32
• memperhitungkan nilai guna utilitarian • lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Contoh: ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri.
2.4. Komunitas Virtual
Dalam definisinya tentang komunitas virtual, Rheingold dalam Lee,2002:3 seorang tokoh awal yang membahas tentang komunitas virtual dan banyak dikutip
dalam berbagai literature, Rheingold mendefenisikan komunitas virtual sebagai: “Agregasi sosial yang muncul dari Net ketika cukup banyak orang melakukan
diskusi-diskusi publik cukup lama, dengan perasaan manusia yang memadai, untuk membentuk jaringan hubungan pribadi di dunia maya”.
Dari pengertian tersebut dapat diambil beberapa poin penting, yaitu 1
Net cyberspace mengacu pada kegiatan yang dilakukan di dunia maya, untuk membedakan mereka dari kegiatan komunitas yang nyata,
2 diskusi publik menunjukkan bahwa peserta berdiskusi bersama dengan peserta
lainnya, apakah itu berbagi pendapat, pengetahuan, perasaan, atau topik umum yang menarik. Ada implikasi bahwa topik yang dihasilkan di buat oleh peserta
dan bukan koordinator dari situs web tempat mereka berada, 3
hubungan pribadi menunjukkan bahwa dengan waktu yang cukup, peserta mengembangkan hubungan mandiri di antara mereka sendiri.
Berbagai disiplin ilmu telah mempelajari komunitas virtual, masing-masing memberikan definisinya tersendiri. Dari defenisi-defenisi tersebut terdapat
kesamaan yang poin-poin tertentu yang kemudian di rangkum oleh Lee 2002:2 untuk lebih memperjelas defenisi dari “komunitas virtual”.
Universitas Sumatera Utara
33
• Aspek pertama yang sama adalah dunia maya cyberspace. Dari berbagai defenisi yang ada menyatakan bahwa komunitas virtual itu memang berada di
internet, karena menggunakan ruang yang di mediasi oleh komputer, dengan kata lain adalah dunia maya. Poin ini memberi perbedaan yang sangat jelas
antara komunitas virtual dan komunitas nyata. • Aspek kedua adalah penggunaan teknologi untuk mendukung kegiatan dalam
komunitas virtual. Aspek ini menekankan bahwa akses ke komunitas virtual adalah melalui komputer atau media elektronik, yaitu, teknologi.
• Aspek yang sama ketiga adalah bahwa isi atau topik yang di bahas dalam komunitas virtual di hasilkan oleh para peserta bukan bersumber dari pengelola
websitus, ini jelas membedakan komunitas virtual dari layanan informasi online.
• Aspek keempat adalah hubungan komunitas virtual yang sukses memuncak setelah berkomunikasi bersama-sama dalam priode tertentu.
Dari berbagai aspek yang sama tersebut Lee 2002:2 kemudian mendefenisikan kembali komunitas virtual secara lebih umum menjadi: sebuah
dunia mayayang didukung teknologi, berpusat padakomunikasi daninteraksi dari para peserta, sehinggamengakibatkan terbangunnya hubungan relasi di antara
peserta. Dalam penelitian ini komunitas virtual yang di maksud terdapat pada sebuah
situs media sosial berbentuk forum diskusi bernama ads-id. Dalam forum online ini setiap peserta yang ingin ikut berdiskusi di haruskan memiliki akun terdaftar yang
menjadi profil pengguna agar dapat di kenali antar sesama pengguna. Topik diskusi
Universitas Sumatera Utara
34
bersumber dari para pengguna forum yang ingin berbagi pengetahuan, berbagi berita ataupun yang ingin bertanya tentang sebuah hal.
2.5. Situs Forum Diskusi Online