Kerangka Pikir Pengukuran Variabel Sistem Pengukuran Kinerja X

17 4. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. 5. Pengawasan supervisi, yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. 6. Pengaturan staff staffing, yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja di bagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai. 7. Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar–menawar dengan wakil penjual, tawar–menawar secara kelompok. 8. Perwakilan representatif, yaitu kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara–acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang dijelaskan, maka disusun kerangka pemikiran sebagai acuan untuk memeriksa hasil analisis dan uji hipotesis yang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti menyajikan beberapa teori yang 18 berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penelitian ini. Hal ini dapat dibahas pada premis–premis sebagai berikut: Premis 1 : Pengukuran kinerja adalah suatu sistem untuk menyediakan informasi kepada manajer apakah proses produksi telah nerjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan output yang telah ditetapkan sebelumnya. Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001 : 35 Premis 2 : Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Ainul Mardiyah dan Listianingsih, 2005 : 568 Berdasarkan premis–premis di atas, maka digambarkan kerangka pikir model penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir Sistem Pengukuran Kinerja X 1 Kinerja Manajerial Y System Reward X 2 Uji Statistik Regresi Linier Berganda 19

2.3.1. Hipotesis

Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Uma Sekaran, 2006 : 135 Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah: H1 : Diduga bahwa sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada UD. Surya Chemical. H2 : Diduga bahwa sistem reward adalah yang dominan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial pada UD. Surya Chemical. BAB III METODE PENELITIAN

2.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Nazir, 1999 : 152 Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan “Semantic Differential Scale” yaitu skala yang dikembangkan Osgood, Suci, dan Tannenbaum digunakan untuk mengukur pengertian suatu objek atau konsep oleh seseorang dalam suatu skala bipolar dengan skala 7 buah titik. Skala bipolar adalah skala yang berlawanan seperti baik buruk, cepat lambat dan sebagainya Nazir, 1999 : 403 Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja Manajerial Y sebagai variabel terikat, sedangkan variabel bebasnya adalah sebagai berikut:

a. Sistem Pengukuran Kinerja X

1 b. Sistem Reward X 2 Adapun definisi operasional masing–masing variabel adalah sebagai berikut: 20 21

1. Sistem Pengukuran Kinerja X

1 Sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja para manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasi perusahaan.

2. System Reward X

2 Kompensasi adalah semua bentuk return baik finansial maupun non-finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan. Kompensasi dapat berupa finansial yaitu berbentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan, libur atau cuti tetapi tetap dibayar, dan sebagainya. Kompensasi non-finansial seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tugas, peluang kenaikan pangkat, pengakuan, dan lain– lain. 3. Kinerja Manajerial Y Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staff, negoisasi, dan lain–lain.

2.2 Pengukuran Variabel

a. Sistem Pengukuran Kinerja X

1 Sistem pengukuran kinerja merupakan frekuensi pengukuran kinerja para manajer yang diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Daniel dan Reitsperger Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001 : 31, dengan 5 item pertanyaan. Skala interval tidak 22 hanya memberikan informasi tentang urutan atau hierarki satu objek terhadap objek yang lain, namun juga memberikan informasi tentang jarak yang ada diantara urutan tersebut. Sujoko Efferin, Stevanus dan Yuliawati Tan, 2004 : 85 Pengukuran variabel ini dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut: 1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju Instrumen ini menggunakan skala rendah 1 untuk menunjukkan pengukuran kinerja yang rendah dengan skala tinggi 7 untuk menunjukkan pengukuran kinerja yang tinggi. Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001 : 31

b. System Reward X