksanakan kegiatan fundraising, ada dua metode yang harus dilakukan oleh sebuah lembaga, yakni:11

a. Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)

Metode fundraising langsung adalah metode dengan menggunakan teknik atau cara yang melibatkan partisipasi donatur secara langsung, dimana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon donatur bisa seketika (langsung) dilakukan. Contoh dari model metode ini adalah direct mail, direct advertising, telefundraising dan presentasi langsung.

10

Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 65.

11

Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 66.


(36)

22

b. Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising) Metode fundraising tidak langsung merupakan metode yang tidak melibatkan partisipasi donatur secara langsung. Metode ini dilakukan dengan cara promosi yang mengarah kepada pembentukan citra yang kuat, tanpa secara khusus diarahkan untuk menjadi transaksi donatur pada saat itu. Contohnya adalah advertorial, Image Campaign dan penyelenggaraan event, menjalin relasi, melalui referensi ataupun mediasi para tokoh.

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat dua metode fundraising yakni direct dan indirect fundraising. Mengkombinasikan kedua metode tersebut secara fleksibel merupakan cara yang paling baik digunakan dalam kegiatan penghimpunan dana.

3. Manfaat

Fundraising merupakan tulang punggung sebuah organisasi atau lembaga pengelola zakat. Adapun manfaat dari fundraising adalah:12

a. Menghimpun dana

Merupakan tujuan dari fundraising yang paling mendasar. Tanpa adanya aktivitas fundraising, maka kegiatan lembaga pengelola zakat tidak akan berarti sama sekali. Apabila

12

Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 67.


(37)

fundraising tidak menghasilkan dana, termasuk fundraising yang gagal meskipun memiliki bentuk keberhasilan lainnya. b. Memperbanyak donatur

Organisasi pengelola zakat yang melakukan fundraising, ada dua cara, yaitu menambah donasi dari setiap donatur atau menambah jumlah donatur pada setiap donatur mendonasikan dana yang tetap sama. Di antara kedua pilihan tersebut, maka menambah donatur adalah cara yang relatif lebih mudah daripada menaikkan jumlah donasi dari setiap donatur.

c. Membangun citra lembaga atau oganisasi

Aktivitas fundraising baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap citra lembaga. Citra lembaga berkaitan dengan kepercayaan donatur.

d. Menghimpun simpatisan/ relasi/ pendukung13

Kadangkala ada seseorang atau sekelompok orang yang telah berinteraksi dengan aktivitas fundraising dan mempunyai kesan positif. Kelompok ini secara natural bersedia menjadi promotor positif tentang lembaga kepada orang lain.

e. Meningkatkan kepuasan donatur

Merupakan manfaat yang tertinggi dan bernilai untuk jangka panjang. Mereka akan mendonasikan dananya secara berulang-ulang.

13

Kementerian Agama, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 67.


(38)

24

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa manfaat fundraising bagi lembaga adalah memberikan gambaran kepada masyarakat tentang lembaga tersebut. Sedangkan, manfaat fundraising bagi masyarakat adalah memberikan informasi berbagai pilihan cara yang mudah dan praktis dalam menyalurkan donasinya.

C. Konsep Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) 1. Pengertian

a. Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu „keberkahan’; al-namaa „pertumbuhan

dan perkembangan’; ath-thaharatu „kesucian’ dan ash-shalahu

„keberesan’. Secara istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu dari Allah SWT yang mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.14

Dari pengertian di atas, dijelaskan bahwa zakat adalah kewajiban seorang muslim dari sejumlah harta yang dimilikinya bila telah mencapai nishab dan haul, kemudian diserahkan kepada orang tertentu yang berhak menerima.

14

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Cetakan Ke-Empat (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 7.


(39)

b. Infak

Infak berasal dari kata nafaqa, yang berarti sesuatu yang telah berlalu atau habis. Menurut terminologi syaraih, infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperuntukkan ajaran Islam. Jika zakat ada nishab-nya, Infak tidak mengenal nishab.15

Berdasarkan pengertian di atas, dijelaskan bahwa infak adalah mendermakan rezeki berupa materi kepada orang lain sebanyak yang dikehendakinya dengan rasa ikhlas.

c. Sedekah

Kata sedekah berasal dari bahasa Arab yakni shadaqah yang berarti tindakan yang besar.16 Sedekah memiliki arti yang luas, tidak terbatas pada pemberian yang sifatnya materiil, tetapi sedekah juga mencakup semua perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik maupun non-fisik.17

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sedekah adalah keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan setiap muslim untuk menciptakan kesejahteraan sesama umat manusia, baik berupa materi ataupun non-materi.

15

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 6.

16

Nasrun Harun, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 88.

17

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 5.


(40)

26

2. Dasar Hukum

a. Zakat

Zakat sangat ditekankan di dalam Surah At-Taubah/ 9: (103) yang berbunyi:18

Artinya: ”Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan (dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta) dan menyucikan (menyuburkan sifat-sifat kebaikan di dalam hati mereka dan memperkembangkan harta mereka) mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar dan Maha Mengetahui.” (Surah At-Taubah/ 9: 103)

Ayat ini menyuruh kepada kepala negara (penguasa) untuk mengambil zakat untuk mensucikan harta mereka. Instinbath dari surah At-Taubah ayat 103, bahwa zakat wajib hukumnya bagi seluruh umat muslim yang mampu/ Kaya. Jika seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali untuk berinfak atau bersedekah.19

Selain Al-Qur’an, ada juga hadist yang menganjurkan berzakat, yakni hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi SAW bersabda,

18

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 13.

19

Abdurrachman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 70.


(41)

Artinya: “Sesungguhnya Allah menerima zakat dan

mengambilnya dengan tangan kanan-Nya lalu

menambahkannya untuk salah seorang di antara kalian, sebagaimana salah seorang di antara kalian menumbuh-kembangkan anak kudanya atau anak untanya. Bahkan, satu suapan akan menjadi sebesar Gunung Uhud.”20

Dasar hukum zakat juga terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dijelaskan pada Bab I, Ketentuan Umum dalam Pasal 1 Ayat (2), bahwa zakat adalah harta yang wajib oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariah Islam.

b. Infak

Hukum infak adalah sunnah, karena infak tidak mengenal nishab, dan infak dikeluarkan setiap orang yang beriman baik yang berpenghasilan tinggi ataupun rendah, apakah dia sedang lapang atau sempit dan infak tidak mengenal batas waktu kapan pun bisa mengeluarkan infak.

Di dalam Al-Qur’an ayat yang menganjurkan agar berinfak, yakni Surah Al-Baqarah/2: (261) yang berbunyi:21

20

Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab Az-Zakah, Bab Ma Ja’a fi Fadhli ash-Shadaqah, Jilid II, h. 134; dan Ahmad di dalam Musnad Ahmad, Jilid II, h. 268, 404, dan 471.

21

Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006), h. 44.


(42)

28

Artinya: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat-gandakan barang siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Surah Al-Baqarah/ 2: 261)

Selain Al-Qur’an, ada juga hadist yang menganjurkan berinfak, yakni hadist Nabi SAW bersabda,

Artinya: “Setiap pagi ada dua malaikat yang turun. Salah

satunya berdoa, ‘Ya Allah berilah ganti untuk orang yang

meninfakkan hartanya.’ Dan salah satu yang lain berdoa, ’Ya Allah, berilah kerusakan untuk orang yang tidak mau

menginfakkan hartanya.’”22

Dasar hukum infak juga terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dijelaskan pada Bab I, Ketentuan Umum dalam Pasal 1 Ayat

22

Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab Az-Zakah, Bab Qaulillahi Ta’ala: fa-Amma Man A’tha wa Ittaqa qa Shaddaqa bil-Husna fa-Sanuyassiruhu lil-Yusra, wa Amma Man Bakhila wa Istagna wa Kadzdzaba bil-Husna fa-Sanuyassiruhu li-‘Usra, Jilid II, h. 142; Muslim di dalam Shahih Muslim, Kitab Az-Zakah, Bab fil-Munfiqi wal-Mumsik, Jilid II, h. 700, hadits nomor 57; dan


(43)

(3), bahwa infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemashlahatan umum. c. Sedekah

Hukum sedekah ialah sunnah. Pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuannya. Hanya saja, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat materi dan non-materi.

Di dalam Al-Qur’an ayat yang menganjurkan agar kita bersedekah di antaranya terdapat dalam firman-Nya antara lain dalam Surah Al-Baqarah/2: (280) yang berbunyi:23

Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Surah Al-Baqarah/ 2: 280)

Selain Al-Qur’an, ada juga hadist yang menganjurkan bersedekah, yakni hadist yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan Ahmad bahwa nabi SAW bersabda,

23

Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006), h.47.


(44)

30

Artinya: “Setiap manusia diwajibkan bersedekah setiap hari. Di antara macam sedekah, mendamaikan dua pihak yang bertikai dengan adil adalah sedekah, menolong seseorang naik ke atas kendaraannya adalah sedekah, mengangkatkan barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah, menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah, perkataan baik adalah sedekah, dan setiap langkah untuk shalat adalah sedekah.”24

Dasar hukum sedekah juga terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Dijelaskan pada Bab I, Ketentuan Umum dalam Pasal 1 Ayat (4), bahwa sedekah adalah harta atau non-harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemashlahatan umum.

3. Hikmah dan Manfaat

Adapun hikmah dan manfaat dari zakat, infak dan sedekah adalah:25

a. Menyucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa, menumbuhkan akhlak mulia menjadi murah hati dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah.

24

Diriwayatkanoleh Bukhari di dalam Shahih Bukharii, Kitab al-Jihad wa as-Siyar, Bab Man Akhadza bi ar-Rukkab wa Wahwih, Jilid IV, h. 68; Muslim di dalam Shahih Muslim, Kitab Az-Zakah, Bab Bayani Anna Isma as-Shadaqati yaqa’u ‘ala Kulli Nau’in min al-Ma’ruf, Jilid II, h. 699, hadits nomor 56; dan Ahmad di dalam Musnad Ahmad, Jilid II, h. 316 dan 350.

25

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 13.


(45)

b. Menolong, membina dan membangun kaum yang lemah untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

c. Memberantas penyakit iri hati dan dengki yang biasanya muncul ketika melihat orang-orang sekitarnya dengan kemewahan. d. Menuju terwujudnya sistem masyarakat Islam yang berdiri di

atas prinsip umat yang satu (ummatan wahidatan); persamaan derajat, hak dan kewajiban (musawah); persaudaraan Islam (ukhuwah islamiah); dan tanggung jawab bersama (takaful ijtimai).

e. Mewujudkan keseimbangan dalam distribusi dan kepemilikan harta serta keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat.

f. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan adanya hubungan antar masyarakat rukun, damai dan harmonis sehingga tercipta ketentraman dan kedamaian lahir dan batin. Penulis menyimpulkan bahwa hikmah dan manfaat zakat, infak dan sedekah sangat banyak, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhannya maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia.


(46)

32

4. Perbedaan

Tabel 2. Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah26

Zakat Infak Shadaqah

Hukum Wajib, bagi

yang memenuhi syarat Sunnah Wajib* Secara Umum: Sunnah Secara Wajib: zakat** Nishab (Batas Minimal)

Ada Tidak ada Tidak ada

Haul (Waktu) Ada Tidak ada Tidak ada

Mustahik 8 (delapan) Golongan Lebih utama: Keluarga, kerabat, orang/ lembaga yang sangat memerlukan Lebih utama: Keluarga, kerabat, orang/ lembaga yang sangat memerlukan Dalam bentuk apa? Harta/ Materi

Harta/ Materi Harta/ Materi dan bukan materi

Sumber: Gus Arifin, Zakat, Infak, dan Shadaqah: Dilengkapi dengan Tinjauan 4Mazhab

Catatan:

*Nafkah kepada Istri, Anak (Keluarga).

**Sebagian ulama fiqh, menyatakan bahwa sedekah wajib adalah zakat, dan sedekah sunnah dinamakan infak. Sebagian yang lain mengatakan infak wajib dinamakan zakat, sedangkan infak sunnah dinamakan sedekah.

Demikianlah, penjelasan diatas mengenai strategi fundraising dan dana zakat, infak, sedekah, yang meliputi: konsep strategi, konsep fundraising, dan konsep dana zakat, infak sedekah.

26

Gus Arifin, Zakat, Infak, dan Shadaqah: Dilengkapi dengan Tinjauan 4 Madzhab, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), h. 258.


(47)

33 A. Sejarah dan Perkembangan

LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) merupakan lembaga pengelola amanah umat yang berfungsi sebagai mediator antara kaum aghniya dengan kaum dhuafa yang dikelola secara profesional dengan mekanisme accountable dan credible. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memiliki potensi untuk mengelola anak-anak yatim dan dhuafa dengan menggunakan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

Didirikan pada tanggal 9 Juni 2009, berawal dari rasa galau melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah Kampung Dadap, yakni wilayah pemukiman kumuh yang berada di tengah megahnya perumahan elit di Bumi Serpong Damai (BSD). Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat, maka dengan kesepakatan bersama dibentuklah LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang fokus pada masalah khususnya pada pemberdayaan anak-anak yatim dan dhuafa.1

1Griya Yatim & Dhuafa, “

Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/sejarah-griya-yatim-duafa.


(48)

34

LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 09 tanggal 4 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Ny. Gerda Joice Lusia, S.H. Notaris di Tangerang dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI dengan surat No. AHU-2494.AH.01.04. tahun 2009 tanggal 7 Agustus 2009. Anggaran Dasar Perusahaan (ADP) telah mengalami perubahan dengan akta No. 08 tanggal 13 April 2011 yang dibuat dihadapan Notaris yang sama seperti yang sebelumnya. Perubahan ini telah diinformasikan dan telah mendapat jawaban dari Menteri Hukum dan HAM RI dengan Surat Nomor AHU-AH.01.08-372 tanggal 24 Mei 2011.2 Surat Kantor Layanan Pajak dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No: 21.100.477.5-411.000 a.n. Yayasan Griya Yatim & Dhuafa.3

Awal kegiatannya, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) hanya menempati sebuah rumah di Jalan Magnolia 1 Sektor 1.2 Bumi Serpong Damai (BSD) yang digunakan sebagai asrama tinggal. Pada awal berdirinya, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) menampung 9 orang anak yang tinggal di asrama dan membina sekitar 15 orang anak yang semuanya berasal dari Kampung Dadap, BSD. Banyaknya dukungan dan animo masyarakat yang besar membuat LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berkembang dengan pesat. Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya bulan Agustus 2009 asrama kedua dibuka di Jalan Elang Raya-Bintaro Jaya.

2

Griya Yatim & Dhuafa, Laporan Auditor Independen dan Keuangan Periode 2010-2011 (Jakarta: LAZIS Griya Yatim & Dhuafa, 2011), h. 6.

3

Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.


(49)

Berlanjut di tahun 2010, pertumbuhan asrama meningkat, yakni asrama ketiga dibuka di Cibubur-Jakarta Timur dan asrama keempat dibuka di Kranggan-Bekasi. Pembangunan sistem teknologi informasi dimulai untuk peningkatan mutu pelayanan dan hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yakni www.griyayatim.com diliris dan disempurnakan, menggantikan alamat situs sebelumnya yakni www.griyayatim.org.

Menjelang akhir tahun 2010, regenerasi puncak kepemimpinan diestafetkan dari Adi Prabowo beralih ke Haryono. Babak sejarah baru dimulai, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) melakukan serangkaian adaptasi dan perubahan visi, misi di LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Pembelajaran untuk menjadi organisasi yang amanah dan profesional terus dilakukan, salah satunya dengan penguatan program-program peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, training, seminar dan lain-lain. LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga telah diaudit oleh akuntan

publik dan berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian”.4 Pada tahun 2011, implementasi program LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi di bidang pendidikan, sosial, kesehatan, pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu. Dengan bantuan koordinator mustahik sebagai pendamping, KBA (Komunitas Berbasis Asrama) menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur dan terkontrol.

4Griya Yatim & Dhuafa, “

Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/sejarah-griya-yatim-duafa.


(50)

36

Pada tahun 2012, atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan memberdayakan anak yatim dan dhuafa, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di Indonesia yang menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dalam menyalurkan bantuan.5

Telah enam tahun LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berdiri, hingga sampai periode akhir tahun 2014 telah membuka 32 asrama dan kantor cabang serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mengelola zakat, infak, sedekah dan wakaf.6

B. Visi, Misi dan Tujuan

Visi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD): “Menjadi organisasi sosial terdepan dalam mewujudkan masa depan yatim dan dhuafa”.

Misi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD):7 1. Pemberdayaan potensi yatim dan dhuafa. 2. Menjadi fasilitator yang memiliki integritas. 3. Menjadi organisasi profesional dan modern.

4. Menjadi organisasi yang lebih peduli terhadap lingkungan hidup.

5Griya Yatim & Dhuafa, “

Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/sejarah-griya-yatim-duafa.

6

Brosur: Ayo Berbagi” LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).

7 Griya Yatim & Dhuafa, “

Visi dan Misi”, artikel di akses pada 20 Maret 2015 dari http://www.griyayatim.com/visi-misi.


(51)

Adapun tujuan LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yakni:8

1. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berperan untuk mengurangi jumlah kemiskinan dan kebodohan yang ada di Indonesia.

2. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) hadir untuk membantu memajukan kompetensi dan mencerdaskan generasi anak bangsa.

3. Griya Yatim & Dhuafa (GYD) hadir untuk memberikan rasa aman kepada anak-anak yatim dan dhuafa.

Berdasarkan visi, misi dan tujuan tersebut, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) memiliki tagline yakni, “Tanggung jawab kita adalah masa

depan mereka”. Melalui tagline ini LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) mengajak para dermawan turut berpartisipasi untuk peduli terhadap pendidikan, pengembangan lifeskill dan penanaman akhlak yang baik untuk masa depan dan kesejahteraan anak-anak yatim dan dhuafa.9

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan di inginkan.10 Maka, untuk menunjang visi, misi dan tujuan yang telah

8

Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.

9

Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.

10

Rynaldi Dwitama, “Pengertian Struktur Organisasi”, artikel diakses pada

tanggal 24 Maret 2015 dari


(52)

38

baik dirancang untuk dicapai, maka perlu menetapkan struktur organisasi. Adapun struktur organisasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yaitu:

1. Susunan Badan Pengurus11

Pembina – Ketua : Karso Nurhuda

Pembina – Anggota : Herdi

Pembina – Anggota : Suyatno

Pembina – Anggota : Solihin Adnan

Pembina – Anggota : Suyono

Pengurus – Ketua : Moh. Ramdhan

Sekretaris : Tarjuni

Bendahara : Engkos Kosasih

Pengawas : Munif Haekal Salim Hilabi

2. Susunan Pelaksanaan Harian12

Direktur Eksekutif : Moh. Ramdhan

Direktur Administrasi : Tarjuni S.Pd.I

Direktur Operasional : Bayu Jatmiko S.Hum

Manajer Fundraising : Mustaqim

Manajer Marketing Operational : Pardinal

Manajer Wakaf : Nasrulloh

Manajer HUMAS : Roni Anto

PLT Manager (HRD) : Abdurrahman Wahid

Manajer Keuangan : Engkos Kosasih Amd.Kom

Manajer Keasramaan : Maman Firmansyah

IT Hardware, NE dan Web Developer : Ilham

Tim Fundraising : Amsori Sam

Zulfikar

Syarif Tambakyoso

Admin Fundraising : Dani Milar Suryana

Admin Wakaf : Ibrahim

Admin Operasional : Sabilillah

11

Griya Yatim & Dhuafa, Laporan Auditor Independen dan Keuangan Periode 2012-2013 (Jakarta: LAZIS Griya Yatim & Dhuafa, 2013), h. 7.

12

Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.


(53)

D. Lokasi Jejaring

LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) kini telah membuka 32 asrama dan kantor cabang pelayanan yang tersebar di 11 provinsi di seluruh Indonesia (data terlampir di halaman belakang). Hal tersebut juga di dukung oleh amil yang profesional serta pemanfaatan teknologi informasi untuk pengelolaan zakat, infak, sedekah dan wakaf.13

Alamat kantor pusat LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) berada di Virgin Island NA-7 De Latinos BSD, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Telp. 021 9355 5981.

Selain memiliki 32 cabang asrama yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) juga memiliki sekolah binaan mulai dari jenjang TK (Taman Kanak-Kanak) hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama) (data terlampir di halaman belakang).

E. Penghimpunan Dana ZIS

Menghimpun dana merupakan sebuah proses, menggalang dana bukan sekedar meminta uang, akan tetapi menjual dan meyakinkan pemberi bahwa memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan akan dapat memberikan perubahan kepada masyarakat. Dengan demikian, pemberi akan menerima ide dan mau menyumbangkan hartanya untuk kepentingan masyarakat. Model penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah pada LAZIS Griya

13


(54)

40

Yatim & Dhuafa (GYD) secara umum terbagi menjadi dua metode yaitu direct marketing dan indirect markerting.

Adapun fasilitas layanan yang disediakan oleh LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) untuk memberikan kemudahan untuk donatur dalam menyalurkan dana zakat, infak ataupun sedekahnya, yaitu antara lain:

1. Gerai Zakat/ Sedekah

Merupakan fasilitas layanan penerimaan dana zakat, infak, sedekah, wakaf ataupun barang layak pakai dan sebagainya di kantor pusat, kantor cabang, asrama anak asuh yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

2. ZISCo (Zakat, Infak dan Sedekah Consultation/ Konsultasi)

Merupakan fasilitas layanan konsultasi beserta sarana penghimpunan dana zakat, infak, sedekah, wakaf dan dana kemanusiaan yang dilakukan dengan membuka gerai sementara pada saat event tertentu di pusat keramaian publik dan bersifat sementara waktu/ insidentil.14

3. Sedekah via Fixed/ Mobile EDC Machine

Merupakaan transaksi zakat, infak, sedekah ataupun dana bantuan kemanusiaan lainnya dengan menggunakan kartu debit dari berbagai bank yang tersedia di kantor pusat, kantor cabang ataupun cabang asrama LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD).

14

Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.


(55)

4. Internet Banking

Merupakan transaksi zakat melalui fasilitas layanan transaksi perbankan melalui jaringan internet setiap hari selama 24 jam, sehingga donatur yang menjadi nasabah Bank tertentu yang memiliki jasa layanan ini dapat dengan mudah dan efisien waktu dalam mendonasikan sebagian hartanya yang tersimpan di dank.

5. Voucher Kupon Sedekah

Merupakan cara bersedekah dengan bentuk voucher/ kupon dicetak dengan nominal tertentu. Dikeluarkan dari pihak LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) sebagai bentuk tanda bukti donasi sedekah secara praktis. Nominal sedekah yang di cetak di kupon sedekah tersebut senilai Rp. 50.000,- dan Rp 100.000,-. 15

6. KASIFA

Program KASIFA (Kotak Solidaritas Yatim dan Dhuafa) merupakan program santunan melalui kotak amal maupun kencleng yang ditempatkan di beberapa pusat keramaian publik, tempat perbelanjaan, perkantoran, rumah makan dan toko.

7. Rekening ZISWAF

Program rekening ZISWAF ini memudahkan donatur untuk mengeluarkan donasinya ke LAZIS Griya Yatim & Dhuafa (GYD) tanpa harus datang ke kantor ataupun asramanya. Adapun daftar rekening ZISWAF dan programnya adalah sebagai berikut:

15

Wawancara pribadi dengan bapak Tarjuni, Direktur Administrasi LAZIS Griya Yatim & Dhuafa. Tangerang, 17 Maret 2015.


(1)

(2)

(3)

No. Nama Donasi

1 Rizqy Amalia Rp 300,000 71 Hj. Farida Rp 350,000

2 Dinar Anggraini Rp 300,000 72 Seachi Alfa Audira Rp 400,000

3 Karlinawati Rp 50,000 73 Audi Zufri Rp 400,000

4 Bambang Wisnu Utomo Rp 200,000 74 Ninda Rp 300,000

5 Fachrina Oktavia Rp 125,000 75 Suwan Tomo Rp 300,000

6 Bregas Waras Sentoso Rp 4,000,000 76 Anna Nur Putri Rp 200,000

7 Hamba Allah Rp 20,000 77 TB Bolamas Rp 300,000

8 Ema Damayanti Rp 607,000 78 Adji S. Rp 200,000

9 Adita Primakurniani Rp 2,700,000 79 Nining Yuningrat Rp 500,000 10 Adita Primakurniani Rp 1,300,000 80 Karina Yogatama Rp 500,000

11 Widia Trisnawati Rp 221,250 81 Ovie Rp 250,000

12 M. Noor Halim Perdana Kusuma Rp 500,000 82 Windi Rp 100,000

13 Toni Effendi Rp 90,000 83 Hamba Allah Rp 500,000

14 Selsi Rini Artha Rp 100,000 84 Hamba Allah Rp 165,000

15 Nanang Rp 300,000 85 Adil A. Gani Rp 180,000

16 Ating Sudiyati Rp 50,000 86 Akhmad Faizal Rp 100,000

17 Yanne Rina Rp 150,000 87 Sita Rp 110,000

18 Alfin Rp 200,000 88 Tb. Yusuf Isnaini Rp 100,000

19 Ira Rp 100,000 89 Tb. Yusuf Isnaini Rp 500,000

20 Ira Rp 250,000 90 Rika Rp 100,000

21 Isren Nevy Rp 250,000 91 Rika Rp 500,000

22 Novi Rp 100,000 92 Hamba Allah Rp 200,000

23 Ny. Doemiartoei Rp 250,000 93 Hamba Allah Rp 100,000

24 Nike Rp 300,000 94 Endang Rp 100,000

25 Hery Mulyawan Rp 100,000 95 Hamba Allah Rp 200,000

26 Hery Mulyawan Rp 500,000 96 Yusti Widyawati Rp 500,000

27 Hery Mulyawan Rp 500,000 97 Nuralam Novianty Rp 50,000

28 M. Kurri Rp 100,000 98 Satriani Rp 500,000

29 Ibu Sugeng Rp 300,000 99 Syahrani Aziz Rp 100,000

30 Hamba Allah Rp 250,000 100 Rina Rp 500,000

31 Hamba Allah Rp 200,000 101 Pak Erwin Rp 100,000

32 Lina Rp 150,000 102 Dyah Nining Rp 100,000

33 Lucky Hardiansyah Rp 200,000 103 Dyah Nining Rp 50,000

34 Ulfah Maria Rp 150,000 104 Fatma Karim Rp 100,000

35 KK Hamba Allah Rp 550,000 105 Lywa S. Fauzie Rp 500,000

36 Peggy Rp 50,000 106 Lywa S. Fauzie Rp 500,000

37 Peggy Rp 50,000 107 Zara Rp 100,000

38 Peggy Rp 400,000 108 Abdul Wahid Rp 200,000

39 Kel. Anhar Rp 100,000 109 Mahdi Rp 200,000

40 Mega Citra Sari Rp 100,000 110 Ibu Dini Rp 500,000

41 Alexander Meiyer Rp 100,000 111 Mega Rp 100,000

42 Zainab Rp 500,000 112 Untung S. Rp 150,000

43 Enong Masitoh Rp 100,000 113 Rosi Mardhiah Rp 100,000

44 Hamba Allah Rp 300,000 114 Rosi Mardhiah Rp 100,000

45 Ghoib Pujiantoro Rp 500,000 115 Bapak Krisna Rp 200,000

46 Gusti Rp 100,000 116 Hamba Allah Rp 100,000

47 Gusti Rp 350,000 117 M. Irfan Rp 600,000

48 Annisa Soraya Rp 50,000 118 Anto Rp 100,000

49 Bapak Andi Rp 300,000 119 Cecilia Rp 200,000

50 Eko Supriyanto Rp 200,000 120 Hamba Allah Rp 350,000

51 Ganesha Putra Rp 420,000 121 Ahmad Kesma Rp 100,000

52 Hamba Allah Rp 200,000 122 Dino Rp 500,000

53 Ana Rp 200,000 123 Jaman Rp 200,000

54 Athallah Nafis Widarto Budi Widarko Rp 550,000 124 Yuli Rp 100,000

55 Intan Rp 200,000 125 Aisyah Restya Azzahra Rp 200,000

56 Erwin Rp 100,000 126 Hendri Rp 200,000

57 Desi Sylvia Rp 150,000 127 Hamba Allah Rp 200,000

58 Hery Nuraiza Rp 50,000 128 Okky Rp 200,000

59 Mora Juliawan Rp 100,000 129 Devi Panji Rp 100,000

60 Mitra Atensi Rp 500,000 130 Yuni Rp 400,000

61 Ny. Diah Rp 600,000 131 Yuli Rp 400,000

62 Ayhallah Nafis Widarto Budi Widarko Rp 1,250,000 132 Ida Azizah Rp 200,000

63 Sukirman Rp 100,000 133 Dani Rp 200,000

64 Intan Rp 100,000 134 Hadi Suyitno Rp 100,000

65 Hamba Allah Rp 100,000 135 Budi Rp 500,000

66 Ari Teguh Haryono Rp 50,000 136 M. Ikhsan Falakh Rp 200,000

67 Ari Teguh Haryono Rp 100,000 137 Hamba Allah Rp 200,000

68 H. Robby Syahri Rp 350,000 138 Suradi Rp 250,000

69 H. Robby Syahri Rp 350,000 139 Shiena Rp 100,000

70 Hj. Farida Rp 350,000 140 Chichilia Rp 500,000

DAFTAR DONATUR

PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2015


(4)

141 Sutrisno Rp 100,000 216 Rudi S. Rp 100,000

142 Usman Rp 500,000 217 Ryan Putra Tama Rp 500,000

143 Hamba Allah Rp 100,000 218 Dedek Rp 300,000

144 Angga Gita Devi Rp 180,000 219 Dedek Rp 200,000

145 Angga Gita Devi Rp 300,000 220 Rini Rp 300,000

146 Sherly Rp 100,000 221 Rini Rp 200,000

147 Nurdin Rp 100,000 222 Eka Arifianti Rp 500,000

148 Nurdin Rp 100,000 223 Eka Arifianti Rp 500,000

149 Hamba Allah Rp 200,000 224 Windu Nugroho Rp 100,000

150 Sulastri Rp 300,000 225 Windu Nugroho Rp 300,000

151 Ester Rp 135,000 226 Agus Effendi Rp 600,000

152 Puskesmas Gedung Tataan Rp 1,500,000 227 Ibu Indri Rp 250,000

153 Kiki Rp 250,000 228 Bapak Said Rp 500,000

154 Mulyadi Rp 100,000 229 Bayu Putra Rp 1,500,000

155 Afandi Akbar Rp 500,000 230 Djoko Rp 200,000

156 Ali Sulton Rp 150,000 231 Rizky Rp 200,000

157 Abiyyu Ibnu Zayan Rp 250,000 232 M. Ridwan Rp 100,000

158 Dinal Salim Rp 300,000 233 Ruli Rp 250,000

159 Kel. Rizal W. Rp 100,000 234 Ruli Rp 250,000

160 Michael Susanto Rp 100,000 235 Ruli Rp 250,000

161 Sinta Rp 500,000 236 Hendra Rp 100,000

162 Wiwi Rp 100,000 237 Hendra Rp 220,000

163 Teguh Rp 100,000 238 Doyo Rp 400,000

164 Hamba Allah Rp 650,000 239 Hamba Allah Rp 200,000

165 Faris Rp 200,000 240 Liliek Suemaryati Rp 500,000

166 Sutinah Aisah Rp 150,000 241 Eka Noor Bani Lisya Rp 100,000

167 Masye Rp 100,000 242 Laila S. Rp 130,000

168 Mas Bagus S. Rp 500,000 243 Hamba Allah Rp 500,000

169 Hj. Ira Rp 200,000 244 Laila Oktaviani Rp 150,000

170 Hj. Ira Rp 300,000 245 Siti Mashitoh Rp 200,000

171 Edi Sulindra Rp 600,000 246 Siti Mashitoh Rp 200,000

172 Darti Rp 250,000 247 Chaca Bunga Rp 500,000

173 Hamba Allah Rp 100,000 248 M. Indrawan Rp 500,000

174 Arief Rachman Rp 300,000 249 Widi Yana Rp 500,000

175 Arief Rachman Rp 200,000 250 Reka Puspitasari Rp 500,000

176 Arief Rachman Rp 500,000 251 Dimas Nugroho Rp 350,000

177 Alisa Risa Rp 200,000 252 Rois Rp 400,000

178 Zaini Rosyid Rp 500,000 253 Wina Rp 500,000

179 Sugeng Riadi Rp 200,000 254 Imran Rp 500,000

180 Sugeng Riadi Rp 300,000 255 Hamba Allah Rp 200,000

181 Lawfirm Budi Santoso Rp 1,250,000 256 Nalurita Cucuk Rp 200,000 182 Mukti Ali Siknun Rp 50,000 257 Sandra Aprita Yanti Rp 200,000 183 Desti Winie Ayu Sagita Rp 100,000 258 Ade Ariestanti Rp 10,000

184 Ani Suryani Rp 100,000 259 Ade Ariestanti Rp 90,000

185 Alvira Rp 100,000 260 Eko Topan Rp 500,000

186 Raga Pamungkas Rp 250,000 261 Wulan Rp 500,000

187 Fadli Rp 400,000 262 Dedi Rp 500,000

188 Reni Rp 400,000 263 Anindita Rp 250,000

189 H. Dalius Rp 300,000 264 Anindita Rp 250,000

190 Renaldo Aswansyah Putera Rp 250,000 265 Adityanto Budi Satrio Rp 100,000

191 Darmaji Rp 100,000 266 Kel. Yusuf Rp 300,000

192 Kiki Ardiyan Rp 50,000 267 Reka Puspitasari Rp 500,000

193 Kirno Rp 300,000 268 Dwi Nanda Banu Putra Rp 200,000

194 Ellsye Rp 100,000 269 Dwi Nanda Banu Putra Rp 800,000

195 Anugrah Rp 400,000 270 Arnis Rp 200,000

196 Kel. Susanto Rp 500,000 271 Langgeng Rp 100,000

197 Ricky W. B. Rp 200,000 272 Hamba Allah Rp 500,000

198 Dr. Noldy & Kel. Rp 100,000 273 Bunda Ita Rp 100,000

199 Nasrul Rp 655,000 274 Ibu Erni Rp 500,000

200 Abdullah Rp 500,000 275 Hamba Allah Rp 200,000

201 Ibrahim Achmad Rp 500,000 276 Rere Rp 1,500,000

202 Amnil Rp 350,000 277 Dila Rp 1,500,000

203 Hamba Allah Rp 50,000 278 Lingga Rp 100,000

204 May Rp 100,000 279 Sandi Rp 50,000

205 Aan Rp 100,000 280 Bagus Wijonarko Kurniawan Rp 300,000

206 Heni Regar Rp 100,000 281 Nuraini Rp 200,000

207 Budi Artinah Rp 200,000 282 Dian Rp 200,000

208 Arjanto Lisman Rp 500,000 283 Rifqi A. Rp 200,000

209 Wike Rp 300,000 284 Hendri Rp 150,000

210 Nur Rp 300,000 285 Ninik Widyastuti Rp 500,000

211 Junaidi Rp 150,000 286 Robby R. Rp 100,000

212 Lani Rp 300,000 287 Robby R. Rp 300,000

213 Riyadi Rp 300,000 288 J. Ojo Ruslani Rp 1,500,000

214 Iskandar Rp 300,000 289 J. Ojo Ruslani Rp 1,500,000


(5)

291 Kel. Sumardi Rp 1,500,000 366 Syukur Rp 100,000

292 Hamba Allah Rp 600,000 367 Reny Rp 200,000

293 Moh. Imam Afandi Rp 250,000 368 Sepvi Rp 150,000

294 E. Rudjimin Rp 1,000,000 369 Hamba Allah Rp 50,000

295 M. Faichwan M.J. Rp 100,000 370 Rani Rp 150,000

296 Syaiful Rp 500,000 371 Hamba Allah Rp 50,000

297 H. Irwan Setiawan Rp 100,000 372 Asep Koswara Rp 150,000

298 Wisoko Rp 200,000 373 Dikkel Anderson Rp 500,000

299 Gallan K. Rp 100,000 374 Riris Marito Hutabarat Rp 500,000

300 Gallan K. Rp 900,000 375 Purwati Rp 100,000

301 Reni Sudarti Rp 200,000 376 Istiono Rp 200,000

302 Tika Rp 300,000 377 Istiono Rp 500,000

303 Esti Sukartika Rp 700,000 378 Hamba Allah Rp 1,732,000

304 Mulyana Rp 100,000 379 Sriyono Rp 400,000

305 Rico Rp 125,000 380 Lantip Rp 200,000

306 Bina Bangun Persada Rp 400,000 381 Hj. Tuti Sukeksi Rp 200,000

307 Gida Anggada Rp 150,000 382 Mulyadi Rp 100,000

308 Johan Rp 300,000 383 Rachma Lanjarwati Rp 500,000

309 Nurcahyo Adi N. Rp 50,000 384 Ibu Tyas Rp 100,000

310 Lucky Kurniawan Rp 400,000 385 Atin S. Rp 25,000

311 Kismanto Rp 50,000 386 Gatot Rp 800,000

312 Yuni Rp 100,000 387 Heri Santoso Rp 500,000

313 Etik Kristiningsih Rp 50,000 388 Indah Rp 300,000

314 Hamba Allah Rp 150,000 389 Syaidah Rp 150,000

315 Pandu Rp 200,000 390 Shofi Rp 300,000

316 Pandu Rp 200,000 391 Toto Iswanto Rp 400,000

317 Syifa Rp 200,000 392 Linda Rp 100,000

318 Syifa Rp 200,000 393 Linda Rp 200,000

319 Al-Fatih Rp 200,000 394 Enny Rp 1,250,000

320 Al-Fatih Rp 200,000 395 windhy P.U. Rp 100,000

321 Hamba Allah Rp 100,000 396 M. Taufik Syafei Rp 120,000

322 Harif Rp 400,000 397 H. Edy Yanto Rp 200,000

323 Harif Rp 100,000 398 Gilang T. Rp 400,000

324 Rani Rp 500,000 399 Edi Rp 500,000

325 Hamba Allah Rp 200,000 400 Edi Rp 500,000

326 Hamba Allah Rp 65,000 401 M. Ferdyan Mursa Rp 200,000 327 Siti hardiyanti Helena Rp 100,000 402 Mas Aldho Rp 50,000

328 A. Noor Rp 100,000 403 Lili Iriani Rp 200,000

329 Miss Mina Rp 500,000 404 Abby Yassin Rp 200,000

330 Kel. Sugeng Rp 200,000 405 Ninik & Hadjar Rp 350,000

331 Kel. Sugeng Rp 100,000 406 Susi H. Rp 1,000,000

332 Mayaza Rp 500,000 407 Kel. Bambang S. Rp 100,000

333 Khalfan Rp 500,000 408 Kel. Bambang S. Rp 100,000

334 Taryan Rp 500,000 409 Hamba Allah Rp 700,000

335 Ibrahim Achmad Rp 500,000 410 Fathi Rp 100,000

336 Abdul Rohman Rp 250,000 411 Raihan Rp 900,000

337 Gamesa Rp 300,000 412 Oktarisa Bachtiar Putri Rp 100,000 338 Almh. Laksmiari binti Ningsih Rp 300,000 413 Taufik Hidayat Damanik Rp 150,000

339 Hamba Allah Rp 200,000 414 Dani W. Rp 300,000

340 Hamba Allah Rp 300,000 415 Nuralam Novianty Rp 50,000

341 Rizky Rp 150,000 416 Rina Rp 100,000

342 Angga Rp 300,000 417 Dini Rp 100,000

343 Agung Syarif Rp 15,000 418 Bapak Jani Suhanda Rp 200,000

344 Agung Syarif Rp 75,000 419 Fetty Rp 300,000

345 Saiful Rp 200,000 420 Dika Rp 500,000

346 Fauzan Alza Rp 300,000 421 Novianto Setyadi Rp 200,000 347 Melinda Mirza Rp 200,000 422 Novianto Setyadi Rp 200,000

348 Jasmin Rp 200,000 423 Puji E. M. Rp 50,000

349 Arya Rp 200,000 424 Puji E. M. Rp 50,000

350 Adin Ramdan Rp 200,000 425 Rica Sinaga Rp 500,000

351 Silvy Rp 30,000 426 Jandid Sarwono Rp 300,000

352 Yusron Rp 30,000 427 Emil Aprilio Rp 300,000

353 Lia Enyati Rp 15,000 428 Hamba Allah Rp 100,000

354 Dwi Eli Rp 30,000 429 Hamba Allah Rp 110,000

355 Juni N. Rp 20,000 430 Tenri Rp 300,000

356 Hamba Allah Rp 100,000 431 Angga Rp 200,000

357 M. Fahrurozi Rp 200,000 432 Hamba Allah Rp 750,000

358 Jamal Rp 20,000 433 Hamba Allah Rp 500,000

359 Juna A. Rp 30,000 434 Tri Sundari Rp 200,000

360 Rike Dewi Susanti Rp 30,000 435 Ali Rp 60,000

361 Kel. Hijab Malang Rp 175,000 436 Tony P.P. Rp 100,000

362 Dito Rp 75,000 437 Tony P.P. Rp 50,000

363 Diah Rp 75,000 438 Ir. Kuswidi Irianto Rp 200,000

364 Hamba Allah Rp 250,000 439 Akbar Rp 500,000


(6)

441 Hamba Allah Rp 125,000

442 Samsul Rp 250,000

443 Raden Dana Prakasyana Rp 1,872,500

444 Mas Susilo Rp 100,000

445 Kel. Ano Rp 125,000

446 Bapak Febri Rp 250,000

447 Andi Rp 125,000

448 Andi Rp 125,000

449 Dhika Melinto Rp 200,000 450 Hamba Allah Rp 400,000

451 Maryam Rp 2,000,000

452 Lilis Reny Rp 250,000

453 Lilis Reny Rp 250,000

454 Siti Tasriyah Rp 50,000

455 Devi Rp 500,000

456 Purnama Anggi Rp 100,000 457 Purnama Anggi Rp 100,000

458 Apriyadi Rp 400,000

459 Putra Mulya P. Rp 200,000 460 Putra Mulya P. Rp 100,000

461 Yayuk Rp 30,000

462 Uni Rp 30,000

463 Erfin Rp 30,000

464 Zamroni Rp 30,000

465 Yuman Rp 30,000

466 Yuasmitha Rp 30,000

467 Ibu Novi Rp 30,000

468 Dany Rp 30,000

469 Yusda Rp 30,000

470 Sholeh Rp 100,000

471 Eny Saraswati Rp 100,000

472 Nur Rp 30,000

473 Kary Rp 100,000

474 Fitri Rp 30,000

475 Voky Y. Rp 30,000

476 Didik S. Rp 400,000

477 Rufiansyah Rp 400,000

478 Rufiansyah Rp 100,000

479 Yoga Rp 100,000

480 Dewi Puspitasari Rp 200,000

481 Melina Rp 100,000

482 Lily Sujandi Rp 300,000

483 Gusti Rp 200,000

484 Mayhendro Rp 500,000

485 Melia Rp 100,000

486 Jose Willem Poad SE Rp 100,000

487 Niken W. Rp 100,000

488 Edi Rp 100,000

489 Niken W. Rp 100,000

490 Edi Rp 100,000

491 Niken W. Rp 500,000

492 Edi Rp 500,000

493 Agus Rp 100,000

494 Mala Rahmatul Rp 200,000 495 Khairun Insani Rp 150,000

496 Andita Rp 50,000

497 Whani Rp 100,000

498 Whani Rp 50,000

499 Hanky Hendian Rp 200,000