Determinasi Akar Ginseng Merah Pengumpulan dan Pengeringan Bahan

26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Akar Ginseng Merah

Identifikasi tanaman dilakukan untuk mengetahui bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian sesuai yang dimaksud yaitu Phytolacca americana L. ginseng merah. Tanaman yang baru diambil langsung diidentifikasi dengan melihat persamaan ciri-ciri makroskopis tanaman dicocokkan dengan pustaka acuan Anonim, 1998; Anonim, 2000; Anonim, 2003; Christman, 2000; Harden, 1990; dan Nuskha, 2004. Digunakan persamaan ciri-ciri makroskopis karena tanaman yang akan diidentifikasi dalam bentuk tanaman utuh segar akar, batang, daun, bunga dan buah sehingga identifikasi dilakukan dengan pengamatan secara visual dicocokkan dengan pustaka acuan. Berdasar hasil identifikasi lampiran 1 diperoleh kepastian bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Phytolacca americana L. ginseng merah.

B. Pengumpulan dan Pengeringan Bahan

Tanaman ginseng merah yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari CV. Indmira Citra Tani Nusantara, Yogyakarta. Tempat diperoleh akar diusahakan sama supaya diperoleh keseragaman bahan dan hasil uji. Bagian tanaman yang digunakan adalah akar, yang dikumpulkan pada bulan Oktober 2007. Digunakan akar pada penelitian ini karena terkait dengan penggunaan tanaman ini di masyarakat. Pemanfaatan akar ginseng merah untuk mengobati sakit kulit dan infeksi saluran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 pernapasan atas. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh bakteri, salah satunya S. aureus . Oleh karena itu dilakukan uji potensi antibakteri menggunakan akar ginseng merah terhadap S. aureus. Akar diambil dalam keadaan segar pada kondisi tanaman sedang berbunga karena pada saat itu kandungan kimia mencapai kadar optimum yaitu fotosintesis berlangsung optimal sehingga senyawa aktif yang terbentuk juga dalam keadaan optimal. Fotosintesis merupakan proses metabolisme pada tanaman. Jika metabolisme berlangsung secara optimal maka kandungan senyawa dalam tanaman tersebut juga akan bertambah Anonim, 1985a. Akar ginseng merah dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada permukaan akar, kemudian ditiriskan untuk menghilangkan air sisa cucian. Selanjutnya dirajang dan diangin-anginkan di tempat terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung. Tujuan dari perajangan dan diangin-anginkan adalah untuk mempercepat proses pengeringan dan mengurangi kadar air dalam akar tersebut. Kemudian bahan dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50 o C Anonim, 1985a. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sampai dengan 10 sehingga tidak mudah ditumbuhi fungi atau bakteri serta menghambat kerja enzim yang dapat merusak senyawa aktif. Pengeringan dilakukan hingga rajangan akar tersebut mudah dipatahkan. Rajangan akar yang sudah kering diserbuk dengan blender. Pembuatan serbuk dimaksudkan untuk mendapatkan partikel terkecil sehingga luas permukaan partikel yang kontak dengan pelarut semakin besar, dengan demikian kandungan kimia yang terlarut dalam proses infundasi semakin banyak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk dengan ukuran 418 Anonim, 1995, tetapi karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 pengayak dengan ukuran 418 tidak tersedia di laboratorium maka digunakan pengayak dengan no mesh 34 yaitu dengan mengukur jumlah lubang tiap 1 inch sejajar panjang kawat. Dengan menggunakan satu ukuran pengayak, ukuran serbuk menjadi tidak seragam tetapi ukuran pengayak yang digunakan masuk dalam range ukuran pengayak yang disyaratkan yaitu 1045 hasil konversi dari ukuran pengayak 418 yang dikalikan faktor konversi 2,54 1 inch. Pengayak dengan no mesh 34 akan menghasilkan serbuk dengan diameter maksimal 0,119 mm Anonim, 1995

C. Penyarian Akar Ginseng Merah Dengan Metode Infundasi

Dokumen yang terkait

Efek Hambat Berbagai Macam Hand Sanitizer Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. 2013

2 22 62

Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.

2 15 50

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun garcinia benthami pierre terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode bioautografi

1 10 92

Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus

1 11 8

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 65

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan - Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Panamar Gantung (tinospora crispa L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12