12
IFRS didapat dari laporan keuangan tahun 2010 sampai 2011. Untuk periode sesudah implementasi IFRS dari tahun 2012 sampai 2013.
D. Informasi Akuntansi
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang dapat
dipakai untuk penilaian dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut Hanafi dan Halim, 2012: 27. Informasi ekonomi dalam laporan
keuangan dapat berupa informasi akuntansi. Informasi tersebut sering dijadikan landasan oleh informan dalam pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi berupa pos-pos dalam laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas Laporan Laba di Tahan dan Laporan Arus Kas. Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2013 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013: 1.3, laporan keuangan merupakan suatu penyajian yang
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai media komunikasi dan pertanggungjawaban
antara perusahaan dan pemiliknya atau pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut Pura, 2013: 86.
Terdapat beberapa jenis laporan keuangan perusahaan, di antaranya:
1. Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama suatu periode tertentu. Laporan laba rugi menyajikan pendapatan yang masuk serta
13
biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laba dapat ditunjukkan jika pendapatan lebih besar daripada biaya hasil
upaya, sedangkan rugi dapat ditunjukkan jika biaya lebih besar daripada pendapatan hasil upaya.
2. Laporan Posisi Keuangan Neraca merupakan laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat atau atnggal tertentu. Neraca menyajikan akun riil yaitu aset, kewajiban dan
modalekuitas. Aset terletak pada sisi aktiva yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Kewajiban dan modal terletak pada sisi pasiva
yang terdiri dari utang lancar, utang jangka panjang dan modal sendiri pemegang saham.
3. Laporan Perubahan Ekuitas menunjukkan perubahan modal pemilik
selama periode tertentu. Modal akan naik jika dana yang diinvestaikan pemilik ke perusahaan tinggi dan keuangan perusahaan mengalami laba.
Modal akan turun jika pemilik mengambil kembali sebagian dana yang diinvestasikan ke perusahaan prive dan keuangan perusahaan
mengalami rugi. Akun prive merupakan pengurang modal pemilik. 4.
Laporan Laba di Tahan menunjukkan perubahan posisi laba ditahan perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan yang menggunakan
laporan ini adalah yang berbetuk perseroan terbatas PT. Akun dividen merupakan pengurang akun laba ditahan.
5. Laporan Arus Kas memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu serta melihat efek
14
kas dari kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Laporan ini melaporkan kenaikan atau penurunan bersih kas dan saldo akhir kas
pada periode tertentu. Banyak kegiatan yang tercermin dalam laporan arus kas yang menyebabkan perubahan posisi kas perusahaan. Laporan
arus kas memisahkan aktivitas menjadi tiga kategori Astuti, 2004: 25: a.
Aktivitas operasi yang mencakup kegiatan operasional perusahaan yang mengakibatkan perubahan kas dan menghasilkan laba bersih
b. Aktivitas investasi yang meliputi kegiatan investasi atau membeli
dan menjual aktiva tetap c.
Aktivitas pembiayaan yang mencakup kas yang diperoleh selama tahun berjalan dengan menerbitkan hutang jangka pendek, hutang
jangka panjang atau saham. 6.
Catatan atas laporan keuangan memuat mengenai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Revisi 2013, 1.21:
a. penyajian informasi mengenai dasar penyusunan laporan keungan
serta kebijakan akuntansi spesifik b.
pengungkapan informasi yang disyaratkan oleh SAK dan tidak disajikan pada bagian dalam laporan keuangan
c. informasi lain yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
namun informasi tersebut bersifat relevan. Setelah mendapatkan laporan keuangan perusahaan, kita dapat menjadikan
laporan tersebut sebagai bahan dasar evaluasi dengan menggunakan perhitungan rasio keuangan. Laporan keuangan dipilih sebagai dasar evaluasi
15
karena memberikan informasi mengenai profitabilitas, timing aliran kas yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan
Hanafi dan Halim, 2012: 67. Kemudian harapan tersebut selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Diharapkan dengan adanya hasil evaluasi
melalui analisis rasio keuangan dapat mempengaruhi nilai perusahaan menuju ke arah yang lebih baik.
Rasio keuangan dibagi ke dalam lima kategori yaitu Astuti, 2004: 31-39: 1.
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya yang jatuh
tempo dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terbagi menjadi tiga yaitu: a.
Current ratio, mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
b. Quick ratio, sama seperti current ratio namun persediaan tidak
diperhitungkan karena kurang likuid dibandingkan dengan kas, surat berharga dan piutang.
c. Cash ratio, mengukur kemampuan kas dan surat berharga yang
dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar. 2.
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Salah satu ukuran yang paling penting dalam
profitabilitas adalah laba bersih. Rasio profitabilitas terbagi menjadi empat yaitu:
a. Return on Assets, menunjukkan kemampuan perusahaan dengan
menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
16
laba setelah pajak. Semakin besar ROA berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan.
b. Return on Equity, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi ROE maka
semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.
c. Profit Margin Ratio, mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan yang telah dicapai perusahaan. Profit margin ratio dapat dibedakan menjadi
Sudana, 2011: 23: 1.
Net Profit Margin, mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan
perusahaan. Rasio ini mencerminkan efisiensi baik dari produksi, personalia, pemasaran dan keuangan perusahaan.
2. Operating Profit Margin, mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Rasio ini menunjukkan
efisiensi bagian produksi, personalia serta pemasaran dalam menghasilkan laba.
3. Gross Profit Margin, mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba kotor dengan penjualan yang
17
dilakukan perusahaan. Rasio ini menggambarkan efisiensi yang dicapai bagian produksi.
d. Basic Earning Power, mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba
sebelum bunga
dan pajak
dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini, maka semakin efektif dan efisien pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba
sebelum bunga dan pajak. 3.
Rasio solvabilitas mengukur berapa besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Rasio ini dapat diukur dengan tiga rasio,
yaitu: a.
Debt Ratio, mengukur persentase dana yang disediakan oleh pihak kreditur untuk membiayai aktiva perusahaan.
b. Times Interest Earned Ratio, mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi pembayaran bunga tahunan menggunakan laba sebelum bunga dan pajak.
c. Long-term Debt to Equity Ratio, mengukur besar kecilnya
penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan.
4. Rasio aktivitas mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola
aktivanya, yaitu mengukur kemampuan seluruh aktivanya dalam menghasilkan penjualan. Rasio aktivitas dapat diukur dengan cara
sebagai berikut Sudana, 2011: 21-22:
18
a. Inventory Turnover, mengukur perputaran persediaan dalam
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan. b.
Average Days in Inventory, mengukur berapa hari rata-rata dana terikat dalam persediaan.
c. Receivable Turnover, mengukur perputaran piutang dalam
menghasilkan penjualan. d.
Days Sales Outstanding, mengukur rata-rata waktu yang diperlukan untuk menerima kas dari penjualan.
e. Fixed Assets Turnover, mengukur efektivitas penggunaan aktiva
tetap dalam menghasilkan penjualan bagi perusahaan. f.
Total Assets Turnover, mengukur perputaran seluruh aktiva perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
5. Market value nilai pasar berkaitan dengan penilaian kinerja saham
perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal. Apabila rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas baik, maka rasio nilai
pasar akan menjadi tinggi dan harga saham akan setinggi yang diharapkan Astuti, 2004:38. Market value ratio memberikan kepada
manajemen perusahaan sebagai petunjuk mengenai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa
mendatang. Market value dapat dibedakan menjadi Sudana, 2011: 23- 24:
19
a. Price Earning Ratio, mengukur bagaimana investor menilai
prospek pertumbuhan perusahaan di masa mendatang dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor
untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan. b.
Dividen Yield, mengukur seberapa besar tingkat keuntungan berupa dividen yang mampu dihasilkan dari investasi pada saham.
c. Dividend Payout Ratio, mengukur berapa besar bagian laba bersih
setelah pajak yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham.
d. Market to Book Ratio, mengukur penilaian pasar keuangan
terhadap manajemen dan organisasi perusahaan sebagai going concern.
Dalam penelitian ini, penulis membatasi penggunaan rasio keuangan sehingga tidak keseluruhan digunakan. Rasio likuiditas menggunakan current
ratio, profitabilitas
menggunakan net
profit margin,
solvabilitas menggunakan debt ratio, aktivitas menggunakan total assets turnover.
Pemakai informasi akuntansi secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pemakai internal perusahaan dan pemakai eksternal. Pemakai
internal perusahaan adalah pihak manajemen yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan harian jangka pendek dan jangka panjang.
Pihak eksternal antara lain investor, kreditor, supplier, dan pemakai lainnya seperti analis keuangan, pialang saham, pemerintah dan praktisi ekonomi.
Pemakai eksternal biasanya menggunakan laporan keuangan sebagai bahan
20
dasar dalam menganalisis perusahaan, sedangkan pemakai internal dapat menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan serta informasi nonkeuangan lainnya yang relevan. Semakin banyak informasi akuntansi yang didapat oleh pemakai laporan keuangan,
maka mempermudah pemakai dalam menganalisis perusahaan.
E. Harga Saham