Latar Belakang Efek Larvisida Ekstrak Etanol Cabai Rawit (Capsicum frutescens Linn Var.Kathur) Terhadap Aedes sp.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak etanol cabai rawit EECR berefek larvisida terhadap Aedes sp. 2. Ektrak etanol cabai rawit memiliki potensi setara dengan temephos

1.6 Metodologi Penelitian

Desain penelitian eksperimental laboratorium sungguhan, dengan Rancangan acak lengkap RAL bersifat komparatif. Efek larvisida terhadap Aedes sp. diuji dengan menggunakan ektrak etanol cabai rawit dengan berbagai dosis. Data yang diukur adalah jumlah larva mati, selama pengamatan 24 jam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dengan α 0.05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p ≤ 0.05. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak komputer.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian : Ruang Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Waktu Penelitian : Desember 2009 – Desember 2010 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang Ekstrak etanol cabai rawit Capsicum frutescens Linn Var. Kathur sebagai larvisida terhadap larva Aedes sp maka dapat disimpulkan: 1. Ekstrak etanol cabai rawit berefek larvisida terhadap larva Aedes sp. 2. Ekstrak etanol cabai rawit pada dosis 1.6 dan 3.2 memiliki potensi larvisida setara dengan Temephos dan EECR dosis 6.4 memiliki potensi yang lebih baik bila dibandingkan dengan Temephos

5.2 Saran

Penelitian efek ektrak etanol perlu dilanjutkan dengan menggunakan simplisia yang berwarna merah atau penelitian lanjutan untuk cabai varietas lainnya, perlunya dilakukan uji fitokimia, penelitian lanjutan tentang cara kerja larvisida, uji ketahanan dalam air dan uji lapangan yang sangat berguna untuk pengendalian wabah penyakit Demam Berdarah Dengue. DAFTAR PUSTAKA Aji Bau. 1999. Uji Efikasi Daun Tumbuhan Paitan Tithonia diversifolia Grey Terhadap Larva Aedes aegypti di Laboratorium. Skripsi. FKM UNDIP : Semarang Agoes, R; Oehadian,H dan Djaenudin. 2009. Penuntun Praktikum Parasitologi II Entomologi Medik. Bagian Parasitologi FK UNPAD: Bandung Blumenthal M., Ed., et al. 1998. The Complete German Commission E Monographs, Therapeutic Guide To Herbal Medicines. American Botanical Council. Austin. Bouchelta A, Boughdad A, Blenzar A. 2005. Biocide effects of alkaloids, saponins and flavinoids extracted from Capsicum frutescens L. Solanaceae on Bemisia tabaci Gennidus Homoptera: Aleyrodidae. Biotechnol Agron Soc Environ Sunaryo, Soemarno.1998. Demam Berdarah Pada Anak, FKUI . Jakarta. Calisher, H.H., 2005. Persistent Emergence of Dengue Haemorhagic Fever. Journal of Clinical Emergency, 30 3 : 545 – 551. Dadang Prijono. 2008. Bahan Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Alami. IPB-Press. Bogor. Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Cetakan XI. Jakarta: Trubus Agriwidya. Depkes. Waspada Demam Berdarah Dengue. 2009. Diunduh dari : http:www.depkes.go.idindex.php?option=newstask=viewarticlesid=3638 . Diakses 16 Juni 2010. Dinkes DKI. 2003. Demam Berdarah. Diunduh dari: http:www.dinkesDKI.com. Diakses : 4 Juli 2010. Ditjen PPMPLP. 1992. Petunjuk Teknis Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Depkes RI. Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W, editor. 2004. Parasitologi kedokteran. 3rd ed. Balai Penerbit FKUI. Jakarta Kardinan,A.2001.Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. PT.Penebar Swadaya. Jakarta.