Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Profesi guru menuntut tugas dan tanggung jawab yang besar. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan inti dari proses pendidikan formal dan guru sebagai pemegang peran utama. Pendidikan di sekolah mengarahkan anak didik untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang kesemuanya menunjang perkembangan anak didik. Peranan guru adalah menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar tapi juga mendidik dan membimbing murid-muridnya. Guru berperan besar dalam meningkatkan mutu pendidikan dan menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan. Rendahnya kualitas guru akan membuat rendahnya pula kualitas pendidikan. Untuk itu seorang guru harus profesional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. Kemampuan profesional guru adalah kemampuan guru di bidang profesinya, kemampuan penampilannya sebagai guru atau kemampuan keguruan Rifai, 1982:163-164. Kemampuan profesional itu mencakup baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesionalnya sebagai seorang guru dalam hubungannya dengan pembinaan siswa. Mengingat pentingnya peranan guru dalam proses belajar mengajar, maka kualitas guru perlu ditingkatkan. Peningkatan kompetensi dan kualitas guru tidak terlepas dari proses seorang guru untuk dapat benar-benar menjadi guru yang profesional. Profesionalitas guru dalam kemampuan dan kecakapan mengajar dapat ditinjau dari pengalaman berapa lamanya guru mengajar dan pendidikan terakhir yang di tempuh sebelum menjabat sebagai guru selain ditunjang aspek-aspek lain yang mendukungnya. Peningkatan kualitas guru akan meningkatkan profesionalitas seorang guru. Peningkatan profesionalitas guru penting karena guru adalah orang yang akan mengembangkan suasana belajar agar siswa merasa bebas untuk mengkaji apa yang menarik menurutnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya, berperan dalam memberikan pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan kepada peserta didik, membimbing proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Profesionalitas guru juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pribadi. Faktor pribadi seperti kesehatan dan keadaan emosi akan mempengaruhi guru dalam melaksankan tugas dan kewajibannya. Saat guru mengajar kondisi kesehatan dan emosi tentu saja tidak bisa stabil tiap harinya. Ada saat di mana guru sedang mengalami suasana hati yang buruk yang disebabkan oleh masalah pribadinya. Guru harus mampu mengolah dan mengatur emosinya supaya bisa menyadari kondisi pribadinya sehingga tidak mengganggu proses belajar-mengajar. Kemampuan guru untuk mengolah dan mengatur emosi itu merupakan salah satu aspek dalam kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain Goleman, 2006:43-59. Bagi seorang guru, kecerdasan emosional akan membantu dalam menyikapi keadaan sekitar. Guru sering berhadapan dengan murid-muridnya dan tentu harus mengetahui perbedaan-perbedaan karakteristik murid-muridnya, guru juga harus mampu berhubungan baik dengan murid-muridnya. Hubungan yang bersahabat, simpatik dan hangat perlu diciptakan anatara guru dan murid sehingga proses belajar mengajar menjadi sesuatu yang menyenangkan. Guru juga perlu memotivasi anak untuk belajar supaya bisa menumbuhkan minat anak untuk belajar dan sekolah juga perlu mengembangkan kondisi fisik yang menyenangkan untuk belajar. Dengan demikian diduga semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional guru, maka semakin tinggi tingkat profesionalitas guru. Hubungan derajat tingkat kecerdasan emosional dengan profesionalitas guru diduga berbeda pada guru yang memiliki lama mengajar yang berbeda. Semakin lama guru mengajar, maka derajat hubungan kecerdasan emosional dengan profesionalitas guru akan semakin tinggi. Hal ini disebabkankan karena samakin lama guru mengajar pada umumnya guru memiliki kemampuan lebih dalam mengenali emosi diri, mengelola emosinya, memotivasi diri sendiri, terampil dalam mengenali emosi orang lain, dan pandai dalam membina hubungan dengan orang lain. Profesionalitas guru merupakan kemampuan guru dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal. Kecakapan dan keahlian yang dimiliki seorang guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI harus memiliki standar dan memerlukan pendidikan profesi agar pemakai jasanya puas dengan karyanya. Tinggi rendahnya profesionalitas guru diduga kuat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kecerdasan emosional guru tersebut. Seorang guru yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dituntut untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain, menanggapinya dengan tepat, dan menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji derajat pengaruh lama mengajar pada hubungan kecerdasan emosional dengan profesionalitas guru. Penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam judul “Pengaruh Lama Mengajar Pada Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Profesionalitas Guru”. Penelitian ini merupakan survei pada guru-guru di SMA dan SMK di Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap.

B. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

oAnalisis Itompetensi Ciuru SMK PUSTEI( Serpong

1 5 243

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PENGELOLAAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN PADANG LAWAS.

0 2 39

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH, KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROFESIONALISME GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI KECAMATAN MARDINGDING KABUPATEN KARO.

1 4 46

PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA NUR AZIZI TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 31

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA BANDUNG.

0 7 57

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta.

1 3 125

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control dan masa kerja : survei pada guru-guru sekolah menengah pertama negeri dan swasta di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

1 3 172

Pengaruh lama mengajar pada hubungan kecerdasan emosional dengan profesionalitas guru survei pada guru guru Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan negeri dan swasta di Kecamatan Kroy

0 0 119

PENGARUH DESENTRALISASI PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN.

0 0 187

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN DI KECAMATAN PRAMBANAN.

0 2 136