tentang hal-hal seperti jumlah cahaya, tempat duduk yang keras atau lembut, lingkungan sekitar yang tenang atau ribut, dan bekerja sendirian atau
bersama teman. Perbedaan-perbedaan ini dapat memeperkirakan hingga batas tertentu lingkungan belajar mana yang paling efektif bagi masing-
masing siswa Slavin, 2008:168.
B. Model Penemuan Discovery
Model penemuan discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Model penemuan discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar
yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain- lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi Suryosubroto,
2002:192. Model penemuan menurut Roestiyah 2008: 20 adalah proses mental siswa
mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses
mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model penemuan adalah suatu
model dalam proses pembelajaran guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan
atau diarahkan.
Langkah-langkah pelaksanaan model penemuan discovery menurut Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto 2002: 199-200 adalah :
a. identifikasi kebutuhan siswa, b. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan
generalisasi yang akan dipelajari, c. seleksi bahan dan problema serta tugas-tugas,
d. membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa,
e. mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, f.
mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa,
g. memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, h. membantu siswa dengan informasi dan data, jika diperlukan oleh siswa,
i. memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses, j.
merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa, k. memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan,
dan l.
membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi discovery menurut Hamalik 2001:220 adalah:
1. mengidentifikasi dan merumuskan topik, 2. mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,
3. memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2,
4. mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul,
5. merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin
merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.
Model penemuan discovery, menurut Gilstrap dalam Moedjiono dan Dimyati, 2006: 87, memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
model pembelajaran yang lain. Beberapa keunggulan dalam model penemuan adalah sebagai berikut :
a. memperbaiki atau memperluas penguasaan keterampilan proses kognitif siswa.
b. pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa. c. dapat menimbulkan gairah pada diri siswa
d. siswa mampu untuk maju berkelanjutan sesusai dengan kemampuannya sendiri.
e. siswa mampu mengarahkan belajarnya sendiri.
f. Memperkuat konsep siswa dan menambah rasa percaya diri selama
proses kerja penemuan. g. Terpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator dan pendinamisator dari
penemuan. h. Membantu perkembangan siswa menuju ke skeptisme perasaan
meragukan yang sehat untuk mencapai kebenaran akhir dan mutlak.
Selain memiliki kelebihan, model penemuan Discovery juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan model penemuan Discovery adalah
sebagai berikut : a. mempersyaratkan suatu persiapan kemampuan berpikir yang dapat
dipercaya. b. kurang berhasil untuk mengajar kelas yang jumlahnya besar.
c. harapan yang ditimbulkan oleh model ini, kurang bisa diterapkan oleh guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran
yang tradisional. d. sejak awal konsep yang akan ditemukan telah dipilih guru dan proses
penemuannya juga dibawah bimbingan guru.
C. Pengusaan Materi