PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA BERSIH TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.
PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA BERSIH
TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN
WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG GO PUBLIK DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh :
HENY MARTININGSIH 0513010281/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
(2)
SKRIPSI
PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA
BERSIH TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA
PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
yang diajukan :
HENY MARTININGSIH 0513010281/FE/EA
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi Tanggal : ………. NIP. 030 217 155
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030.194.437
(3)
SKRIPSI
PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA BERIH TERHADAP
LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL
TRADE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh : Heny Martiningsih 0513010281/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur Pada Tanggal 1 April 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi
Sekretaris
Drs. Ec. H. Tamadoy, MM Anggota
Drs.Ec. Eko Riadi, Maks
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran ” Jawa Timur
Dr.Dhani Ichsanudin Nur,MM NIP.030 202 389
(4)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Arus
Kas Operasi Dan Laba Besih Terhadap Likuiditas Saham Pada Perusahaan
Wholesale And Retail Trade Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia”, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Ibu.. Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.
(5)
5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Uneversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
6. Buat Pimpinan atau Karyawan Bursa Efek Indonesia, yang telah memberikan bantuan untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.
Surabaya, 09 Maret 2011
Penulis
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 12
1.3. Tujuan Penelitian... 12
1.4. Manfaat Penelitian... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 14
2.2. Landasan Teori... 24
2.2.1. Pasar Modal ... 24
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal ... 24
2.2.1.2. Jenis – Jenis Pasar Modal ... 25
2.2.1.3. Manfaat Pasar Modal... 27
2.2.2. Saham ... 29
2.2.2.1. Pengertian Saham... 29
(7)
2.2.3. Laporan Keuangan... 33
2.2.4. Tujuan Laporan Keuangan... 34
2.2.5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan... 35
2.2.6. Penyajian Laporan Keuangan ... 36
2.2.6.1. Neraca... 37
2.2.6.2. Laba Rugi... 38
2.2.6.3. Perubahan Modal... 39
2.2.6.4. Arus Kas... 40
2.2.7. Arus Kas Operasi ... 41
2.2.8. Laba Bersih... 43
2.2.9. Likuiditas Saham... 43
2.3. Kerangka Pikir ... 45
2.3.1. Deskripsi Yang Melandasi Hubungan Arus Kas Operasi Terhadap Likuiditas Saham... 45
2.3.2. Deskripsi Yang Melandasi Hubungan Laba Bersih Terhadap Likuiditas Saham... 46
2.4. Hipotesis ... 49
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 51
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 53
3.2.1. Populasi... 53
3.2.2. Sampel... 54
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 55
3.3.1. Jenis Data ... 55
(8)
3.3.2. Sumber Data... 56
3.3.3. Teknik Pengumpulan Data... 56
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 56
3.4.1. Uji Normalitas... 56
3.4.2. Uji Asumsi Klasik... 57
3.4.3. Teknik Analisis ... 60
3.4.4. Uji Hipotesis... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 63
4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia... 63
4.1.2. Perusahaan Sampel Penelitian ... 65
4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 72
4.2.1. Data Likuiditas Saham... 72
4.2.2. Data Arus Kas Operasi... 74
4.2.3. Data Laba Bersih... 75
4.3. Analisis Data... 77
4.3.1. Uji Normalitas dan Outlier... 77
4.3.2. Uji Asumsi Klasik... 79
4.3.3. Persamaan Regresi... 82
4.3.4. Uji Hipotesis... 83
4.3.4.1. Uji F ... 83
4.3.4.2. Uji t... 84
(9)
4.4.1. Implikasi ... 85 4.4.2. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan
Penelitian Terdahulu ... 90 4.4.3. Keterbatasan Penelitian... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... 93 5.2. Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu Dan Penelitian Sekarang ... 24
Tabel. 3.1 Rekapitulasi Data Arus Kas Operasi (X1), Laba Bersih (X2) Dan Likuiditas Saham (Y)... 15
Tabel. 3.2 Penentuan Nilai Durbin Watson... 59
Tabel. 4.1 Data Likuiditas Saham (Y) ... 73
Tabel. 4.2 Data Arus Kas Operasi (X2) ... 74
Tabel. 4.3 Data Laba Bersih (X3) ... 76
Tabel. 4.4 Hasil Uji Normmalitas Sebelum Uji Outlier ... 77
Tabel. 4.5 Hasil Uji Outlier... 78
Tabel. 4.6 Hasil Uji Normalitas Setelah Uji Outlier ... 79
Tabel. 4.7 Nilai VIF ... 80
Tabel. 4.8 Hasil Korelasi Rank Spearman… ... 81
Tabel. 4.9 Persamaan Regresi Linear Berganda… ... 82
Tabel. 4.10 Hasil Uji F... 83
Tabel. 4.11 Hasil Koefisien Determinasi ... 84
Tabel. 4.12 Hasil Uji t …... 84
Tabel. 4.13 Rangkuman Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu... 89
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 2.3. Diagram Kerangka Pikir... 49
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi Data Arus Kas Operasi, Laba Bersih Dan Likuiditas Saham Lampiran 2 Rekap Data Dalam SPSS.sav
Lampiran 3 Output Uji Normalitas Dan Outlier Lampiran 4 Input Data Regresi
Lampiran 5 Output Uji Regresi Linier Berganda Lampiran 6 Tabel Durbin Watson
(13)
x
PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA BERSIH
TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN
WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG GO PUBLIK DI
BURSA EFEKINDONESIA
Oleh :
HENY MARTININGSIH
Abstra
Persaingan yang semakin ketat di dunia bisnis,menuntut setiap manajemen perusahaan untuk dapat membuat inovasi – inovasi atau strategi – strategi yang baru agar perusahaan tetap bisa bertahan dalam kondisi tersebut. Dalam setiap aktivitasnya tersebut perusahaan membutuhkan dana, yang salah satunya bisa diperoleh dari masyarakat luas yaitu dengan melakukan penjualan saham perusahaannya. Dalam hal ini tingkat likuiditas saham perusahaan sangatlah penting. Likuiditas saham merupakan ukuran mudah atau tidaknya suatu saham tersebut diperdagangkan. Semakin mudah saham tersebut diperdagangkan maka semakin mudah perusahaan memperoleh dana untuk kegiatan usahanya. Begitu banyak manfaat yang diperoleh perusahaan apabila saham perusahaan tersebut likuid. Dalam mengambil keputusan untuk menanamkan dananya pada sebuah perusahaan, investor biasanya melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal. Dalam hal ini, peneliti menguji dan membuktikan beberapa pengaruh fundamental perusahaan seperti arus kas operasi dan laba bersih terhadap likuiditas saham pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian ini adalah 7 perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling di dapat sampel sebanyak 35 data aarus kas operasi, laba bersih dan likuiditas perusahaan tersebut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan sesuai untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi dan laba bersih terhadap likuiditas saham. Seccara parsial dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh terhadap likuiditas saham adalah laba bersih, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh paling dominan terhadap likuiditas saham tidak teruji kebenarannya
Keyword : Likuiditas Saham, Arus Kas Operasi dan Laba Bersih.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ekonomi dunia terguncang akibat krisis ekonomi global yang berawal dari adanya kredit macet sektor properti yang ada di Amerika Serikat. Kondisi tersebut menghantam dunia perbankan AS yang berdampak pada ambruknya pasar modal AS dengan anjloknya indeks saham di New
York Stock Exchange (NYSE). Hal tersebut juga berdampak pada
Negara – Negara di dunia. Bursa saham di kawasan Asia seperti Jepang, Hongkong, China, Australia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan drastis 7 sampai 10 persen. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, Para investor di Bursa Wall Street mengalami kerugian besar (Dio Suryanata, 2008).
(Dio Suryanata, 2008) Krisis tersebut tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga berdampak pada sektor finansial. Bahkan angka kerugian di sektor finansial dilaporkan lebih besar dari kerugian di sektor manufaktur. Di Amerika Serikat, krisis global telah mendorong sektor finansial merugi dengan hilangnya aset mereka hingga 50 trilliun dollar AS. Keadaan Indonesia tidak jauh beda dengan Amerika, dimana krisis global telah menggerus laba BUMN dan menyebabkan konglomerat Indonesia kehilangan sekitar 60 persen kekayaannya. Krisis ekonomi global sangat berdampak pada masyarakat khususnya tenaga kerja. Puluhan ribu karyawan yang ada di
(15)
dunia ini mengalami PHK massal. Hal tersebut diakibatkan karena perusahaan tempat mereka bekerja tidak bisa mempertahankan eksistensinya.
(Dio Sunaryata, 2008) Indonesia tidak bisa lepas dari dampak krisis global, pertanda buruk terlihat dari IDX (Indonesia Stock Exchange), IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) terjun bebas dari posisi digdaya sekitar 2800-an hingga sekarang yang masih berkutat antara 1100 sampai 1300-an. Bahkan makin memburuknya bursa saham di seluruh dunia belakangan ini, bisa jadi membuat IHSG kita turun dibawah 1000. Hal ini akan berpengaruh terhadap keputusan calon investor yang akan menanamkan dananya pada pasar modal. Investor akan ragu apakah dia dapat memperoleh pengembalian atas dana yang sudah di investasikannya sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini nantinya juga akan terkait dengan fungsi laporan keuangan yakni sebagai sumber informasi bagi para calon investor dalam mengambil keputusan investasi. Seberapa besar pengaruh laporan keuangan memberikan kepercayaan kepada calon investor agar para calon investor bersedia untuk menanamkan dananya pada sebuah perusahaan di bursa efek akan terlihat dari keputusan yang diambil oleh calon investor setelah melihat laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut calon investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh investor atas sejumlah dana yang telah digunakannya.
Krisis ekonomi global juga berdampak besar pada tenaga kerja di Indonesia (Dewa, 2008: 9). Badan pusat statistik menyampaikan prediksi munculnya gelombang PHK sebanyak tiga juta orang hingga pertengahan 2009 akibat turunnya permintaan pasar ekspor. Meskipun pengaruh yang
(16)
dirasakan bangsa Indonesia tidak sebesar Negara – Negara lain, namun pengaruhnya bisa dirasakan langsung oleh pengusaha – pengusaha yang melakukan ekspor produknya keluar negeri. Hal itu ditandai dengan menurunnya permintaan terhadap produk – produk yang dihasilkan.
Setiap menjalankan aktivitasnya perusahaan selalu membutuhkan dana, baik untuk kegiatan operasional maupun perluasan usaha. Besanya dana yang dibutuhkan oleh perusahaan tergantung pada besar kecilnya ukuran perusahaan. Perusahaan yang besar biasanya cenderung memerlukan dana yang besar untuk menjalankan setiap aktivitas yang sudah direncanakan. Dan sebaliknya, perusahaan yang kecil cenderung memerlukan dana yang kecil karena dana yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitasnya juga kecil. Dana tersebut dapat diperoleh dari modal pemilik dan kreditor. Perusahaan yang besar biasanya tidak cukup jika harus mengandalkan modal dari modal pemilik dan modal dari kreditor. Untuk mengatasi hal itu perusahaan dapat menarik dana dari masyarakat yaitu melalui pengedaran saham. Saham yang diedarkan perusahaan diperdagangkan di bursa efek atau pasar modal.
Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin,2001:13). Pasar modal mempunyai peranan penting bagi banyak pihak, khususnya bagi badan usaha dan investor. Bagi badan usaha yang melakukan penjualan saham di bursa efek akan mendapatkan dana yang langsung bisa digunakan untuk kepentingan
(17)
perusahaannya. Dan bagi investor, adanya pasar modal akan memberikan banyak pilihan pada entitas mana modalnya akan ditanamkan.
Dalam pasar modal, investor memainkan peranan sentralnya yaitu dengan membeli dan menjual saham atau surat – surat berharga (efek) lainnya melalui perusahaan – perusahaan efek yang terdaftar resmi di bursa efek. Kegiatan pasar modal tidak akan terlepas dari tersedianya berbagai macam informasi tentang emiten. Informasi bagi para pelaku di lantai bursa tersebut akan mempengaruhi berbagai macam keputusan yang akan di ambil dan akan berakibat pada perubahan flukturasi baik harga maupun kuantitas saham yang diperdagangkan (Damayanti : 2003).
Perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham di pasar modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor. Dalam menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar modal, biasanya ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi (Arif Budiarto : 1999). Salah satu informasi yang tersedia di publik adalah laporan keuangan tahunan perusahaan emiten yang telah di audit, yang komponennya meliputi : (1) neraca, (2) laba rugi, (3) perubahan ekuitas, (4) arus kas, (5) catatan atas laporan keuangan.
Dalam hal ini khususnya informasi mengenai arus kas merupakan salah satu informasi yang dapat dipakai sebagai pengambilan keputusan investasi. Bagi para investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Komponen laporan keuangan merupakan informasi penting yang tersedia dan di publikasikan di bursa efek. Informasi yang dibutuhkan oleh
(18)
investor tersedia dan harga sekuritas berubah secara penuh, karena adanya informasi yang di berikan melalui publikasi laporan keuangan di bursa efek (Lena Tan Chooi Yen : 1999). Informasi tentang arus kas sebuah perusahaan bermanfaat bagi para investor sebagai landasan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut (Simamora, 2002: 179).
Simamora (2002 : 180) Laporan arus kas memuat informasi yang lebih rinci tentang bagaimana aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik berubah
akibat penerimaan kas dan pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas – aktivitas operasi perusahaan. Laporan arus kas bermanfaat secara
internal bagi manajemen dan secara external bagi para pemodal dan kreditor. Selain itu, laporan arus kas dapat memasok informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan ( termasuk likuiditas dan solvabilitas ), dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang bisnis (Simamora, 2000 : 488). Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal, dimana trasaksi ini tercermin melalui perubahan harga saham dan volume perdagangan saham.
Selain informasi tentang arus kas yang dibutuhkan pihak investor dalam menanamkan modalnya, laba merupakan salah satu parameter kinerja suatu perusahaan yang mempunyai peranan penting dalam investasi yaitu untuk mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka
(19)
panjang. Informasi laba merupakan informasi yang dibutuhkan investor di pasar modal, namun informasi akuntansi tersebut bukan merupakan informasi yang bersifat absolut dalam pengambilan keputusan bagi para pemodal. (G. Foster : 1986). Laba yang diraup oleh perusahaan merupakan tolak ukur yang di pakai oleh investor untuk mengevaluasi prospek perusahaan di masa yang akan datang. Laporan laba rugi ini melaporkan profitabilitas organisasi bisnis selama periode waktu tertentu (Simamora, 2000: 22).
Profitabilitas acapkali dipakai sebagai tes akhir efektivitas operasi manajemen. Pemegang saham menaruh minat pada profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mempengaruhi harga pasar saham dan kemampuan perusahaan untuk membagi deviden (Simamora,2000: 37).
Likuiditas saham merupakan ukuran mudah atau sukarnya suatu saham diperdagangkan (Mahmud,1996: 59). Seorang investor sebelum menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan hendaknya mengamati terlebih dahulu kondisi perusahaan tersebut. Kondisi sebuah perusahaan dapat tercermin dari laporan keuangan yang telah disajikannya. Pengamatan terhadap laporan keuangan tersebut merupakan salah satu cara bagi investor untuk mengambil keputusan investasinya.
Apabila dari pengamatan terhadap laporan keuangan tersebut terlihat bahwa kondisi perusahaan sedang baik, maka tidak menutup kemungkinan bahwa permintaan pasar terhadap saham tersebut meningkat. Dengan meningkatnya permintaan saham sebuah perusahaan akan mendorong peningkatan harga pasar tersebut. Harga saham yang semakin tinggi akan menarik perhatian investor, investor akan berfikir bahwa perusahaan tersebut
(20)
baik. Dengan investor berfikir bahwa perusahaan tersebut baik, maka tidak menutup kemungkina investor tersebut akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dari uraian diatas terlihat bahwa ada kaitan antara laporan keuangan dengan likuiditas saham suatu perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya terdapat usaha untuk mengaitkan pengaruh komponen laporan keuangan dengan volume perdagangan saham, seperti yang pernah dilakukan oleh Ambar Sudibyo (1998) yang mencoba mengaitkan publikasi arus kas terhadap volume perdagangan saham. Dalam penelitian tersebut dilakukan untuk melihat pengaruh publikasi – publikasi laporan arus kas terhadap volume perdagangan saham. Fitri Nuraini (2001) dalam penelitian Fitri mencoba mengaitkan komponen arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham. Dan uji yang digunakan berbeda yaitu menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian yang hampir sama juga pernah dilakukan oleh George Foster (1986). Akan tetapi, dalam penelitian G. Foster mencoba mengaitkan arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham. Dalam penelitian tersebut dilakukan untuk melihat pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham disekitar tanggal pengumuman.
Penelitian sekarang ini mencoba mengaitkan arus kas operasi dan laba bersih terhadap likuiditas saham pada perusahaan wholesale and retail
trade.Wholesale (Wahjoedi, 2008: 4) merupakan segala aktivitas marketing
yang menggerakkan barang – barang dari produsen ke pedagang eceran atau lembaga – lembaga marketing lainnya. Retail trade (Wahjoedi, 2008: 9)
(21)
merupakan kegiatan menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir. Seperti diketahui akhir – akhir ini banyak bermunculan perusahaan jenis wholesale and retail trade, seperti: Sogo, Matahari, Hypermart, Alfa dan lain – lain. Banyak bermunculnya perusahaan – perusahaan tersebut membawa dampak sosial di masyarakat, diantaranya: masyarakat khususnya konsumen lebih selektif memilih tempat berbelanja, tingkat loyalitas konsumen rendah, sensitif terhadap harga dan selalu mencari kepuasan yang superior. Bagi pedagang – pedagang yang berada pada pasar tradisional, hal ini terkadang merugikan karena jarak yang terlalu berdekatan antara pasar modern dan pasar tradisional. Mereka dituntut untuk bersaing dengan pasar modern yang mengedepankan kualitas, kebersihan, kerapian, keramahan para pegawai – pegawainya dan tentunya reputasi baik yang dimilikinya.
Munculnya perusahaan – perusahaan tersebut menimbulkan fenomena tersendiri pada masyarakat, diantaranya: konsumen memiliki banyak pilihan tempat belanja, loyalitas konsumen mudah berubah dan konsumen lebih
menyenangi pasar modern. Hal ini dimanfaatkan oleh perusahaan – perusahaan untuk memberikan potongan harga secara
besar – besaran pada setiap event tahunan, seperti Surabaya Shoping Festival, Surabaya Hot Sale dan lain – lain. Bahkan dalam event – event tersebut ada pemberian potongan harga yang sangat besar saat tengah malam dengan batas waktu tertentu. Tetapi ini justru yang ditunggu – tunggu para konsumen dan mereka rela mengantri lama bahkan berdesak – desakan untuk mendapatkan barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang lebih murah. Fenomena ini menunjukkan bahwa minat masyarakat akan berbelanja ditempat modern
(22)
sangat tinggi dan ini bahkan menjadi gaya hidup bagi sebagian kalangan (Jawa Pos, “Komunikasi Bisnis” 14 Mei 2010)
Tetapi terlepas dari semua itu, munculnya perusahaan – perusahaan jenis wholesale and retail trade di tanah air ini umumnya bisa diterima masyarakat Indonesia dan mungkin bisa menjadi peluang investasi yang menjanjikan dikemudian hari.
Budiarto dalam (Rohman, 2001: 71), bahwa dalam menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar modal, biasanya ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Salah satu informasi yang tersedia di publik adalah informasi laporan keuangan tahunan perusahaan emiten yang telah di audit.
Laporan keuangan (termasuk arus kas operasi dan laba bersih) merupakan salah satu sumber informasi yang membantu investor untuk mengetahui nilai sebuah perusahaan. Harga saham perusahaan akan mempengaruhi keputusan investor dalam hal pengambilan keputusan untuk melakukan perdagangan saham atau tidak. Keputusan investor tersebut, selanjutnya akan berpengaruh terhadap tingkat likuiditas saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi tingkat likuiditas saham perusahaan tersebut dan sebaliknya (Moeljadi, 2006: 12)
Fenomena ini dapat dilihat dari meningkatnya likuiditas saham pada beberapa perusahaan wholesale and retail trade yang aktif melakukan kegiatan saham di BEI dimana pada setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa minat investor
(23)
terhadap beberapa saham perusahaan wholesale and retail trade sangat tinggi. Keadaan ini dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut diperhitungkan bagi para investor sebagai investasi penanaman modal saham ( www.idx.co.id).
Beberapa perusahaan wholesale and retail trade yang aktif melakukan kegiatan saham di BEI diantaranya PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk yang rata – rata mengalami peningkatan sebesar 6,08% per tahun, PT. Alfa Retalindo Tbk yang rata – rata mengalami peningkatan sebesar 8,19% per tahun, PT. Enseval Putera Megatranding Tbk yang rata – rata mengalami peningkatan sebesar 8,94% per tahun, PT. Matahari Putra Prima Tbk yang rata – rata mengalami peningkatan sebesar 2,26% per tahun, PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk yang rata – rata mengalami peningkatan sebesar 4,17% per tahun, PT. Millenium Pharmacon International Tbk yang rata – rata mengalami peningkatan sebesar 2,71% per tahun, PT. Tigaraksa Satria Tbk yang rata – rata mengalami peningkatan sebesar 0,51% per tahun.
Likuiditas saham perusahaan per tahunnya terkadang mengalami peningkatan yang berfluktuatif, hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh perilaku investor dalam mengambil keputusan melakukan perdagangan saham yang tidak mendasarkan keputusannya pada laporan arus kas operasi dan laba bersih semata. Kemungkinan ada faktor – faktor lain yang dijadikan dasar investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan perdagangan saham.
(24)
Terkadang kondisi ekonomi dan politik juga dijadikan dasar investor dalam mengambil keputusan investasi. Dari laporan keuangan calon investor dapat mengetahui bagaimana kondisi perusahaan. Beberapa laporan keungan yang penting bagi calon investor diantaranya adalah laporan laba rugi dan laporan arus kas aktivitas operasi. Dari laporan laba rugi calon investor dapat memperoleh gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam memberikan pengambalian atas investasi yang dilakukan oleh investor atas sejumlah dana yang sudah digunakan (Suwardjono,2005: 459). Sedangkan laporan arus kas operasi memberikan informasi pada calon investor mengenai apakah dari kegiatan bisnisnya perusahaan dapat mengucurkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar (Simamora,2002: 182).
Berdasarkan fenomena tersebut, bagaimana pengaruh dari laporan keuangan khususnya laporan laba rugi dan arus kas operasi yang dipublikasikan perusahaan terhadap likuiditas saham perusahaan. Dalam kaitannya dengan penggunaan informasi keuangan yaitu arus kas operasi dan laba bersih yang tepat dalam rangka investasi yang menguntungkan dalam pasar modal. Dikaitkan dengan penelitian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk meneliti
(25)
“ PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA BERSIH TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN
WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG GO PUBLIK DI BURSA
EFEK INDNESIA”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu “Apakah arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap likuiditas saham?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apakah arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap likuiditas saham pada perusahaan wholesale and retail trade yang go publik di bursa efek indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Perusahaan
a. Diharapkan bermanfaat dalam menentukan kebijakan – kebijakan yang berkaitan dengan usaha untuk memajukan perusahaan.
(26)
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan ide kepada perusahaan ( manager ) yang mungkin bisa digunakan sebagai dasar koreksi untuk perbaikan sehubungan dengan semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan khususnya yang listing di pasar modal.
2. Universitas
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh mahasiswa universitas pembangunan nasional “ veteran “ Jawa Timur untuk penelitian lebih lanjut.
b. Dapat memperkaya dan menambah khasanah perpustakaan di bidang akuntansi sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian serupa serta sedikit tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya.
3. Mahasiswa
a. Dapat memberikan wawasan tambahan mengenai pengaruh arus kas operasi dan laba bersih terhadap likuiditas saham.
4. Calon Investor
a. Dapat dijadikan sebagai tambahan sumber informasi dalam pengambilan keputusan dalam hal penanaman modal.
(27)
14
Tabel 1.1. : Rekapitulasi Data Arus Kas Operasi, Laba Bersih dan Likuiditas Saham
No Perusahaan Tahun Arus Kas Operasi
Laba Bersih
Likuiditas Saham
2005 -Rp 5.170.739.000 Rp 754.462.000 1,09992 2006 Rp 15.571.235.000 Rp 81.244.000 0,17016 2007 -Rp 7.099.272.000 Rp 950.039.000 0,14454 2008 Rp 262.693.809 Rp 1.337.482.224 0,77874
1. PT. AKBAR INDO MAKMUR
STIMEC Tbk
2009 -Rp 183.347.612 Rp 654.525.005 0,77867 2005 Rp 86.315.393.000 Rp 9.943.173.000 0,01029 2006 Rp 60.381.244.000 Rp 39.074.038.000 0,82948 2007 Rp 64.345.127.000 Rp 4.176.068.000 0,04251 2008 -Rp 46.235.000.000 Rp 16.449.000.000 0,07759
2. PT. ALFA
RETAILINDO Tbk
2009 -Rp 75.972.000.000 -Rp 91.417.000.000 0,02024 2005 Rp 154.382.792.000 Rp 203.304.436.000 0,16935 2006 Rp 206.717.379.000 Rp 209.164.025.000 0,34492 2007 Rp 4.890.036.000 Rp 231.650.056.000 0,31983 2008 Rp 254.756.415.763 Rp 266.894.823.775 1,06391
3. PT. ENSEVAL PUTERA
MEGATRADING Tbk
2009 Rp 329.067.612.860 Rp 71.149.278.969 0,37166 2005 Rp 385.370.000.000 Rp 222.663.000.000 0,33924 2006 Rp 504.895.000.000 Rp 160.496.000.000 0,27163 2007 Rp 1.267.586.000.000 Rp 180.191.000.000 0,49830 2008 Rp 741.116.000.000 Rp 10.497.000.000 0,16958
4. PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk
2009 Rp300.305.000.000 Rp 1.229.946.000.000 0,19451 2005 Rp 70.069.000.000 Rp 302.352.000.000 1,17998 2006 Rp 642.443.000.000 Rp 312.552.000.000 1,59745 2007 Rp 537.619.000.000 Rp 366.809.000.000 1,34898 2008 Rp 588.913.000.000 Rp 429.747.000.000 0,85216
5. PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk
2009 Rp 334.763.000.000 Rp 484.494.000.000 0,42547 2005 Rp 1.360.085.000 Rp 7.028.075.000 0,11068 2006 Rp 802.617.000 Rp 8.421.108.000 0,01029 2007 Rp 4.572.600.000 Rp 9.608.714.000 0,28205 2008 Rp 2.812.529.000 Rp 3.870.554.000 0,04573
6.
PT. MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk
2009 Rp 6.292.406.000 Rp 4.657.784.000 0,18085 2005 -Rp 80.984.982.000 Rp 19.546.892.017 0,02358 2006 -Rp 61.130.667.000 Rp 26.454.703.000 0,00266 2007 -Rp 93.591.599.000 Rp 47.190.705.000 0,00052 2008 -Rp 4.960.054.760 -Rp 41.667.634.100 0,02291 7. PT. TIGARAKSA
SATRIA
2009 Rp 153.590.189.654 -Rp 3.409.870.028 0,07545
(28)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan penelitin ini, telah dilakukan oleh
1. George Foster (1986) a. Judul
“ Pengaruh arus kas operasi dan lada akuntansi terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham emiten di bursa efek Jakarta. “
b. Perumusan Masalah
1.Apakah terdapat pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham pada lima hari sebelum dan sesudah pengumuman ?
2.Apakah terdapat perbedaan rata – rata tingkat keuntungan dan likuiditas saham pada lima hari sebelum dan sesudah pengumuman ?
c. Hipotesis
1. Arus kas operasi dan laba akuntansi berpengaruh terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham.
2. Rata – rata tingkat keuntungan tidak normal saham lima hari sebelum pengumumun dan setelah tanggal pengumuman arus kas dan laba akuntansi berbeda secara signifikan.
(29)
3. Rata – rata likuiditas saham lima hari sebelum tanggal pengumuman dan lima hari setelah tanggal pengumumun arus kas operasi dan laba akuntansi berbeda secara signifikan.
d. Kesimpulan
1. Pengumuman arus kas operasi dan laba akuntansi kurang berpengaruh terhadap tingkat keuntungan saham dan likuiditas saham. Namun bila dilihat lebih jauh, pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap tingkat keuntungan saham lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap likuiditas saham. Artinya emiten yang melaporkan arus kas operasi dan laba akuntansi yang lebih baik, ada kecenderungan naiknya tingkat keuntungan naiknya saham dari emiten yang bersangkutan. Selanjutnya, pengaruh arus kas operasi terhadap tingkat keuntungan saham, lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh laba akuntansi terhadap tingkat keuntungan saham. Sebaliknya, pengaruh arus kas operasi terhadap likuiditas saham, lebih kecil bila dibandingkan dengan pengaruh laba akuntansi terhadap tingkat keuntungan saham. Hasil uji korelasi positif yang tinggi antara arus kas operasi dan laba akuntansi, sementara terdapat korelasi negatif antara tingkat keuntungan saham dan likuiditas. 2. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa rata – rata keuntungan
tidak normal (CAAR) sebelum tanggal pengumuman arus kas operasi dan laba akuntansi untuk laporan keuangan periode 1995 dan 68 emiten sampel, labih besar bila dibandingkan dengan CAAR setelah tanggal pengumuman, dan hasil uji menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama periode pengamatan, para investor di BEJ belum menggunakan publikasi arus
(30)
kas operasi dan laba akuntansi untuk laporan keuangan peride akuntansi 1995 dari 68 emiten sampel untuk analisis fundamental. Hal ini bisa juga menunjukkan bahwa investor di BEJ masih berorientasi jangka pendek dalam inventasi di bursa efek.
3. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa rata – rata likuiditas saham (XTVA) sebelum tanggal arus kas operasi dan laba akuntansi untuk laporan keuangan periode akuntansi 1995 dari 68 emiten sampel, lebih kecil bila di bandingkan dengan (XTVA) setelah tanggal pengumuman, namun karena perbedaannya sangat kecil sekali sehingga hasil uji menunjukkan tidak signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat interprestasi yang berbeda – beda terhadap laporan keuangan khususnya arus kas operasi dan laba akuntansi. Bagi yang menanggapi secara positif, mereka akan melakukan transaksi pembelian saham emiten yang bersangkutan. Sebaliknya yang menanggapi secara negatif akan melakukan aksi jual. Hal ini akan mengakibatkan kenaikan transaksi (volume perdagangan) saham di bursa saham.
2. Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998)
a. Judul
”Kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas perusahaan go publik di Indonesia”.
b. Perumusan Masalah
1. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam memprediksi laba dimasa mendatang ?
(31)
2. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam memprediksi arus kas di masa mendatang ?
Apakah laba memberikan kemampuan prediksi incremental terhadap arus kas dimasa mendatang ?
c. Hipotesis
1. Prediktor lebih baik dalam memprediksi laba dimasa mendatang dibanding dengan prediktor arus kas dalam memprediksi laba tersebut.
2. Prediktor laba lebih baik dalam memprediksi arus kas dimasa mendatang dibanding dengan prediktor dalam memprediksi arus kas dimasa mendatang.
3. Laba memberikan kemampuan prediksi increnental terhadap arus kas.
d. Kesimpulan :
Dengan menggunakan regresi yang berbeda, maka hubungan kemampuan laba dengan arus kas terhadap prediksi dan keuntungan investasi (laba dan arus kas) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam menguji kemampuan prediktor arus kas dalam memprediksi
laba satu tahun kedepan menunjukkan bahwa kedua prediktor tersebut adalah signifikan sebagai alat pengaruh. Melalui koefisien regresi ditunjukkan bahwa prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding prediktor arus kas.
2. Dalam menguji kemempuan prediktor laba dibandingkan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas menunjukkan bahwa kedua
(32)
prediktor adalah signifikan sebagai alat pengubah. Pengamatan atas koefisien regresi juga prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding prediktor arus kas.
3. Pengujian kemampuan prediksi incremental laba terhadap arus kas menunjukkan bahwa koefisien korelasi diketahui prediktor laba lebih besar korelasinya dibanding prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas.
3. Ambar Woro Hastuti (1998)
a. Judul:
“Pengaruh publikasi – publikasi laporan arus kas terhadap volume perdagangan saham perusahaan di BEJ”.
b. Perumusan Masalah
1.Apakah publikasi laporan keuangan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham ?
2.Apakah publikasi laporan arus kas berpengaruh terhadap volume perdagangan saham ?
c. Hipotesis
1. Rata – rata volume perdagangan saham pada periode publikasi laporan keuangan berbeda signifikan dengan rata - rata volume perdagangan di luar periode publikasi.
(33)
2. Rata – rata volume perdagangan saham pada periode publikasi 2 tahun setelah publikasi laporan arus kas berbeda signifikan dengan 2 tahun sebelum publikasi laporan arus kas.
d. Kesimpulan
1. Untuk hipotesis 1, rata – rata volume perdagangan saham pada periode publikasi berbeda signifikan dengan rata – rata volume perdangan di luar periode publikasi laporan keuangan.
2. Untuk hipotesis 2, rata – rata volume perdagangan saham 2 tahun setelah publikasi laporan arus kas berbeda signifikan dibanding dengan rata – rata volume perdagangan 2 tahun sebelum publikasi laporan arus kas.
4. Lena Tan Choi Yen (1999)
a. Judul:
“Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham di Pasar Modal”.
b. Perumusan masalah
Apakah Arus Kas berpengaruh terhadap volume perdagangan saham di pasar modal.
c. Hipotesis
H1 = Tidak ada hubungan antara Akop dengan Volume Saham H2 = Tidak ada hubungan antara Akin dengan Volume Saham
H3 = Tidak ada hubungan antara Akda dengan Volume Saham
(34)
H4 = Tidak ada hubungan antara Akop, Akin, dan Akda dengan Volume Saham
d. Kesimpulan
a.Ada hubungan antara Akop dengan volume saham , ini berarti H1 ditolak.
b.Ada hubungan antara Akin dengan volume saham , ini berarti H2 ditolak.
c. Ada hubungan antara Akda dengan volume saham , ini berarti H3 ditolak.
d.Ada hubungan antara Akop , Akin , dan Akda dengan volume saham , ini berarti H4 ditolak.
5. Triyono Jogianti Hartono (2000) a. Judul
“ Hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau return saham. “
b. Perumusan Masalah
1.Apakah ada perbedaan hubungan antara arus kas total dengan harga saham dan hubungan laba akuntansi dengan harga saham.
2.Apakah ada perbedaan hubungan antara perubahan arus kas total dengan return saham dan hubungan perubahan laba akuntansi dengan return saham.
3.Apakah ada hubungan positif antara arus kas dari aktivitas pendanaan dengan harga saham.
4.Apakah ada hubungan antara arus kas dari aktivitas operasi dengan haga saham.
(35)
5.Apakah ada hubungan positif antara perubahan arus kas dari aktivitas operasi dengan return saham.
c. Hipotesis
1.Diduga ada perbedaan hubungan antara arus kas total dengan harga saham dan hubungan laba akuntansi dengan harga saham.
2.Diduga ada perbedaan positif antara arus kas total dengan return saham dan hubungan perubahan laba akuntansi dengan return saham.
3.Diduga ada hubungan positif dari aktivitas pendanaan dengan harga saham.
4.Diduga ada hubungan antara arus kas dari aktivitas pendanaan dengan return saham.
5.Diduga ada hubungan antara arus kas dari aktivitas investasi dangan harga saham.
6.Diduga ada hubungan antara perubahan arus kas dari aktivitas investasi dengan return saham.
7.Diduga ada hubungan positif antara perubahan arus kas dari aktivitas operasi dengan harga saham.
8.Diduga ada hubungan positif antara perubahan arus kas dari aktivitas operasi dengan return saham.
d. Kesimpulan
1.Hasil perbandingan antara total arus kas dengan laba akuntansi menunjukkan bahwa hipotesis ketiga berhasil didukung oleh data. Hasil ini berarti bahwa pengungkapan informasi arus kas memberikan informasi tambahan bagi pemakai laporan keuangan.
(36)
2.Hasil hipotesis dengan mendasarkan model return menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan tidak berhasil didukung oleh data. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak terpenuhinya asumsi model return.
6. Kurnia Sari (2006) a. Judul
Pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Jakarta
b.Perumusan Masalah
Apakah arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
c. Hipotesis
Bahwa terdapat pengaruh dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
d.Kesimpulan
1. Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas inventasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
2. Hasil pengujian hipotesis tersebut menunjukkan bahwa informasi komponen arus kas yang diteliti pada penelitian ini secara bersama – sama merupakan informasi yang kurang dipertimbangkan oleh investor sebelum melakukan investasi, terutama untuk informasi
(37)
komponen arus kas dari aktivitas investasi, yang merupakan nilai yang paling sedikit dilakukan oleh investor.
7. Rudi Santoso (2007) a. Judul
“Pengaruh arus kas operasi dan laba akuntasi terhadap likuiditas saham pada perusahaan makanan dan minuman yang Go Publik di BEJ”
b. Perumusan Masalah
1. Apakah arus kas operasi dan laba akuntansi berpengaruh terhadap likuiditas saham ?
2. Manakah diantara arus kas operasi dan laba akuntansi yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap likuiditas saham ?
c. Hipotesis.
1. Bahwa arus kas operasi dan laba akuntansi berpengaruh terhadap likuiditas saham.
2. Bahwa arus kas operasi mempunyai mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap likuiditas saham.
d. Kesimpulan
1. Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa model regresi sesuai untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap likuiditas saham.
2. Berdasarkan uji t yang dilakukan diperoleh kesimpulan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi dan likuiditas saham. 3. Bedasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh kesimpulan terdapat
pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi dan likuiditas saham.
(38)
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal
2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Sunariyah (2003: 4) Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank – bank komersial dan suatu lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat – surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham – saham, obligasi – obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
Fuady (2001: 10) Pasar modal adalah suatu pasar dimana dana – dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana – dana jangka panjang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri biasanya berbentuk saham.
Sementara itu, Undang – undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 angka 13 memberi pengertian kepada pasar modal sebagai suatu kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Menurut Tandelilin (2001: 13), pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan
(39)
demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001: 1), pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang ataupun modal sendiri.
2.2.1.2. Jenis – Jenis Pasar Modal
Sunariyah (2003: 12) Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat dilakukan sesuai jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis – jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu :
1. Pasar Perdana ( Primary Market )
Pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham – saham atau sekuritas lainnya yang di jual untuk pertama kalinya sebelum saham tersebut di catatkan di bursa . Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go publik, berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.
2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli
(40)
dan penjual. Perdagangan pasar sekunder, bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana mempunyai volume perdagangan yang jauh lebih besar dan hasil dari penjualan saham disini biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan, melainkan masuk ke dalam kas para pemegang saham yang bersangutan.
3. Pasar Ketiga ( Third Market )
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut ”trading information”. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi : harga – harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan.
4. Pasar Keempat
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Meskipun demikian, mekanisme kerja dalam pasar modal menghendaki pelaporan terhadap transaksi tersebut kepada bursa efek Jakarta secara terbuka. Jadi, pada akhirnya transaksi antar pemodal tersebut juga harus dicatatkan pula di bursa efek.
(41)
2.2.1.3. Manfaat Pasar Modal
Sartono (2001: 38) Pasar modal memiliki berbagai manfaat bagi banyak pihak,diantaranya adalah :
1. Bagi Emiten
Pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat bagi emiten memberikan banyak manfaat. Adapun manfaat pasar modal bagi emiten adalah :
(1) Jumlah dana yang dihimpun berjumlah besar, dan dapat sekaligus diterima oleh emiten.
(2) Tidak ada convenant sehingga menejemen dapat lebih bebas (mempunyai keleluasaan) dalam mengelola dana yang diterima oleh perusahaan.
(3) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil. Jangka waktu penggunaan dana tak terbatas.
(4) Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar dari pada harga perusahaan. Emisi saham sangat cocok digunakan untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi.
(5) Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen meningkat.
2. Bagi Pemodal
Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana investasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pemodal (investor) Bagi investor, investor melalui pasar modal dapat
(42)
dilakukan dengan cara membeli instrumen pasar modal seperti saham, obligasi ataupun sekuritas kredit. Adapun manfaat pasar modal bagi investor adalah :
(1) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain.
(2) Sebagai pemegang saham investor memperoleh deviden, dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap setiap tahun.
(3) Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS, dan hak suara dalam RUPO bagi pemegang obligasi.
(4) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi misalnya dari saham A ke saham B sehingga dapat mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan.
(5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk memperkecil resiko secara keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan.
3. Bagi Lembaga Penunjang
Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan bidang masing – masing. Keberhasilan pasar modal tidak terlepas dari peran lembaga penunjang. Manfaat lain dari berkembangnya pasar modal adalah
(43)
munculnya lembaga penunjang baru sehingga semakin bervariasi, likuiditas efek semakin tinggi.
4. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, perkembangan pasar modal merupakan alternatif lain sebagai sumber pembiayaan pembangunan selain dari sektor perbankan dan tabungan pemerintah. Pembangunan yang semakin pesat memerlukan dana yang semakin besar pula, untuk itu perlu dimanfaatkan potensi dana masyarakat. Adapun manfaat yang langsung dirasakan oleh pemerintah adalah :
(1) Sebagai sumber pembiayaan badan usaha milik Negara sehingga tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah. (2) Manajemen usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntut
untuk lebih profesional.
(3) Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa dari pembiayaan pembangunan serta memparluas kesempatan kerja.
2.2.2. Saham
2.2.2.1. Pengertian Saham
Munandar (1996: 3) Surat saham ialah surat tanda ikut serta memasukkan modal ke dalam perusahaan yang mengeluarkan surat tersebut, yang berarti ikut serta menjadi pemilik perusahaan tersebut,
sehingga dengan sendirinya mempunyai hak – hak dan
(44)
kewajiban – kewajiban tertentu sebagai seorang pemilik perusahaan (misalnya : hak ikut serta menentukan kebijaksanaan – kebijaksanaan perusahaan; hak menikmati bagian – bagian dari keuntungan perusahaan; kewajiban ikut memikul kerugian – kerugian perusahaan sampai batas – batas tertentu dan sebagainya).
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001: 5) Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
2.2.2.2 Jenis – jenis saham
Darmadji dan Fakhruddin (2001: 6) Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham.
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas :
a. Saham Biasa, yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
(45)
b. Saham Preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. 2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :
a. Saham Atas Unjuk, artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b. Saham Atas Nama, merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas :
a. Blue-Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memeliki pendapatan yang stabil dan kosisten dalam membayar deviden.
b. Income Stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata – rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
(46)
c. Growth Stock, yaitu saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d. Speculative Stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang.
e. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Jogianto (2000: 73) Ada beberapa kelebihan yang dimiliki jenis saham biasa, diantaranya adalah :
1. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memiliki dewan direksi. 2. Pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan
perusahaan.
3. Pemegang saham biasa berhak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.
Jogianto (2000: 68) Seperti jenis saham biasa, jenis saham preferent juga mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah :
1. Pemegang saham preferent mempunyai hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
2. Pemegang saham preferent juga berhak untuk menerima deviden tahun – tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya.
(47)
3. Pemegang saham preferent mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
2.2.3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibutuhkan bagi pihak – pihak yang
berkepentingan terhadap kondisi dan posisi keuangan. Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
Sugiri (2004: 21) Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak (misalnya pemilik dan kreditor)
Baridwan (1997: 17) Laporan keuangan merupakan ringkasan dari
suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai laporan kepada pihak – pihak diluar perusahaan. Penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh
(48)
manajemen harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang sudah disusun oleh IAI.
Jadi laporan keuangan yang digunakan atau dibutuhkan oleh berbagai pihak – pihak seperti investor, yang berkepentingan terhadap kondisi dan posisi keuangan, sebagai suatu informasi atau sebagai bahan pertimbangan. Bahan pertimbangan tersebut dibutuhkan dan disajikan oleh perusahaan yang go publik di bursa efek Indonesia berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
2.2.4. Tujuan Laporan Keuangan
PSAK No. 1 (2009: 1.2) Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan – keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber – sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
SAK (2009 : 2) Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, Kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan – keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber – sumber daya yang di percayakan kepada mereka.
(49)
Jadi tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi atau sebagai bahan pertimbangan bagi para investor pemakai laporan keuangan. Bagi perusahaan yang sudah go publik dan terdaftar di bursa efek, laporan keuangan digunakan bagi para investor sebagai bahan pertimbangan dalam usahanya untuk membeli ataupun menanamkan modalnya pada suatu perusahaan.
Laporan keuangan yang diterbitkan akan sangat membantu bagi para investor, karena dapat mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan mereka dapat dari penanaman modal dan pembelian saham – saham tersebut.
2.2.5. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Sugiri (2004 : 22) Menurut ”Kerangka Dasar dan Penyajian Laporan Keuangan” (IAI, 2002), terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu :
1. Dapat Dipahami.
Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah informasi yang disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pengertian penggunanya.
2. Relevan.
Informasi keuangan harus berpautan dengan tujuan pemanfaatannya.
(50)
3. Andal Agar Bermanfaat.
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat Diperbandingkan.
Informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada periode waktu yang sama. Agar dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, maka :
a. Laporan keuangan disajikan dalam format yang sama. b. Isi laporan keuangan adalah identik.
c. Prinsip – prinsip akuntansi yang dianut tidak berubah, kalaupun berubah maka dampak perubahannya terhadap rugi laba periode sekarang harus diungkapkan.
d. Perubahan dalam kondisi yang mendasari transaksi harus diungkapkan.
2.2.6. Penyajian Laporan Keuangan
PSAK No. 1 (2009: 1.3) Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan
(51)
arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK dalam catatan atas Laporan Keuangan.
Jika penerapan PSAK sudah dilakukan dengan benar maka tujuan laporan keuangan tersebut dapat tercapai.
2.2.6.1. Neraca
Simamora (2000: 26) Neraca adalah laporan keuangan yang memperlihatkan jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik usaha pada saat tertentu.
Menurut Baridwan (1997: 18-19), neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi didalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber – sumber yang digunakan untuk investasi tersebut.
Menurut Sugiri (2004: 33), manfaat neraca adalah pada aspek likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan merupakan kondisi tertentu yang harus dipelihara pada kapasitas yang mungkin untuk menghasilkan laba. Likuiditas adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menunaikan utang – utangnya tepat pada waktu yang telah disepakati. Fleksibilitas keuangan adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan sumber dana.
(52)
2.2.6.2 Laba Rugi
Simamora (2000: 22) Laporan laba rugi adalah laporan keuangan resmi yang merangkum kegiatan – kegiatan operasi selama periode waktu tertentu.
Laporan laba rugi menunjukkan perubahan – perubahan dalam ekuitas pemilik yang berkaitan dengan kegiatan – kegiatan perusahaan. Menurut Baridwan (1997: 30), laba rugi adalah suatu laporan
yang menunjukkan pendapatan – pendapatan dan biaya – biaya dari suatu
unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan – pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau
rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang – kadang disebut laporan penghasilan laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.
Pentingnya laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode.
Menurut Sugiri (2004: 40), manfaat laporan laba rugi adalah: 1. Laporan laba rugi merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan. 2. Laporan laba rugi merupakan titik pangkal penaksiran keberhasilan. 3. Laporan laba rugi merupakan media untuk menilai tingkat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
PSAK No. 1 (2009: 1.) Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan
(53)
yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos–pos berikut:
a). Pendapatan; b). Laba rugi usaha; c). Beban pinjaman;
d). Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas;
e). Beban pajak;
f). Laba rugi dari aktivitas normal perusahaan; g). Pos luar biasa;
h). Hak minoritas; dan
i). Laba rugi bersih periode berjalan;
2.2.6.3 Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada satu periode akuntansi tertentu (Sugiri, 2004: 41).
Baridwan (1997: 39) Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab – sebab perubahan modal perusahaan.
Laporan ekuitas pemilik menyajikan informasi ikhwal kejadian – kejadian yang menyebabkan perubahan ekuitas pemilik selama suatu periode tertentu. Laporan ini diawali dari ekuitas pemilik pada permulaan periode, kemudian melaporkan kejadian – kejadian yang
(54)
menyebabkan kenaikan atau penurunan ekuitas pemilik, dan disudahi dengan ekuitas pemilik pada akhir periode. Simamora (2000: 26)
2.2.6.4. Arus Kas
Simamora (2002: 176) Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas – aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dengan suatu cara yag merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Menurut Kieso (2002: 237), tujuan utama laporan arus kas adalah
menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode.
Kieso (2002: 238) Penerimaan dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda yaitu:
1. Aktivitas operasi
Meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas investasi
Meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik hutang maupun ekuitas) serta property, pabrik, dan peralatan.
3. Aktivitas pembiayaan
Melibatkan pos – pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini meliputi perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya
(55)
kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari investasinya, dan pinjaman uang dari kreditor serta pelunasannya.
2.2.7. Arus Kas Operasi
PSAK No. 2 (2009: 2.2) Arus kas dari aktivitas operasi adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Simamora (2002: 182) Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari kegiatan bisnisnya perusahaan dapat mengucurkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi memperlihatkan jumlah kas bersih yang diterima atau dikeluarkan selama periode waktu tertentu untuk pos – pos yang biasanya muncul di laporan laba rugi.
Simamora (2002: 186) Dua aspek aktivitas operasi yang membedakannya dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan adalah: 1. Aktivitas operasi lebih berhubungan secara langsung dengan
pencarian laba.
2. Aktivitas operasi melibatkan serangkaian transaksi atau peristiwa yang terjadi secara teratur dan rutin.
(56)
Arus kas bersih dari aktivitas operasi mempunyai arti penting bagi para pembaca laporan keuangan karena penjualan yang berhasil dari jasa atau persediaan perusahaan merupakan prasyarat bagi perusahaan yang berjaya. Dalam jangka panjang, sebuah perusahaan harus menghasilkan arus kas bersih positif dari aktivitas operasinya sekiranya perusahaan itu ingin tetap berkiprah. Simamora (2002: 186).
Sebuah perusahaan yang mampu menghasilkan kas dari kegiatan usahanya sehari – hari , maka akan dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Investor tidak akan ragu lagi untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang mampu menghasilkan kas dengan baik karena investor yakin perusahaan akan dapat memberikan pengembalian atas modal yang sudah ditanamkannya tersebut.
PSAK No. 2(2009: 2.4) Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini:
(a) metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau (b) metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
(57)
2.2.8 Laba Bersih
Simamora (2000: 25) Laba bersih adalah perbedaan antara pendapatan dengan beban. Pendapatan akan mendongkrak aktiva perusahaan atau ekuitas pemegang saham, sedangkan beban mengkonsumsi aktiva bersih perusahaan.
Simamora (2000: 22) Laporan laba rugi dibagi ke dalam dua komponen, yaitu pendapatan, yang merupakan ukuran aset yang dihasilkan dari produk dan jasa yang dijual, dan beban, suatu ukuran arus keluar aset yang berkaitan dengan penjualan produk dan jasa. Untuk menentukan laba atau rugi bersih, dua komponen laba rugi, yaitu pendapatan dan beban tersebut harus dibandingkan.
2.2.9. Likuiditas Saham
Likuiditas adalah fungsi dari jumlah pemegang saham. Kriteria likuiditas saham berkaitan dengan frekuensi perdagangan saham. Semakin tinggi perdagangan saham, maka saham tersebut dapat dikatakan likuid, sedangkan saham yang jarang diperdagangkan atau mempunyai frekuensi perdagangan rendah, maka saham tersebut merupakan saham tidak likuid (Mahmud, 1996: 59). Dalam hal ini yang memainkan peranan sentral adalah investor. Informasi tentang emiten yang diterima investor dilantai bursa tersebut akan akan mempengaruhi berbagai macam keputusan yang akan diambil yang berakibat pada perubahan atau fluktuasi baik harga maupun kuantitas saham yang di perdagangkan (G. Foster, 1986: 71).
(58)
Tandelilin (2001: 14) Likuiditas saham yang diterbitkan emiten di pasar perdana ditentukan oleh perdagangan saham yang ada di pasar sekunder. Hal ini terkait dengan sikap pesimis atau optimis dari para investor terhadap kemampuan sekuritas yang diterbitkan emiten untuk memberikan keuntungan selisih (capital gain) harga yang berasal dari penjualan di pasar sekunder.
Jika misalnya para investor bersikap pesimis terhadap sekuritas yang dijual emiten di pasar perdana, maka selanjutnya investor akan cenderung ragu – ragu untuk membeli sekuritas tersebut, yang juga bisa menyebabkan sekuritas perusahaan emiten tersebut kurang likuid.
Mudah dipasarkannya saham diukur dengan dapatnya dijual sejumlah besar surat – surat berharga tersebut dalam waktu singkat dengan pengorbanan harga yang kecil. Semakin mudah surat berharga dipasarkan, semakin tinggi kemampuan untuk melakukan transaksi besar dengan apa yang dikehendaki. Secara umum, semakin sukar surat – surat berharga dipasarkan, semakin besar hasil (return) yang diperlukan untuk menarik investor (Teori Pasar Modal Efisien : Fama, 1970 dalam Ardiansyah, 2008).
Likuiditas saham akan diukur dengan Trading Volume Activity (TVA), yaitu jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar, dengan rumus sebagai berikut :
Σ Saham i;DitransaksikanWaktu t
TVA it :
(59)
(G.Foster,1986:375)
2.3. Kerangka Pemikiran
2.3.1. Deskripsi Yang Melandasi Hubungan Arus Kas Operasi Terhadap Likuiditas Saham
(Wild: 16) Arus kas dari operasi merupakan pandangan yang lebih luas atas akivitas operasi dibandingkan dengan laba bersih. Arus kas dari operasi meliputi seluruh aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba.
Simamora (2002: 182) Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, merupakan indikator yang menentukan apakah dari kegiatan bisnisnya perusahaan dapat mengucurkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investigasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
(Wild: 17) Ukuran arus kas makin banyak digunakan untuk analisis kredit, prediksi kebangkrutan , penetapan ketentuan pinjaman, menilai kualitas laba, meramalkan solvabilitas, serta menetapkan kebijakan deviden dan kebijakan ekspansi.
Dengan semakin banyaknya manfaat yang diperoleh dari penggunaan arus kas tersebut seperti di atas. Investor dapat menilai bagaimana kondisi sebuah perusahaan. Hal ini akan berpengaruh terhadap tindakan investor selanjutnya dalam mengambil keputusan
(60)
mengenai penanaman modalnya. Dengan demikian berpengaruh pula terhadap likuiditas perusahaan saham tersebut.
Hasil study Rayburn (1986) dalam (Triyono,2000: 59) menemukan adanya hubungan antara arus kas dari operasi dan laba akrual dengan abnormal return. Penelitian yang menfokuskan arus kas operasi juga dilakukan oleh Browen et. al., (1987), Wilson (1986, 1987), Ali dan Pope (1995) yang hasilnya menunjukkan adanya kandungan informasi data arus kas dari aktivitas operasi (Triyono dan Hartono, 2000). Hastuti (1997), penelitiannya tentang pengaruh publikasi laporan arus kas terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta, menyimpulkan bahwa rata – rata volume perdagangan saham setelah publikasi laporan arus kas menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum adanya laporan arus kas. Triyono dan Jogianto Hartono (2000), dari hasil analisis ditemukan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas, yaitu arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Hasil penelitian Triyono dan Hartono konsisten dengan hasil studi Bernard dan Stober (1989) dan Livnat dan Zarowin (1990) kecuali arus kas dari aktivitas investasi.
2.3.2. Deskripsi Yang Melandasi Hubungan Laba Bersih Terhadap Likuiditas Saham
Selain arus kas operasi likuiditas saham juga dipengaruhi oleh laba. Dalam akuntansi, laba dimaknai dan diinterprestasi sebagai
(61)
pengukur efisiensi oleh investor atas sejumlah dana yang sudah digunakannya.
Suwardjono (2005: 483) Laba merupakan prediktor aliran kas ke investor. Aliran kas di mata investor dapat ditentukan atas dasar harapan harga saham di masa datang. Bila perusahaan memperoleh laba yang memadai, dengan sendirinya nilai buku aset bersih juga naik sehingga nilai buku per saham juga naik. Secara teoritis, harga saham masa datang dapat menjadi estimator aliran kas masa datang. Kalau investor mampu memprediksi laba masa datang, maka investor akan mampu memprediksi aliran kas dari investasinya.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa informasi mengenai laba penting bagi investor. Laba perusahaan yang sehat akan menarik perhatian investor untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan dengan maksud investor akan memperoleh dividen yang tinggi dan harga sahamnya naik dan sebaliknya jika ada perusahaan dalam keadaan tidak sehat maka investor akan cenderung melepaskan sahamnya dengan maksud menghindari kerugian dan harga saham yang turun. Hal inilah yang mempengaruhi tingkat likuiditas suatu perusahaan.
Penelitian mengenai kandungan informasi laba juga banyak dilakukan di Australia (Triyono). Brown (1970) melakukan penelitian mengenai dampak laporan laba tahunan pada pasar modal. Hasil studinya menemukan bahwa laba bersih mempunyai kandungan informasi yang relevan bagi investor. Brown dan Hancock (1977) menemukan bahwa publikasi laba akuntansi mempunyai pengaruh pada perubahan harga saham. Hasil penelitian Brown et. el. (1977) juga menemukan adanya
(62)
hubungan yang positif antara pengumuman deviden dan laba akuntansi dengan harga saham (Triyono dan Hartono, 2000: 57). G.Foster (1986) melakukan penelitian mengenai pengaruh arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham. Hasil penelitiannya menemukan bahwa pengumuman arus kas operasi dan laba akuntansi kurang berpengaruh terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham.
Berdasarkan deskripsi yang melandasi hubungan arus kas operasi terhadap likuiditas saham dan deskripsi yang melandasi hubungan laba bersih terhadap likuiditas saham maka dapat disimpulkan dengan premis – premis sebagai berikut :
Premis 1 : Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga saham perusahaan. Apabila nilai perusahaan meningkat, maka juga akan meningkatkan harga saham perusahaan (Moeljadi, 2006: 12). Premis 2 : Salah satu parameter kinerja adalah laba. Pentingnya informasi
laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Consepts (SFAC) No. 1, bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative, serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit (Parawiyati dan Baridwan, 1998: 2).
Premis 3 : Arus kas operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham (Triyono dan Hartono, 2000: 65).
Premis 4 : Laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap likuiditas saham (Abdul Rohman: 2001)
(63)
Premis 5 : Harga saham dan volume perdagangan saham secara simultan tidak berpengaruh terhadap likuiditas saham (Lenny Kusuma Wardani: 2004).
Berdasarkan premis – premis diatas, dikembangkan suatu kerangka pemikiran dengan menerapkan penelitian pada variabel arus kas operasi (X1) dan laba bersih (X2) terhadap likuiditas saham (Y).
Dengan demikian dapat digambarkan bentuk konseptualisasi penelitian seperti gambar dibawah ini :
Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pikir
Arus Kas Operasi (X )
Analisis Regresi Linear Berganda
2.4. Hipotesis
Variabel – variabel yang terdapat dalam rangka pemikiran tersebut dengan variabel terikat Y dan variabel bebasnya adalah X. Antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan antara satu bagian dengan
1
Laba Bersih (X2)
Likuiditas Saham (Y)
(64)
50
bagian yang lain dan untuk pengujiannya digunakan uji statistik regresi linear berganda.
Berdasarkan uraian – uraian dari permasalahan dan teori – teori, hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah:
H1 : Diduga arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap
likuiditas saham. (Premi 1,2,3,4 dan 5).
(65)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel
Menurut Nazir (1983: 152), definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam – macam nilai. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas saham sebagai variabel terikat (Y). Sedangkan variabel bebasnya adalah arus kas operasi (X1) dan laba bersih (X2).
Konsep dan definisi operasional setiap yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Variabel bebas 1. Arus Kas Operasi
Arus kas yang berasal dari selisih aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dari aktivitas penjualan dan aktivitas pengeluaran kas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas penjualan perusahaan dengan skala yang pengukurannya menggunakan skala pengukuran rasio dengan satuan rupiah.
2. Laba Bersih (X2)
Laba bersih merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan usaha selama periode tertentu dan jumlah biaya
(66)
yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan dengan skala yang pengukurannya menggunakan skala pengukuran rasio dengan satuan rupiah.
b) Variabel terikat
Likuiditas Saham (Y)
Likuiditas, secara sederhana, menunjukkan kemudahan untuk membeli dan menjual efek. Semakin mudah saham di perdagangan maka dapat dikatakan bahwa saham tersebut likuid. Likuiditas saham akan diukur dengan Trading Volume Activity (TVA), yaitu rasio jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar. Skala pengukurannya menggunakan skala pengukuran rasio dengan satuan kali (x).
Rumus TVA dapat dinyatakan sebagai berikut :
Σ Saham i; Ditransaksikan Waktu t TVA it =
Σ Saham i; Beredar Waktu t
(G. Foster, 1986:375) Keterangan :
TVA it = Trading Volume Activity
(1)
4.4.3. Keterbatasan Penelitian
Meskipun peneliti telah berusaha merancang dan mengembangkan
penelitian sedemikian rupa, namun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
1. Sampel yang digunakan hanya dari perusahaan Whole Sale and Retail
Trade, hal ini menyebabkan hasil dari penelitian ini tidak dapat dijadikan
sebagai generalisasi di luar perusahaan Whole Sale and Retail Trade. 2. Periode penelitian yang digunakan pada penelitian ini hanya lima tahun,
sehingga hasilnya kurang dapat dibandingkan jika menggunakan periode yang lebih panjang.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah arus kas operasi dan laba bersih berpengaruh terhadap likuiditas saham pada perusahaan
wholesale and retail trade yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Tujuan
tersebut dapat terjawab dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menyimpulakan bahwa :
1. Model regresi yang dihasilkan adalah cocok untuk mengetahui pengaruh arus kas dan laba bersih terhadap likuiditas saham, hal ini dapat berarti arus kas dan laba bersih secara bersama-sama memberikan kontribusi yang nyata terhadap likuiditas saham.
2. Hasil secara parsial yaitu laba bersih mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap likuiditas saham, terbukti nilai thitung laba bersih adalah
2,719 lebih besar dari nilai thitung arus kas operasi.
3. Besarnya pengaruh dari arus kas operasi dan laba bersih terhadap likuiditas saham perusahaan – perusahaan wholesale and retail trade yang go publik di Bursa Efek Indonesia hanya sebesar 29,1% sedangkan sisanya 70,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor – faktor atau variabel lain di luar perusahaan, misalnya faktor politik, ekonomi dan geografis.
(3)
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan pada penelitian ini, beberapa saran yang diajukan, antara lain :
1. Bagi investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan petunjuk bagi investor selain arus kas operasi dan laba bersih tidak menutup kemungkinan untuk memperhatikan faktor lain dalam pengambilan keputusan dalam melakukan suatu investasi yaitu harga saham untuk meminimalisir kerugian yang diperoleh atau menghindari kerugian penurunan nilai saham dalam jangka panjang.
2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya memasukkan variabel lain yang juga mempunyai pengaruh terhadap likuiditas saham, mempertimbangkan sampel yang digunakan tidak hanya perusahaan
wholesale and retail trade yang go publik di Bursa Efek Indonesia, tetapi
semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan jumlah periode sampel data yang diambil agar hasil penelitiannya dapat lebih tepat untuk menggambarkan pengaruh dari arus kas operasi dan laba bersih perusahaan dan likuiditas saham.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Alfagiri, 2000, Analisis Regresi. Edisi Ke Dua. Penerbit BPFE-UGM, Yogjakarta.
Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Baridwan, Zaki, 1997, Intermediate Accounting. Edisi Ke Tujuh. Penerbit BPFE-UGM,Yogyakarta.
Diandra, 2004, Definisi laba bersih dan arus kas operasi , (online),
(http://lowongan kerjamu dan difinisi daam akuntansi.blogspot.com, diakses
September 2010)
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin, 2001, Pasar Modal Di Indonesia, Edisi Ke Satu. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Dio Suryanata, 2008, Fenomena perekonomian, (online), (http://sharing here about global crisis guys.blogspot.com, diakses Oktober 2010)
Fuady, Munir, 2001, Pasar Modal Modern, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Ghozali, Imam, 2001, Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke Tiga. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
IAI, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Jogiarto, H. M., 2000, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi Ke Dua.
Penerbit BPFE-UGM,Yogjakarta.
Kieso, Donald E., dkk., 2002, Akuntansi Intermediate. Edisi Ke Sepuluh. Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Moeljadi, 2006, Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jilid 1, Penerbit Bayumedia, Malang.
Munandar, 1979, Pokok Pokok Intermediate Accounting. Edisi Ke Tiga. Penerbit Charisma, Surakarta.
Nazir, Moh., 1983, Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Ran, 2010, Komunikasi bisnis, Jawa Pos, Jumat 14 Mei 2010, hal 42
(5)
Riduwan, 2004, Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sartono, A. Agus, 2001, Manajemen Keuangan. Edisi Ke Empat. Penerbit BPFE-UGM, Yogjakarta.
Simamora, Henry, 2000, Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Simamora, Henry, 2002, Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Edisi Ke Dua. Penerbit UMP-AMP YKPN, Yogjakarta.
Sugiri, Slamet dan Bogat Agus Riyono, 2004, Akuntansi Pengantar 1. Edisi Ke Lima. Penerbit UMP-AMP YKPN, Yogjakarta.
Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ke Dua. Penerbit UPP-AMP YKPN, Yogjakarta.
Tandelilin, Eduardus,2001, Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Edisi Ke Satu. Penerbit BPFE-UGM,Yogjakarta.
Wild, John J., dkk., 2005, Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke Delapan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Jurnal
Hastuti, Ambar Woro, dan Bambang Sudibyo, 1998, “Pengaruh Publikasi Publikasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek” , Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Juli 1998, Hal 239-254.
Parawiyati, dan Zaki Baridwan, 1998, “Kemampuan Laba dan Arus Kas
Perusahaaan Go Publik di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Vol. 1, No. 1, Januari 1998, Hal 1-11.
Triyono, dan Jogiarto Hartono, 2000, “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 1, Januari 2000, Hal 54-68.
Yen, Lena Tan Choi, Pengaruh Informasi Arus Kas terhadap Volume
Perdagangan Saham di Pasar Modal, Simposium Nasional Akuntansi II,
(6)