Komunikasi Matematis Siswa PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

d. Siswa dapat mengajukan suatu permasalahan atau persoalan e. Siswa dapat menyajikan penyelesaian dari suatu permasalahan f. Siswa dapat merespon suatu pernyataan atau persoalan dari siswa lain dalam bentuk argumen yang meyakinkan g. Siswa dapat menginterpretasi dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika h. Siswa dapat mengungkapkan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara lengkap dan tepat i. Mau mengajukan pertanyaan ketika ada sesuatu yang tidak dimengerti. Menurut Within Setyanty, 2007, menyatakan kemampuan komunikasi menjadi penting ketika diskusi antar siswa dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan dan bekerjasama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika. Anak-anak yang diberikan kesempatan untuk bekerja dalam kelompok dalam mengumpulkan dan menyajikan data, mereka menunjukkan kemajuan baik di saat mereka saling mendengarkan ide yang satu dan yang lain, mendiskusikannya bersama kemudian menyusun kesimpulan yang menjadi pendapat kelompoknya. Ternyata mereka belajar sebagian besar dari berkomunikasi dan mengkontruksi sendiri pengetahuan mereka. Sedangkan menurut Sumarmo 2003 komunikasi matematis meliputi kemampuan siswa: a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika b. Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar c. Menyatakan sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika e. Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis f. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan generalisasi g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Sedangkan Wardhani 2008,19, menyatakan bahwa komunikasi matematis meliputi: a. Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan bilangan. b. Menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang berupa diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel. c. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Adapun kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, kemampuan untuk mempresentasikan permasalahan atau ide dalam matematika baik secara lisan maupun tulisan dengan menggunakan benda nyata, grafik, atau tabel, serta dapat menggunakan simbol-simbol matematika, yang diperoleh melalui pengalaman yang dialami. Untuk mengukur tingkat kemampuan komunikasi siswa dalam diskusi, indikator yang dikemukakan oleh Djumhur Hernita, 2009: 27 dapat dijadikan sebagai patokannya. Indikator tersebut adalah: a. Siswa ikut menyampaikan pendapat tentang masalah yang sedang dibahas b. Siswa berpartisipasi aktif dalam menanggapi pendapat yang diberikan oleh siswa lain c. Siswa mau mengajukan pertanyaan ketika ada sesuatu yang tidak dimengerti atau kurang dimengerti d. Mendengarkan secara serius ketika siswa lain mengemukakan pendapat Adapun indikator untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis, adalah: a. Menyatakan gambar, simbol, ide, dan model matematika b. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan maupun tulisan c. Menulis reperentasi matematika d. Mengungkapkan kembali suatu uraian matematika dengan bahasa sendiri

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, yaitu: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STHL lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun pelajaran 20122013 yang terdiri atas delapan kelas. Dari delapan kelas yang ada, terdapat satu kelas unggulan, yaitu kelas VIII D dan tujuh kelas yang lain mempunyai kemampuan yang relatif sama. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu dengan mengambil dua kelas yang memiliki nilai rata-rata yang sama pada mata pelajaran matematika pada ujian semester ganjil. Maka didapat kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII F dengan jumlah siswa 36 orang sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STHL dan kelas VIII E dengan jumlah siswa 36 orang sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional.

3.2 Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah pre-test post-test control group design. Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas akan dilihat hasilnya pada varibel terikat. Dalam penelitian ini pengaruh dari pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi Student Team Heroic Leadership variabel bebas, dan kemampuan komunikasi matematis siswa variabel terikat. Sebagaimana yang di- kemukakan Furchan 2007: 368 pada Tabel 3.1: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test E Y 1 X Y 2 P Y 1 C Y 2 keterangan: E = Kelas eksperimen P = Kelas kontrol X = Perlakuan pada kelas eksperimen yang mengikuti model pembelajaran Student Team Heroic Leadership C = Perlakuan pada kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional Y 1 = Nilai pre-test Y 2 = Nilai post-test

3.3 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian pendahuluan 2. Tahap persiapan a. Menentukan bahan ajar yang akan dilakukan dalam penelitian b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran c. Menyusun Lembar Kerja Kelompok LKK yang akan diberikan kepada siswa saat diskusi kelompok d. Menyusun dan membuat instrumen penelitian e. Mengujicobakan instrumen tes f. Merevisi instrumen tes 3. Tahap pelaksanaan a. Memilih sampel sebanyak dua kelas yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol b. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol c. Membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4 sampai 6 siswa, siswa dipilih secara acak d. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran matematika dengan model Student Team Heroic Leadership pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvesional pada kelas kontrol e. Melakukan postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol f. Mengolah data dan menganalisis data hasil penelitian g. Membuat interprestasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan

3.4 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh dari nilai pretest dilaksanakan diawal pembelajaran dan nilai postest dilaksanakan di akhir pembelajaran yang berupa data kuantitatif.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa soal pretest dan postest untuk menguji kemampuan komunikasi matematis siswa.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 3 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 45

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 17 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

12 55 167

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 24 67