Deskripsi Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Paroki
f. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab mencatat seluruh penerimaan kolekte, persembahan bulanan umat dan kotak persembahan paroki
dan pengeluaran biaya tim kerja dan kepanitiaan. Fungsi ini dilaksanakan oleh dua bendahara yaitu Bendahara I dan Bendahara II.
Bendahara II bertugas mencatat penerimaan yang berasal dari kolekte dan dari kotak persembahan. Bendahara II juga bertanggungjawab
terhadap pengeluaran yang berasal dari pengeluaran tim kerja dan biaya kepanitiaan. Sedangkan Bendahara III bertugas mencatat
penerimaan dan pengeluaran yang berasal dari liturgi dan dana imamat.
g. Fungsi Transfer Bank
Fungsi ini dilaksanakan oleh dua bendahara yaitu bendahara I dan Bendahara III. Bendahara I bertanggungjawab untuk mentransfer uang
ke Keuskupan Agung Semarang. Bendahara III bertanggungjawab untuk mentransfer uang ke Seminari Menengah Mertoyudan.
h. Fungsi Pengesahan
Fungsi ini bertanggungjawab mengesahkan proposal permohonan dan laporan pertanggungjawaban yang telah di buat oleh tim kerja
untuk masing-masing bidang. Fungsi ini dijalankan oleh Ketua Dewan Paroki, Ketua Bidang atau Tim Kerja atau Ketua Panitia dan
Bendahara II.
i. Fungsi Pemeriksa Intern
Fungsi ini dilaksanakan oleh Romo Paroki, fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksanaan kas secara
periodik dan mecocokkan hasil penghitungannya dengan saldo menurut catatan akuntansi yang di buat oleh Bendahara I, Bendahara
II, Bendahara III maupun Sekertaris Dewan Paroki. 2.
Catatan Akuntansi Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas a.
Rincian Pemasukan dan Pengeluaran Dana Persembahan dan Dana Imamat RPPDPDI
Catatan ini digunakan paroki untuk mencatat penerimaan persembahan bulanan umat supaya dapat memonitor jumlah Amplop
Persembahan Bulanan Umat APBU yang beredar dan kembali beserta uangnya. Catatan ini juga digunakan untuk mencatat
pengeluaran biaya liturgi dan imamat. RPPDPDI dapat dilihat pada lampiran 3.
b. Laporan Kas Keuangan Bendahara II dan Laporan Kas Keuangan
Bendahara III Laporan Kas keuangan merupakan laporan yang digunakan untuk
mencatat semua transaksi kas masuk dan kas keluar secara kronologis atau urut tanggal dengan tujuan untuk mengetahui secara cepat
transaksi kas yang terjadi dan saldo kas yang dimiliki. Laporan Kas
Keuangan Bendahara II berisi catatan kas masuk dan keluar secara umum, sedangkan Laporan Kas Keuangan Bendahara III berisi laporan
kas masuk dan keluar untuk dana liturgi dan imamat. LKK Bendahara II dan LKK Bendahara III dapat dihat pada lampiran 4.
c. Laporan Arus Kas Bulanan LAKB
Laporan Arus Kas Bulanan merupakan catatan yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas bank selama periode
tertentu. Catatan ini merupakan hasil dari catatan laporan kas masuk dan keluar yang berasal dari Bendahara II yang kemudian di olah oleh
Bendahara I ke dalam program komputer Microsoft Excel yang sudah di buat oleh Bendahara I sebagai kewajiban paroki kepada Keuskupan
Agung Semarang. LAKB dapat dilihat pada lampiran 5. 3.
Dokumen yang Terkait dengan Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluran kas
a. Rangkuman Laporan RL
Dokumen ini merupakan dokumen yang digunakan untuk merangkum seluruh kas masuk dan kas keluar paroki. Hal tersebut
dilakukan guna memudahkan entry data atau memasukkan data ke program komputer. RL dapat dilihat pada lampiran 6.
b. Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte BAPK.
Dokumen ini digunakan paroki sebagai bukti dari jumlah uang yang diterima dari hasil kolekte. Dalam pelaksanaanya dokuman ini
ditandatangani oleh petugas penghitung kolekte dan Bendahara II sebagai pihak yang menerima uang. BAPK dapat dilihat pada lampiran
7. c.
Amplop Persembahan Bulanan Umat APBU Dokumen ini digunakan oleh paroki sebagai bukti penerimaan
uang dari hasil persembahan bulanan umat. APBU diisi oleh umat saat menyerahkan persembahan bulanan ke pengurus lingkungan. APBU
dapat dilihat pada lampiran 8. d.
Bukti Tranfer Bank BTB Dokumen ini digunakan oleh paroki sebagai bukti transfer uang ke
bank. BTB juga digunakan sebagi bukti transfer uang ke Keuskupan Agung Semarang dan transfer uang ke Seminari Menengah
Mertoyudan. BTB dapat dilihat pada lampiran 9. e.
Kuitansi Kuitansi berfungsi sebagai bukti penerimaan sumbangan dan
penerimaan lain-lain serta berfungsi sebagai bukti pengeluaran kas secara tunai. Kuitansi dapat dilihat pada lampiran 10.
f. Nota Pengganti
Nota Pengganti berfungsi sebagai bukti pengeluaran uang yang bersifat sementara, sehingga belum dicatat atau dibebankan sebagai
biaya pengeluaran lainnya dalam Laporan Kas Keuangan Bendahara II. Nota Pengganti dapat dilihat pada lampiran 11.
g. Proposal
Dokumen ini digunakan oleh paroki sebagai bukti Tim Kerja atau Panitia untuk mengajukan dana ke Bendahara II. Proposal dapat dilihat
pada lampiran 12. h.
Laporan Pertanggungjawaban LPJ Dokumen ini digunakan oleh paroki sebagai bukti dari pelaksana
kegiatan mempertanggungjawabkan pengeluaran dan penerimaan dari kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan. LPJ dapat dilihat pada
lampiran 13. 4.
Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Seluruh transaksi yang telah dilakukan oleh Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung baik penerimaan kas dari kolekte, persembahan
bulanan umat, kotak persembahan dan pengeluaran kas dari biaya tim kerja, biaya kepanitiaan dicatat oleh Bendahara II kemudian dimasukkan
ke dalam komputer oleh Bendahara I. Entry data tersebut dilakukan oleh paroki sebagai kewajiban Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung untuk
melaporkan Laporan Keuangan kepada Keuaskupan Agung Semarang. Untuk lebih jelasnya dapat di deskripsikan sebagai berikut :
a. Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
1 Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte
Petugas atau tim penghitung kolekte Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung setelah selesai misa, melakukan penghitungan
kolekte ditempat yang ditentukan. Penghitungan hasil kolekte juga harus di saksikan oleh Bendahara I atau Bendahara II yang
bertindak sebagai saksi. Setelah selesai melakukan penghitungan, petugas atau tim penghitung kolekte besarta saksi wajib mengisi
dan menandatangani Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte BAPPK. Petugas atau tim penghitung selanjutnya
menyerahkan BAPPK beserta uang hasil kolekte kepada kasir dalam hal ini Bendahara II. Bendahara II kemudian akan
menyimpan uang hasil kolekte, mencacat penerimaan uang hasil kolekte tersebut pada laporan kas keuangan Bendahara II dan
merangkumnya ke dalam rangkuman laporan. Rangkuman laporan dan laporan kas keuangan Bendahara II
dibuat sebanyak dua rangkap. Bendahara II kemudian akan mengarsipkan BAPPK secara permenen, sedangkan laporan kas
keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua serta rangkuman laporan rangkap pertama dan kedua akan di arsipkan
sementara. Laporan kas keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua tersebut akan digunakan kembali oleh Bendahara II
untuk mencatat penerimaan dari kotak persembahan paroki, sedangkan rangkuman laporan rangkap pertama dan kedua akan
digunakan kembali oleh Bendahara II untuk merangkum laporan kas keuangan Bendahara III untuk penerimaan persembahan
bulanan umat.
Gambar 5.1: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
Tim Penghitung Kolekte
Mulai
Menghitung kolekte dan Mengisi BAPPK
BAPPK
Tim Pengitung bersama Bendahara I atau
Bendahara II menandatangani
BAPPK
BAPPK
1 Setelah selesai
misa
Penghitungan Disaksikan Bendahara
I atau Bendahara II
Bersama dengan uang
diserahan Bendahara II
Bendahara II
1
BAPPK
Menerima BAPPK bersama dengan
uang dari petugas penghitung
Menyimpan Uang hasil kolekte
dan
mencatat uang hasil kolekte ke LKK B II
Merangkum LKK B II ke
RL
BAPPK diarsipkan permanen. LKK B II dan RL diarsipkan
sementara.
N
Keterangan : 1. BAPPK : Berita Acara Penghitungan Dan Penyerahan Hasil Kolekte
2. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II 3. RL : Rangkuman Laporan
4. BSB : Bukti Setor Bank 5. LKK B III : Laporan Kas Keuangan Bendahara III
T
LKK B II digunakan kembali untuk mencatat penerimaan
kotak persembahan. RL digunakan kembali untuk
merangkum LKK B III dari persembahan bulanan umat
selesai dan
LKK B II 2 LKK B II 1
RL RL
1
RL
2 1
RL 1 LKK B II 2
LKK B II 1 BAPPK
2 Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat
Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung membedakan prosedur penerimaan persembahan bulanan umat dalam dua
penerimaan yaitu Amplop Persembahan Bulanan Umat APBU yang diterima atau dikoordinir oleh pengurus lingkungan dan
APBU yang oleh umat dimasukkan ke dalam kotak persembahan yang disediakan oleh paroki. Untuk APBU yang diterima atau
dikoordinir oleh pengurus lingkungan, pengurus lingkungan yang menerima APBU dari umat wajib mencocokkan jumlah uang
dengan yang tertulis pada APBU dan menghitung jumlah uang yang ada di APBU. Pengurus lingkungan menyerahkan uang dan
APBU kepada Bendahara III. Bendahara III mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis
pada APBU, memilah-milah uang tersebut berdasarkan jenisnya persembahan atau dana imamat. Berdasarkan uang yang
diterima, Bendahara III mentransfer uang yang termasuk dana imamat ke rekening Seminari Menengah Mertoyudan dan
menyimpan uang yang termasuk ke dalam dana persembahan. Bendahara III membuat RPPDPDI Rincian Pemasukan dan
Pengeluaran Dana Persembahan dan Dana Imamat sebanyak dua rangkap dan mencatat uang yang diterima ke RPPDPDI. Setelah
melakukan pencatatan, Bendahara III menandatangani APBU,
bukti tranfer bank dan RPPDPDI. APBU diserahkan kembali ke pengurus lingkungan dan untuk RPPDPDI rangkap kedua
diserahkan kepada Bendahara II. Berdasarkan RPPDPDI, Bendahara II selanjutnya merekap
RPPDPDI tersebut kedalam laporan kas keuangan Bendahara III dan merangkumnya ke dalam rangkuman laporan rangkap pertama
dan kedua yang berasal dari prosedur penerimaan kolekte. Laporan kas keuangan Bendahara III tersebut harus dibuat sebanyak dua
rangkap. RPPDPDI diarsipkan secara permanen, sedangkan laporan kas keuangan Bendahara III rangkap pertama dan kedua
serta rangkuman laporan rangkap pertama dan kedua akan di arsipkan sementara. Laporan kas keuangan Bendahara III rangkap
pertama dan kedua akan digunakan kembali untuk entry data ke dalam program komputer oleh Bendahara I, sedangkan rangkuman
laporan rangkap pertama dan kedua akan digunakan kembali dalam prosedur penerimaan kotak persembahan paroki.
Gambar 5.2: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
RPPDPDI RPPDPDI 1
2 BTB
Pengurus Lingkungan
Mulai
APBU Menerima
APBU dari umat
Mencocokkan dan menghitung jumlah
uang dengan APBU
APBU
1
Bendahara III
Bersama uang diserahkan ke
Bendahara III 1
APBU
Menerima uang dan APBU dari pengurus
lingkungan
Mencocokkan jumlah uang dengan APBU
Memilah-milah uang untuk dana imamat
dan persembahan Mentransfer dana
imamat ke seminari
Menyimpan uang dan mencatat
Penerimaan APBU ke RPPDPDI
RPPDPDI 2
mendatangani APBU, BTB dan
RPPDPDI
APBU
2 N
Keterangan: 1. APBU : Amplop Persembahan Bulanan Umat
2. BTB : Bukti Transfer Bank 3. RPPDPDI : Rincian Pemasukan dan pengeluaran
Dana persembahan dan Dana imamat 4. LKK B III : Laporan Kas Keuangan Bendahara III
5. RL : Rangkuman Laporan
BTB
RPPDPDI 1
Diserahkan kembali ke
pengurus lingkungan
Diserahkan kepada
Bendahara II
Gambar 5.2: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
Bendahara II
2 RPPDPDI 2
Menerima RPPDPDI dari
Bendahara III
Mencatat RPPDPDI ke LKK
Bendahara III
Merangkum LKK B III ke
RL
LKK B III rangkap 1 dan
RL diarsipkan sementara
RL RL
1 2
N
Keterangan: 1. APBU : Amplop Persembahan Bulanan Umat
2. BTB : Bukti Transfer Bank 3. RPPDPDI : Rincian Pemasukan dan pengeluaran
Dana persembahan dan Dana imamat 4. LKK B III : Laporan Kas Keuangan Bendahara III
5. RL : Rangkuman Laporan 6. LKK B II :Laporan Kas Keuangan Bendahara II
T RL
2
Digabungkan
Dokumen yang berasal dari
penerimaan kolekte
T LKK B III akan digunakan
kembali untuk entry data. RL akan digunakan kembali untuk
merangkum LKK B II dari penerimaan kotak
persembahan
selesai RL
1
RL 2
RL 1
RPPDPDI 2
LKK B III 2
LKK B III 1
RL 2
RL 1
LKK B III LKK B III
1 2
RPPDPDI 2
3 Prosedur Pencatatan Penerimaan Uang Kotak Persembahan Paroki
Kotak persembahan yang disediakan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung dibuka sebelum perayaan hari besar yaitu hari
besar paskah dan hari besar natal. Petugas yang membuka kotak persembahan bertugas sebagai penghitung uang. Pembukaan kotak
persembahan harus disaksikan oleh Bendahara I, Bendahara II, Bendahara III atau Romo Paroki yang bertindak sebagai saksi.
Kotak persembahan yang ada di paroki secara umum berisi amplop persembahan paskah dan atau amplop persembahan natal.
Petugas penghitung selanjutnya menghitung uang dari amplop persembahan paskah dan atau amplop persembahan natal. Petugas
penghitung kemudian menyerahkan uang kepada Bendahara II. Bendahara II menyimpan uang dan mencatat penerimaan uang
tersebut ke dalam laporan kas keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua yang berasal dari prosedur penerimaan kolekte
dan merangkumnya ke dalam rangkuman laporan rangkap pertama dan kedua yang berasal dari prosedur persembahan bulanan umat.
Laporan kas keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua serta rangkuman laporan rangkap pertama dan kedua diarsipkan
sementara. Laporan kas keuangan Bendahara II dan rangkuman laporan akan digunakan kembali dalam prosedur pengeluaran
biaya tim kerja.
Gambar 5.3: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan Kotak Persembahan
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
Tim Penghitung
Mulai
Membuka kotak
persembahan
Kotak persembahan dibuka pada saat
hari besar keagamaa
n
Menghitung uang kotak
persembahan
Penghitungan harus disaksikan Bendahara I,
Bendahara II, Bendahara III atau Romo Paroki
Menyerahkan uang ke
Bendahara II
Keterangan : 1. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II
2. RL : Rangkuman Laporan 1
Gambar 5.3: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan Kotak Persembahan
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
Bendahara II
Menyimpan dan mencatat uang ke dalam LKK B I
I
Merangkum LKK B II kedalam RL
LKK B II dan RL diarsipkan
sementara
Menerima uang dari petugas
penghitung
Catatan LKK B II berasal dari prosedur penerimaan
kolekte. Dokumen RL berasal dari prosedur
persembahan bulanan umat
1
LKK B II akan digunakan kembali untuk mencatat
pengeluaran tim kerja, sedangkan RL akan
digunakan kembali untuk merangkum LKK B II
dalam pengeluaran tim kerja
Keterangan : 1. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II
2. RL : Rangkuman Laporan
T T
selesai RL
RL 1
2
LKK B II 2 LKK B II 1
RL 2 RL
1 LKK B II 2
LKK B II 1
RL RL
1 2
LKK B II 2 LKK B II 1
b. Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
1 Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim kerja
Tim kerja Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung wajib membuat proposal kegiatan sebanyak dua rangkap sebelum
meminta uang kepada Bendahara II. Proposal kegiatan tersebut mencakup Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya RAPB,
judul program atau kegiatan, bidang, tim kerja nomor kode pos dalam RAPB, penanggung jawab, waktu pelaksanaan, tempat
pelaksanaan, rincian rencana kegiatan dan jumlah anggaran yang diminta dari kas Bendahara II. Proposal tersebut juga harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Ketua Dewan Paroki, Bendahara II, Tim Kerja atau Ketua Panitia, dan Ketua Bidang.
Proposal tersebut kemudian diserahkan kepada Bendahara II. Bendahara II akan menentukan disetujui atau tidak
disetujuinya proposal yang dibuat oleh tim kerja. Bendahara II dapat langsung memberikan persetujuan proposal kegiatan apabila
proposal kegiatan tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam RAPB. Apabila proposal yang diajukan tim kerja tidak sesuai
dengan RAPB maka Bendahara II wajib mengembalikan proposal tersebut ke tim kerja untuk direvisi. Setelah proposal kegiatan
tersebut disetujui, Bendahara II kemudian menandatangani proposal dan membuat kuitansi. Kuitansi tersebut harus
ditandatangani oleh Bendahara II dan menyerahkan kuitansi beserta proposal rangkap kedua ke pada tim kerja bersama dengan
uangnya. Tim kerja kemudian melaksanakan kegiatan sesuai dengan
proposal yang sudah disetujui oleh Bendahara II. Setelah kegiatan selesai
dilakukan, tim
kerja wajib
membuat laporan
pertanggungjawaban yang
mencakup laporan
pelaksanaan kegiatan, laporan anggaran penerimaan dan biaya pengeluaran
yang disertai bukti-bukti. Bendahara II kemudian akan menentukan apakan laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh
tim kerja disetujui atau tidak disetujui. Bendahara II dapat langsung
memberikan persetujuan
jika laporan
pertanggungjawaban tersebut sesuai dengan proposal kegiatan yang telah disetujui. Apabila laporan perlanggungjawaban tidak
sesuai dengan proposal yang sudah disetujui, maka Bendahara II akan mengembalikan laporan pertanggungjawaban tersebut kepada
tim kerja untuk direvisi. Setelah laporan pertanggungjawaban disetejui, Bendahara II
mencatat transaksi tersebut dalam laporan kas keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua dan merangkumnya kedalam
rangkuman raporan rangkap pertama dan kedua yang bersal dari prosedur penerimaan kotak persembahan paroki. Laporan kas
keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua serta rangkuman laporan rangkap pertama dan kedua akan di arsipkan
sementara. Laporan kas keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua serta rangkuman laporan rangkap pertama dan kedua
akan digunakan kembali oleh Bendahara II dalam prosedur pengeluaran biaya kepanitiaan.
Gambar 5.4: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
Tim Kerja
Mulai
Proposal 2
Tim kerja membuat proposal
permohonan
Menyerahkan proposal kepada
Bendahara II 2
Melaksanakan kegiatan dan
Membuat LPJTK
Menerima proposal, kuitansi
dan uang dari Bendahara II
3 kuitansi
Menyerahkan LPJTK
kepada Bendahara II
N Diserahkan
kepada Bendahara II
Keterangan: 1. LPJTK : Laporan Pertanggungjawaban Tim Kerja
2. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II 3. RL : Rangkuman Laporan
Proposal 1 Proposal 2
Diserahkan kepada Bendahara
II
Proposal 2 Proposal 1
LPJTK
LPJTK
1 kuitansi
Proposal 2
Gambar 5.4: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
1 Proposal 2
Menerima proposal dari tim
kerja
Memeriksa proposal
Apakah proposal sudah
sesuai dengan RAPB?
Proposal 2
Tim Kerja Tidak
Ya
Proposal 2
N 2
Bersama uang diserahkan kepada
tim kerja untuk dilaksanakan
Keterangan: 1. LPJTK : Laporan Pertanggungjawaban Tim Kerja
2. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II 3. RL : Rangkuman Laporan
4. RAPB : Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya
Membuat kuaitansi
Menandatangani proposal dan
kuitansi
kuitansi
Mendatangani proposal
Diserahkan kembali ke tim
kerja untuk direvisi
Proposal yang sudah
ditandatangani
Bendahara II
Proposal 1
Proposal 1
Proposal 2 Proposal 1
Proposal 1
kuitansi
Gambar 5.4: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
RL 2 RL 1
RL 2 RL 1
Bendahara II
3 LPJTK
Menerima LPJTK dari tim kerja
Apakah LPJ TK sudah sesuai dengan
proposal kegiatan?
LPJTK Tidak
Ya
Mencatat LPJ ke dalam LKK B II
Merangkum LKK B II ke dalam RL
LKK B II dan RL diarsipkan sementara
Diserahkan kembali ke tim
kerja untuk direvisi
2
RL 2 RL 1
Digabungkan
N T
T
Keterangan: 1. LPJTK : Laporan Pertanggungjawaban Tim Kerja
2. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II 3. RL : Rangkuman Laporan
LKK B II 2 LKK B II 1
LPJTK
Catatan LKK B II dan Dokumen RL
bersal dari prosedur
penerimaan kotak persembahan
Catatan LKK B II dan Dokumen RL akan
digunakan kembali dalam prosedur
pengeluaran kepanitiaan
selesai LKK B II 2
LKK B II 1
RL 2 RL 1
LKK B II 2 LKK B II 1
LPJTK LKK B II 2
LKK B II 1
2 Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Panitia yang dibentuk oleh Dewan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung wajib membuat proposal kegiatan kepanitian
sebanyak dua rangkap sebelum meminta uang ke Bendahara II. Proposal kegiatan kepanitian harus mendapat persetujuan dari
Ketua Panitia, Ketua Bidang dan Ketua Dewan Paroki. Proposal tersebut kemudian diserahkan kepada Bendahara II. Bendahara II
kemudian memeriksa apakah kegiatan kepanitian yang akan dilaksanakan terdapat dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan
Biaya RAPB. Bendahara II dapat langsung memberikan persetujuan apabila
proposal kegiatan kepanitian tersebut tercantum dalam program kerja RAPB. Apabila proposal kegiatan yang diajukan panitia
tidak sesuai dengan RAPB maka Bendahara II wajib mengembalikan proposal tersebut kepada panitia untuk direvisi.
Setelah proposal kegiatan disetujui, Bendahara II akan menandatangani proposal tersebut dan membuat kuitansi. Kuitansi
harus diatandatangani oleh Bendahara II. Kuitansi dan proposal rangkap dua yang sudah ditandatangani kemudian diserahkan ke
panitia beserta dengan uang. Panitia kemudian melaksanakan kegiatan sesuai dengan
proposal yang sudah disetujui oleh Bendahara II. Setalah kegiatan
selesai dilakukan,
panitia wajib
membuat laporan
pertanggungjawaban kegiatan yang mencakup laporan pelaksanaan kegiatan, laporan realisasi anggaran dan biaya kegiatan serta bukti-
bukti pendukung dengan batas waktu sesuai dengan yang ditetapkan dan diserahkan kepada Bendahara II. Bendahara II
dapat langsung
memberikan persetujuan
jika laporan
pertanggungjawaban yang dibuat oleh panitia sesuai dengan proposal
yang sudah
di setujui.
Apabila laporan
pertanggungjawaban tidak sesuai dengan proposal yang sudah disetujui maka Bendahara II wajib mengembalikan laporan
pertanggungjawaban kepada panitia untuk direvisi. Setelah laporan pertanggungjawaban disetejui, Bendahara II
mencatat transaksi tersebut dalam laporan kas keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua serta merangkumnya kedalam
rangkuman raporan rangkap pertama dan kedua yang berasal dari prosedur pengeluaran biaya tim kerja. Bendahara II kemudian
menandatangani laporan kas keuangan Bendahara III rangkap pertama dan kedua yang berasal dari persembahan bulanan umat,
laporan kas keuangan Bendahara II rangkap pertama dan kedua serta menandatangani rangkuman laporan rangkap pertama dan
kedua. Laporan kas keuangan Bendahara III rangkap pertama, laporan kas keuangan Bendahara II rangkap pertama dan
rangkuman raporan rangkap pertama diarsipkan secara permanen. Bendahara II kemudian menyerahkan laporan kas keuangan
Bendahara III rangkap kedua yang berasal dari penerimaan persembahan bulanan umat, laporan kas keuangan Bendahara II
rangkap kedua dan rangkuman raporan rangkap kedua yang sudah ditandatangani bersama dengan uang untuk di transfer ke
Keuskupan Agung Semarang kepada Bendahara I. Bendahara I kemudian mentranfer uang yang diterima dari
Bendahara II ke rekening Keuskupan Agung Semarang. Setelah mentranfer uang Bendahara II kemudian membuat bukti transfer
bank sebanyak dua rangkap. Berdasarkan bukti transfer bank, laporan kas keuangan Bendahara III rangkap kedua, laporan kas
keuangan Bendahara II rangkap kedua dan rangkuman raporan rangkap kedua, Bendahara I kemudian memasukkan atau entry
data ke komputer dengan program Microsoft Excel yang telah dibuat sebelumnya oleh Bendahara I. Setelah di input kedalam
komputer Bendahara II kemudian mencetak laporan arus kas sebanyak dua rangkap. Bukti transfer bank rangkap pertama dan
laporan arus kas rangkap pertama tersebut kemudian diarsipkan secara permanen, sedangkan laporan kas keuangan Bendahara II
rangkap kedua, laporan kas keuangan Bendahara III rangkap kedua, rangkuman laporan rangkap kedua, laporan arus kas
rangkap kedua dan bukti transfer bank rangkap kedua harus ditandatangani oleh Bendahara I dan Romo Paroki. Setelah
ditandatangani dokumen tersebut kemudian dikirimkan kepada Keuskupan Agung Semarang.
Gambar 5.5: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
Dewan Harian Panitia
Mulai
Proposal 2
panitia membuat proposal
permohonan
Menyerahkan proposal kepada
Bendahara II
1 2
Melaksanakan kegiatan dan
Membuat LPJP
Menerima proposal, kuitansi
dan uang dari Bendahara II
kuitansi
Menyerahkan
LPJP
kepada Bendahara II
Diserahkan kepada
Bendahara II
Keterangan: 1. LPJP Laporan Pertanggungjawaban Panitia
2. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II 3. RL : Rangkuman Laporan
4. LKK B III : Laporan Kas Keuangan Bendahara III 5. BTB : Bukti Tranfer Bank
6. LAK : Laporan Arus Kas
Proposal 1 Proposal 2
Proposal 2 Proposal 1
3 N
Diserahkan kepada Bendahara
II
LPJP
LPJP kuitansi
Proposal 2
Gambar 5.5: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
Bendahara II
1
Proposal 2
Menerima proposal dari
panitia
Memeriksa proposal
Apakah proposal sudah
sesuai dengan RAPB?
Proposal 2
Panitia Tidak
Ya
Proposal 2
N 2
Bersama uang diserahkan kepada
panitia untuk dilaksanakan
Membuat kuaitansi
Menandatangani proposal dan
kuitansi Mendatangani
proposal Diserahkan
kembali ke panitia untuk direvisi
Proposal yang sudah
ditandatangani
Keterangan: 1. LPJP Laporan Pertanggungjawaban Panitia
2. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II 3. RL : Rangkuman Laporan
4. LKK B III : Laporan Kas Keuangan Bendahara III 5. BTB : Bukti Tranfer Bank
6. LAK : Laporan Arus Kas
7. RAPB : Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya
Proposal 1
Proposal 1 Proposal 1
kuitansi kuitansi
Proposal 2 Proposal 1
Gambar 5.5: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
LKK B III 2 LKK B III 1
RL 2 RL 1
LKK B II 2 LKK B II 1
LKK B III 2 LKK B III 1
RL 2 RL 1
LKK B III 2 LKK B III 1
RL 2 RL 1
Bendahara II
3 LPJP
Menerima LPJdari panitia
Apakah LPJP sudah
sesuai dengan proposal kegiatan?
LPJTP
Tidak Ya
Mencatat LPJPke dalam LKK B II
LKK B II 1 LKK B II 2
Merangkum LKK B II ke dalam RL
RL 1 RL 2
Menandatangani LPJP, LKK B III, LKK B II dan
RL Diserahkan
kembali ke panitia untuk
direvisi
2 T
Keterangan: 1. LPJP Laporan Pertanggungjawaban Panitia
2. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II 3. RL : Rangkuman Laporan
4. LKK B III : Laporan Kas Keuangan Bendahara III 5. BTB : Bukti Tranfer Bank
6. LAK : Laporan Arus Kas
Digabungkan
N 4
Catatan LKK B III berasal dari prosedur penerimaan
persembahan bulanan umat, sedangkan
catatan
LKK B II dan Dokumen RL bersal dari prosedur
pengeeluaran tim kerja
Diserahkan kepada
Bendahara I beserta uang
LKK B II 2 LKK B II 1
LPJTP
LKK B II 2 LKK B II 1
LPJTP
Gambar 5.5: Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Sumber: Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
LAK 2 LAK 1
Bendahara I
4
Entry LKK B III, LKK B II RL dan
BTB ke dalam program komputer
selesai
LKK B III 2 LKK B II 2
RL 2 Mentransfer uang
ke KAS BTB 2
N KAS
Sebelum diserahkan ke KAS dokumen LAK harus
ditandatangani Romo Paroki
Menerima LKK B II, LKK B III, RL
beserta uang dari Bendahara II
Keterangan: 1. LPJP Laporan Pertanggungjawaban Panitia
2. LKK B II : Laporan Kas Keuangan Bendahara II 3. RL : Rangkuman Laporan
4. LKK B III : Laporan Kas Keuangan Bendahara III 5. BTB : Bukti Tranfer Bank
6. LAK : Laporan Arus Kas
7. KAS : Keuskupan Agung Semarang BTB 1
Menandatangani LAK dan BTB
BTB 2 BTB 1
LKK B III 2 LKK B II 2
RL 2 Arsip LAK
dalam komputer
LAK 2 LAK 1
5. Unsur Pengendalian Intern Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
1 Organisasi
Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung melakukan pengendalian dengan cara memisahkan fungsi-fungsi yang terkait
dalam sistem penerimaan kas yaitu memisahkan fungsi yang berkaitan dengan prosedur penerimaan hasil kolekte, penerimaan
persembahan bulanan umat dan prosedur penerimaan uang kotak persembahan paroki. Pada prosedur penerimaan hasil kolekte
Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung memisahkan fungsi penghitung kolekte dengan fungsi penerimaan untuk mencegah
terjadinya kecurangan dalam proses penghitungan. Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung juga memisahkan
fungsi kas dengan fungsi akuntansi dalam prosedur penerimaan persembahan bulanan umat agar uang yang dihasilkan tidak mudah
disalahgunakan. Pengendalian juga dilakukan dengan cara memisahkan fungsi penghitung kotak persembahan dengan fungsi
kas pada prosedur penerimaan kotak persembahan untuk meminimalkan terjadinya kecurangan. Agar uang yang dihasilkan
dapat selalu dikontrol pemisahan juga dilakukan antara fungsi kas dengan fungsi pemeriksa intern.
Fungsi-fungsi yang terdapat di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung tidak semua dipisahkan dalam prosedur penerimaan
kas, hal ini dapat dilihat dari fungsi penerimaan, fungsi kas dan fungsi akuntansi yang masih dipegang oleh orang yang sama, yaitu
oleh Bendahara II untuk penerimaan yang bersifat umum dan Bendahara III untuk penerimaan persembahan bulanan umat.
Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung tidak memisahkan fungsi tersebut karena sudah mempercayai karyawan yang tidak
akan melakukan kecurangan. 2
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung melakukan
pengendalian untuk penerimaan dari kolekte, penerimaan dari persembahan bulanan umat dan penerimaan dari kotak
persembahan paroki. Untuk meminimalkan terjadinya kecurangan Paroki
Santo Yohanes
Rasul Pringwulung
melakukan pengendalian pada fungsi penerimaan persembahan kolekte yaitu
penerimaan kas dari kolekte diotorisasi oleh fungsi penghitung kolekte dan fungsi kas atau fungsi kasir serta pencatatan ke dalam
rangkuman laporan dilakukan oleh fungsi akutansi yang didasarkan pada dokumen sumber maupun dokumen pendukung.
Pengendalian yang dilakukan dalam penerimaan persembahan bulanan umat antara lain, penerimaan uang dari pengurus
lingkungan diotorisasi oleh fungsi kas yaitu Bendahara III, pencatatan dalam Rincian Pemasukan dan Pengeluaran Dana
Persembahan dan Dana Imamat RPPDPDI dilakukan oleh fungsi kas yaitu Bendahara III untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
Pada penerimaan kotak persembahan paroki pengendalian dilakukan dengan cara, penerimaan kas dari kotak persembahan
diotorisasi dan dicatat oleh Bendahara II agar penyimpangan dapat diminimalkan. Dalam pencatatan penerimaan kas, kadangkala
dokumen yang digunakan sebagai bukti pencatatan penerimaan kas banyak yang tidak ditandatangani dengan lengkap, hal tersebut
dikarenakan banyak karyawan yang terkadang berhalangan untuk menandatangani dokumen.
3 Praktik yang Sehat
Pengendalian yang dilakukan oleh Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung antara lain, untuk penerimaan dari kolekte dokumen
Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte BAPPK harus ditandatangani oleh Petugas Penghitung Kolekte dan
Bendahara I atau Bendahara II yang bertindak sebagai saksi, setiap pencatatan penerimaan kolekte oleh Bendahara II harus disertai
dengan bukti BAPPK, dan setiap minggunya paroki selalu mengumumkan penerimaan kolekte kepada umat. Pengendalian
tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan ataupun kecurangan dalam penerimaan kas.
Dalam rangka meminimalkan terjadinya kecurangan maupun penyimpangan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung
melakukan pengendalian pada penerimaan persembahan bulanan umat yaitu setiap amplop persembahan bulanan umat disertai
dengan cap Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung, pencatatan penerimaan persembahan bulanan umat yang dilakukan Bendahara
III harus berdasarkan bukti yang dibuat oleh pengurus lingkungan, setiap rekapitulasi penerimaan persembahan bulanan umat oleh
Bendahara II harus berdasarkan bukti dari Bendahara III dan setiap minggunya Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung selalu
mengumumkan jumlah uang yang diterima untuk setiap lingkungannya. Dalam rangka mencegah terjadinya kecurangan
dalam penerimaan kotak persembahan, pengendalian yang dilakukan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung adalah setiap
penghitungan harus disaksikan oleh Bendahara I, Bendahara II dan Romo Paroki.
4 Karyawan yang Kompeten
Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung mengirimkan sejumlah karyawannya ke Keuskupan Agung Semarang KAS
untuk melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan sesuai
dengan pekerjaannya. Setelah melakukan pelatihan, karyawan terkadang tidak mempraktekkan pengelolaan keuangan yang sudah
diajarkan KAS pada Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung, hal tersebut dapat dilihat dalam setiap penginputan data yang
seharusnya menggunakan program komputer GL Paroki dirubah dengan menggunakan program komputer yang lain.
Penggantian program komputer tersebut karena seluruh karyawan yang bertugas di dalam pengelolaan keuangan paroki
tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk melakukan pengelolaan keuangan paroki. Karyawan yang dipilih untuk
pengelolaan keuangan lebih didasarkan pada pengalaman dan rasa kepercayaan di dalam melakukan pengelolaan keuangan paroki.
b. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
1 Organisasi
Pengendalian yang dilakukan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung mencakup beberapa pemisahan fungsi-fungsi yang
berkaitan dengan pengeluaran kas. Pengendalian dalam sistem pengeluaran kas antara lain, memisahkan fungsi yang memerlukan
pengeluaran kas dengan fungsi kas, hal ini dapat dibuktikan jika tim kerja, karyawan ataupun panitia memerlukan uang maka harus
mengajukan proposal terlebih dahulu kepada Bendahara II. Pengendalian tersebut dilakukan untuk meminimalkan terjadinya
kecurangan maupun penyimpangan dalam pengeluaran kas paroki. Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung juga memisahkan fungsi
kas dengan fungsi pemeriksa intern dan memisahkan fungsi kas dengan fungsi pengesahan, hal tersebut dilakukan agar setiap
pengeluaran kas dapat dikontrol oleh paroki. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam
perjalannya tidak semua dipisahkan oleh Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung, hal ini dapat dilihat dari fungsi kas dan fungsi
akuntansi yang masih dipegang oleh orang yang sama, yaitu oleh Bendahara II untuk pengeluaran yang bersifat umum dan
Bendahara III untuk pengeluaran dana liturgi dan imamat. Pemisahan juga tidak dilakukan antara fungsi kas dengan fungsi
transfer bank yang berkaitan dengan pengeluaran liturgi dan imamat yang masih dipegang oleh Bendahara III. Fungsi-fungsi
tersebut tidak dipisahkan karena hal tersebut belum dianggap perlu oleh Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung.
2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Pengendalian yang dilakukan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung antara lain, setiap permintaan dana yang di ajukan
tim kerja atau panitia harus disertai dengan tanda tangan Ketua Dewan Paroki atau Romo Paroki, setiap permintaan dana harus
berdasarkan RAPB Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya
yang sudah disusun sebelumnya oleh paroki dan setiap permintaan dana yang tidak sesuai dengan RAPB maka Bendahara II berhak
menolak permintaan dana. Pengendalian tersebut dilakukan agar kecurangan maupun penyimpangan dapat dicegah oleh Paroki
Santo Yohanes Rasul Pringwulung. Dalam pencatatan pengeluaran biaya tim kerja dan kepanitiaan
yang dilakukan oleh Bendahara II harus disertai dengan bukti laporan pertanggungjawaban yang di buat oleh tim kerja dan
panitia. Laporan pertanggungjawaban tersebut diperlukan untuk mengontrol kinerja panitia maupun tim kerja. Sedangkan untuk
pengeluaran dana kas kecil, permintaan dana dapat diajukan kepada Sekertaris Dewan paroki. Sekertaris Dewan Paroki dapat
mengajukan penggantian dana kepada Bendahara II berdasarkan bukti agar setiap pengeluaran kas dapat dipertanggungjawabkan
oleh Bendahara II. 3
Praktik yang Sehat Pengendalian yang dilakukan Paroki Santo Yohanes Rasul
Pringwulung antara lain, setiap pengeluaran kas yang dilakukan oleh Bendahara II harus di sertai dengan kuitansi atau nota Paroki
Santo Yohanes Rasul Pringwulung, pengeluaran dana yang besar dan Bendahara II tidak sanggup mengeluarkan dana yang besar
maka pengeluaran tersebut menjadi tanggungjawab Bendahara I
dengan persetujuan Romo Paroki misalnya pembayaran hutang paroki kepada Keuskupan Agung Semarang agar Romo Paroki
dapat mengontol keuangan paroki yang ada di bank dan mencegah terjadinya kecurangan maupun penyimpangan yang bisa saja
dilakukan oleh karyawan paroki. Romo Paroki juga akan memeriksa jumlah uang yang di pegang oleh Bendahara I,
Bendahara II dan Bendahara III agar penyimpangan dan kecurangan dapat diminimalkan.
4 Karyawan yang Kompeten
Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung tidak memiliki kriteria khusus untuk karyajawan yang bertanggungjawab dalam
pengelolan pengeluaran kas, hal tersebut dapat dilihat dari setiap pembuatan laporan keuangan karyawan paroki tidak dapat
menggunakan program komputer yang sudah ditetapkan oleh keuskupan agung semarang yaitu program komputer GL paroki.
Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung biasanya akan memilih karyawan yang memilki pengalaman, kerja keras untuk belajar dan
jujur dalam bekerja serta rasa kepercayaan untuk mengelola keuangannya.
Seluruh karyawan yang melakukan pengelolaan keuangan di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung akan dikirim ke
Keuskupan Agung Semarang untuk melakukan pelatihan dan
pengembangan sesuai
dengan bidang
yang menjadi
tanggungjawabnya sebagai kewajiban Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung kepada karyawannya untuk meningkatkan kualitas
dan kemampuan karyawan dalam pengelolaan keuangan.