Penyarian Akar Ginseng Merah Dengan Metode Infundasi Uji Potensi Antibakteri Infus Akar Ginseng Merah Terhadap S. aureus

28 pengayak dengan ukuran 418 tidak tersedia di laboratorium maka digunakan pengayak dengan no mesh 34 yaitu dengan mengukur jumlah lubang tiap 1 inch sejajar panjang kawat. Dengan menggunakan satu ukuran pengayak, ukuran serbuk menjadi tidak seragam tetapi ukuran pengayak yang digunakan masuk dalam range ukuran pengayak yang disyaratkan yaitu 1045 hasil konversi dari ukuran pengayak 418 yang dikalikan faktor konversi 2,54 1 inch. Pengayak dengan no mesh 34 akan menghasilkan serbuk dengan diameter maksimal 0,119 mm Anonim, 1995

C. Penyarian Akar Ginseng Merah Dengan Metode Infundasi

Pemilihan metode infundasi dikarenakan kandungan senyawa saponin bersifat polar sehingga dapat larut dalam pelarut yang polar Robinson, 1991. Berat serbuk yang digunakan dalam pembuatan infus sebanyak 10 dari volume aquadest yang digunakan untuk menyari Anonim, 1986. Hal ini dikarenakan serbuk yang akan diinfus banyak menyerap air. Selain itu banyak air yang menguap saat pemanasan. Hasil dari infus akar ginseng merah tidak dipekatkan karena menurut Harborne 1987 bila dalam tumbuhan terdapat banyak saponin, sukar untuk memekatkan ekstrak air dengan baik walaupun dengan penguap putar. Kemudian dari larutan infus 100 diencerkan dengan aquadest sampai diperoleh konsentrasi 80, 60 dan 40 . Pemilihan rentang konsentrasi ini berdasarkan orientasi yang menunjukkan bahwa dari konsentrasi infus akar ginseng merah 40 mulai ada penghambatan yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat di sekitar paper disk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

D. Uji Potensi Antibakteri Infus Akar Ginseng Merah Terhadap S. aureus

dengan Metode Difusi Paper disk Prinsip kerja metode difusi yaitu senyawa uji yang ditempatkan dalam media padat yang telah diinokulasi bakteri uji akan berdifusi ke dalam media dan menghambat pertumbuhan bakteri uji, bahkan mematikannya. Setelah inkubasi selama 20-24 jam akan diperoleh diameter zona hambat yang menunjukkan besarnya potensi antibakteri senyawa uji jika dibandingkan dengan kontrol negatif McKane Kandel, 1996. Suhu inkubasi yaitu 37 o C sesuai dengan tubuh manusia karena S. aureus termasuk anggota flora normal dalam tubuh. Media penanaman bakteri uji yang digunakan yaitu Nutrien Agar NA. Media ini mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikrobia, yaitu sumber energi, sumber nitrogen, serta ion organik esensial dan kebutuhan lain seperti vitamin dan asam amino. Jumlah bakteri uji yang diinokulasikan disetarakan dengan standar Mc. Farland II 6x10 8 CFUml. Pengontrolan terhadap jumlah S. aureus bertujuan agar jumlah bakteri uji yang akan dibiakkan dapat dikendalikan populasinya dengan cara membandingkan kekeruhan suspensi bakteri uji secara visual dengan standar baku sehingga akan diperoleh hasil yang hampir sama untuk setiap replikasi. Uji potensi antibakteri secara difusi menggunakan paper disk dengan konsentrasi infus 40, 60, 80, dan 100 sebanyak 10 μl. Variasi kadar dimaksudkan untuk mengetahui apakah pada konsentrasi tersebut dihasilkan potensi hambat terhadap pertumbuhan S. aureus. Kontrol positif yang digunakan sebagai pembanding adalah Amoxycillin 20 mgml karena golongan penicillin masih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 merupakan drug of choice untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pemilihan konsentrasi Amoxycillin 20 mgml sesuai dengan nilai MIC Amoxycillin terhadap S. aureus yaitu antara 10-20 mgml Lateef, Oloke Gueguim-Kana, 2004. Sebagai kontrol negatif digunakan aquadest steril karena merupakan pelarut dari infus. Tabel II. Purata diameter zona hambat infus akar ginseng merah terhadap S. aureus dengan metode difusi paper disk Sampel Uji Diameter zona hambat cm Purata ± SD Kontrol - Aquadest steril ± 0,00 Infus ginseng merah 40 bv 0,83 ± 0,12 Infus ginseng merah 60 bv 0,97 ± 0,06 Infus ginseng merah 80 bv 1,07 ± 0,06 Infus ginseng merah 100 bv 1,23 ± 0,06 Kontrol + Amoxycillin 2 1,37 ± 0,12 Pada difusi paper disk diperoleh hasil diameter zona hambat untuk kontrol negatif sama dengan 0 ± 0,00 yang artinya aquadest sebagai kontrol negatif tidak memiliki potensi antibakteri. Sedangkan untuk kontrol positif menghasilkan diameter zona hambat 1,37 ± 0,12 yang artinya amoxycillin sebagai kontrol positif memiliki potensi antibakteri. Pada pengamatan diameter zona hambat untuk larutan uji infus akar ginseng merah dengan konsentrasi 40, 60, 80 dan 100 berturut-turut adalah 0,83 ± 0,12; 0,97 ± 0,06; 1,07 ± 0,06 dan 1,23 ± 0,06 yang berarti larutan uji infus akar ginseng merah dengan konsentrasi 40, 60, 80 dan 100 memiliki potensi antibakteri terhadap S. aureus yang ditunjukkan oleh adanya zona hambatan di sekitar paper disk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Data berupa diameter zona hambat pertumbuhan bakteri uji dianalisis menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui pola distribusi datanya dengan parameter bahwa data terdistribusi normal jika nilai signifikansinya 0,05. Dari analisis ini diketahui bahwa data hasil penelitian ini terdistribusi normal dengan nilai signifikansi 0,150 0,05 dan dengan nilai Kolmogorov Smirnov Z 1,138 1,96. Oleh karena itu, analisis dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah. Uji ANOVA satu arah ini digunakan untuk mengetahui pengaruh potensi antibakteri infus akar ginseng merah dengan berbagai pengaruh konsentrasi serta pengaruh kontrol negatif dan kontrol positif terhadap pertumbuhan S. aureus dengan membandingkan nilai F uji dengan nilai F tabel. Apabila F uji F tabel berarti H ditolak dan H 1 diterima, demikian juga sebaliknya Pratista, 2004. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis kerja H 1 sebagai berikut: setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah serta kontrol negatif dan kontrol positif memiliki mean yang berbeda dalam hal diameter zona hambat yang dihasilkan. Sedangkan hipotesis nihil H dirumuskan bahwa setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah serta kontrol negatif dan kontrol positif tidak memiliki mean yang berbeda dalam hal diameter zona hambat. Tabel III. Hasil uji statistik menggunakan ANOVA ANOVA Diameter zona hambat 3.524 5 .705 115.345 .000 .073 12 .006 3.598 17 Between Groups Within Groups Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Dari ANOVA satu arah yang dilakukan terhadap diameter zona hambat yang ditimbulkan oleh infus akar ginseng merah dengan berbagai variasi konsentrasi serta kontrol negatif dan kontrol positif, ternyata H ditolak dan H 1 diterima karena nilai F uji 115,345 lebih besar dari nilai F tabel 3,106 sehingga H ditolak. Hal ini berarti setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah serta kontrol negatif dan kontrol positif memiliki rerata hambatan yang berbeda. Dari kesimpulan yang diperoleh pada tabel ANOVA perlu dilakukan uji lanjut atau Post Hoc Test dengan menggunakan uji Least Significant Difference LSD dengan taraf kepercayaan 95 . Uji LSD dilakukan antar variasi konsentrasi infus serta kontrol negatif dan kontrol positif. Tabel IV. Hasil uji statistik menggunakan uji Least Significant Difference LSD Kontrol - Kontrol + Infus 40 Infus 60 Infus 80 Infus 100 Kontrol - - BB BB BB BB BB Kontrol + BB - BB BB BB BTB Infus 40 BB BB - BTB BB BB Infus 60 BB BB BTB - BTB BB Infus 80 BB BB BB BTB - BB Infus 100 BB BTB BB BB BB - Keterangan : BB = Berbeda Bermakna BTB = Berbeda Tidak Bermakna Uji LSD bertujuan untuk mengetahui perbedaan potensi antibakteri antar masing-masing konsentrasi infus akar ginseng merah dan kelompok kontrol. Parameter uji ini yaitu setiap variasi konsentrasi dari infus akar ginseng merah memiliki perbedaan yang bermakna dalam hal diameter zona hambat yang dihasilkan, baik terhadap kontrol positif Amoxycillin dan kontrol negatif aquadest PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 steril, jika nilai signifikansinya 0,05 taraf kepercayaan 95 . Terlihat pada tabel Post Hoc Test bahwa setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah dengan kontrol negatif memiliki nilai signifikansi 0,05 dan menghasilkan diameter zona hambat yang berbeda bermakna, artinya setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap S. aureus. Sedangkan setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah dengan kontrol positif hanya pada konsentrasi 100 yang tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif, yang artinya mungkin konsentrasi 100 dari infus akar ginseng merah dapat menggantikan potensi antibakteri dari amoxycillin kontrol positif tetapi masih perlu penelitian dan pembuktian lebih lanjut. Suatu senyawa antimikroba dikatakan memiliki potensi antibakteri jika ada penghambatan pada pertumbuhan mikroba uji dibandingkan dengan kontrol negatif.

E. Uji Potensi Antibakteri Infus Akar Ginseng Merah Terhadap S. aureus

Dokumen yang terkait

Efek Hambat Berbagai Macam Hand Sanitizer Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. 2013

2 22 62

Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.

2 15 50

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun garcinia benthami pierre terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode bioautografi

1 10 92

Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus

1 11 8

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 65

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12