HLB Landasan Teori PENELAAHAN PUSTAKA

4. Inversi fase Inversi fase terjadi ketika emulsi dengan tipe MA berubah menjadi emulsi tipe AM atau sebaliknya. Hal ini merupakan kasus ketidakstabilan yang khusus pada emulsi yang terjadi karena faktor kondisi yang tidak terkendali seperti terjadinya perubahan kelarutan emulsifier yang digunakan oleh karena adanya interaksi dengan zat tambahan yang dipergunakan atau disebabkan oleh karena terjadinya perubahan suhu secara drastis Eccleston, 2007.

C. HLB

Hydrophile –lipophile balance HLB merupakan suatu ukuran untuk menunjukkan keseimbangan antara gugus hidrofil dan lipofil. Salah satu jenis surfaktan yang memiliki karakteristik spesifik yakni HLB adalah surfaktan non ionik. Berdasarkan hal tersebut, setiap zat memiliki nilai HLB yang menunjukkan polaritas zat tersebut. Kisaran lazimnya antara 1-20. Semakin tinggi nilai HLB, surfaktan semakin bersifat hidrofilik. Emulsi dengan potensi gugus hidrofilik lebih besar mempunyai viskositas yang lebih encer Mollet dan Grubermann, 2001. Terkadang ditemui suatu emulgator tunggal dapat menghasilkan tipe emulsi yang dikehendaki pada viskositas yang diinginkan. Namun sering dijumpai, terutama dalam emulsi tipe MA, emulsi yang stabil dapat dibuat dengan mudah menggunakan kombinasi surfaktan lipofilik dan surfaktan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hidrofilik. Kombinasi seperti ini menghasilkan antarmuka yang memiliki tegangan permukaan rendah dan viskositas yang cukup untuk mencegah creaming dan meningkatkan stabilitas Rieger, 1986. Konsentrasi surfaktan memainkan peranan penting dalam keseimbangan hidrofilik-lipofilik, akibatnya juga mempengaruhi kekuatan mengikat berbagai komposisi cairan yang ada dalam cairan emulsi. Adanya ketidakseimbangan hidrofilik-lipofilik akan menyebabkan butiran-butiran emulsi tidak terdispersi sempurna yang berakibat terganggunya stabilitas emulsi Ainurofiq, 2006. Tabel I. Aktivitas dan nilai HLB surfaktan Ansel, 2005 Aktifitas HLB Antibusa Pengemulsi AM Zat pembasah Pengemulsi MA Detergen Pelarut 1-3 3-6 7-9 8-18 13-15 15-20

D. Monografi Bahan

1. Cetyl alcohol

Gambar 3. Struktur kimia cetyl alcohol Rumus kimia cetyl alcohol Gambar 3 adalah C 16 H 34 O dengan berat molekul 242,44. Cetyl alcohol berbentuk granul seperti lilin berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa dengan titik lebur 45-52 C. Larut dalam eter dan etanol 95, praktis tidak larut dalam air Unvala, 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam sediaan kosmetik, cetyl alcohol berfungsi sebagai emolien. Aksi dermatologisnya adalah dengan mudah diabsorbsi oleh kulit, memberikan efek perlindungan pada kulit, tidak merupakan iritan primer dan bukan pemicu sensitivitas pada kulit Greenberg dan Lester, 1954. Fungsi lain dari cetyl alcohol adalah sebagai bahan penyalut, bahan pengemulsi dan bahan pengeras. Cetyl alcohol digunakan secara luas untuk kosmetik dan farmasi antara lain suppositoria dan sediaan padat pelepasan terkontrol, emulsi, losion, krim dan salep Unvala,2005. 2. Polysorbate 80 Gambar 4. Struktur kimia polysorbate 80 Polysorbate 80 Gambar 4 merupakan nama lain dari Tween 80. Polysorbate merupakan surfaktan hidrofilik non inonik yang mengandung 20 unit oksietilena dan dapat digunakan sebagai emulsifying agent pada tipe emulsi MA. Penggunaan tween 80 secara kombinasi sebagai emulsifying agent hidrofilik memiliki range konsentrasi sebesar 1-10 . Nama kimia untuk Tween 80 adalah polyoxyethylene 20 sorbitan monoleate dengan rumus kimia C 64 H1 24 O 26 . Tween 80 berbentuk cairan berminyak berwarna kuning dan memiliki nilai HLB 15 Rowe, Sheskey dan Quinn,2009. 3. VCO Virgin coconut oil VCO merupakan salah satu hasil olahan dari daging buah kelapa Cocos nucifera yang masih segar .VCO hanya dapat diperoleh dari pengolahan daging kelapa segar atau disebut non kopra. Penggunaan bahan-bahan kimia dan panas yang tinggi tidak digunakan pada pemurnian lebih lanjut seperti halnya minyak kelapa biasa. VCO mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang lebih tinggi 92 dari minyak nabati lainnya termasuk minyak kelapa biasa. Kandungan asam lemak jenuh tersebut didominasi oleh asam laurat 43 - 53 yang merupakan Medium Chain Fatty Acid MCFA yang tidak terdapat dalam sebagian besar minyak lain Shilhavy, 2005. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang yang mudah dimetabolisir dan bersifat antimikroba Sukartin dan Sitanggang, 2005. Menurut APCC 2004, VCO berbentuk cairan jernih bening, tidak berwarna, memiliki bau yang khas dan tidak mempunyai rasa. VCO juga memiliki kadar air dan asam lemak bebas yang rendah. 4. Aquadest Aquadest merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Nama lain aquadest adalah air suling. Aquadest dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Fungsi aquadest sebagai pelarut. Rumus kimia dari aquadest adalah H 2 O dengan berat molekul 18,02 Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979.

D. Landasan Teori

Losion merupakan suatu sistem emulsi yang dirancang untuk pemakaian eksternal. Losion merupakan salah satu sistem emulsi di mana kriteria penerimaan sediaan sangat tergantung sekali pada stabilitas, penampilan dan guna produk yang dibuat tersebut. Suatu sistem emulsi membutuhkan emulgator untuk meningkatkan stabilitasnya. Salah satu cara yang digunakan untuk membentuk suatu sistem yang lebih stabil yakni dengan mengkombinasikan emulgator. Hal ini disebabkan kombinasi emulgator dapat membentuk lapisan film yang kuat pada permukaan minyak-air Swarbrick , Rubino dan Rubino., 2000. Surfaktan non ionik merupakan salah satu jenis emulgator yang digunakan secara luas dalam produk farmasetik dan kosmetik. Surfaktan non ionik memiliki nilai HLB tertentu. Nilai HLB akan meningkat seiring dengan meningkatnya gugus hidrofil dalam molekul surfaktan. Emulsi dengan nilai HLB lebih tinggi memiliki potensi gugus hidrofilik lebih besar sehingga viskositasnya lebih encer. Oleh karena itu, nilai HLB dapat dihubungkan dengan berbagai sifat yang tergantung pada hidrofilisitas Salager, 2000. Konsentrasi surfaktan dapat mempengaruhi kesetimbangan hidrofilik- lipofilik, akibatnya mempengaruhi kekuatan ikatan berbagai komposisi cairan yang ada dalam emulsi. Adanya ketidakseimbangan hidrofilik-lipofilik akan menyebabkan butiran-butiran emulsi tidak terdispersi sempurna yang berakibat pada terganggunya stabilitas dari suatu sistem emulsi Ainurofiq, 2006.

E. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Formulasi Krim Extra Virgin Olive Oil (Minyak Zaitun Ekstra Murni) sebagai Anti-Aging

57 297 100

Optimization of the Making of Virgin Coconut Oil (VCO) with the Addition of Baker Yeast (Saccharomyces cerevisiae) and Fermentation Time with VCO Inducement

2 38 86

Optimasi Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Berdasarkan Faktor Temperatur Dan Lama Pemanasan Dengan Metode Permukaan Respon Pada Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri - USU

2 107 111

Uji Efek Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Berat Badan Dan Penurunan Kadar Gula Darah (KGD) Tikus Putih Diabetes yang Diinduksi Sterptozotocin (STZ)

3 47 85

Restrukturisasi Lemak Kakao Dengan Minyak Kelapa (Coconut Oil) Dan Dengan Minyak Kemiri (Candle Nut Oil) Melalui Reaksi Interesterifikasi Enzimatis

10 63 162

Pembuatan dan Evaluasi Secara In Vitro Emulsi Virgin Coconut Oil (VCO) menggunakan Emulgator Tween 80 dan Gom arab

7 63 96

PENGARUH PENGGUNAAN Virgin Coconut Oil (VCO) SEBAGAI Pengaruh Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) Sebagai Emolient Terhadap Sifat Fisik Dan Stabilitas Vitamin C Dalam Sabun Transparan.

0 2 11

PENGARUH PENGGUNAAN Virgin Coconut Oil (VCO) SEBAGAI EMOLIENT TERHADAP SIFAT FISIK Pengaruh Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) Sebagai Emolient Terhadap Sifat Fisik Dan Stabilitas Vitamin C Dalam Sabun Transparan.

0 2 12

Optimasi komposisi polysorbate 80 & cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial.

0 2 97

Optimasi komposisi polysorbate 80 & cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 95