Tenis Meja Metode Latihan Bagian

Kemudian setelah latihan itu dijalankan maka latihan ditingkatkan ke arah yang lebih spesifik. Latihan harus dikonsentrasikan untuk pembentukan kemampuan individual atlet. Woeryanto 2003 mengungkapkan bahwa : Semenjak latihan spesifikasi itu tiap atlet harus mendapat perhatian dari pelatihnya secara individual, berupa : a. Individual Training b. Individual Load c. Individual Speed d. Individual Streght, dll. Setelah latihan dilakukan dengan teratur dengan mengikuti prinsip-prinsip latihan dan dengan pengulangan-pengulangan, pada akhirnya semua gerakan itu menjadi gerakan otomatisasi. Artinya gerakan yang semula sukar untuk dilakukan, akhirnya mudah dilakukan dan otomatis. Gerakan otomatisasi itu terjadi, disebabkan oleh latihan yang dilakukan berulang-ulang, dan memungkinkan tubuh untuk melakukan adaptasi-adaptasi terhadap gerakan- gerakan yang dilakukan. Harsono 2000:28 mengungkapkan bahwa: dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan maka organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita menjadi bertambah baik.

1. Tujuan Latihan

Tujuan dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin Harsono 1992:2. Untuk mencapai latihan tersebut, ada empat aspek yang perlu diperhatikan oleh setiap pelatih olahraga yaitu: a Latihan Fisik Ditujukan untuk mengembagkan dan meningkatkan kondisi fisik atlet yang mencakup : kekuatan otot, kelentukan, kecepatan, koordinasi dan lain-lain b Latihan Teknik Ditujukan untuk mempelajari atau memahirkan teknik seperti latihan menggiring bola dalam permainan sepak bola. c Latihan Taktik Ditujukan untuk menumbuhkan perkembangan daya tafsir atlet tentang pola-pola permainan. d Latihan Metal Mental adalah hal yang menyangkut batin dan watak manusia. Di dalam latihan mental lebih menekankan pada perkembangan menjadi dewasa atau kematangan atlet dan perkembangan emosional implusif bersifat cepat dan dan bertindak secara tiba-tiba menurut garak hati, seperti percaya diri, sportifitas, dan semangat bertanding.

2. Prinsip-Prinsip Latihan

a Prinsip Beban Berlebih Over load Dalam latihan selalu meningkatkan suatu afek latihan yang baik. Untuk mendapatkan efek latihan yang baik, maka organ tubuh harus diberikan beban berlebih dari beban yang biasa diterima dalam aktivitas sehari- hari. b Prinsip Beban Bertambah Agar prinsip beban berlebih over load memiliki efek, haruslah mengikuti prinsip beban bertambah. Prinsip over load secara progresif berarti beban dalam latihan mendekati maksimal dan secara terus menerus meningkat, sebagai akibatnya kapasitas seseorang semakin meningkat pula. Peningkatan dapat dilakukan dengan cara: meningkatkan beban, set, repetisi, frekuensi maupun lamanya latihan. c Prinsip Interval Dikatakan bahwa, interval adalah istirahat, jeda waktu diantara babak satu dan dua, yang lamanya tergantung pada peraturan permainan itu sendiri. Dikatakan pula interval adalah jarak antara dua nilai yang diketahui antara dua macam bentuk latihan yang dilakukan. d Prinsip Individu Dalam melakukan latihan yang efektif maka harus mengetahui tingkatan masing-masing individu agar dapat dilatih secara sistematis dan metodis untuk mencapai prestasi. Latihan adalah masalah individual, faktor-faktor seperti umur, pekerjaan, beban studi, keadaan tubuh, waktu yang tersedia untuk tidur dan istirahat merupakan pertimbangan dalam menyusun program latihan untuk setiap orang. Abdullah, 1994: 141. e Prinsip Kekhususan Dalam beberapa hal, latihan berbeban hendaknya bersifat khusus. Setiap cabang olahraga atau bagian dari cabang memerlukan persiapan- persiapan khusus dan khas dalam menyusun program latihan. Beban latihan harus mengikuti azas frekuensi dan intensitas. Beban harus berat dan frekuensi ditentukan sehingga tubuh dapat menyesuaikan sampai batas maksimalnya dalam satu aktivitas tertentu Abdullah, 1994:143. f Prinsip Beban Sepanjang Tahun Tanpa Selingan Mengingat penyesuaian kualitas gerak terhadap beban itu bersifat lebih dan sementara. Maka untuk mencapai prestasi maksimal merupakan suatu keharusan bahwa beban latihan diberikan sepanjang tahun secara teratur dan berkelanjutan. Atlet yang telah mempunyai prestasi tinggi hendaknya menyesuaikan beban latihannya agar prestasinya tidak menurun lagi, sehingga dapat mempertahankan prestasi yang telah dicapai. g Prinsip Beban Gawat atau Prinsip Stres Beban latihan harus dapat menimbulkan kelelahan lokal maupun kelelahan total dari jasmani seseorang. Kelelahan lokal itu disebabkan oleh beban yang diberikan dengan waktu tetap dan intensitas maksimal yang mengakibatkan kelelahan sistem fungsi otot. Sedangkan kelelahan total disebabkan oleh beban latihan yang diberikan dengan volume yang besar dan intensitas yang tinggi. Beban gawat diberikan untuk meningkatkan peredaran darah dan pernapasan yang diperlukan organ- organ tubuh seseorang dalam meningkatkan prestasi olahraga. h Prinsip Edukatif Prinsip edukatif dalam latihan menyangkut perubahan sikap yang ditimbulkan sebagai akibat latihan. Perubahan sikap tercermin dalam kemampuan diri meraih prestasi yang dicapai secara optimal sehingga kemampuan itu memberikan dampak yang positif terhadap diri atlet dan orang lain untuk mentaati aturan-aturan yang berlaku. i Prinsip Nutrisi Prinsip makanan sangat penting bagi tubuh seseorang untuk meningkatkan prestasi serta kondisi fisik agar tetap prima. Keseimbangan kebutuhan zat makanan dengan pengeluaran tenaga, akan dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan dan menurunnya kemampuan fisik dan psikis akibat kelebihan latihan. j Prinsip Psikologis Prinsip ini bertujuan untuk menanamkan kepercayaan kepada diri agar terkontrol dan tergugah secara emosional yang stabil dinamis dan mantap baik secara edukatif maupun kemandirian di lapangan. Prinsip ini merupakan faktor penting dalam prolehan prestasi yang optimal. k Prinsip Biologis Dalam prinsip biologis berhubungan erat dengan perkembangan fungsi- fungsi pernapasan, sistim peredaran darah dan organ-organ lainnya. Jantung mengembang dan aliran darah menjadi lancar disebabkan adanya pemberian zat asam oksigen yang lebih banyak ke dalam otot-otot, mengurangi juga kelelahan dan memperpanjang ketahanan tubuh dengan kata lain menambah daya tahan hasil terhadap kelancaran organ-organ tubuh, terutama pada otot-otot akan mengikat kekuatan, daya gerak dan ketahanannya. l Prinsip Biomekanis Prinsip biomekanis meliputi bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari latihan untuk melakukan kerja fisik tanpa kelelahan yang berlebihan, kemampuan ini akan ditunjang oleh faktor-faktor fisik antara lain ketahanan jantung dan paru-paru, kekuatan otot, keseimbangan dan sebagainya .

3. Dampak Latihan

Dampak latihan berpengaruh dan mengubah kebanyakan reponses fisiologis manusia tergantung pada kapasitas latihan dan lamanya latihan yang dilakukan. Berikut daftar perubahan yang dihasilkan dari latihan Abdullah,1987:23 a. Penambahan kekuatan otot dan perbaikan koordinasi neuromuscular. b. Efisiensi mekanis lebih besar dengan ukuran konsumsi oksigen lebih rendah untuk sejumlah pekerjaan. c. Konsumsi oksigen maksimum terbesar. d. Volume denyut jantung maksimum yang lebih besar, dengan penambahan yang lebih sedikit frekuensinya dan tekanan darah maksimal. Latihan yang dilakukan secara baik dan benar serta dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan disiplin maka latihan itu tidak hanya akan berdampak pada faktor fisiolagis saja. Melainkan banyak aspek yang terkandung dalam latihan itu sendiri khususnya latihan pada olahraga. Latihan bias mengembangkan kepribadian yaitu dengan jalan menghubungkan secara erat dengan aspek pendidikan yang bersifat edukatif. Dimana jika dalam latihan anak ditanamkan moral dan sikap kepada anak didik dikembangkan sekaligus secara sungguh-sungguh serta sistematis maka akan muncul pengembangan intelek anak didik dan kerja praktis dengan sendirinya Abdullah, 1987:24

H. Metode Latihan Bagian

Metode latihan bagian disebut juga metode elementer. Metode ini cara penyampainnya secara bertahap yaitu dengan jalan membagi-bagikan materi pelajaran menjadi bagian yang lebih kecil atau sederhana. Metode ini dipergunakan untuk mempelajarai materi pelajaran yang luas dan kompleks agar dapat dibagi-bagi menjadi beberapa unit, supaya dapat mempermudah mempelajarinya. Menurut pendapat Skinner Winaputra, 2001:30 metode bagian yaitu : “Kecakapan yang kompleks dapat dipelajari secara efektif dan bila hal yang kompleks tersebut diuraikan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan sederhana”. Metode bagian menurut Hutabarat 2005: 32, yaitu : “Bila kita belajar sesuatu, maka kita pelajari dahulu bagian pertama sampai kita kuasai, kemudian kita beralih mempelajari bagian kedua, sesudah bagian kedua ini kita pelajarai dan kuasai, kita beralih lagi ke bagian ketiga dan setelah itu dikuasai kita pindah ke bagian berikutnya. Demikianlah seterusnya sampai semua pelajaran itu kita pelajari dan kuasai.” Setelah melihat dari pendapat-pendapat di atas, metode bagian dilaksanakan secara bertahap dengan membagi sesuatu yang kompleks menjadi beberapa bagian yang kecil agar kita dapat mempelajarinya secara benar. Melalui metode bagian ini diharapkan individu yang belajar dapat menguasai metode yang cukup efisien untuk dilaksanakan, sebab metode ini dapat membantu atlet dan pelatih untuk mengetahui sejauh mana penguasaan atlet terhadap suatu materi yang diberikan. Dengan metode ini, atlet harus menguasai terlebih dahulu suatu bagian, barulah ditambah dengan bagian lainnya, sehingga dapat diketahui bagian-bagian yang telah dikuasai maupun yang belum dikuasai oleh seorang atlet, oleh sebab itu pelatih lebih mudah untuk mencari di bagian mana kekurangan seorang atlet, dan lebih mudah untuk memperbaikinya. Gambar 1. Metode Latihan Bagian Metode bagian dapat pula digunakan dalam keterampilan gerak yaitu permainan tenis meja terhadap beberapa materi, diantaranya materi pukulan forehand drive. Pada teknik awal pukul forehand, terdapat tiga tahap gerakan, yaitu: sikap awal cara berdiri, cara memukul, kemudian gerakan lanjutan follow through, pertama-tama kita mempelajari sikap awal, kemudian setelah dikuasai barulah kita pelajari tahap yang kedua yaitu cara memukul, yang telah masuk ke gerakan-gerakan lanjutan. Setelah masing-masing tahap dikuasai dengan baik, kemudian ketiga tahap tersebut digabungkan secara keseluruhan. Jadi dengan kata lain metode bagian adalah suatu cara belajar yang beranjak dari suatu bagian ke yang menyeluruh atau dari yang khusus ke yang umum. Untuk melatih keterampilan gerak diperlukan pengulangan dan pembagian materi menjadi beberapa bagian seperti yang dikemukakan oleh Woeryanto 2003: 2 yaitu : “Melatih keterampilan skill dan teknik harus dilakukan dengan cara bagian perbagian part by part kemudian dikoreksi dengan ulangan-ulangan yang cukup banyak pada bagian itu.” Selain itu metode bagian membutuhkan waktu yang lebih singkat dari metode lain dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat B. E. Rahantoknam sebagai berikut: Bila kita membagi suatu tugas menjadi bagian- bagian, maka kita telah mendistribusikan session latihan. Berlatih bagian- bagian merupakan suatu unit latihan yang lebih singkat dari berlatih keseluruhan. Gambar 2. Metode Latihan Bagian Pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa metode bagian merupakan metode yang baik untuk diterapkan di dalam mempelajari keterampilan gerak dari yang mudah ke yang sukar.

I. Metode Latihan Keseluruhan

Metode keseluruhan disebut juga metode global dan merupakan kebalikan dari metode bagian. Metode keseluruhan merupakan suatu metode latihan yang mana cara penyampaiannya diberikan secara keseluruhan. Metode keseluruhan menurut Supandi dan Lauren Seba 2003:14, yaitu : “Belajar secara global adalah proses dalam situasi yang mendorong untuk mempelajari blok materi pelajaran secara total dan serentak.” Pada metode ini, diharapkan atlet dapat mempelajari materi yang diberikan oleh pelatih secara keseluruhan. Proses latihan di awali dengan penanaman konsep secara keseluruhan, sampai konsep tersebut dipahami benar barulah dialihkan ke dalam bagian yang lebih sederhana. Gambar 3. Metode Latihan Keseluruhan Metode keseluruhan, didukung oleh aliran psykologi Gestal. Gestal berpendapat bahwa belajar mengandung komponen yang jauh lebih kompleks, dan menolak adanya pengotakan unsur gerakan manusia, sebab manusia merupakan sesuatu unsur yang utuh yang tidak dapat dikotak- kotakan atau dipisah-pisahkan. Menurut Gestal, keseluruhan yang menentukan tingkah laku bagian-bagian, kita memahami sesuatu sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan dan bukan sebagai bagian-bagian. Teori Gestal ini merupakan dasar dari pengajaran yang bersifat keseluruhan yaitu hal yang utuh akan berkembang sebagai hal yang utuh pula, dan hal yang utuh adalah penting dari pada jumlah dari bagian-bagian. Metode keseluruhan, dapat dipakai untuk mempelajari suatu keterampilan gerak, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyanto 2003:3, yaitu: “Metode praktik keseluruhan adalah cara pendekatan dalam mengajar dimana untuk menguasai suatu rangkaian gerak, kepada atlet diajarkan semua unsur rangkaian gerak secara keseluruhan sekaligus dan dipraktikan secara keseluruhan sekaligus.” Gambar 4. Metode Latihan Keseluruhan Menurut pendapat di atas suatu materi pelajaran itu diberikan sekaligus kepada siswa, sampai siswa mengerti benar materi yang diberikan contoh gerakan dan siswa melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang sampai materi tersebut dapat dikuasai secara keseluruhan. Gambar 5. Metode Latihan Keseluruhan

J. Pukulan

Forehand Drive Pukulan forehand dilakukan jika bola berada disebelah kanan tubuh Adi, Sapto dan Mu’arifin, 1994:16. Cara melakukan pukulan ini adalah dengan merendahkan posisi tubuh, Lalu gerakkan tangan yang memegang bad kearah pinggang bila tidak kidal gerakan kearah kanan, siku membentuk sudut kira-kira 90 derajat. Sekarang tinggal menggerakkan tangan kedapan tanpa merubah siku.

1. Cara Memegang Bad Shakehand Grip

Dalam permainan tenis meja dipengaruhi oleh teknik memegang bad, oleh karena itu pemain harus menguasai teknik dasar memegang bad. Terdapat beberapa variasi dalam memegang bad yaitu shakehand grip, penhold grip, seemiller grip. Namun yang mudah diterapkan oleh siswa ialah memegang dengan cara shakehand grip. Shakehand grip adalah cara memegang bad yang sering digunakan oleh banyak pemain, karena sangat efektif dalam bermain bertahan dan menyerang. Dengan shakehand grip ini pemain dapat dengan mudah memukul dengan kuat ke semua sudut meja. Gambar 6. Cara Memegang bad shakehand grip

2. Cara pukulan Forehand Drive

Menurut Muhtar, Tatang dan Sulistyo, Wahyu 2007 untuk melakukan pukulan forehand drive sebagai berikut : a bahu kiri diputar lebih dekat dengan net, sudut terbuka, tinggi bad hampir sejajar dengan bahu. b Kaki kiri di depan dan berat badan diletakkan pada tumpuan kaki kanan. c Saat perkenaan perkenaan terjadi pada saat pantulan bola tertinggi dengan sudut bad tetap terbuka. d Pada saat perkenaan terjadi, bahu kanan diturunkan bersamaan dengan berpindahnya berat kaki ke depan. e Sikap akhir gerak lanjutan dari lengan kanan sampai hampir lurus dan bahu kanan berada pada posisi rendah. Berat badan telah benar-benar dipindahkan kaki ke depan. Gambar 7. Cara melakukan pukulan forehand drive

K. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN METODE LATIHAN BAGIAN DENGAN METODE LATIHAN KESELURUHAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PUKULAN FOREHAND DRIVE TENIS MEJA PADA KEGIATAN EXSTRAKURIKULER SISWA PUTRA SMK GAJAH TUNGGAL HADIMULYO METRO TAHUN 2009

0 6 10

Perbedaan Hasil Latihan Forehand Drive Antara Metode Latihan Jarak Dua Tahap dan Tiga Tahap Terhadap Kemampuan Penempatan Forehand Drive Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang Tahun 2011

0 13 93

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PEMULA KLUB TENIS

0 2 95

PERBANDINGAN LATIHAN TOSS BALL MENGGUNAKAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP HASIL PUKULAN DALAM OLAHRAGA PERMAINAN SOFTBALL.

0 3 39

Pengaruh Latihan Forehand Drive Dengan Metode Three Ball Groundstroke dan Forehand Only Terhadap Kemampuan Forehand Drive Pada Pemain Tenis Klub Phapros Semarang Tahun 2012.

0 0 99

Perbedaan Latihan Pukulan Forehand Drive Menggunakan Metode Drill Variasi Dan Drill Random Terhadap Hasil Pukulan Forehand Drive Pada Petenis Putra KU 12-16 Tahun Klub Rajawali Purworejo Tahun 2011.

0 0 1

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE HIGH VARIABILITY DRILLS DAN LOW VARIABILITY DRILLS TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB TENIS PHAPROS SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 66

Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Keseluruhan dan Bagian Terhadap Kemampuan Groundstroke Forehand Tenis Lapangan Pada Peserta Ekstrakurikuler Tenis Lapangan SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 0 20

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE TENIS DENGAN METODE FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE (Penelitian Ekperimen Pada Petenis Klub Phapros Semarang) Tahun 2015

0 0 39

PENGARUH LATIHAN DISTRIBUTE PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA

0 0 11