LATAR BELAKANG Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fisika adalah mata pelajaran yang mulai diperkenalkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama SMP, sedangkan pada jenjang Sekolah Dasar SD masih menjadi satu dengan kimia dan biologi yang dikenal dengan sains atau ilmu pengetahuan alam. Pada jenjang pendidikan SMP inilah kesempatan terbesar seorang guru untuk menanamkan bahwa pelajaran fisika bukan pelajaran yang sulit dan menyeramkan. Sekalipun pendidikan di SMP merupakan kesempatan yang sangat baik bagi siswa untuk belajar fisika, dalam kenyataan seringkali muncul pandangan yang negatif tentang fisika seperti yang dinyatakan oleh Zukaf 2003:4 Hal yang buruk saat orang-orang pada umumnya mendengar dan berfikir tentang fisika, yang ada dibenak mereka adalah papan tulis yang penuh dengan simbol matematis dan sulit dipecahkan. Sesungguhnya fisika tidak sama dengan matematika. Pada dasarnya fisika merupakan keingintahuan tentang bagaimana kerja segala benda- benda dan ketertarikan untuk mengungkap bagaimana bisa demikian. Matematika merupakan alat bantu dalam fisika, jika matematika dilepaskan, fisika akan menjadi sebuah pesona yang tak terkira. Dalam artikel jurn alnya yang berjudul “ Understanding by Design : Designing Learning, Assesment and Teaching for Understanding”, Susan Clayton 2011 menuliskan bahwa ada seorang guru Singapura menemukan tantangan pembelajaran masa kini adalah aspek budaya ribuan tahun mereka yang telah menempatkan guru di pusat proses pendidikan. Dalam belajar sains harus melibatkan disiplin mental, jika anak-anak tidak belajar berpikir dengan cara yang sistematis dan berdasarkan sains, mereka tidak akan mampu membedakan sains dengan takhayul dan bergantung pada penilaian yang tanpa pemikiran, bukan pada pendapat sehat Bosak, 2001:2. Gagasan penting yang dari penelitian Piaget Bosak, 2001:8 ialah anak-anak memerlukan pengalaman yang konkrit dan praktis. Anak-anak harus didorong bergerak ke tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan sukses dari berpikir mengenai sesuatu ke berpikir mengenai pemikiran. Sangat penting merancang suatu kegiatan agar siswa dapat melakukan kegiatan praktis yang sesuai dengan materi dan keadaan siswa sehingga siswa dapat berada dalam tingkatan berpikir yang lebih tinggi. Tugas seorang guru adalah menyiapkan kurikulum yang tepat untuk proses pembelajaran. Kurikulum IPA yang lengkap akan membicarakan semua persoalan pembelajaran sains mulai dari tujuan, kompetensi, pengaturan bahan, pengeturan waktu, model pembelajaran, sarana prasarana, buku ajar, sampai dengan evaluasi yang digunakan Paul, 2007:3. Selama peneliti berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya saat melaksanakan Program Pelatihan Lapangan PPL sering menjumpai bahwa dalam rancangan pembelajaran RPP, evaluasi pembelajaran dan langkah pembelajaran tidak konsisten dengan tujuan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal, yang lebih parahnya lagi dalam proses pembelajaran guru tidak mengikuti rancangan pembelajaran yang telah disiapkan dan terkesan mengajar seadanya, tanpa persiapan. Dalam perkembangan dunia pendidikan, kini ada suatu pendekatan pembelajaran baru yaitu pendekatan Understanding by Design UbD. UbD adalah sudut pandang pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design . Dengan pendekatan ini kita dapat mengembangkan rancangan pembelajaran RPP sehingga rancangan yang dibuat dapat benar-benar mencapai hasil akhir yang diinginkan yang sudah ditetapkan. Rancangan pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan UbD disusun dengan backward design , artinya disusun dari belakang, dimulai dari menentukan hasil akhir yang diinginkan, bukti pembelajaran serta langkah pembelajaran. Hal yang sangat diutamakan dalam pendekatan ini adalah Understanding atau pemahaman, rancangan ini dituntut untuk membuat siswa dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Selain itu peristiwa dan contoh yang digunakan selama proses pembelajaran adalah peristiwa yang kontekstual dan realistis. Pembuatan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar fisika.

B. DESKRIPSI TEORI

Dokumen yang terkait

Pengambangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi gerak lurus berubah beraturan dan pelaksanaannya di kelas X pada sebuah SMA di Yogyakarta.

0 2 139

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta.

1 2 152

Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X.

2 6 197

Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X.

0 2 200

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta

0 0 150

Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X

2 7 195

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER PADA MATERI HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 1 284

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP -

0 1 22

Efektivitas penerapan pendekatan understanding by design dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dengan pokok bahasan bunyi - USD Repository

0 0 256