13 Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, terdapat perkembangan
yang terjadi pada sistem transmisi, yaitu dengan ditemukannya sistem transmisi optik, yang menyebabkan adanya peningkatan kecepatan transmisi dan
menyebabkan adanya tuntutan akan suatu rancangan sistem switching yang sesuai dengan kebutuhan transmisi tersebut. Rancangan elemen switching yang
dibutuhkan adalah rancangan yang dapat meneruskan paket data secara tepat, cepat, dapat dikembangkan untuk skala yang besar dan dapat secara mudah untuk
diimplementasikan.
2.4 Jaringan Switching
Jaringan switching adalah suatu mode transfer untuk informasi dengan melakukan pembangunan hubungan terlebih dahulu dari ujung ke ujung melalui
proses switching dan routing lalu setelah itu barulah informasi dapat ditransfer melalui jalur atau kanal circuit secara dedicated.
Jaringan switching tidak membedakan antara inletoutlet yang tersambung ke pelanggan maupun ke trunk. Sebuah system switching tersusun dari elemen-
elemen yang melakukan fungsi-fungsi switching, control dan signaling. Suatu elemen switching dapat digambarkan sebagai suatu elemen jaringan
yang menyalurkan paket data dari terminal masukan menuju terminal keluaran. Gambar 2.1 memperlihatkan suatu tipe dari elemen switching dimana
terlihat bahwa suatu switch yang terdiri dari tiga komponen dasar yaitu : modul masukan, switching fabric, dan modul keluaran.
Gambar 2.1 Tipe Elemen Switching
Universitas Sumatera Utara
14 Ketiga komponen switch tersebut dijelaskan sebagai berikut [1] :
1. Modul Masukan
Modul masukan akan menerima paket yang datang pada terminal masukan. Modul masukan akan menyaring paket yang datang tersebut
berdasarkan alamat yang terdapat pada header dari paket tersebut. Alamat tersebut akan disesuaikan dengan daftar yang terdapat pada modul
masukan. Fungsi ini juga dilakukan pada modul keluaran. Fungsi lain dilaksanakan pada modul masukan adalah sinkronisasi, pengelompokan
paket menjadi beberapa kategori, pengecekan error dan beberapa fungsi lainnya sesuai dengan teknologi yang ada pada switching tersebut.
2. Switching Fabric
Switching fabric melakukan fungsi switching dalam arti yang sebenarnya yaitu merutekan paket dari terminal masukan menuju terminal
keluaran. Switching fabric terdiri dari jaringan transmisi dan elemen switching. Jaringan transmisi ini bersifat pasif dalam arti bahwa hanya
sebagai saluran saja. Dan pada sisi lain elemen switching, elemen switching melaksanakan fungsi seperti internal routing.
3. Modul keluaran
Modul keluaran berfungsi ntuk menghubungkan paket ke media transmisi dan ke berbagai jenis teknologi seperti control error, data
filtering, tergantung pada kemampuan yang terdapat pada modul keluaran tersebut.
Kata terminal dapat diartikan sebagai suatu titik yang terdapat pada elemen switching. Jadi dapat disimpulkan bahwa switching adalah suatu proses transfer
data dari terminal masukan menuju terminal keluaran.
Dalam switching, ada dua jenis tipe switching yang sering digunakan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
15 1.
Circuit Switching. 2.
Packet Switching.
Circuit Switching adalah jenis koneksi temporer yang dibentuk antara dua titik two points. Ketika proses berlangsung, jalur temporer tadi akan tetap
dipertahankan hingga koneksi selesai. Data dipecah-pecah menjadi paket-paket kecil dan kemudian dikirim melalui jalur yang tetap.
Cara kerjanya yaitu, sebelum koneksi berjalan, akan di bentuk jalur virtual virtual circuit. Virtual Circuit switching adalah teknologi packet switching yang
dapat “mengimplementasi” teknologi circuit switching “tradisional”. Dalam penerapan jalur virtual terdapat 2 node yang dibuat yaitu node penerima dan node
pengirim. Dalam jaringan switching ada 2 jenis sirkuit switching yaitu :
1. Space Division Switching
Pada space division switching, jalur yang ada pada sirkuit masing-masing dipisahkan secara spasial. Sebagai contoh apabila ada masukan yang berbeda
pada saat yang sama, maka masukan tersebut akan menggunakan jalur switching yang berbeda yang dipisahkan secara spasial. Pada awalnya
teknologi ini dikembangkan untuk teknologi analog, akan tetapi sekarang telah digunakan untuk teknologi digital.
2. Time Division Switching
Pada time division switching, sistem yang digunakan berbeda, yaitu menggunakan time division multiplexing agar dapat melakukan switching.
Masukan yang berbeda dapat menggunakan jalur yang sama tetapi dengan interval waktu interleaved yang berbeda.
Terdapat 3 komunikasi antara penerima dan pengirim melibatkan 3 fase yaitu:
Universitas Sumatera Utara
16 1.
Circuit Establishment Membuat sebuah jalur virtual yang digunakan untuk dilalui paket data.
Kemudian terjadi komunikasi antara node pengirim dan node penerima, lalu node penerima mengirim sinyal pemberitahuan bahwa data yang dikirim siap
diterima. 2.
Data Transfer. Pada fase ini data akan dipecah-pecah dan dikirim melalui jalur yang telah
ditentukan dalam fase pertama. 3.
Circuit Termination Apabila data sudah dikirim, node pengirim mengirimkan sinyal kepada
node penerima untuk mengakhiri koneksi yang berarti data yang dikirim tadi sudah diterima node penerima.
Paket Switching adalah jenis koneksi antara beberapa titik multiple points. Data dipecah-pecah menjadi paket-paket kecil dan kemudian dikirim.
Jalur untuk pengiriman data bisa berbeda-beda tidak tetap sesuai kondisi network tersebut. Perbedaan yang mendasar antara circuit switching dan paket
switching adalah jalur pengiriman data. Circuit switching menggunakan jalur yang tetap sedangkan paket switching bisa menggunakan jalur yang berbeda tergantung
kondisinya. Cara kerja Packet Switching :
1. Sebelum data dikirim data dipecah-pecah terlebih dahulu menjadi paket- paket dan diberi nomor urut. Antara paket switching dan circuit switching
sama-sama menggunakan virtual circuit. 2. Paket-paket tadi ditransfer melalui rute yang berbeda-beda yang ditentukan
oleh router. Jadi, hal ini berbeda dengan circuit switching yang menggunakan jalur tetap.
Universitas Sumatera Utara
17 3. Dan akhirnya data diterima oleh node penerima dan data tersebut disusun
ulang sesuai urutan.
2.5 Struktur Switching