Tanggal yang dipakai dalam laporan ini adalah tanggal saat auditor menyelesaikan bagian terpenting dari prosedur di lapangan Arens dan
Loebbecke, 2003:37.
2.2.3 Audit Delay
Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang dikur dari tanggal penutupan tahun buku hingga diterbitkannya
laporan audit Lawrence dan Bryan, 1998 dalam Jeane Deart Meity Prabandari dan Rustiana, 2007.
Menurut Sistya Rachmawati 2008 audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit atas laporan keuangan tahunan,
diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan
perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Penelitian Imam Subekti 2005 , perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan
mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan auditor.Perbedaan waktu ini dalam audit sering dinamai
dengan audit delay. Semakin panjang audit delay maka semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay 1. Ukuran Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki skala usaha yang berbeda satu sama lain. Perbedaan skala ini dapat dilihat dari berbagai segi. Secara umum
semakin besar perusahaan klien akan semakin beragam penggunaan laporan keuangan. Ukuran perusahaan ini dapat diukur melalui total
aktiva ataupun pendapatan Arens Loebbecke, 2003:227. Menurut Charles H Gibson 2001:176 “ Be aware of the differrent size of firms
under comparison. These differences can be seen by looking at relative sales, assets, or profit sizes”. Dalam Jogiyanto 2008:373 dikatakan
bahwa ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur proxy besarnya perusahaan. Sedangkan Gorge Foster 1986:111 menunjukkan bahwa
firm size: total assets, sales, or market capitalization. Berdasarkan pernyataan diatas bahwa disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan dapat dilihat dari berbagai segi diantaranya: total aktiva, penjualanpendapatan, ukuran laba profit, dan market capitalization.
Penelitian ini menggunakan wakil pengukur proxy untuk ukuran perusahaan adalah total aktiva assets. Aktiva adalah manfaat ekonomi
yang mungkin diperoleh dimasa depan atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu Kieso,
Weygandt dan Walfield, 2001:219. Aktiva adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan Werren, Reeve, dan Fess 2005:18.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan
semakin besar aktiva suatu perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut.
Ukuran perusahaan terkait merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi
oleh kompleksitas operasional, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan
dalam menyajikan laporan keuangan kepada pihak eksternal Sistya Rachmawati, 2008:3.
2. Ukuran KAP
Faktor auditor ukuran KAP yang mengaudit juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit. Dalam Arens dan
Loebbecke 2003:11 mengkategorikan empat ukuran kantor akuntan publik yaitu:
a. Kantor Akuntan Publik Internasional The Big Four b. Kantor akuntan publik nasional
c. Kantor akuntan publik lokal dan regional d. Kantor akuntan publik lokal kecil
Dalam penelitian ini variabel ukuran KAP dikategorikan kedalam dua kelompok yaitu KAP big four dan KAP non big four.
a. KAP The Big Four
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kantor akuntan The Big Four merupakanan kantor akuntan terbesar di dunia.
KAP The Big Four adalah suatu kelompok kantor akuntan internasional yang menangani bagian terbesar pekerjaan audit dari
perusahaan-perusahaan publik http:id.wiki.comwiki
The Big Four Auditor.
Kategori KAP Big Four sesuai urutan berdasarkan jumlah penghasilan dan sumber daya beserta mitranya di Indonesia adalah sebagai
berikut: 1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama denga KAP
Haryanto Sahari Rekan. 2. KAP DeloitteTauche Tohmatsu DTT, yang bekerja sama
dengan KAP Osman Bing Satrio.
3. KAP Ernest Young, yang bekerja sama dengan KAP Hanadi,
Surwoko Sandjaja dan KAP Prasrtio, Utomo dan Co.
4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Geordeler, yang bekerja
sama dengan KAP Sidharta-Sidharta dan Harsono Widjaja.
b. KAP Non The Big Four KAP Non The Big Four dapat dikatakan adalah KAP yang tidak
mempunyai hubungan kerja sama dengan KAP The Big Four, biasanya hanya melayani klien di dalam jangkaun wilayahnya. Di Indonesia KAP
ini dapat dikatakan KAP lokal dan regional, beberapa lainnya memiliki
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kantor cabang didaerah lain. Banyak diantaranya yang berafiliasi dengan organisasi KAP internasional untuk bertukar pandangan dan pengalaman
mengenai hal-hal seperti teknis informasi dan pendidikan lanjutan Arens dan Loebbecke, 2003:12.
3. Opini Auditor
Terdapat lima jenis pendapat auditor Boynton, Johnson dan Kell, 2002: 73-82, yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
Unqualified opinion yang
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus
kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan ini merupakan bentuk laporan audit yang paling umum
atau disebut laporan audit standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. 2.
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan kalimat penjelasan Unqualified with explanatory paragraph opinion yang menyatakan
bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, namun terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan
auditor menambahkan paragraf penjelas. 3.
Pendapat wajar dengan pengecualian Qualified opinion yang
menyatakan bahwa kecuali dampak dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan keuangan disajikan secara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut Arens dan Loebbecke 2003:41 pendapat wajar dengan pengecualian
dapat diberikan baik karena adanya pembatasan lingkup audit atau
tidak ditaatinya prinsip akuntansi yang berlaku umum. 4.
Pendapat tidak wajar adverse opinion yaitu menyatakan bahwa
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. 5.
Menolak memberikan pendapat disclaimer opinion yang
menyatakan bahwa auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat atas laporan
keuangan timbul karena adanya pembatasan ruang lingkup audit, hubungan yang tidak independen, antara klien dengan auditor
menurut kode etik professional, atau tidak ditaatinya prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
2.2.5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Audit Delay
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang sering digunakan dalam penelitian ini. Dalam beberapa penelitian, hasil yang diperoleh
berbeda-beda antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lain. Menurut SPAP SA Seksi 319 paragraf 41, sifat dan luasnya
prosedur audit yang dilaksanakan umumnya bervariasi antara satu entitas dengan entitas yang lain, serta dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
suatu entitas. Semakin besar dan kompleks suatu entitas, maka semakin luas prosedur audit yang dilakukan sehingga kemungkinan akan
memperpanjang audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Courtis 1976, Gilling 1977,
Ashton dan Elliot 1987 dalam imam 2005, menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang
besar terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva suatu perusahaan maka semakin pendek audit delay dan
sebaliknya. Hal ini mungkin terjadi karena sistem pengendalian internal
perusahaan berjalan dengan baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam menyusun laporan keuangan yang memudahkan auditor
dalam melakukan audit. Semakin baik sistem pengendalian intern maka semakin sedikit bukti audit yang harus dikumpulkan auditor sebagai dasar
pernyataan pendapat auditor. Menurut Dyer dan McHugh 1975 dalam Sistya Rachmawati 2008 manajemen perusahaan besar cenderung
diberikan intensif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan- perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk
mengumumkan laporan audit lebih awal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Namun arah penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati 2008 dan Dewi Lestari 2010 yaitu
positif yang menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva besar membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan laporan
auditnya, meskipun pengaruh yang dihasilkan signifikan antara ukuran perusahaan terhadap audit delay.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Rachmayanti 2011 menunjukkan arah penelitian yang sama dengan Sistya Rachmawati
2008 dan Dewi Lestari 2010 dimana perusahaan yang memiliki total aktiva besar membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaian laporan
auditnya dan pengaruh yang dihasilkan signifikan antara ukuran perusahaan terhadap audit delay.
Hasil penelitian Sistya Rachmawati 2008, Dewi Rachmayanti 2011, Sistya Rachmawati 2008 dan Dewi Lestari 2010 sesuai dengan
literatur yang ada. Berdasarkan Boynton dan Kell 2002:207, semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin besar pula jumlah bukti
audit yang diperlukan untuk memperoleh dasar yang memadai dalam menarik kesimpulan atau pendapat. Hal ini berkaitan dengan semakin
banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh agar mendapatkan keyakinan yang memadai
dalam menarik kesimpulan atau menyatakan pendapat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diduga ukuran perusahaan secara
signifikan berpengaruh terhadap audit delay.
2.2.6. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Audit Delay