Deskripsi Hasil Pengujian PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA UD. SURYA CHEMICAL.

lebih dari 20 tahun 21-25 tahun antara lain 1 orang Senior SPV Sales yang telah bekerja selama 24 tahun dan 1 orang Manajer Pemasaran yang bekerja selama 25 tahun. Selanjutnya akan disajikan karakteristik responden berdasarkan usia yang terangkum dalam tabel berikut ini : Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Keterangan Jumlah orang Prosentase 1 35 – 40 tahun 3 30 2 41 – 45 tahun 4 40 3 46 tahun 3 30 Total 10 100 Sumber : Penyebaran Kuesioner diolah peneliti Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa usia responden dalam penelitian ini cukup beragam namun sebagian besar adalah karyawan yang memiliki usia antara 41 hingga 45 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau 40, selanjutnya masing-masing sebanyak 3 orang atau 30 adalah karyawan yang berusia antara 35-40 tahun serta karyawan yang berusia lebih dari 46 tahun.

4.2.2. Penyajian Data Variabel

4.3. Deskripsi Hasil Pengujian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengukuran kinerja X 1 serta sistem reward X 2 terhadap kinerja manajerial Y UD. Surya Chemical Surabaya. Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 10 orang karyawan di jajaran manajerial perusahaan diperoleh jawaban kuesioner sebagai berikut : Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pengukuran Kinerja X 1 Skor No Item 1 2 3 4 5 6 7 Total 1 X1.1. 0 0 0 1 7 2 0 10 2 X1.2. 0 0 0 5 2 3 0 10 3 X1.3. 0 0 0 4 3 3 0 10 4 X1.4. 0 0 0 5 2 3 0 10 5 X1.5. 0 0 0 3 4 3 0 10 Total 0 0 0 18 16 14 0 10 Sumber : Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.1 Tabel di atas dapat diketahui bahwa 10 orang responden dalam penelitian ini memberikan jawaban yang cukup beragam berkaitan dengan 5 pertanyaan yang diajukan, namun sebagian besar responden menjawab skor 4 yaitu sebanyak 18 jawaban. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak responden yang menyatakan pengukuran kinerja yang dilakukan manajemen UD. Surya Chemical selama ini sudah cukup baik. Kondisi tersebut ditunjukkan melalui pemberian upah atau gaji yang sesuai dengan standar UMR, penempatan karyawan sesuai dengan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki, perlakuan atau penilaian yang obyektif atas dasar prestasi kerjanya, adanya tanggung jawab yang lebih besar dari prestasi kerja serta adanya kelonggaran yang diberikan oleh perusahaan terhadap pekerjaan yang sifatnya rutin. Tabel 4.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Sistem Reward X 2 Skor No Item 1 2 3 4 5 6 7 Total 1 X2.1. 1 1 8 0 0 0 0 10 2 X2.2. 0 0 1 7 2 0 0 10 3 X2.3. 0 0 0 5 4 1 0 10 4 X2.4. 0 0 0 5 4 1 0 10 5 X2.5. 0 0 0 7 2 1 0 10 Total 0 0 9 24 12 3 0 10 Sumber : Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.2 Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada 10 orang responden diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu para karyawan UD. Surya Chemical di jajaran manajerial memberikan jawaban di skor 4 yaitu sebanyak 24 jawaban. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem reward yang diberikan oleh perusahaan juga sudah cukup baik. Kondisi tersebut ditunjukkan melalui pernyataan adanya penghargaan yang diberikan oleh perusahaan berupa kompensasi tetap ditambah dengan penghargaan keuangan serta non keuangan dan adanya tambahan intensif yang ditentukan berdasarkan kinerja individual. Tabel 4.6. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kinerja Manajerial Y Skor No Item 1 2 3 4 5 6 7 Total 1 Y1. 0 2 6 2 0 0 0 10 2 Y2. 0 0 0 1 5 3 1 10 3 Y3. 0 0 0 0 6 3 1 10 4 Y4. 0 0 0 0 5 4 1 10 5 Y5. 0 0 0 3 3 3 1 10 6 Y6. 0 0 1 3 3 1 2 10 7 Y7. 0 0 0 4 4 0 2 10 8 Y8. 0 0 0 4 4 2 0 10 Total 2 7 17 30 16 8 10 Sumber : Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.3 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui distribusi jawaban responden untuk variabel kinerja manajerial cukup beragam dimana sebagian besar responden dalam penelitian ini cenderung memberikan jawaban pada skor 5 yaitu sebanyak 30 jawaban. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa kinerja manajerial yang diterapkan oleh perusahaan selama ini baik dalam hal penilaian kinerja, penentuan tujuan kebijakan, pengawasan, perwakilan, investigasi, negosiasi serta pelaksanaan secara berkesinambungan sudah cukup baik. 4.3.1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Setelah melakukan penyajian data untuk distribusi jawaban responden, berikut ini penyajian data untuk hasil pengujian validitas dan reliabilitas variabel sistem pengukuran kinerja X 1 , sistem reward X 2 dan kinerja manajerial Y. 1. Hasil Pengujian Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso 2002 : 277 : a. Jika r positif, serta r hasil r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid b. Jika r tidak positif, serta r hasil r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid Hasil pengujian validitas dalam penelitian ini untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut : Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengukuran Kinerja X 1 Item Pertanyaan Nilai corrected item total correlation Nilai r tabel Keterangan X1.1. 0,718 0,317 Valid X1.2. 0,972 0,317 Valid X1.3. 0,912 0,317 Valid X1.4. 0,972 0,317 Valid X1.5. 0,878 0,317 Valid Sumber : Lampiran 3.1 Nilai r tabel dalam penelitian ini untuk df = 10 adalah sebesar 0,317. Berdasarkan kriteria pengujian validitas yang telah ditentukan sebelumnya diketahui bahwa nilai corrected item total correlation untuk masing-masing item pertanyaan dalam variabel sistem pengukuran kinerja X 1 memiliki nilai yang lebih besar dari nilai r tabel yang disyaratkan 0317. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel sistem pengukuran kinerja X 1 telah valid. Selanjutnya dilakukan pengujian validitas untuk variabel sistem reward X 2 seperti terangkum dalam tabel berikut ini : Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Reward X 2 Item Pertanyaan Nilai corrected item total correlation Nilai r tabel Keterangan X2.1. -0,866 0,317 Tidak Valid X2.2. 0,541 0,317 Valid X2.3. 0,543 0,317 Valid X2.4. 0,728 0,317 Valid X2.5. 0,688 0,317 Valid Sumber : Lampiran 3.2 Nilai r tabel dalam penelitian ini untuk df = 10 adalah sebesar 0,443. Berdasarkan kriteria pengujian validitas yang telah ditentukan sebelumnya diketahui bahwa nilai corrected item total correlation untuk masing-masing item pertanyaan dalam variabel sistem reward X 2 tidak seluruhnya memiliki nilai yang lebih besar dari nilai r tabel yang disyaratkan 0,317. Seperti item pertanyaan X2.1 yang memiliki nilai corrected item total correlation sebesar -0,886. Dengan demikian item pertanyaan X2.1. harus dieleminasi atau dikeluarkan dari pengujian dan selanjutnya dilakukan pengujian validitas kembali. Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Reward X 2 Eliminasi Item pertanyaan Nilai corrected item total correlation Nilai r tabel Keterangan X2.2. 0,682 0,317 Valid X2.3. 0,680 0,317 Valid X2.4. 0,803 0,317 Valid X2.5. 0,728 0,317 Valid Sumber : Lampiran 3.2 Setelah dilakukan pengujian validitas kembali dengan mengeleminasi item pertanyaan X2.1 diketahui bahwa keseluruhan item pertanyaan dalam variabel sistem reward X 2 telah memenuhi syarat yang diajukan yaitu lebih besar dari r tabel 0,317. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel sistem reward telah valid. Selanjutnya adalah melakukan pengujian validitas untuk variabel kinerja manajerial Y. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas untuk variabel kinerja manajerial seperti terangkum dalam tabel berikut ini : Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Y Item pertanyaan Nilai corrected item total correlation Nilai r tabel Keterangan Y1. 0,111 0,317 Tidak valid Y2. 0,844 0,317 Valid Y3. 0,823 0,317 Valid Y4. 0,851 0,317 Valid Y5. 0,757 0,317 Valid Y6. 0,922 0,317 Valid Y7. 0,959 0,317 Valid Y8. 0,984 0,317 Valid Sumber : Lampiran 3.3 Nilai r tabel dalam penelitian ini untuk df = 10 adalah sebesar 0,317. Berdasarkan kriteria pengujian validitas yang telah ditentukan sebelumnya diketahui bahwa nilai corrected item total correlation untuk masing-masing item pertanyaan dalam variabel kinerja manajerial Y tidak seluruhnya memiliki nilai yang lebih besar dari nilai r tabel yang disyaratkan 0,317. Seperti item pertanyaan Y1 yang memiliki nilai corrected item total correlation sebesar 0,111. Dengan demikian item pertanyaan Y1. harus dieleminasi atau dikeluarkan dari pengujian dan selanjutnya dilakukan pengujian validitas kembali. Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Y Eleminasi Item pertanyaan Nilai corrected item total correlation Nilai r tabel Keterangan Y2 0,835 0,317 Valid Y3. 0,841 0,317 Valid Y4. 0,870 0,317 Valid Y5. 0,800 0,317 Valid Y6. 0,905 0,317 Valid Y7. 0,961 0,317 Valid Y8. 0,977 0,317 Valid Sumber : Lampiran 3.3 Setelah dilakukan pengujian validitas kembali dengan mengeleminasi item pertanyaan Y.1 diketahui bahwa keseluruhan item pertanyaan dalam variabel kinerja manajerial Y telah memenuhi syarat yang diajukan yaitu lebih besar dari r tabel 0,317. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja manajerial telah valid. 2. Hasil Pengujian Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kriteria reliabilitas dengan uji statistik Cronbrach Alpha, yaitu dinyatakan dalam nilai α yang dapat dikatakan reliabel apabila nilai Cronbrach Alpha 0,60 Nunnally : 1969 dalam Ghozali, 2001 : 133. Hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.12. Hasil Pengujian Reliabilitas No Variabel Nilai cronbach alpha hitung Nilai cronbach alpha yang ditetapkan Keterangan 1 Sistem pengukuran kinerja X 1 0,957 0,60 Reliabel 2 Sistem reward X 2 0,868 0,60 Reliabel 3 Kinerja manajerial Y 0,958 0,60 Reliabel Sumber : Lampiran 3.1 – 3.3 Tabel pengujian reliabilitas di atas diketahui bahwa nilai cronbach alpha hitung untuk masing-masing variabel yang diteliti dalam penelitian ini telah memenuhi syarat yang diajukan yakni sebesar 0,60. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel sistem pengukuran kinerja, sistem reward dan kinerja manajerial telah reliabel.

4.3.2. Pengujian Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk, dengan mempergunakan program SPSS 10.0 Sumarsono, 2004 : 40. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah: a. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal. b. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal. Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas untuk variabel- variabel yang diteliti seperti yang terangkum dalam tabel berikut ini : Tabel 4.13. Hasil Pengujian Normalitas No Variabel Nilai Kolmogorov Smirnov Tingkat signifikansi Keterangan 1 Sistem pengukuran kinerja X 1 0,251 0,074 Normal 2 Sistem reward X 2 0,221 0,180 Normal 3 Kinerja manajerial Y 0,219 0,189 Normal Sumber : Lampiran 5 Setelah melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan teknik kolmogorov smirnov dapat diketahui bahwa secara keseluruhan variabel yang diteliti dalam penelitian ini telah berdistribusi normal karena memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05.

4.3.3. Pengujian Asumsi Klasik

1. Hasil Pengujian Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urutan waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross–sectional” Gujarati, 1995 : 201. Pada penelitian ini tidak menggunakan data time series maupun data cross–sectional, jadi tidak menggunakan autokorelasi. 2. Hasil Pengujian Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Hasil pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.14. Hasil Pengujian Multikolinieritas No Variabel Nilai VIF Keterangan 1 Sistem pengukuran kinerja X 1 1,055 Non Multikolinier 2 Sistem reward X 2 1,055 Non Multikolinier Sumber : Lampiran 6 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel sistem pengukuran kinerja X 1 dan sistem reward X 2 memiliki nilai VIF di sekitar angka 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang diteliti telah bebas dari penyimpangan multikolinieritas. 3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Regresi linier nilai–nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Tabel 4.15. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas No Variabel Nilai Rank Spearman Tingkat signifikansi Keterangan 1 Sistem pengukuran kinerja X 1 -0,123 0,734 Normal 2 Sistem reward X 2 0,099 0,786 Normal Sumber : Lampiran 7 Tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel sistem pengukuran kinerja X 1 dan sistem reward X 2 memiliki nilai rank spearman dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang diteliti telah bebas dari penyimpangan heteroskedastisitas.

4.3.4. Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut Lampiran 6: Y = 16,946 + 1,090 X 1 – 0,410 X 2 Keterangan : Berdasarkan persamaan regresi diatas mempunyai arti bahwa: b = Konstanta = 16,946 Yang berarti bahwa apabila variabel sistem pengukuran kinerja X 1 dan sistem reward X 2 adalah konstan atau sama dengan nol, maka nilai kinerja manajerial Y adalah sebesar 16,946. b 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = 1,090 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel sistem pengukuran kinerja X 1 yaitu 1,090 dan memiliki koefisien regresi positif. Hal tersebut menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel sistem pengukuran kinerja X 1 sebesar 1 satuan, dapat menaikkan nilai kinerja manajerial Y sebesar 1,090 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel sistem pengukuran kinerja X 1 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan kinerja manajerial Y sebesar 1,090 dengan asumsi bahwa variabel sistem reward X 2 adalah konstan. b 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = -0,410 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel sistem reward X 2 yaitu 0,410 dan memiliki koefisien regresi negatif. Hal tersebut menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel sistem reward X 2 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan nilai kinerja manajerial Y sebesar 0,410 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel sistem reward X 2 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan kinerja manajerial Y sebesar 0,410 dengan asumsi bahwa variabel sistem pengukuran kinerja X 1 adalah konstan. 4.3.5. Uji Kecocokan Model Untuk memprediksi keakuratan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji F. Dari hasil pengujian diketahui bahwa besarnya nilai F hitung yang diperoleh adalah sebesar 2,942 dengan taraf signifikan sebesar 0,118 Lampiran 6. Karena taraf signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu: Y= 16,946 +1,090 X 1 - 0,410 X 2 , tidak sesuai atau tidak cocok digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 4.3.6. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja X 1 dan Sistem Reward X 2 Terhadap Kinerja Manajerial Penelitian ini adalah penelitian sensus oleh karena itu tidak dilakukan pengujian hipotesis untuk membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Oleh karena itu untuk mengetahui adanya pengaruh yang nyata dari sistem pengukuran kinerja X 1 dan sistem reward X 2 terhadap kinerja manajerial Y dengan cara melihat besarnya nilai koefisien determinasi R 2 . Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diketahui bahwa besarnya koefisien determinasi R 2 yang menunjukkan pengaruh variabel sistem pengukuran kinerja X 1 dan sistem reward X 2 terhadap kinerja manajerial di UD. Surya Chemical Surabaya adalah sebesar 0,457 atau sebesar 45,7 Lampiran 6 dan sisanya sebesar 54,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Penelitian ini juga diketahui besarnya koefisien korelasi R yang menunjukkan hubungan variabel sistem pengukuran kinerja X 1 dan sistem reward X 2 dengan kinerja manajerial di UD. Surya Chemical Surabaya adalah sebesar 0,676 atau sebesar 67,6 Lampiran 6. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata sistem pengukuran kinerja X 1 dan sistem reward X 2 terhadap kinerja manajerial Y yaitu sebesar 45,7. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada UD. Surya Chemical dapat terbukti kebenarannya. Sedangkan untuk membuktikan hipotesis yang kedua, yaitu untuk membuktikan apakah sistem reward berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial pada UD. Surya Chemical diketahui dengan cara melihat nilai beta, karena teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah sensus. Dari hasil pengujian diketahui bahwa besarnya nilai beta untuk variabel sistem pengukuran kinerja X 1 adalah 1,090 sedangkan variabel sistem reward X 2 adalah -0,410 Lampiran 6. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari kedua variabel bebas yang diteliti, yang berpengaruh dominan adalah variabel sistem pengukuran kinerja X 1 . Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sistem reward berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial pada UD. Surya Chemical tidak dapat terbukti kebenarannya.

4.4. Pembahasan