Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tinjauan Pustaka 1. Kurikulum
18
Kurikulum 1947 atau disebut Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum yang lahir pada masa kemerdekaan ini memakai istilah bahasa belanda leerpian artinya rencana pelajaran. Istilah itu lebih populer dibanding
istilah curriculum bahasa inggris karena masih dalam suasana perjuangan, pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran di hubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.
Kurikulum 1952, Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum
ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Paling menonjol sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini, yang setiap pelajaran dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru mengajar satu mata pelajaran.
Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964.
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yaitu Rentjana pendidikan 1964. Ciri-ciri kurikulum ini adalah pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana,
19 yaitu
pengembangan moral,
kecerdasan, emosional
atau artistik, keprigelan keterampilan, dan jasmani .
Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama. Beberapa mata pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial. Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu
Pengetahun Alam IPA atau yang sekarang sering disebut Sains
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan
manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Seluruh pelajaran berjumlah sembilan mata pelajaran.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif, yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen,
yaitu MBO management by objective yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan
20 tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
PPSI. Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan
instruksional khusus TIK, materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar- mengajar, dan evaluasi. Pada Kurikulum 1975 guru dibuat sibuk dengan berbagai
catatan kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut CBSA Cara Belajar Siswa Aktif .
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984, namun perpaduan antara tujuan
dan proses belum berhasil disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Misalnya bahasa daerah,
kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
Tahun 2004 – Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi yang harus dicapai siswa. Kurikulum ini cenderung sentralisme
pendidikan, kurikulum disusun oleh tim pusat secara rinci dan daerahsekolah hanya melaksanakan. Kurikulum yang tidak disahkan oleh keputusanperaturan