Perlawanan Perempuan dalam Novel Subordinasi Perempuan

commit to user membangun hidupnya dengan melanjutkan hobynya melukis, bahakan lukisan- lukisan tersebut ada yang mampu dijual dengan harga mahal. Pilihan-pilihan perempuan yang dapat dikategorikan sebagai ekspresi eksistensi adalah keputusan pilihan-pilihan yang dibuat Maruti dan Nensi untuk menunjukkan keberadaan dirinya. Pilihan yang dilakukan Maruti dan Nensi dapat diklasifikasikan dalam bentuk kebebasan menentukan nasibnya sendiri, kebebasan memilih pekerjaan, kebebasan menentukan jalan hidupnya. Pilihan mereka menunjukkan sebagai upaya perempuan untuk membebaskan diri dari jeratan patriarki. Pembatasan antara laki-laki dan perempuan yang terasa merugikan bagi kaum perempuan mampu mereka atasi. Perempuan yang sering dicitrakan sebagai makhluk pasif ternyata ditentang oleh Maruti dan Nensi. Pilihan mereka mencerminkan bahwa arti kemerdekaan bagi perempuan adalah bagaimana perempuan diakui hak-haknya sebagai manusia utuh yang sederajat dengan laki-laki sehingga tidak ada kekerasan dan pelecehan yang terjadi.

d. Perlawanan Perempuan dalam Novel

Maruti Jerit Hati Seorang Penari Karya Achmad Munif Penindasan-penindasan yang terus menerus, tentunya mengakibatkan sebuah perlawanan. Demikian juga yang terjadi pada dunia patriarki. Penguasaan laki-laki terhadap perempuan seperti sudah dilegalkan. Tidak hanya dalam budaya patriarki, dalam sistem kapitalisme ternyata sering terjadi perlakuan yang menggambarkan bahwa tenaga kerja perempuan sering tidak dihargai. commit to user Perlakuan kekerasan dialami tokoh-tokoh perempuan pada novel Ma ruti Jer it Ha ti Seora ng P enari. Kekerasan fisik dan kekerasan emosi, serta kekerasan seksual. Perlakuan suami yang hyper dan menyalahgunakan keperkasaannya demi uang membuat mereka tertekan. Tekanan-tekanan itulah yang akhirnya membuat mereka melakukan perlawanan. Perlawanan terhadap kekerasan yang menimpa mereka. Maruti dan Nensi merupakan tokoh yang mampu melakukan perlawanan terhadap tekanan-tekanan dalam hidupnya. Berbeda dengan Tantri Anjani. Ia tidak memiliki kekuatan untuk melawan kekerasan yang dilakukan suaminya. Ia terpaksa menerima keadaannya sebagai istri yang dimadu. Ketegasan yeng terlihat pada tokoh Maruti dan Nensi merupakan ekspresi eksistensi perempuan yang sadar akan keberadaanya serta berusaha untuk mendapatkan persamaan derajat dan hak antara laki-laki dan perempuan.

e. Subordinasi Perempuan

Subordinasi perempuan berawal dari perbedaan peranan antara laki- laki dan perempuan. Pembagian kerja berdasarkan gender dan dihubungkan dengan fungsi perempuan sebagai ibu. Kemampuan perempuan ini digunakan sebagai alasan untuk membatasi perannya hanya pada peran domestik dan pemeliharaan anak yang secara berangsur menggiring perempuan sebagai tenaga kerja yang tidak produktif. Peran dan posisi perempuan selalu dipandang lebih rendah daripada lakai-laki. Hal ini mengakibatkan laki-laki tidak menghargai perempuan. commit to user Subordinasi perempuan dalam novel Ma ruti Jer it Hati Seora ng Pena ri tampak jelas dari sikap yang digambarkan pada diri Lukito Haryadi. Dia telah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan padanya. Sebagai pengelola hotel, dia sering bertindak tidak adil. Lukito Haryadi tidak segan-segan memecat karyawan perempuan yang menolak diajak kencan. Lukito Haryadi juga tidak mampu menghargai karyawan perempuannya yang mencoba bekerja sebagai professional. Lukito Haryadi tidak menghargai karyawan perempuan yang berusaha bekerja secara profesional. Lukito Haryadi juga sering mengagung-agungkan darah kebangsawanannya. Dia mampu membuat hotel-hotel lain tidak menerima Maruti sebagai penari. Padahal saat itu Maruti membutuhkan pekerjaan untuk menghidupi anak-anak dan rumah singgahnya. Lukito Haryadi memutuskan kontrak dengan Maruti yang tidak mau melayani sifat hidung belangnya. Perempuan yang bekerja kadang tidak dinilai secara obyektif, tetapi secara subyektif oleh sebagian lelaki. Penolakan karyawan perempuan dianggap sebagai sebuah penghinaan yang tidak bisa dimaafkan oleh lelaki seperti Lukito Haryadi.

f. Perjuangan Kesetaraan Gender