Bagian-Bagian Maq TINJAUAN UMUM TENTANG

23 apapun didunia saat ini. Adapun tindakan penganiyayaan terhadap jiwa yang dilakukan dengan cara membunuhnya dengan keji ataupun dengan cara yang lain yang dapat menghilangkan nyawa seseorang, itu merupakan perbuatan yang keluar dari ajaran dan undang-undang agama Islam, menodai syariat yang dimuliakan Allah SWT dan dilindungin Allah, hal yang demikan itu memerangi fitrah yang diciptakan Allah untuk jiwa tersebut. Ini juga merupakan tindakan kriminal terhadap hak-hak seluruh masyarakat. 15 Allah berfirman:                              Artinya : “Oleh karena itu kami tetapkan suatu hukum bagi bani israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya QS. Al –Maidah [5]32. 3. Hifzd al – ‘Aql menjaga akal Akal adalah merupakan sumber hikmah pengetahuan, sinar hidayah, cahaya mata hati, dan media kebahagiaan manusia dunia akhirat. Dengan akal, surat perintah Allah disampaikan, dan dengan akal manusia berhak menjadi pemimpin dimuka bumi ini dan dengannya manusia sempurna dari mahluk lainnya. Allah SWT berfirman : 15 Ahmad Mursi Husain Jauhar Maqashid Syari ’ah , h. 41 - 42 24                   Artinya : “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” QS. Al- Isra[17]:70 Akal yang merupakan sasaran yang dapat menentukan bagi sesorng untuk menjalankan kehidupanya, oleh sebab itu Allah menjadikan akal utnuk dijaga dan dipelihara sebagai suatu yang pokok, dan Allah melarang dari hal- hal yang dapat merusak akal seperti mengkonsumsi alkhohol minuman- minuman keras, obat-obatan terlarang karena yang demikan dapat merusak akal dan merusak kehidupan manusia. 16 4. Hifdz al – ‘Ard menjaga kehormatan Islam sangat menjamin kehormatan manusia dengan memberikan perhatian yang sangat besar, yang dapat digunakan untuk memebrikan spesialisasi kepada hak asasi manusia. Perlindungan ini sangat jelas terlihat dari beberapa sanksi yang berat dijatuhkan terhadap orang-orang yang yang merusak kehormatan seperti dalam masalah zina, masalah manghancurkan kehormatan orang lain, dan masalah qadzaf. Diantara bentuk-bentuk perlindungan terhadap kehormatan ialah dengan menghinakan dan memberi 16 Harun Nasroen , Usul Fiqh 1, h. 115 25 ancaman kepada para pembuat dosa tersebut dengan siksa yang sangat pedih dihari kiamat. 17 Dalam menjaga kehormatan dan keturuan yang merupakan masalah pokok untuk memelihara dan melanjutkan keturunan tersebut. Allah SWT telah mensyari’atkan nikah dengan segala hak dan kewajiban yang diakibatkan. 18 Kewajiban yang harus dilakukan bagi pelaku zina maka harus di hukum had yang bertujuan untuk menjaga kehormatan dan keturunanan, akibat dari perbuatan zina dapat merusak generasi bangsa dan meresahkan masyarakat. 5. Hifdz al- Mâl menjaga harta, Harta merupakan salah satu kebutuhan inti dalam kehidupan, dimana manusia tidak terpisah darinya dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:       Artinya : “ Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia “ QS. Al- Kahfi [18]:46 Perlindungan untuk harta yang baik ini tampak dalam dua hal berikut. Pertama memliki hak untuk dijaga dari para musuhnya, baik dari pencurian, perampokan, atau tindakan lain memakan harta orang lain dengan cara yang bathil. Kedua harta tersebut dipergunakan untuk hal-hal yang mubah, tanpa 17 Ahmad Mursi Husain Jauhar, Maqa s hid Syari ’ah h. 131 18 Harun Nasroen, , Usul Fiqh 1, h. 115 26 ada unsur mubazir atau menipu untuk hal - hal yang dihalalkan Allah. Maka harta ini tidak dinafkahkan untuk kefasikan, minuman keras, atau judi. 19

C. Perlindungan Maq

ȃ sid Syar ȋ’ah Bagi Kepentingan Manusia Allah menciptakan manusia sebagai hamba yang wajib taat kepadanya. Untuk itu, manusia harus beribadah untuk dapat menunjukkan kepatuhannya kepada Allah. Ibadah dapat dibedakan dalam dua bentuk; pertama, ibadah mahdhah yang fungsi utamanya mendekatkan hamba kepada Allah. Kedua adalah aktivitas muamalah yang berlaku menurut tradisi yang merupakan sendi kemaslahatan hidup manusia. Tanpa ini, kehidupan manusia akan rusak binasa. Jika tipe ibadah yang kedua tadi bersifat duniawi dan dapat dipahami oleh nalar manusia al- ma’qûl al-ma’nâ, tipe ibadah yang pertama bersifat ukhrawi dan merupakan kewenangan mutlak Allah. 20 Maq ȃ sid syar ȋ’ah berarti tujuan Allah dan Rasul-Nya dalam merumuskan hukum-hukum Islam. Tujuan itu dapat ditelusuri dalam ayat-ayat Al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah sebagai alasan untuk merumuskan suatu hukum yang bertujuan kepada kemaslahatan umat manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Abu Ishaq Al-Syathibi bahwa tujuan pokok disyariatkan hukum Islam adalah untuk kemaslahatan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Lebih lanjut Abu Ishaq Al-Syathibi melaporkan hasil penelitian para ulama terhadap ayat-ayat Al- 19 Ahmad Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syari ’ah , h.171 20 Al-syat ibi, “ al-Muwâfaq ȃt Fȋ Usȗl al-Syarî’ah ”, Juz I, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah: Beirut, 2003 h. 69 27 Qur’an dan Sunnah Rasulullah bahwa hukum-hukum disyariatkan Allah untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia baik di dunia maupun akhirat kelak. Kemaslahatan yang akan diwujudkan itu menurut Al-Syathibi terbagi kepada tiga tingkatan, yaitu kebutuhan d arûriyyah, kebutuhan hâjiyyah, dan kebutuhan tahs ȋ niyyah. 21 Maka dari itu adannya maq ȃ sid syar ȋ’ah , adalah untuk mewujudkan manusia kedalam kemaslahatan dunia dan akhirat yang kemaslahatn itu bersumber dari Al-Qur ’an dan sunah Rasul. Perbuatan manusia dapat dipandang menjadi dua aspek, yakni aspek terwujudnya kemaslahatan dan tuntunan syari’at. Dari keduannya, kita bisa melihat bagaimana tanggung jawab manusia sebagai mukalaf. Pada aspek terwujudnya kemaslahatan, daya manusia menjadi syarat utama berlakunya taklif. Jadi, taklîf bi mâ lâ yûtaq tuntutan atas perbuatan diluar daya manusia adalah mustahil. Sedangkan dalam aspek tntuntan syari’at, hal ini berkaitan dengan kehendak irâdah dan perintah amr Allah kepada hamba- nya, selanjtunya berkait pula dengan konsekuensi perbuatan manusia dalam bentuk pahala dan siksaan di akhirat. 22 Tujuan syariat adalah kemaslahatan manusia yang terdiri atas dua macam, yakni duniawi dan ukhrawi. Manusia memperoleh maslahah jenis pertama di dunia, sedangkan kedua akan diperoleh di akhirat. Jika kemaslahatan manusia di dunia terwujud dalam bentuk bahagia dan sejahtera yang bertentangan dengan 21 Abu Ishaq Al-Syatibi, al-Muwâfaq ȃt , Darul Ma’rifah, Bairut, 1997, Jilid 1-2, h. 324 22 Hamka Haq, Al Syatibi Aspek Teologis Konsep Mashlahah Dalam Kitab al- Muwâfaq ȃt , Penerbit Erlangga, h.177 28 kesengsaraan, maka kemaslahatan di akhirat dalam bentuk surga juga bertentangan dengan neraka. 23 Adapun ruang lingkup konsep maslahah yang menjadi tujuan syariat. Para ahli ushul sepakat bahwa syariat Islam bertujuan untuk memelihara lima hal, yakni 1. Agama, 2. Jiwa, 3. Akal, 4. Keturunan, 5. Harta. 24 Setiap aspeknya dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yakni darûriyyah, hâjiyyah, dan tahs ȋ niyyah. Darûriyyah adalah kemaslahatan bagi kehidupan manusia dan karena itu wajib ada syarat mutlak terwujudnya kehidupan itu sendiri, baik ukhrawi dan duniawi. Dengan kata lain jika darûriyyah ini tidak terwujud, niscaya kehidupan manusia akan punah sama sekali. Hâjiyyah adalah segala hal yang menjadi kebutuhan primer manusia agar hidup bahagia dan sejahtera, dunia, dan akhirat. Dan terhindar dari kesengsaraan, jika kebutuhan ini tidak diperoleh, kehidupan manusia pasti kesulitan. Tahs ȋ niyyah ialah kebutuhan hidup, untuk menyempurnakan kesejahteraan hidup manusia, jika tahs ȋ niyyah ini tidak terpenuhi maka kemaslahatan hidup manusia kurang sempurna. 25 Adanya maq ȃsid syarȋ’ah bagi manusia adalah untuk memberikan kemaslahatan didunia dan akhirat, kemaslahatan itu yang bersumber dari tujuan 23 Hamka Haq, Al Syatibi Aspek Teologis Konsep Mashlahah Dalam Kitab al- Muwâfaq ȃt h.197-198 24 Hamka Haq, Al Syatibi Aspek Teologis Konsep Mashlahah Dalam Kitab al- Muwâfaq ȃt , h. 59 25 Hamka Haq, Al Syatibi Aspek Teologis Konsep Mashlahah Dalam Kitab Al muwafaq ȃt h- 103-104 29 hukum Islam itu sendiri ialah memelihara yang lima hal tersebut yang dinamakan maq ȃsid syarȋ’ah.