1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Kondisi perekonomian telah banyak berubah seiring dengan tuntutan reformasi masyarakat, bahkan faktor ekonomi merupakan pemicu utama
dalam perubahan di segala bidang. Pengaruh langsung akibat keadaan tersebut banyak dirasakan oleh lingkungan pendidikan, salah satunya adalah Perguruan
Tinggi. Kondisi seperti itu diperkirakan karena adanya globalisasi. Yang
menjadikan persaingan antara perguruan tinggi akan semakin ketat. Hal ini terjadi karena perguruan tinggi tidak lagi bersaing dengan perguruan tinggi
lokal, tetapi juga bersaing dengan perguruan tinggi berlisensi Internasional. Melihat kondisi persaingan dalam pendidikan, Perguruan Tinggi dituntut
harus bisa bersaing dan mempertahankan nama baik serta keunggulan yang telah dimiliki, dengan keunggulan yang dimiliki perguruan tinggi diharapkan
dapat dan mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Ganasnya perebutan calon mahasiswa baru dapat dicermati saat ini. Situasi
ini dapat dilihat dengan munculnya iklan- iklan perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri yang gencar. Menurut survey salah satu advertisting
agency , di tahun 2004, perguruan-perguruan tinggi di Yogyakarta telah
membelanjakan sekitar Rp 6 milyar untuk iklan dalam berbagai bentuk. Teknik komunikasi iklannya pun juga cenderung agresif seperti mengiklankan
sabun mandi atau rokok. Motto yang dipakai juga cukup persuasif, menggoda, dan menyihir. Belum lagi janji-janji yang diberikan, mulai dari bea siswa,
kepastian diterima, SPP gratis, jaminan langsung kerja, dan lain- lain. Saat ini beberapa PTS bahkan sudah menjadikan sekolah-sekolah sebagai
agen penerimaan mahasiswa baru. Artinya, sekolah bukan menjadi tempat memfasilitasi tes agar siswa-siswanya tidak perlu datang ke PTS, melainkan
menjadi tempat pemasaran PTS tersebut. Tentu saja mereka membuat MOU dengan segala kompensasinya. Bahkan ada sejumlah PTS yang merelakan
100 uang pendaftaran diserahkan ke pihak sekolah, ditambah dengan uang sewa gedung, administrasi, dan lain- lain, yang tentu saja membuat semangat
pihak sekolah. Sekolah-sekolah potensial, secara financial maupun kualitas akademik, menjadi incaran dan perebutan dalam gegap gempita penerimaan
mahasiswa baru ini. Hampir semua PTS sekarang menyelenggarakan tes dan rekruitmen mahasiswa baru dengan sistem jemput bola. Satu SMU dapat
menyelenggarakan 5-10 tes dari berbagai PTS.
Bertitik tolak dari uraian tersebut, penulis memilih judul “Analisis Minat Siswai Masuk Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Studi Kasus
Pada SMA Xaverius Pahoman dan Fransiskus Raja Basa Bandar Lampung ”.
B. Rumusan Masalah.