Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dari optik geometri diketahui bahwa benda objek yang ditempatkan sejauh D 1 dari suatu lensa cembung atau cekung akan membentuk bayangan sejauh D 2 . Kaitan antara D 1 dan D 2 diberikan oleh persamaan f D D 1 1 1 2 1 = + 1.1 dengan f sebagai panjang fokus lensa. Persamaan 1.1 sangat dikenal luas dalam optik geometri khususnya untuk lensa tipis. Jika sistem optik tersusun atas dua atau lebih lensa dengan masing-masing lensa mempunyai ketebalan tertentu, maka penggunaan persamaan lensa tipis pada persamaan 1.1 kurang sesuai dan tidak praktis. Kurang sesuai karena persamaan 1.1 mengandaikan lensa tipis, sedangkan dalam eksperimen ketebalan lensa tidak seperti yang diasumsikan. Tidak praktis, karena penentuan posisi akhir bayangan suatu benda untuk sistem optik yang tersusun dari dua atau lebih lensa memerlukan perhitungan tahap demi tahap posisi bayangan yang dibentuk suatu lensa yang kemudian bayangan tersebut dianggap sebagai benda objek terhadap lensa berikutnya. Dengan demikian, kalau sistem optik tersusun atas 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI banyak lensa, maka perhitungan dengan menggunakan persamaan 1.1 menjadi tidak praktis dan sangat kompleks. Dengan alasan tersebut, fisikawan mengembangkan suatu metode yang dapat mempermudah perhitungan yang dikenal sebagai optik matriks. Optik matriks merupakan suatu metode yang menggunakan konsep-konsep matriks yang dipadukan dengan sifat-sifat fisis sistem optik dalam menyelesaikan masalah optik khususnya untuk optik sinar paraksial dengan optik matriks, suatu sistem optik diwakili oleh sebuah matriks berorde 2x2 yang merupakan perkalian dua buah matriks yaitu perkalian matriks translasi dan matriks refraksi. Karena matriks berorde 2x2, maka ada empat buah elemen matriks suatu sistem optik. Elemen-elemen matriks suatu sistem optik dapat dihitung secara teoretis jika besaran- besaran yang terkait dengan sistem optik diketahui. Untuk menguji kesesuaiaan hasil perhitungan teoretis dengan segala pendekatan dan metode yang digunakan dalam perumusannya sehingga menghasilkan suatu matriks, perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh data empiris yang dapat mendukung kebenaran pendekatan atau metode yang digunakan. Penentuan elemen matriks sistem optik secara teoretis dan eksperimen dan perbandingan telah dilaporkan oleh Damanik 1998. Dalam penelitian ini yang dilakukan adalah menentukan elemen matriks sistem optik menggunakan metode grafik. Alasan lainnya yang mendorong penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menunjukkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahwa elemen-elemen matriks suatu sistem optik dapat ditentukan diperoleh secara eksperimen dengan alat dan metode eksperimen yang sangat sederhana.

1.2. Perumusan Masalah