8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Ada beberapa pendapat mengenai definisi belajar : 1.
Menurut pendapat tradisional seperti dikemukakan oleh S. Nasution : Yaitu belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu
pengetahuan. Pendapat tersebut dalam prakteknya sangat banyak dianut di sekolah, yang mana seorang guru berusaha memberi ilmu sebanyak
mungkin dan murid giat untuk mengumpulkannya. Disini sering terlihat bahwa belajar itu disamakan dengan menghafal. Roestiyah N.K.,
1982:149 2.
Menurut WS. Winkel definisi belajar adalah suatu aktifitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. WS. Winkel, 1987:36
3. Menurut Drs. Oeman Hamalik, hasil belajar adalah suatu bentuk
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Drs. Oemar Hamalik,
1975:4. Seorang dikatakan telah belajar, jika di dalam dirinya telah terjadi
perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil belajar, misalnya bayi yang belum belum bisa duduk, perubahan itu terjadi karena
kematangannya. Di lembaga pendidikan, belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan
proses belajar mengajar, kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan pada umumnya bertujuan :
1. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya
belum diketahui. 2.
Dapat mengajarkan sesuatu kepada manusia yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.
3. Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan ke dalam suatu pengertian
baru, baik keterampilan, pengetahuan maupun tingkah laku. 4.
Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya.
b. Pengertian Pendidikan
Dalam Tap MPR No. IV Tahun 1973 dikatakan bahwa : Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Tap MPR RI No. IV, 1973:89.
Menurut Drs. RBS. Fudyartanta : Pendidikan adalah proses yang membawa perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berfikir,
kecakapan dan perasaan atau sikap mental mereka. Sedangkan Soerdjono Soekanto mengatakan bahwa pend idikan memberikan suatu nilai tertentu
bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal- hal yang baru dan juga bagaimana berfikir secara ilmiah. Soerdjono Soekanto ;
1990 : 21. Pendidikan tidak hanya diperuntukan bagi anak-anak saja, me lainkan
juga bagi kaum remaja dan orang-orang dewasa. Setiap orang dapat memperolehnya sebab pada hakekatnya pendidikan terutama adalah untuk
menambah pengetahuan. Dengan demikian orang yang telah memerima pendidikan dalam bentuk apapun akan berkembang, baik fikiran,
kemampuan, pengetahuan maupun kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan berguna bagi individu itu sendiri dalam
kehidupannya maupun bagi masyarakat dan Negara. Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Dengan demikian terdapat barbagai macam bentuk pendidikan dengan sifat-sifat yang berbeda-beda pula. Philip A. Coombs dalam bukunya Prof.
Zahara Idris. M.A, yang berjudul Dasar-Dasar Kependidikan, mengklasifikasikan pendidikan kedalam tiga bagian yaitu Prof. Zahara
Idris, M.A, 1981:58 : 1
Pendidikan In Formal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari- hari dengan sadar atau tidak sadar.
Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seorang lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar
atau di dalam pergaulan sehari- hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Pendidikan Formal, adalah pendidikan di sekolah yang teratur,
sistematis, mempunyai jenjang, dan tinggi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi.
3 Pendidikan Non Formal, adalah suatu bentuk pendidikan yang
diselenggarakan dengan sengaja, tertib, teratur dan terencana tetapi kegiatannya diluar kegiatan persekolahan.
Sedangkan Westy Soemarto memberikan batasan bahwa pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik
lahiriah maupun batiniah Westy Soemarto, 1984:211. Dari batasan-batasan dan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai- nilai
dan hal-hal yang baru yang semua itu akhirnya akan memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri. Dengan pendidikan yang cukup
seseorang akan mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan memperoleh pendapatan yang sesuai pula. Dengan pendidikan orang akan lebih terbuka
menerima nilai- nilai baru dan mempunyai pandangan kehidupan yang lebih luas, sehingga mempermudah bagi orang itu sendiri untuk menyesuaikan
diri dalam masya rakat dimana mereka berada.
B. Faktor Psikologis atau Kejiwaan.