Teknik Pengumpulan Data 3. Deskripsi Obyek Penelitian

25 3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.3. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder Nazir, 1988 : 58. Data primer yaitu: data utama yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang diperoleh dari catatan perusahaan. Hasil pengumpulan data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat yang dirumuskan sebelumnya Nazir, 1988 : 212.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang diambil peneliti dalam penelitian ini berasal dari obyek yang diteliti yaitu UD. Surya Chemical. Adapun teknik pengumpulan datanya Nazir, 1988 : 212 dengan menggunakan cara: 1. Dokumentasi Dengan mencatat data yang diperlukan yang berasal dari dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Kuesioner Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penelitian dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh responden dengan batas waktu yang ditetapkan oleh peneliti. 26 3. Observasi Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan suatu kesimpulan yang sangat berguna bagi semua pihak.

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Analisis Data

3.5.1.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu kuesioner mengukur apa yang diinginkan valid atau tidak. Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso 2002 : 277 :  Jika r positif, serta r hasil r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid  Jika r tidak positif, serta r hasil r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid

3.5.1.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Ghozali, 2001 : 113 Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu kuesioner 27 dapat dikatakan reliabel jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbrach Alpha, yaitu dinyatakan dalam nilai α yang dapat dikatakan reliabel apabila nilai Cronbrach Alpha 0,60 Nunnally : 1969 dalam Ghozali, 2001 : 133.

3.5.1.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk, dengan mempergunakan program SPSS 10.0 Sumarsono,2004 : 40. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:  Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal.  Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal.

3.5.1.4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik ini: 28 1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinieritas 3. Tidak boleh ada heteroskidasitas Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urutan waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross–sectional” Gujarati, 1995 : 201. Pada penelitian ini tidak menggunakan data time series melainkan menggunakan data cross-sectional sehingga tidak dilakukan pengujian autokorelasi.

2. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel–variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol Ghozali, 2001 : 57. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel–variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 29 2. Menganalisis matrik korelasi variabel–variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 3. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Persamaan regresi linier berganda diatas diasumsikan tidak terjadi pengaruh antar variabel bebas. Apabila ternyata ada pengaruh linier antar variabel bebas, maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi terjadi bias. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat ciri–cirinya sebagai berikut: a. Koefisien determinasi berganda R square tinggi b. Koefisien korelasi sederhana tinggi c. Nilai F hitung tinggi signifikan d. Tapi tidak satupun diantara variabel bebas yang signifikan Akibat adanya multikolinier adalah: 1. Nilai standart error galat baku tinggi sehingga taraf kepercayaan confidance intervalnya akan semakin melebar. Dengan demikian, pengujian koefisien regresi secara individu menjadi tidak signifikan. 2. Probabilitas untuk menerima hipotesa Ho diterima tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat akan semakin besar. Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi product moment atau Variance Inflation Factor VIF 30 I VIF = Gujarati, 1995 : 339 Q – R j 2 VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila varians lebih besar dari 10. Hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier Gujarati, 1995 : 339

3. Heteroskedastisitas

Pada regresi linier nilai–nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus Rank Spearman adalah: ∑ di 2 rs = 1 – 6 Gujarati, 1995 : 188 NN 2 – 1 Keterangan: di = Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke- N = Banyaknya data

3.5.2. Teknik Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yaitu untuk menggambarkan pengaruh linier antara variabel bebas dan variabel terikat. Model regresi linier berganda dapat dinyatakan sebagai berikut: Y=b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Sudjana, 1992 : 69 Keterangan: Y = Kinerja Manajerial 31 X 1 = Sistem Pengukuran Kinerja X 2 = Sistem Reward b = Konstanta b 1 , b 2 , = Koefisien Regresi Variabel X 1 ,X 2 e = Variabel Pengganggu

3.5.3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis secara kecocokan model uji F. langkah–langkah pengujian yang dilakukan untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut ini:  Uji Kecocokan Model Uji F a. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternative Ho : b 1 = b 2 = 0 model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap Kinerja Manajerial Y Hi : b 1 = b 2 ≠ 0 model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap Kinerja Manajerial Y b. Menentukan Tingkat Signifikan Dalam penelitian ini tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 dengan derajat kebebasan n – k – 1dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel. c. Menentukan Nilai F Hitung R 2 k F hitung = Anonim, 2003 : L – 22 1 – R 2 n – k – 1 32 Dimana: R 2 : Koefisien determinasi atau koefisien korelasi berganda n : Jumlah pengamatan k : Jumlah data d. Menentukan Kriteria Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Ho diterima jika F hit ≤ F tab Ho ditolak jika F hit F tab Anonim,2003 : L‐22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

UD. Surya Chemical merupakan perusahaan yang bergerak di bidang chemical. Perusahaan ini pertama kali didirikan oleh Bapak H. Paiman Agus Harianto pada tahun 1973 di Jalan Kampung Malang I25 dengan pegawai 1 orang. Pada tahun 1978, perusahaan ini berpindah ke Jalan Banyu urip Kidul I24 Surabaya. Usaha yang dirintis ini semakin berkembang dengan jumlah pegawai mencapai 5 orang hingga pada tahun 1988, UD.Surya Chemical mencari tempat yang lebih besar dan strategis di Jalan Dukuh Kupang Timur VII25 dengan jumlah pegawai mencapai 15 orang. Tahun 2000, UD Surya telah membuka cabang di Malang dan Denpasar dengan lokasi TB. Sinar Putra di Jalan Bandulan 134 Malang serta TB. Sinar Surya di Jalan Nangka 105 Denpasar, Bali. Selanjutnya di tahun 2005, UD. Surya berpindah kantor di Jalan Dukuh Kupang X26. Hingga kini karyawannya mencapai 30 orang. Adapun visi dan misi dari UD. Surya Chemical adalah terus mengembangkan usaha dan melebarkan sayap dengan membuka banyak cabang serta mempertahankan kinerja karyawan dan kualitas produk sesuai dengan pasaran dan kepuasan pelanggan. 33 Struktur organisasi pada UD. Surya Chemical dapat dilihat di bawah ini: Gambar 4.1. Struktur Organisasi UD. Surya Chemical Surabaya Sumber : UD.Surya Chemical

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian