75
Pengalaman sebagai Guru T erbaik
a. Tokoh dan wata knya b. Tema
c. Latar d. Alur
e. Amanat 3. Berdasarkan hasil diskusi bersama kelompok, tuliskan kembali cerita
tersebut dengan bahasa sendiri 4. Serahkan hasil tulisan tersebut kepada guru untuk dinilai
3. Latihan
Bacalah dongeng di bawah ini dan tulislah kembali dengan bahasa yang kamu susun sendiri
Istana Bunga
Dahulu kala, hiduplah Raja dan Ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya- foya dan menindas rakyat miskin. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan
putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orang tua mereka. Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna selalu menolong rakyat yang
kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang memerlukan bantuan. Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah dan ibunya. “Ayah
dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan orang miskin?”
76
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMPMT s VII
Raja dan Ratu sangat marah mendengar perkataan putra mereka itu. “Jangan mengatur orang tua Karena kau telah berbuat salah, aku akan
menghukummu. Pergilah dari istana ini” usir Raja. Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut, justru Putri Rauna yang tersentak,
lalu ia memohon kepada ayah ibunya, “Jangan usir Kakak Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi”
Raja dan Ratu sedang naik pitam. Mereka membiarkan Putri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Mereka mengembara dan menyamar menjadi orang biasa.
Mereka pun mengubah namanya menjadi Kusmantoro dan Kusmantari. Mereka lalu mencari guru untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan
ilmu itu untuk menyadarkan kedua orang tua mereka. Keduanya sampailah di sebuah gubuk. Gubuk itu dihuni oleh seorang
kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti itu dahulu pernah menjadi guru kakek mereka. Mereka pun mencoba mengetuk pintu.
“Silakan masuk, Anak Muda,” sambut Kakek renta yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu bekas muridnya. Namun, kakek itu sengaja pura-
pura tak tahu. Kusmantoro pun mengutarakan maksudnya. “Kami kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru pada
Panembahan.” Kakek sakti bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar
kebohongan Kusmantoro. Namun, karena kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi muridnya.
Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanya ternyata cukup
berbakat. Dengan cepat, mereka menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu. Suatu malam,
Panembahan memanggil mereka berdua. “Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup
kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah kalian melaksanakan satu amalan.”
“Amalan apa itu, Panembahan?” tanya Kusmantari. “Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan
gubuk ini. Lalu berangkatlah menuju istana di sebelah barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna.
Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu, kedua orang tua mereka.” Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun, keterkejutan mereka
disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin penyamarannya terbuka. “Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari
perbuatan buruk mereka. Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran hati,” pesan Panembahan Manraba.
Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus
terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum
melati hanya berkhasiat jika disertai dengan kejujuran. Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan. “Kami
berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan selama ini.”