78
tetapi penilitian ini bertolak belakang dengan hasil yang dilakukan oleh Haryanto dan Sugiharto 2003:151, yang menyimpulkan bahwa return on
equity yang digunakan dalam mengukur performa perusahaan ternyata yang
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan harga saham.
4.4.3. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Variabel Earning Per Share X
3
berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham, dengan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah 4,454 dan taraf signifikan sebesar 0,001, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05.
berpengarunya earning per share terhadap harga saham menunjukkan bahwa perusahaan berhasil untuk meningkatkan laba bersih yang akan
membuat para investor tertarik untuk berinvestasi dan berdampak pula pada peningkatan harga saham perusahaan. Karena investor menggunakan angka
laba per saham untuk mengevaluasi hasil operasi perusahaan guna mengambil keputusan investasi. EPS merupakan rasio yang sangat penting
karena mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividend per share dikemudian hari dan tingkat harga
saham dikemudian hari. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari 2006:67, maka
diambil kesimpulan bahwa earning per share berpengaruh terhadap harga saham, yang artinya earning per share dapat digunakan untuk menentukan
nilai perusahaan. Salah satu sebab mengapa EPS sangat populer adalah karena adanya anggapan bahwa EPS mengandung informasi yang penting
untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividend per share dikemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari. EPS juga
79
dianggap relevant dalam menilai efektivitas manajemen dan kebijaksanaan pembagian deviden.
4.4.4. Pengaruh Basic Earning Power Terhadap Harga Saham
Pada variabel Basic Earning Power X
4
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham, dengan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah 1,006 dan taraf signifikan sebesar 0,333, dimana nilai tersebut lebih besar
dari 0,05. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam tahun pengamatan tidak berhasil untuk meningkatkan laba per lembar saham
perusahaan, hal ini membuat investor tidak tertarik untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan tersebut. Karena investor menggunakan angka
laba per saham untuk mengevaluasi hasil operasi perusahaan guna mengambil keputusan investasi Skousen, 1995:184. Jika investor tidak
tertarik untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan maka tidak dapat meningkatkan nilai harga saham perusahaan tersebut. Hasil ini juga
tidak didukung oleh teori yang diungkapkan oleh Brigham dan Gapenski 1994 yang menyatakan bahwa salah satu indikator profitabilitas adalah
Basic Earning Power BEP yang merupakan laba per lembar saham dari
suatu perusahaan, menunjukkan seberapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Akan tetapi hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari 2006 yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa rasio BEP tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham perusahaan.
80
4.4.5. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Harga Saham