12
2.2.2. Karakteristik Persepsi
Menurut Busch dan Hauston 1985:152 karakteristik persepsi dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Bersifat selektif
Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau kemampuan mereka dalam memproses semua informasi dari
lingkungan. 2.
Terorganisasi teratur Suatu perangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi
dari perangsang-perangsang yang lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokkan kedalam suatu pola atau informasi yang membentuk
keseluruhan. 3.
Subyektif Persepsi merupakan fungsi faktor-faktor pribadi, kebutuhan
nilai-nilai, motif-motif, pengalaman masa lalu, pola pikir dan kepribadian digabungkan untuk memperoleh apa yang dirasa dan
bagaimana cara merasakan.
2.2.3. Pemilihan Persepsi
Proses memperhatikan dan menyeleksi terjadi karena setiap saat panca indra kita pendengaran, perasa, penglihatan, penciuman dan indra
peraba dihadapkan kepada begitu banyak stimulus lingkungan. Reaksi orang terhadap setiap stimulus akan tergantung pada bagaimana stimulus
yang bersangkutan diproses. Pemrosesan ini bergantung pada stimulus tersebut dapat diterima, ditafsirkan, disimpulkan dalam ingatan dan
akhirnya diambil kembali.
13
Lima tahap proses informasi yaitu: 1.
Pemaparan Merupakan pencapaian kedekatan terhadap suatu stimulus yang
sedemikian rupa muncul peluang diaktfkannya satu lebih dari kelima indera manusia.
2. Perhatian
Merupakan alokasi kapasitas pemprosesan untuk stimulus yang baru masuk.
3. Pemahaman
Merupakan tafsiran atau stimulus. 4.
Penerimaan Merupakan tingkat sejauh mana stimulus mempengaruhi
pengetahuan dan sikap orang yang bersangkutan. 5.
Retensi Merupakan pemindahan tafsiran stimulus kedalam ingatan
jangka panjang. Cara menyeleksi semua stimulus menurut Kiryanto 2001: 202
dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip pemilihan persepsi, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor-faktor perhatian dari luar Thoha, 2004: 149-153
a. Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus diluar layaknya semakin
besar pula hal-hal dapat dipahami.
14
b. Ukuran
Faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas diatas. Factor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek,
maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami. c.
Keberlawanan kontaras Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimulus di
luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakang kelilingnya yang sama sekali di.luar sangkaan orang banyak akan
menarik banyak perhatian. d.
Pengulangan repetition Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus dari luar yang
diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar disbanding dengan sekali lihat.
e. Gerakan
Prinsip ini mengemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan
dengan yang sekali dilihat. f.
Gerakan Moving Prinsip gerakan ini adalah orang akan memberikan banyak
perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam.
2. Faktor-faktor dari dalam
a. Proses Belajar
Istilah proses belajar yang dimaksud dalam arti kata yang sangat umum bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang
15
biasa dilakukan dibangku sekolah tetapi juga segala bentuk pengalaman, yang merupakan hasil kontrak antara manusia dengan
linkungannya. Menurut Thoha 2004: 150, proses belajar adalah semua
factor-faktor dari dalam yang membentuk adannya perhatian kepada sesuatu obyek yang menimbulkan adannya persepsi.
Sedangkan menurut Swastha 2000: 86, proses belajar adalah merupakan perubahan-perubahan perilaku yang terjadi
sebagai hasil akibatadannya penagalaman. Selanjutnya menurut Wijaya 1983: 53, mengartikan
proses belajar adalah proses yang membuat suatu informasi yang diperoleh melalui proses konseptual menjadi punya arti dan makna
bagi pemilihan tindakan. b.
Motivasi Adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-
kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku, konsep ini digunakan untuk menjelaskan
perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat.
Selain itu konsep ini digunakan untuk menunjukkan arah perilaku Kiryanto 2001: 203.
Menurut Sudarmo dan Sudita 1997: 28 menyatakan bahwa motivasi adalah factor-faktor yang da dalam diri seseorang
menggerakkan, mengarahkan perilakunnya untuk memenuhi tujuan tertentu.
16
Sedangkan menurut Suyuti 1995: 71 motivasi kerja adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.
Menurut Robbins 2007: 199 menyatakan bahwa teori motivasi dibagi dua yaitu teori motivasi kepuasan content theory
dan teori proses process theory. 1
Teori Motivasi Klasik dari Tylor Teori ini didasarkan pada factor-faktor kebutuhan dan
kepuasan individu sehingga mereka mau melakuakan aktivitasnya. Jadi mengacu pada diri seseorang. Teori ini
mencoba mencari tahu tentang kebutuhan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang untuk bekerja. Teori
kepuasan ini dikenal antara lain: a
Teori Motivasi Klasik dari Taylor Motivasi pekerja hanya untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu hanya dapat mempertahankan kelangsungan hidup.
b Teori Hierrarki Kebutuhan need hierarchi dari Abraham
Moslow Menurut teori ini kebutuhan dan kepuasan pekerja
identik dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa material dan non material. Dasar teori ini dalah
bahawa manusia merupakan makhluk yang keinginanya tidak terbatas atau tampa henti. Alat motivasi adalah
kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhan yang berjenjang.
17
c Teori Dua Faktor two factor dari Federick Herzberg
Menurut teori
ini pekerja
melaksanakan pekerjaannya dipenuhi oleh factor-faktor utama yang
merupakan kebutuhan yaitu : 1.
Faktor-faktor pemeliharaan Maintenance Faktor Merupakan
factor pemeliharaan
yang berhubungan dengan hakekat pekerja yang ingin
memperoleh ketentraman batiniah. 2.
Faktor-faktor motivasi Motivation factor Faktor-faktor ini merupakan factor motivasi
yang menyangkut kebutuhan psikologis yang
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara logis berkaitan pekerja.
2 Teori Motivasi Prestasi Achievevtevt Motivation dari Mc.
Clealand Teori ini menyatakan bahwa seseorang pekerja
memilki energy potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pasa dorongan motivasi, situasi dan peluang yang
ada.Kebutuhan yang dapat memotivasi gairah kerja adalah kebutuhan akan prestasi, afilasidan kekuasaan.
3 Teori ERG Exictence Relatedness and Growth
Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori yang dikemukakan Abraham Moslow dan menurut para ahli
dianggap lebih merdeka. Berarti keadaan yang sebenarnya
18
merupakan data empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan yang utama yaitu kebutuhan akan
keberadaan existence, afiliasi reladness dan kemajuan growth.
4 Teori Motivasi Proses Process Theory
Teori ini betusaha agar setiap pekerja mau bekerja giat sesuai dengan harapan. Daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja tergantung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan mereka pekerja
cenderung akan meningkatkan kualitas kerjanya begitu pula sebaliknya.
Ada tiga macam teori motivasi proses yang terkenal, yaitu:
a Teori Harapan Expentancy Theory dari Victor H. Vroom
Teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja untuk merealisasikan harapannya dan pekerjaan ini. Teori
ini didasarkan pada tiga komponen pokok, yaitu : 1 harapan adalah suatu kesempatan yang disediakan dan
akan terjadi karena perilaku, 2 nilai adalah merupakan nilai yang diakibatkan oleh perilaku tertentu, 3 dan
pertautan adalah besarnya probabilitas jika bekerja secar efektif, apakah akan terpenuhi keinginan, kebutuhan
tertentu yang diharapkan.
19
b Teori Keahlian Equity Theory
Menurut teori ini keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang.
c Teori Pengukuran Reinforcement Theory
Teori ini didasarkan hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi.
5 Teori X dan Y dari Gregor 2007: 225
Gregor menyatakan
bahwa pimpinan
telah menfgabaikan berbagai fakta tentang manusia. Pimpinan
selama ini menganut perangkat asumsi yang ketinggalan zaman tentang manusia karena mereka menerapkan asumsi
teori X, sedangkan fakta menunjukkan bahwa orang-orang lebih condong pada perangkat asumsi Y.
Menurut teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh manajer adalah:
a Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan,
sebisa mungkin, berusaha untuk menghindarinya. b
Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan. c
Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal bila mungkin.
d Sebagian karyawan menempatkan keamanan diatas semua
faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
20
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negative mengenai sifat-sifat manusia dalam teori X, McGregor
menyebutkan empat asumsi positif yang disebutkan empat asumsi positif yang disebutkan sebagai Teori Y :
a Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang
menyenangkan, seperti hanya istirahat atau bermain. b
Karyawan akan berlatih mengendlikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
c Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan
mencari, tanggung jawab. d
Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan keseluruh populasi, dan bukan hanya bagi
mereka yang menduduki posisi manajemen.
2.2.4. Peranan Persepsi