28 2.12.2
Pembangunan Jaringan Switching Banyan Dengan Iterasi Pada Jaringan switching Banyan dengan Iterasi, seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 2.11, menunjukkan bahwa pola interkoneksi dari link –link diantara
dua tingkat yang bersebelahan harus tersusun sehingga sebuah paket dapat dikirim dari satu terminal masukan jaringan ke satu terminal keluaran jaringan. Lalu
pergerakan paket yang melalui jaringan harus dikendalikan oleh sebuah digit m, base-k yang disisipkan pada paket yang merupakan alamat tujuan paket dengan
cara, pilihan terhadap terminal keluaran switch yang menerima paket, ditentukan secara unik oleh satu dari digit
–digit pada alamat tujuan sesuai dengan m tingkat jaringan dan tiap
–tiap digit mengendalikan switch–switch pada tingkat yang bersesuaian.
Gambar 2.11 Konstruksi Jaringan Switching Banyan dengan Metode Iterasi
2.13 Konsep Switching Matriks
Switching Matriks ditujukan untuk menghubungkan antara inlet dan outlet di masing-masing terminal dan mengoptimalkan kinerja sirkuit. Switching matriks
bisa saja tersusun dengan metode yang berbeda untuk membangun sebuah koneksi antara teminasi yang sama, atau untuk membangun terminasi tambahan. Switching
Universitas Sumatera Utara
29 matriks kita kenal dengan switching networks. Akan tetapi pada tugas akhir ini,
switching lebih dikhususkan ke sistem seperti PSTN, ISDN, dan LAN, dimana ketentuan dari sistem matriks yang digunakan menjadi acuan untuk switch array
pada peralatan switching. Ada empat faktor yang sangat mempengaruhi pada desain untuk switching
dan faktor tersebut juga berpengaruh pada variasi evolusi dari tiap sistem. Keempat faktor itu ialah jumlah inlet dan outlet, hal
–hal yang dapat menyebabkan blocking dan karakteristik tiap trafik, biaya pembuatan dan pemaketan data, dan
biaya pengoperasian. Seringkali perbedaan antara kongesti karakteristik dan biaya yang ada sangat signifikan, dan desain dari matriks multistage telah didapatkan
pada proses pembelajaran. Biasanya, desain utama akan dipilih berdasarkan desain yang menunjukan parameter khusus yang nantinya akan diterapkan pada
sistem yang akan dipakai. Dengan menggunakan parameter khusus, sangat memungkinkan untuk menentukan desain yang optimum tetapi tetap dengan biaya
yang seminimal mungkin [7].
2.14 Space Divided Switch Array
Konsep dasar dari membangun sebuah switching matriks adalah rangkaian switching, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.12, yang merupakan blok
diagram yang khusus. Sejumlah rangkaian membuat sebuah interkoneksi dari semua N inlet dengan semua M outlet. Dalam kasus ini, koneksi yang ditunjukan
dari inlet 2 ke outlet 3 dan dari inlet 3 ke outlet 2 adalah sebuah koneksi yang menggambarkan koneksi dua arah. Peralatan switching yang digunakan dapat
berupa crossbar, reed relay, ataupun solid-stateswitch. Ada banyak sekali peralatan yang dapat digunakan, dengan berbagai tingkat kehandalan, pengunaan
yang mudah, berbagai jenis harga, dan kecepatan pengoperasian. Tugas akhir ini hanya akan membahas mengenai konsep switching matriks terkhusus kepada
crosspoint[7].
Universitas Sumatera Utara
30 Gambar 2.12 Rangkaian Switching
2.15 One Stage Matrix