Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Cilacap, yaitu; SMA N 1 Kroya, SMK YPE Kroya dan SMK Tamtama Kroya. 3. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam pemelitian ini adalah purposive sampling. Teknik penarikan sampel terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti seperti jumlah sekolah dan karakteristik sekolah Sudjana, 2001:168.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Kecerdasan Emosional Dari beberapa pendapat, dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional yaitu kemampuan mengenali perasaan diri sendiri, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengolah emosi, kemampuan mengenali perasaan orang lain dan berhubungan dengan orang lain, serta menggunakan kemampuan itu untuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif dan meraih keberhasilan di tempat kerja. Lima komponen kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan dengan orang lain. Berikut disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional Dimensi Indikator Pertanyaan Mengenali emosi diri Mengelola emosi Memotivasi diri sendiri Mengenali emosi orang lain Membina hubungan dengan orang lain 1. mengenali emosi diri 2. mengetahui kelebihan diri 3. mengetahui keterbatasan diri 4. memiliki keyakinan akan kemampuan diri 1. mampu menahan emosi dan dorongan negatif 2. menjunjung norma kejujuran dan integritas 3. bertanggung jawab atas kinerja pribadi 4. luwes terhadap perubahan 5. terbuka terhadap ide-ide baru serta informasi baru 1. dorongan untuk menjadi lebih baik 2. mampu menyesuaikan dengan kelompok atau organisasi 3. kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan 4. kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan 1. memahami perasaan orang lain 2. tanggap akan kebutuhan orang lain 3. siap melayani 4. menciptakan kesempatan-kesempatan melalui pergaulan 5. membaca hubungan antara keadaan emosi den kekuatan hubungan suatu kelompok 1. kemampuan persuasif 2. terbuka mendengarkan orang lain dan memberi pesan yang jelas 3. kemampuan menyelesaikan tanggung jawab 4. memiliki semangat kepemimpinan 5. bersedia kolaborasi dan kooperasi dengan orang lain 6. kemampuan membangun tim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Skala pengukuran setiap butir pernyataan variabel kecerdasan emosional didasarkan pada skala Likert. Masing-masing butir pernyataan dinyatakan dalam lima skala sikap dan masing-masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: Skoring Pernyataan Variabel Kecerdasan Emosional Skor untuk pernyataan Keterangan Positif Negatif Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 2. Profesionalitas Guru Profesionalitas guru adalah kemampuan guru dalam menguasai kompetensi-kompetensi dasar keguruan dalam menjalankan profesinya. Adapun empat indikator kompetensi dasar keguruan yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Profesionalitas Guru Dimensi Indikator Pertanyaan Kompetensi Pedagogik Kompetensi Kepribadian 1. menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu 4. menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik 5. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik 6. memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki 7. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik 8. menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 9. memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran 10. melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 1. bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia 2. menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat 3. menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa 4. menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri 5. menjunjung tinggi kode etik profesi guru 3 1 4 2 7 9 6 8 5,17 25 18,30 15,16 10,11, 12,13, 14 27,29 32,35 26 Kompetensi Sosial Kompetensi Profesional 1. bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 3. beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. 4. berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 1. menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2. menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaranbidang pengembangan yang diampu. 3. mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. 4. mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. 28,34 21,22 31,33 19 23,24 37 36 38 20 Skala pengukuran setiap butir pernyataan variabel profesionalitas guru didasarkan pada skala Likert. Masing-masing butir pernyataan dinyatakan dalam lima skala sikap dan masing-masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: Skoring Pernyataan Profesionalitas Guru Skor untuk pernyataan Keterangan Positif Negatif Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 3. Lama Mengajar Yang dimaksud dengan lama mengajar dalam penelitian ini adalah masa dimana guru melaksanakan tugasnya pada suatu satuan pendidikan tertentu. Dalam penelitian ini lama mengajar guru dalam menjalani profesinya dihitung dalam satuan tahun atau bulan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

oAnalisis Itompetensi Ciuru SMK PUSTEI( Serpong

1 5 243

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PENGELOLAAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN PADANG LAWAS.

0 2 39

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH, KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROFESIONALISME GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI KECAMATAN MARDINGDING KABUPATEN KARO.

1 4 46

PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA NUR AZIZI TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 31

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA BANDUNG.

0 7 57

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta.

1 3 125

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control dan masa kerja : survei pada guru-guru sekolah menengah pertama negeri dan swasta di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

1 3 172

Pengaruh lama mengajar pada hubungan kecerdasan emosional dengan profesionalitas guru survei pada guru guru Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan negeri dan swasta di Kecamatan Kroy

0 0 119

PENGARUH DESENTRALISASI PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN.

0 0 187

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN DI KECAMATAN PRAMBANAN.

0 2 136