Staphylococcus aureus PENELAAHAN PUSTAKA

10

D. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus termasuk dalam familia Micrococcaceae, yaitu sel gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti anggur. Bakteri ini mudah tumbuh pada berbagai perbenihan dan mempunyai metabolisme aktif, meragikan karbohidrat, serta menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih sampai kuning tua. Bakteri ini tumbuh paling cepat pada suhu 37 o C, tetapi membentuk pigmen-pigmen paling baik pada suhu kamar 20 o – 25 o C. S. aureus merupakan bakteri anaerob fakultatif yang bersifat patogen, memproduksi koagulase pigmen warna kuning emas, lipase, bersifat hemolitik dan tumbuh pada media yang mengandung NaCl 0,9. S. aureus biasanya ditemukan pada kulit dan membran serta dapat menimbulkan suatu penyakit tertentu. Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada selaput lendir, bisul, borok, serta nanah pada luka, tetapi peka terhadap antibiotik golongan beta laktam, serta peka terhadap fenol dan derivat fenol lainnya Jawetz, Melnick Adelberg, 1996. Kepekaan S. aureus terhadap banyak obat antimikroba berbeda-beda. Resistensi bakteri ini dibagi menjadi beberapa golongan : a. Sering membentuk β-laktamase di bawah kendali plasmid, dan menyebabkan organisme resistensi terhadap beberapa penisilin. b. Resistensi terhadap nafsilin dan terhadap metisilin serta oksasilin tidak tergantung pada pembentukan β-laktamase. Gen tersebut mungkin berada pada kromosom dan ekspresinya bermacam-macam. Mekanisme resistensi terhadap nafsilin dikaitkan dengan tidak ada atau sukar dicapainya protein pengikat penisilin pada organisme itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 c. Toleransi berarti bahwa obat dapat menghambat tetapi tidak bisa mematikan Staphylococcus, artinya terdapat perbedaan yang sangat besar antara konsentrasi hambat minimal dan konsentrasi bunuh minimal suatu antimikroba. Toleransi kadang-kadang disebabkan oleh tidak adanya proses aktivasi enzim autolitik dalam dinding sel Jawetz, Melnick Adelberg, 1996.

E. Identifikasi Kualitatif Kandungan Senyawa Aktif

Dokumen yang terkait

Efek Hambat Berbagai Macam Hand Sanitizer Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. 2013

2 22 62

Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.

2 15 50

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun garcinia benthami pierre terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode bioautografi

1 10 92

Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus

1 11 8

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 65

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12