Pengukuran Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengukuran Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pengukuran data yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab 3, yaitu: 1. Penghitungan Variabel Independen a. Perubahan Current Ratio Perubahan current ratio ΔCR dihitung dengan rumus: ΔCR X = CR p − CR p−1 CR p−1 Berikut contoh penghitungan perubahan current ratio pada PT. Indo Kordsa Tbk. tahun 2010: ΔCR X = , − , , = , b. Perubahan Net Profit Margin Perubahan net profit margin ΔNPM dihitung dengan rumus: ΔNPM X = NPM p − NPM p−1 NPM p−1 Berikut contoh penghitungan perubahan net profit margin PT. Indo Kordsa Tbk. tahun 2010: ΔNPM X = , − , , = , 46 c. Perubahan Debt Ratio Perubahan debt ratio ΔDR dapat dihitung dengan rumus: ΔDR X = DR p − DR p−1 DR p Berikut contoh penghitungan perubahan debt ratio PT. Indo Kordsa Tbk. tahun 2010: ΔDR X = , − , , = , d. Perubahan Total Assets Turnover Perubahan total assets turnover ΔTATO dapat dihitung dengan rumus: ΔTATO X = TATO p − TATO p−1 TATO p−1 Berikut contoh penghitungan perubahan total assets turnover PT. Indo Kordsa Tbk. tahun 2010: ΔTATO X = , − , , = , 2. Penghitungan Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan adalah perubahan harga saham. Harga saham yang dilihat adalah harga saat penutupan atau closing price. Perhitungan untuk mencari perubahan harga saham dinyatakan dengan rumus: ∆HS Y = HS p − HS p−1 HS p−1 47 Berikut contoh penghitungan untuk perubahan harga saham PT. Indo Kordsa Tbk. tahun 2010: ∆HS Y = . − . . = , B. Analisis Data Berikut adalah hasil analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama hingga kelima dengan teknik sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal dan tidak mengandung nilai ekstrem. Pada analisis statistika deskriptif, data-data yang bersifat ekstrem dihilangkan agar saat uji normalitas data dapat berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov-Z: Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas Model Tahun Kolmogorov-Smirnov Z Unstandardized Residual Asymp. Sig. 2- tailed Sebelum IFRS 2010-2011 0,784 0,570 Sesudah IFRS 2012-2013 1,186 0,120 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015 Data terdistribusi normal jika nilai probabilitas p uji Kolmogorov- Smirnov Z 0,05 dan sebaliknya jika nilai probabilitas p uji Kolmogorov-Smirnov Z 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil pada tabel 5.1 menunjukkan nilai 48 Asymp. Sig. 2-tailed pada persamaan regresi sebelum dan sesudah implementasi IFRS masing- masing nilainya lebih besar dari α= 0,05. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas yang digunakan adalah faktor inflasi varians Variance Inflation Factor-VIF dengan melihat nilai dari VIF dan tolerance. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas: Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinearitas Model Variabel Tolerance VIF Sebelum IFRS 2010-2011 ΔCR 0,580 1,723 ΔNPM 0,883 1,133 ΔDR 0,552 1,812 ΔTATO 0,927 1,079 Sesudah IFRS 2012-2013 ΔCR 0,577 1,734 ΔNPM 0,849 1,178 ΔDR 0,717 1,395 ΔTATO 0,796 1,257 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015 Dari hasil pada tabel 5.2 menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF 10 dan tolerance 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak terjadi masalah multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji glejser dengan menentukan tingkat signifikansi sebesar 5. Jika hasil dari uji heteroskedastisitas dengan nilai 49 signifikansi diatas 0,05, maka terjadi kesamaan varian dari residual pada model regresi dan dinyatakan lolos dari uji heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas: Tabel 5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Dependen Variabel T Sig Sebelum IFRS 2010-2011 Abs ΔCR -0,339 0,736 ΔNPM 0,915 0,365 ΔDR 0,878 0,385 ΔTATO 0,815 0,419 Sesudah IFRS 2012-2013 Abs ΔCR -1,874 0,067 ΔNPM -0,081 0,936 ΔDR -1,435 0,158 ΔTATO -1,652 0,105 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015 Dari hasil pada tabel 5.3, nilai signifikansi berada di atas 0,05 untuk empat variabel independen ΔCR, ΔNPM, ΔDR dan ΔTATO. Hasil tersebut menunjukkan model regresi yang digunakan tidak mengalami heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan di mana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu Priyatno, 2010: 75. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson dengan beberapa kriteria sebagai berikut: 4 DUDW4-DU= tidak terjadi autokorelasi 5 DWDL atau DW4-DL= terjadi autokorelasi 50 6 DLDWDU atau 4-DUDW4-DL= tidak dapat disimpulkan Berikut adalah hasil dari uji Durbin-Watson: Tabel 5.4 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adj R Square Std. Error of The Estimate Durbin- Watson Sebelum IFRS 2010- 2011 0,664 0,441 0,392 0,6036426020 2,372 Sesudah IFRS 2012-2013 0,332 0,111 0,031 0,6742676591 1,865 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015 Berdasarkan hasil pada tabel 5.4, nilai Durbin-Watson yang didapat untuk masing-masing periode adalah 2,372 untuk periode sebelum IFRS dan 1,865 untuk periode sesudah IFRS. Nilai DL dan DU pada tabel statistik Durbin-Watson dengan nilai signifikansi 0,05, 4 variabel independen k=4 dan 25 sampel n=25 adalah sebesar 1,0381 dan 1,7666. Nilai 4-DL= 2,9619 dan nilai 4-DU= 2,2334. Berdasarkan hasil pada nilai DW, model regresi pada periode sebelum IFRS tidak dapat disimpulkan sedangkan model regresi pada periode sesudah IFRS bebas dari autokorelasi. Model regresi sebelum implementasi IFRS yang tidak dapat disimpulkan harus dipulihkan dengan uji run test. Uji run test digunakan untuk melihat apakah residual terjadi secara acak atau tidak. Jika asymp. sig. 2-tailed 0,05 maka data dikatakan acak dan 51 tidak terjadi masalah autokorelasi. Hasil dari uji run test tercantum pada tabel di bawah ini: Tabel 5.5 Hasil Uji Run Test Periode Sebelum Implementasi IFRS Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -0,013073 Cases Test Value 25 Cases = Test Value 25 Total Cases 50 Number of Runs 29 Z 0,857 Asymp. Sig. 2-tailed 0,391 a. Median Sumber: output SPSS 20.0 for windows Hasil pada tabel 5.5 menunjukkan asymp. sig. 2-tailed 0,05 sehingga model regresi sebelum implementasi IFRS cukup acak dan tidak terdapat masalah autokorelasi. 3. Uji Hipotesis a. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah sekurang-kurangnya satu variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berikut adalah hasil F hitung yang tercantum pada tabel 5.6: Tabel 5.6 Hasil Uji F Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Total 2010-2013 Regression 14,536 4 3,634 8,544 0,000 Residual 40,408 95 0,425 Total 54,944 99 Sebelum IFRS 2010-2011 Regression 12,954 4 3,239 8,888 0,000 Residual 16,397 45 0,364 Total 29,352 49 Sesudah IFRS 2012-2013 Regression 2,542 4 0,636 1,398 0,250 Residual 20,459 45 0,455 Total 23,001 49 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015 52 Berdasarkan hasil pada tabel 5.6, maka hasil analisis untuk uji F adalah sebagai berikut: 1 Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif Ho: β1= β2= β3= β4= 0 Artinya perubahan current ratio, perubahan net profit margin, perubahan debt ratio dan perubahan total assets turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Ha: β1, β2, β3, β4≠ 0 Artinya perubahan current ratio, perubahan net profit margin, perubahan debt ratio dan perubahan total assets turnover berpengaruh terhadap perubahan harga saham. 2 Tingkat signifikansi yang sudah ditentukan sebelumnya sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan df sebesar df 1= 4-1= 3 dan df 2= 50-4-1= 45. Maka F tabel didapat sebesar 2,81. 3 F hitung diperoleh dari hasil tabel 5.6 pada kolom F sebesar 8,888 sebelum implementasi IFRS dan 1,398 sesudah implementasi IFRS. 4 Setelah mendapatkan F tabel dan F hitung , maka menentukan kriteria pengujian dengan: Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel Ho ditolak jika F hitung F tabel 5 Dapat disimpulkan dari uji F yang dilakukan adalah untuk periode sebelum implementasi IFRS nilai F hitung nilai F tabel 8,888 53 2,81 sehingga Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa perubahan CR, perubahan NPM, perubahan DR dan perubahan TATO berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Pada periode sesudah implementasi IFRS nilai F hitung ≤ F tabel 1,398 ≤ 2,81 sehingga Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa perubahan CR, perubahan NPM, perubahan DR dan perubahan TATO tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. b. Uji Parameter Koefisien Determinasi Adjusted R 2 Uji parameter koefisien determinasi digunakan untuk melihat berapa besar persentase variasi pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari uji koefisien determinasi tercantum pada tabel 5.7: Tabel 5.7 Hasil Uji Parameter Koefisien Determinasi Adjusted R 2 Model Unstandardized Standardized T Sig. Adjusted R 2 B Std. Error Beta Total 2010-2013 Constant 0,379 0,067 5,663 0,000 0,234 ΔCR -0,031 0,021 -0,151 -1,491 0,139 ΔNPM 0,055 0,011 0,471 5,184 0,000 ΔDR -0,410 0,359 -0,113 -1,141 0,257 ΔTATO 0,218 0,402 -0,050 -0,541 0,590 Sebelum IFRS 2010-2011 Constant 0,509 0,089 5,691 0,000 0,392 ΔCR 0,793 0,609 0,190 1,302 0,200 ΔNPM 0,052 0,010 0,600 5,061 0,000 ΔDR 0,390 0,628 0,093 0,621 0,538 ΔTATO -1,116 0,563 -0,230 -1,984 0,053 Sesudah IFRS 2012-2013 Constant 0,281 0,100 2,821 0,007 0,031 ΔCR -0,034 0,025 -0,252 -1,364 0,179 ΔNPM 0,186 0,095 0,299 1,960 0,056 ΔDR -0,477 0,503 -0,157 -0,948 0,348 ΔTATO 0,253 0,603 0,066 0,420 0,676 Sumber: data sekunder yang diolah, 2015 54 Nilai Adjusted R 2 pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa perubahan CR, perubahan NPM, perubahan DR dan perubahan TATO dapat menjelaskan sebesar 39,2 dari perubahan harga saham sedangkan sisanya 60,8 dijelaskan oleh variabel lain pada periode sebelum implementasi IFRS. Nilai Adjusted R 2 setelah implementasi IFRS menunjukkan bahwa perubahan CR, perubahan NPM, perubahan DR dan perubahan TATO hanya menjelaskan 3,1 dari perubahan harga saham sedangkan sisanya 96,9 dijelaskan oleh variabel lain. Hasil Adjusted R 2 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi mengalami penurunan dari periode sebelum implementasi dan sesudah implementasi IFRS, yaitu 39,2 pada periode sebelum implementasi dan 3,1 pada periode sesudah implementasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa implementasi IFRS di Indonesia tidak memiliki pengaruh terhadap informasi akuntansi yang diukur dengan perubahan CR, perubahan NPM, perubahan DR dan perubahan TATO. c. Uji Beda t Paired Sample t Test Hasil uji beda t Paired Sample t Test terhadap dua periode sebelum melakukan implementasi IFRS dengan sesudah implementasi IFRS terdapat pada tabel di bawah ini: 55 Tabel 5.8 Hasil Uji t Paired Sample t Test Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Unstandardized Residual - Unstandardized Residual 0E-8 0,92886165 0,13136087 -0,26397956 0,26397956 0,000 49 1,000 Sumber: output SPSS 20.0 for windows Berdasarkan hasil pada tabel 5.8, maka hasil analisis untuk uji beda t adalah: 1 Menentukan Ho dan Ha: Ho: Tidak ada perbedaan pengaruh informasi akuntansi terhadap perubahan harga saham antara sebelum implementasi IFRS dengan sesudah implementasi IFRS. Ha: Ada perbedaan pengaruh informasi akuntansi terhadap perubahan harga saham antara sebelum implementasi IFRS dengan sesudah implementasi IFRS. 2 Nilai t tabel sebesar 2,00958 dengan tingkat signifikansi 0,025 dan df= 49. 3 Nilai t hitung sebesar 0,000 yang diperoleh dari hasil tabael 5.8 kolom t. 4 Setelah mendapatkan t tabel dan t hitung , maka menentukan kriteria pengujian dengan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel Ho ditolak jika t hitung t tabel 56 5 Hasil uji beda t paired sample t test menunjukkan bahwa Ho diterima karena t hitung ≤ t tabel 0,000 ≤ 2,00958. Kesimpulan dari uji ini adalah tidak ada perbedaan pengaruh informasi akuntansi terhadap perubahan harga saham antara periode sebelum implementasi IFRS dengan sesudah implementasi IFRS.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Komparasi Sebelum dan Sesudah Adopsi Penuh IFRS Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 74

Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 51 103

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 25 94

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

1 36 105

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

4 11 16

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

16 53 27

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 21

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC di BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2004-2006).

0 1 8

ANALISIS PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2010)

0 0 80

Pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap perubahan harga saham : studi empiris pada perusahaan Manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - USD Repository

0 0 102