27
Aktif dan Kreatif
B. Bercerita dengan Urutan yang Baik
1. Teknik Bercerita yang Baik
Keterampilan mendongeng m erupakan bentuk keterampilan berbicara. Oleh karena itu, seorang pendongeng dituntut memiliki perbendaharaan kata
yang banyak sehingga dapat memilih k ata yang tepat sesuai k halayak pendengarnya. Diksi pilihan kata untuk konsumsi anak balita tentu berbeda
dengan diksi untuk anak-anak usia SD dan SMP. Seseorang yang suka menceritakan cerita kepada orang lain dis ebut pendongeng story teller .
Pernahkah kamu mendengar istilah tersebut? Untuk dapat menjadi seorang pencerita yang baik, hendaknya memerhatikan beberapa teknik dalam bercerita.
Apa saja teknik-teknik tersebut? Berikut akan dibahas satu per satu. a. Menggunakan kata-kata yang komunikatif tidak kaku. Jika mungkin,
menggunakan kata-kata baku yang sedang trend agar tercipta hubungan yang dekat dengan pendengar.
b. Mengucapkan huruf, kata, dan kalimat dengan lafal yang tepat agar pendengar lebih mudah memahami isi cerita.
c. Memerhatikan intonasi kalimat. Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat yang b erfungsi m embentuk m akna kalimat. Dengan intonasi
yang tepat, pendengar dapat membedakan pengucapan kalimat untuk nada sedih, marah, gembira, dan sebagainya.
d. Mengucapkan kalimat dengan jeda yang tepat. Jeda adalah perhentian lagu kalimat. Jeda berfungsi untuk menandai batas-batas satuan kalimat.
e. Memerhatikan nada, yaitu tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata. Dalam hal ini, intonasi berfungsi untuk memberi tekanan khusus
pada kata-kata tertentu. Tinggi-rendahnya nada dapat membedakan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat lain yang tidak penting.
f. Penerapan gesture dan mimik yang tepat. Gesture adalah peniruan dengan gerak-gerik anggota badan, sedangkan mimik dalam peniruan
gerakan raut muka. Penguasaan gesture dan mimik dapat dilakukan dengan meniru gerakan orang tertawa, menangis, melompat,
menyumpit, berteriak, dan sebagainya. Setelah memahami teknik-teknik bercerita, kamu dapat menggunakan
cerita rakyat dari Kalimantan yang berjudul Anggrek Hitam untuk Domia pada halaman depan untuk latihan bercerita. Sebelumnya, perhatikan tanda-
tanda intonasi dan jeda pada pengucapan sebuah kalimat berikut. a. Tanda untuk intonasi tinggi.
b. Tanda \ untuk intonasi rendah. c. Tanda | untuk jeda sebagai tanda henti sementara.
d. Tanda untuk jeda akhir.
28
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMPMT s VII
2. Contoh Cerita Rakyat
Indonesia adalah negara yang kaya akan khazanah budaya. Salah satu bentuk budaya Indonesia adalah cerita rakyat yang sangat banyak ragamnya.
Hampir di setiap daerah di pelosok Nusantara ini memiliki cerita daerah atau lebih dikenal dengan cerita rakyat. Perkembangan cerita rakyat tersebut
dilakukan secara turun-temurun dan disebarkan secara lisan atau bentuk tuturan. Bacalah contoh teks cerita rakyat dari daerah Kalimantan di bawah
ini dan lakukan latihan selanjutnya
Anggrek Hitam untuk Domia
Diceritakan oleh R. Masri Sareb Putra Gong dari rumah panjang menggelegar bertalu-talu. Penduduk kampung
Tebelianmangkang sudah tahu. Jika gong d itabuh, berarti ada keadaan genting. Mereka pun bergegas mendatangi rumah itu. Rupanya, seorang
wanita bernama Darahitam akan melahirkan bayi. Namun, bayinya tak juga mau keluar. Darahitam sangat khawatir. Sebelumnya, sudah dua kali bayinya
meninggal. Sambil kesakitan, ia berdoa dan bernazar.
“Jubata, tolonglah agar anakku lahir dengan selamat. Lelaki atau perempuan, anak ini akan kupersembahkan menjadi pelayanmu”
Jubata adalah dewa tertinggi suku Dayak. Jubata adalah perantara antara manusia dan Tuhan. Darahitam yakin, Jubata akan menolongnya. Dan ....
“Hoa, hoa, hoa...,” suara tangis bayi memecah keheningan. Seluruh penduduk desa menyambut gembira. “Ia lahir dengan selamat
Bayi yang cantik Kulitnya bersih. Hidungnya mancung. Alisnya tebal. Bulu matanya lentik,” seru para wanita. Karena sangat cantik, bayi perempuan itu
dinamakan Domia. Dalam bahasa Dayak, domia berarti dewi.