Dokumen dan Catatan Akuntansi

jumlah yang relatif kecil atau sejumlah pembatasan yang ditetapkan oleh Dewan Paroki. 6. Laporan Kas Kecil Devosionalia LKKD Laporan Kas Kecil Devosionalia LKKD, digunakan oleh Kasir Devosionalia untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas devosionalia sehari-hari dengan jumlah yang relatif kecil atau sejumlah pembatasan yang ditetapkan oleh Dewan Paroki. 7. Laporan Kas Kecil Wisma Paroki LKKW Laporan Kas Kecil Wisma Paroki LKKW, digunakan oleh Kasih Wisma Paroki untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas Wisma Paroki sehari-hari dengan jumlah yang relatif kecil atau sejumlah pembatasan yang ditetapkan oleh Dewan Paroki. 8. Tanda Terima Tanda terima, berfungsi sebagai bukti penerimaan sumbangan dan penerimaan lain-lain secara tunai wesel cek bilyed giro. Dalam bukti ini terdapat nomor urut bukti yang tercetak sebagai bentuk pengendalian intern. 9. Tanda Bayar Tanda Bayar secara tunai wesel cek bilyed giro, berfungsi sebagai media otorisasi tanda persetujuan Pastor Paroki dan Bendahara Dewan Paroki atas pengeluaran uang yang akan dilakukan. Bukti eksternal, dalam bukti ini terdapat nomor urut bukti yang tercetak sebagai bentuk pengendalian intern. Tanda Bayar yang rusak sobek, salah tulis, dan lain- lain harus diarsipkan. 10. Bon Sementara Bon Sementara adalah bukti pengeluaran uang yang bersifat masih sementara, sehingga belum dicatat dibebankan sebagai beban biaya pengeluaran lainnya dalam Buku Kas Dewan Paroki. 11. Catatan Bon Sementara CTBS CTBS dibuat oleh Bendahara Dewan Paroki untuk mencatat pengeluaran Bon Sementara dan Bon Sementara yang sudah dipertanggungjawabakan. Bon Sementara yang belum dipertanggungjawabkan sampai akhir bulan, harus dipindahkan ke dalam CTBS sampai dengan bulan berikutnya. 12. Bukti Kas Masuk BKM Bukti Kas Masuk BKM, digunakan sebagai bukti intern untuk mencatat semua penerimaan uang oleh Kasir dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi. 13. Bukti Kas Keluar BKK Bukti Kas Keluar BKK, digunakan sebagi bukri intern untuk mencatat semua pengeluaran uang oleh Bendahara Dewan Paroki dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi. 14. Bukti Kas Keluar BKK Bukti Bank Masuk BBM, digunakan sebagai bukti intern untuk mencatat semua penerimaan uang melalui bank oleh Bendahara Dewan Paroki dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi. 15. Bukti Bank Keluar BKK Bukti Bank Keluar BBK, digunakan sebagai bukti intern untuk mencatat semua pengeluaran uang melalui bank oleh Bendahara Dewan Paroki dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi. 16. Bukti Memorial BMM Bukti Memorial BMM, digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang bukan merupakan transaksi kas dan atau bank. Contoh; transaksi pembebanan kewajiban khusus paroki yang belum dibayar pada akhir periode akuntansi. Jika tempat untuk jurnal dalam BKM kurang, maka BMM harus dilampiri lembar Rinsian Jurnal Memorial. 17. Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Kolekte BAPK Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Kolekte BAPK, digunakan paroki sebagai bentuk pertanggungjawaban paroki terhadap uang yang sudah dihitung oleh petugas penghitung. Penerimaan hasil kolekte harus dilaksanakan secara transparan , oleh sebab itu penghitung kolekte harus membuat BAPK. 18. Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Kotak Parkir BAHP Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Kotak Parkir BAHP, merupakan dokumen yang digunakan paroki sebagai bentuk pertanggungjawaban petugas penghitung kotak parkir terhadap uang yang sudah dihitung. 19. Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Panduan Misa BAHM Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Panduan Misa BAHM, merupakan dokumen yang digunakan paroki sebagai bentuk pertanggungjawaban petugas panduan misa terhadap uang yang dihasilkan dari panduan misa. 20. Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Kotak Lilin BAHL Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Kotak Lilin BAHL, merupakan dokumen yang digunakan paroki sebagai bentuk pertanggungjawaban petugas penghitungan hasil kotak lilin. 21. Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Paroki BAKG Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Paroki BAKG, merupakan dokumen yang digunakan paroki sebagai bentuk pertanggungjawaban petugas penghitungan kotak persembahan. penerimaan hasil kotak persembahan harus dilakukan secara transparan, oleh sebab itu petugas penghitung kotak persembahan harus membuat BAKG. 22. Rincian Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Paroki RBAKG Rincian Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Paroki RBAKG, Petugas Penghitungan Kotak Persembahan Paroki, wajib melampirkan RBAKG pada BAKG, serta membubuhkan tanda tangan pada BAKG dan RBAKG di tempat yang disediakan. 23. Catatan Penerimaan Hasil Kolekte, Parkir, Teks Misa dan Kotak Lilin CKPTL Berdasarkan BAPK, BAHP, BAHM, dan BAHL, Kasir mencatat hasil kolekte, parkir, teks misa dan kotak lilin pada CKPTL, sebelum disetorkan ke Bendahara Dewan Paroki. CKPTL dibuat sesuai urutan tanggal kejadian untuk setiap bulan, dengan melihat catatan ini dapat segera diketahui jumlah penerimaan-penerimaan tersebut untuk suatu bulan tertentu. 24. Catatan Penerimaan Lain-Lain CPLL Penerimaan uang oleh kasir yang tidak bisa dicatat ke dalam CKPTL, oleh Kasir dicatat ke dalam CPLL. CPLL diantaranya digunakan untuk mencatat Persembahan Bulanan Umat, Sumbangan Bebas dan Penerimaan Lain-Lain. 25. Tanda Terima Sumbangan Barang Devosi TTSD Tanda Terima Sumbangan Barang Devosi TTSD, digunakan sebagai tanda terima sumbangan barang devosi yang diterima oleh pengelola barang devosi. 26. Catatan penerimaan Sumbangan Barang Devosi CPSD CPSD, digunakan untuk mencatat pembelian barang-barang devosi. 27. Kartu Barang Devosi KBD KBD, digunakan untuk mencatat penambahan masuk dan berkurangnya keluar barang-barang devosi. 28. Amplop Persembahan Bulanan Umat APBU Amplop Persembahan Bulanan Umat APBU, merupakan amplop yang digunakan oleh umat saat menyerahkan persembahan bulanan, baik melalui lingkungan atau yang dimasukkan ke dalam kotak persembahan. APBU diisi oleh umat saat menyerahkan persembahan bulanan, baik melalui lingkungan atau yang dimasukkan ke dalam kotak persembahan. 29. Catatan penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat CPAP Catatan penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat CPAP, merupakan catatan yang dibuat oleh petugas lingkungan yang melakukan pengumpulan atau penerimaan persembahan umat supaya dapat memonitor banyaknya amplop persembahan umat yang beredar dan kembali beserta jumlah uangnya. 30. Daftar Aktiva Tetap Tanah DATT Daftar Aktiva Tetap Tanah DATT, merupakan daftar yang berisi informasi tanah yang dimiliki oleh Paroki. 31. Daftar Aktiva Tetap Bangunan, Gedung Dan perasarana DATB Daftar Aktiva Tetap Bangunan, Gedung Dan prasarana DATB, merupakan daftar yang berisi informasi bangunan gedung dan prasarana yang dimiliki oleh Paroki. 32. Daftar Aktiva Tetap Kendaraan DATK Daftar Aktiva Tetap Kendaraan DATK, merupakan daftar yang berisi informasi kendaraan yang dimiliki oleh Paroki. 33. Daftar Aktiva Tetap Inventaris DATI Daftar Aktiva Tetap Inventaris DATI, merupakan daftar yang berisi informasi inventaris yang dimiliki oleh Paroki. 34. Daftar Deposito Paroki DDPP Daftar Deposito Paroki DDPP, merupakan daftar yang memuat rincian informasi mengenai deposito yang dimiliki oleh Paroki. 35. Daftar Piutang Paroki DPUP Daftar Piutang Paroki DPUP, merupakan daftar yang memuat rincian penerimaan pinjaman dari Paroki.

H. Oraganisasi Nirlaba

Istilah organisasi berasal dari bahasa Yunani “organ” yang berarti “alat”. Dalam pengertian umum, organisasi dapat dipahami sebagai alat atau wadah sekelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang tersetruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama Sulistyowati, 2011. Menurut Sulistyowati, 2011, setiap organiasasi pasti mempunyai tujuan yang spesifik dan unik yang hendak dicapai. Tujuan dari tiap-tiap organisasi berfariasi tergantung pada tipe organisasi. Sulistyowati, 2011, membagi tipe-tipe organiasi menjadi 4 jenis, yaitu 1 pure-profit organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud untuk memperoleh laba sebanyak-banyaknya sehingga bisa dinikmati oleh para pemilik, 2 quasi- profit organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud untuk memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya sebagai mana dikehendaki para pemilik, 3 quasi- nonprofit organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud melayani masyarakat dan memperoleh keuntungan, 4 pure-nonprofit organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Bastian, 2010, terdapat perbedaan antara pengertian organisasi publik dan organisasi sektor publik. Institusi pemerintahan baik Pusat maupun Daerah, partai politik, tempat-tempat peribadatan, sekolah, yayasan, dan LSM adalah organisasi sektor publik. Semua organisasi tersebut menyediakan pelayanan bagi masyarakat, seperti pendidikan, listrik, peribadatan dan jasa-jasa lain dalam kerangka pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Sektor publik adalah sektor-sektor yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, di mana organisasi pelaksanaannya merupakan organisasi yang tujuan utamanya tidak mencari keuntungan keuangan. Jadi, organisasi tersebut biasanya dimiliki secara kolektif oleh publik dan kepemilikan atas sumber daya tidak dicerminkan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan Bastian, 2010. Mekanisme pengambilan keputusan publik atas kebijakan dan operasi organisasi dilakukan atas dasar konsesus, Nordiawan, 2006. Di sisi lain, publik itu sendiri diartikan sebagai masyarakat, yaitu yang mempunyai kepemilikan atas organisasi sektor publik tersebut dan pihak yang berhak mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh organisasi sektor publik terkait Bastian, 2010. Di Indonesia, ruanglingkup organisasi sektor publik meliputi lembaga- lembaga tinggi negara, dan departemen-departeman dibawahnya, pemerintah daerah, yayasan, partai poliltik, perguruan tinggi dan organisasi-organisasi publik nirlaba lainnya. Jadi, proses pelaporan dan pertanggungjawaban ke masyarakat harus segera diatur dalam kerangka standar akuntansi publik, Bastian, 2010. Dalam prakteknya, definisi organisasi sektor publik di Indonesia adalah organisasi yang menggunakan dana masyarakat. Seperti telah disinggung sebelumnya, di Indonesia jenis organisasi sektor publik yang dikenal antara lain, organisasi pemerintah pusat, organisasi pemerintah daerah, organisasi partai politik, organisasi LSM, organisasi yayasan, organisasi pendidikan seperti sekolah, organisasi kesehatan seperti rumah sakit dan organisasi tempat peribadatan seperti masjid, Paroki, vihara, pura Bastian, 2010. Menurut Bastian, 2010, kata “publik” mengandung arti masyarakat atau rakyat, yang pada umumnya adalah kelompok binaan donator, konstituen, atau umat. Berikut ini adalah ilustrasi struktur organisasi yang terdapat dalam organisasi sektor publik menurut Bastian, 2010: Tabel 2.1 : Elemen atau Istilah Dalam Organisasi Publik No Bentuk Organisasi Publik Manajemen Lembaga perwakilan Pengurus Harian Organisasi pelaksana program Pemilik yang dilayani 1 Pemerintah Pemerintah Pusat DPR Sekretariat Negara bersama Kementrian Lembaga Masyarakat Pemerintah Daerah DPRD Dewan penasehat Sumber: Bastian, 2010