Pengertian Kualitas Layanan Dimensi Kualitas Layanan

16 relationship marketing dibanding dengan pada pemasaran transaksional Payne, 2000; 56.

2.2.4.2. Dimensi Relationship Marketing

Bruhn 2003 dalam Edwin, et al, 2007; 36 menyatakan bahwa pemasaran relasional atau relationship marketing berhubungan dengan bagaimana perusahaan dapat membangun keakraban dengan pelanggannya. Untuk membangun hubungan yang akrab, maka sebuah perusahaan harus memperhatikan beberapa hal yang merupakan indikator dari relationship marketing, antara lain: 1. Harmony, adalah adanya pemeliharaan hubungan yang terjalin dengan harmonis dengan saling memahami peran baik perusahaan maupun pelanggan. 2. Acceptance, adalah adanya hubungan saling menerima berdasar kejelasan dari maksud dan tindakan yang diambil masing-masing pihak. 3. Participation Simplicity, adalah kemudahan untuk dapat saling berhubungan dengan meniadakan batasan-batasan yang bersifat birokratis maupun administratif.

2.2.5. Kualitas Layanan

2.2.5.1. Pengertian Kualitas Layanan

Parasuraman, et. al, 2000: 44 : “Service quality is the customer perception’s of the superiority of the service”. Maksudnya kualitas layanan adalah 17 persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya pelanggan yang menilai kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau tidak. Kotler 1997: 476 bahwa salah satu cara untuk membedakan dengan badan usaha jasa yang lainnya adalah dengan memberikan kualitas layanan yang lebih tinggi dari pesaingnya secara terus menerus. Kinner, Bernhardt, dan Krentler 1995: 671 mengemukakan layanan sebagai berikut: “Service as an intangible activity that provides the user some degree of performance satisfaction but does not involve ownership and that, in most cases, cannot be stored or transported”. Layanan merupakan suatu aktivitas yang tidak berwujud dan yang memberikan suatu tingkat kepuasan bagi pemakai jasa tersebut tetapi tidak termasuk kepemilikan, dan tidak dapat disimpan atau dipindahkan. Dalam bersaing, badan usaha yang sejenis pada dasarnya seringkali terlihat sama dalam hal fasilitas ataupun jenis-jenis layanan yang diberikan kepada pelanggan, tetapi hal tersebut dipersepsikan berbeda oleh pelanggannya.

2.2.5.2. Dimensi Kualitas Layanan

Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna yang berbeda bagi setiap orang. Memahami dimensi mutu produk perusahaan merupakan langkah awal dalam mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan bisnis. Ada beberapa pakar pemasaran telah mengimbangkan dimensi kualitas jasa atau sering disebut sebagai faktor utama yang mempengaruhi atau menentukan kualitas jasa berdasarkan pengalaman dan penelitiannya terhadap baberapa perusahaan baik manufaktur maupun jasa. Pakar tersebut antara lain: 18 Edwin, et al, 2007; 36 mengemukakan lima indkator kualitas layanan yang terdiri dari: 1. Tangible yaitu penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik yang diberikan oleh pemberi jasa. a. Penataan dan kebersihan ruangan b. Tempat parkir yang disediakan luas dan aman 2. Reliability, yaitu ketrampilan dari karyawan untuk mewujudkan pelayanan yang dapat diandalkan dan dilaksanakan secara akurat dan tepat berlangsung secara kontinyu. a. Ketrampilan karyawan dalam memberikan pelayanan b. Ketepatan waktu memenuhi janji 3. Responsiveness, yaitu kecepattanggapan karyawan untuk membantu memecahkan masalah dan kesediaan karyawan dalam membantu memenuhi kebutuhan dan memberikan layanan yang cepat kepada konsumennya. a. Kecepattanggapan karyawan dalam membantu memecahkan masalah pelanggan b. Kesigapan dan kesediaan dalam membantu memenuhi kebutuhan pelanggan 4. Assurance, yaitu pengetahuan, keramahan, sopan santun serta kemampuan karyawan untuk menimbulkan rasa percaya dan keyakinan. a. Kesopanan dan keramahan karyawan b. Pengetahuan karyawan tentang menu yang disajikan 19 5. Emphaty, yaitu perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumennya secara individual. Indikatornya adalah sebagai berikut: a. Perhatian dan kepedulian perusahaan kepada pelanggan b. Sifat bersahabat karyawan pada waktu berkomunikasi dengan pelanggan

2.2.6. Loyalitas Pelanggan